Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
Luki Budiawan
1110025000085
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
Luki Budiawan
NIM: 1110025000085
Dibawah Bimbingan
Parhan Hidayat, M.Hum
NIP: 197806212011011004
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta, Indonesia Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : LUKI BUDIAWAN
N I M : 1110025000085
Program Studi : Ilmu Perpustakaan
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 17 April 2015
i
Pemasaran Jasa Informasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perpustakaan BPAD Banten dan kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan BPAD Banten dalam melakukan kegiatan pemasaran. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Kasubbag. Program Evaluasi dan Pelaporan dan Kasubbid. Pembinaan Perpustakaan, serta Pustakawan Bagian Layanan Sirkulasi dan Referensi Perpustakaan BPAD Banten. Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2014 hingga Februari 2015. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Perpustakaan BPAD telah melakukan kegiatan pemasaran dengan melakukan segmentation, targeting, positioning serta bauran pemasaran (7P). Kendala yang dihadapai oleh Perpustakaan BPAD dalam melakukan kegiatan pemasaran adalah anggaran yang masih belum mencukupi untuk melakukan pemasaran yang lebih bervariasi, selain itu anggaran pun dapat menghambat pengadaan koleksi perpustakaan, sehingga koleksi perpustakaan sebagai alat pemasaran tidak dapat dimaksimalkan Kemudian sumber daya manusia yang ada masih belum sepenuhnya mengerti dalam strategi perencanaan pemasaran.
ii Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah
(Skripsi) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya dengan judul “Pemasaran
Jasa Informasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan Nabi besar Muhammad
SAW.
Pada proses penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi penulis
namun itu semua merupakan proses pembelajaran. Tersusunnya penulisan skripsi
tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Kedua orangtuaku, keluarga, dan kekasihku, terimakasih untuk setiap untaian
doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang begitu
besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa dorongan
semangat dari kalian skripsi ini tidak akan pernah ada.
2. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
sebagai dosen pembimbing akademik.
4. Bapak Parhan Hidayat M.Hum, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan pengarahan serta bersedia meluangkan waktunya hingga
iii
6. Bapak Drs. Tri Djumargio, M.Si, Ibu Ani Kurniasih S.H, seluruh staff BPAD
Banten, dan pemustaka Perpustakaan BPAD Banten yang telah banyak
membantu penulis selama melakukan penelitian di Perpustakaan BPAD
Banten.
7. Seluruh teman-teman, terima kasih atas segala kebersamaan, kekompakkan dan
kenangan yang telah menjadi bagian dalam perjuangan hidup kita, saat ini dan
yang akan datang. Tetap jaga rasa kekeluargaan di Jurusan Ilmu Perpustakaan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun penulis berusaha semampu dengan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki untuk menyusun penulisan skripsi dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi semua pihak untuk
memberikan kontribusi baik kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan
menambah wawasan bagi pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 14 Februari 2015
iv
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum ... 8
1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 8
2. Peran dan Tujuan Perpustakaan Umum ... 9
a. Peran Perpustakaan Umum ... 9
b. Tujuan Perpustakaan Umum ... 11
B. Pemasaran ... 12
1. Pengertian Pemasaran ... 12
2. Strategi Pemasaran ... 14
v
6. Positioning ... 19
7. Bauran Pemasaran ... 20
a. Product (Produk) ... 20
b. Price (Harga) ... 21
c. Place (Tempat) ... 22
d. Promotion (Promosi) ... 23
e. People (Orang) ………24
f. Physical Evidence (Sarana Fisik) ... 26
g. Process (Proses) ... 27
8. Kendala Pemasaran Perpustakaan ... 27
C. Penelitian Terdahulu ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 32
B. Sumber Data ... 32
C. Informan ... 33
D. Instrumen Penelitian yang Digunakan ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
F. Teknik Analisis Data ... 35
G. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
vi
3. Sumber Daya Manusia BPAD Provinsi Banten ... 39
4. Struktur Organisasi BPAD Provinsi Banten ... 40
5. Lokasi BPAD Provinsi Banten ... 41
6. Fasilitas Perpustakaan BPAD Provinsi Banten ... 41
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Strategi Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten ... 45
a. Segmentasi ... 45
b. Target Pasar ... 46
c. Positioning ... 47
d. Bauran Pemasaran ... 48
1) Product (Produk) ... 48
2) Price (Harga) ... 51
3) Place (Tempat) ... 52
4) Promotion (Promosi) ... 53
5) People (Orang) ... 56
6) Physical Evidence(Sarana Fisik) ... 59
7) Process (Proses) ... 61
2. Kendala Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten ... 62
C. Pembahasan 1. Strategi Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten a. Segmentasi ... 64
b. Target Pasar ... 65
vii
2) Price (Harga) ... 68
3) Place (Tempat) ... 69
4) Promotion (Promosi) ... 69
5) People (Orang) ... 71
6) Physical Evidence(Sarana Fisik) ... 72
7) Process (Proses) ... 73
2. Kendala Pemasaran Perpustakaan BPAD Banten ... 74
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
viii
Tabel 1 Hasil Stock Opname 2014 ………...48
Tabel 2 Daftar Staf Perpustakaan BPAD Banten……….60
Tabel 3 Tingkat Pendidikan Staf Perpustakaan BPAD Banten………....62
Tabel 4 Statistik Jumlah Kunjungan Perpustakaan BPAD Tahun
ix
1
A.
Latar BelakangDengan perkembangan zaman maka kebutuhan manusia akan semakin
meningkat, termasuk dalam kebutuhan informasi pada masyarakat.
Sebagaimana tugas dan fungsi perpustakaan, yaitu menghimpun dan
mengumpulkan (to collect), mengolah, memelihara, merawat, melestarikan (to
preserve), dan mengemas, menyajikan, dan memperdayakan, serta
memanfaatkan dan melayankan kepada pemakai (to make available)1. Maka
perpustakaan berkewajiban memenuhi kebutuhan informasi masyarakat
tersebut.
Perpustakaan diharapkan dapat menyediakan layanan pendidikan yang
tidak dapat dilakukan oleh keluarga dan masyarakat. Sehingga melalui
berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan, masyarakat diharapkan
dapat memiliki kemampuan dan terbebaskan dari keterbelakangan informasi
dan ilmu pengetahuan yang berkembang.
Perpustakaan Umum mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagai wahana belajar pengembangan
potensi masyarakat, serta merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya
bangsa. Seperti yang telah tertulis pada undang-undang No. 43 tahun 2007
Pasal 48, bahwa:
(1) Pembudayaan kegemaran membaca dilakukan melalui keluarga, satuan
pendidikan, dan masyarakat.
1 Sutarno N. S, Manajemen perpustakaan: suatu pendekatan praktik (Jakarta: Sagung
(2) Pembudayaan kegemaran membaca pada keluarga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah melalui
buku murah dan berkualitas.
(3) Pembudayaan kegemaran membaca pada satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengembangkan dan
memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran.
(4) Pembudayaan kegemaran membaca pada masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penyediaan sarana perpustakaan
di tempat-tempat umum yang mudah dijangkau, murah, dan bermutu.
Dari pernyataan diatas, maka terlihat begitu pentingnya perpustakaan dalam
menopang kebutuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya
perpustakaan diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya sesuai dengan
visi dan misi perpustakaan.
Perpustakaan pada umumnya merupakan lembaga layanan sosial yang
mampu memberikan suatu yang berguna bagi masyarakat yaitu berupa
informasi, pendidikan, rekreasi, penelitian, dan pengembangan budaya.
Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau
Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum
merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan
berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber
belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh
lapisan masyarakat2.
Untuk menghubungkan antara masyarakat dan perpustakaan maka
dibutuhkan suatu kegiatan yang dapat mensosialisasikan atau memasarkan
perpustakaan. Pemasaran perpustakaan merupakan serangkaian yang terdiri
2
atas kegiatan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan diakhiri dengan
komunikasi kembali berkaitan dengan penyediaan kebutuhan informasi
tersebut. Masyarakat sebagai pengunjung atau pelanggan menjadi prioritas
utama perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. The Chartered
Institute of Marketing dalam buku David Wijaya menyatakan, pemasaran
sebagai proses manajemen untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, dan
memuaskan kebutuhan konsumen3.
Menurut Kotler sebagaimana dikutip Fandy Tjiptono, pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran produk dan nilai satu sama lain.4 Sementara itu menurut Badollahi
Mustafa, pemasaran adalah kegiatan manjerial yang dilakukan oleh suatu
organisasi untuk menciptakan tukar-menukar antara pembeli dan organisasi
dengan cara yang efektif demi tujuan organisasi tersebut.5
Masyarakat yang kehidupannya dinamis sangat membutuhkan
informasi, mereka dapat memperolehnya di perpustakaan karena perpustakaan
yang merupakan salah satu pusat infomasi, tu akan menjadi suatu tantangan
dan tanggung jawab yang besar bagi perpustakaan umum untuk
memenuhinya. Sedangkan bagi perpustakaan sendiri sistem pasar, berarti juga
dikembangkannya suatu sistem persaingan, dimana perpustakaan yang
memiliki kelebihan dalam koleksi, fasilitas, tenaga dan lain sebagainya akan
lebih mampu menarik peminat dan menawarkan serta menjual jasa informasi
yang tersedia.
3
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.13
4
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa ({SL}: Bayumedia,Cet.3, 2007), h. 2
5 Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.
Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Banten dibentuk atas dasar
Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 4 Tahun 2008 tentang pembentukan
organisasi dan tata kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten. Semula
instansi ini bernama Kantor Perpustakaan Daerah Provinsi Banten yang
merupakan lembaga yang diatur oleh Peraturan Daerah Provinsi Banten No.
33 Tahun 2003 sebagai penyedia bahan koleksi pustaka tertulis, tercetak dan
terekam serta sebagai pusat sumber informasi yang diatur menurut sistem dan
aturan yang baku serta didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian,
penyebaran informasi. Sebagian masyarakat Banten belum banyak mengetahui
dan memaksimalkan jasa serta maanfaat perpustakaan. Itu terlihat dari jumlah
pengunjung tahun 2013 sekitar 51.549 pengunjung. Jumlah tersebut masih
dibawah standar yang telah ditentukan oleh Perpustakaan Nasional dalam
Standar Nasional Perpustakaan, untuk jumlah kunjungan fisik per kapita per
tahun sekurang-kurangnya 0,10 (jumlah kunjungan pertahun/ jumlah
penduduk).6 Jika melihat dari standar yang telah ditentukan oleh Perpustakaan
Nasional dengan penduduk banten tahun 2013 dengan jumlah 11.452.491
penduduk7, maka jumlah kunjungan fisik per kapita per tahun hanya 0,0045,
atau masih dibawah standar yang telah ditentukan oleh Perpustakaan Nasional
yaitu 0,10 kunjungan fisik per kapita.
Terkadang sebuah perpustakaan umum tidak merisaukan betapa
pentingnya sebuah konsep pemasaran perpustakaan, seolah mereka tidak
memperdulikan kebutuhan informasi masyarakat yang begitu tinggi. Entah
6 Sri, Sumekar. dkk. Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang Perpustakaan Umum
dan Perpustakaan Khusus. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 6
7
mungkin perpustakaan adalah suatu lembaga non provite ataukah manajemen
pengelolaan suatu perpustakaannya yang tidak optimal. Namun masyarakat
seharusnya mengetahui apa yang ada di perpustakaan dan kemudian di rayu
untuk datang ke perpustakaan.
Mengingat sangat pentingnya perpustakaan umum untuk penyediaan
informasi bagi masyarakat. Bagaimana pesan-pesan informasi tersebut sampai
dengan baik pada masyarakat, Maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pemasaran Jasa Informasi Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Banten”.
B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang penulis
ambil, maka dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti seputar strategi
pemasaran yang dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Banten.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut;
a. Bagaimana produk dan promosi pemasaran yang dilakukan oleh Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten?
b. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Perpustakaan dan Arsip
C. Tujuan Penelitian:
1. Untuk mengetahui bagaimana produk dan promosi pemasaran yang
dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten.
2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten dalam proses pemasaran.
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian yang dilakukan diharapkan bisa memberikan
manfaat baik bagi lembaga tempat penelitian, bagi kelompok masyarakat yang
lebih luas, maupun bagi peneliti. Adapun penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat sebagai berikut:
1 Memberi masukan bagi pengelola/manajemen Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah Banten tentang memasarkan informasi yang ada di
perpustakaan.
2 Dapat memberi masukan mengenai pengaruh strategi pemasaran di Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten.
3 Penelitian ini dipergunakan untuk menambah wawasan penulis dan
sebagai syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu
Perpustakaan.
4 Menambah referensi bagi peneliti lain sehingga menambah wawasan
berpikir tentang pengaruh konsep Pemasaran terhadap kepuasan
Pemustaka.
E. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan secara sistematis mulai
Bab I Pendahuluan.
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan dan
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur.
Bab ini memuat teori – teori yang berasal dari kajian kepustakaan
yang berkaitan dengan gambaran mengenai perpustakaan khusus,
tujuan, tugas dan fungsi perpustakaan khusus, pengembangan
koleksi, dan kebijakan pengembangan koleksi.
Bab III Sejarah BPAD Banten.
Pada bab ini akan membahas tentang sejarah Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Banten Banten.
Bab IV Hasil Penelitian.
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berkaitan dengan
kebijakan pengembangan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Banten Banten.
Bab V Penutup.
Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran yang dibuat oleh
penulis setelah melakukan penelitian di Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Banten Banten.
8
A. Perpustakaan Umum
1. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang berada
ditengah-tengah kehidupan masyarakat, yang didanai oleh masyarakat dan
diperuntukkan bagi masyarakat umum untuk mendukung pendidikan
masyarakat. Hampir di setiap daerah akan ditemukan perpustakaan umum
karena kedudukannya sebagai penopang pendidikan masyarakat. Karena
perpustakaan umum bersifat umum, maka perpustakaan umum terbuka
bagi masyarakat umum tanpa membedakan latar belakang masyarakat.
Menurut Sulistyo Basuki dalam buku Sutarno, yang dimaksud
perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang
berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian
dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan8
Menurut Gill, perpustakaan umum adalah organisasi yang
didirikan, didukung dan didanai oleh masyarakat, baik melalui pemerintah
lokal, regional atau nasional atau melalui beberapa bentuk lain organisasi
masyarakat. Perpustakaan menyediakan akses pengetahuan, informasi dan
karya imajinasi dari berbagai sumber dan jasa dan tersedia untuk semua
masyarakat tanpa memandang ras, kebangsaan, usia, jenis kelamin, agama,
bahasa, kecacatan, status ekonomi dan lapangan kerja dan pencapaian
8
pendidikan. 9
Dari pengertian diatas terlihat sangat penting keberadaan
perpustakaan umum di tengah kehidupan masyarakat guna memenuhi
kebutuhan pendidikan dan informasi, dan pemanfaatannya terbuka bagi
seluruh masyarakat tanpa membedakan usia, agama, ras, dan sebagainya.
2. Peran dan Tujuan Perpustakaan Umum
Sebagai pelaksana perpustakaan umum, pemerintah diharapkan
mampu menjalankan peran dalam mencapai tujuan-tujuan negara, seperti
yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yaitu:
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”. Mencerdaskan kehidupan
bangsa harus diupayakan agar negara dapat tumbuh menjadi bangsa yang
cerdas dan sejahtera sehingga dapat menghadapi tantangan persaingan
global di masa yang akan datang.
a. Peran Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum sangat besar perannya dalam perubahan
social, hal ini berkaitan dengan keberadaan perpustakaan yang
menyediakan informasi dan sumber informasi yang sangat dibutuhkan
bagi pengembangan hidup masyarakat. Gill menyatakan bahwa peran
penting perpustakaan umum adalah mendukung dan mengembangkan
identitas komunitas-komunitas kebudayaan lokal dengan cara
menyediakan tempat bagi aktivitas komunitas-komunitas lokal, bekerja
9
sama dengan komunitas-komunitas lokal dalam mengadakan suatu
kegiatan serta menyediakan bahan-bahan pustaka bagi komunitas lokal
untuk menambah dan mengembangkan pengetahuannya.10
Sedangkan Menurut Sutarno, perpustakaan umum mempunyai
peran sebagai berikut;
1) Perpustakaan merupakan media atau jembatan antara sumber
informasi yang terkandung dalam koleksi tersebut dengan para
pemakai perpustakaan.
2) Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kebiasaan membaca dan budaya baca
dengan menyediakan berbagai macam bahan bacaan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
3) Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan non formal
bagi masyarakat.
4) Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
5) Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan
koleksi bahan pustaka tetap dalam keadaan baik.11
10
Philip Ghill. The Public Library Service: IFLA/UNESCO Guidelines for Development, h. 7
11
b. Tujuan Perpustakaan Umum
Tujuan perpustakaan umum adalah untuk memenuhi kebutuhan
informasi, pendidikan, rekreasi edukasi masyarakat, dan pelestarian
budaya bangsa ditengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat
dapat dengan mudah mengetahui dan mendapatkan informasi yang
mereka butuhkan. Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO
dalam buku Rahayu Ningsih menyatakan bahwa perpustakaan umum
mempunyai 4 tujuan utama, yaitu:
1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan
pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah
kehidupan yang lebih baik;
2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi
mereka yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat;
3) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya, sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat
dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan
4) Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat
sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi
budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan
pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan
apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.12
Sedangkan Menurut Hermawan dan Zen, tujuan perpustakaan
umum adalah:
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk
menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan penegtahuan,
keterampilan dan kesejahteraannya.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat, dan tepat yang
berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas
melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama
kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dan, menfasilitasi
masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.13
B. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Menurut Bashu Swastha dalam buku Danang Sunyoto menyatakan,
bahwa pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat
mencapai tujuan organisasi, sedangkan menjual adalah ilmu dan seni
mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang
12
Rahayu Ningsih, Pengelolaan Perpustakaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.5
13
lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.14
Dengan perkembangan zaman arus pemasaran bukan hanya sebatas
menjual dan mempromosikan, tetapi lebih pada pemuasan pelanggan. The
Chartered Institute of Marketing dalam buku David Wijaya menyatakan,
pemasaran sebagai proses manajemen untuk mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan konsumen15. Dari pengertian
tersebut berarti ada sebuah proses yang harus dilalui untuk lebih mengenal
siapa dan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, karena untuk
memuaskan pelanggan organisasi harus tahu apa yang dibutuhkan oleh
pelanggan.
Pelanggan menjadi hal yang utama dalam pemasaran jasa dengan
indikasi pelanggan menjadi terpuaskan. Demikian juga halnya apa yang
didefinisikan oleh Joewono dalam buku yang ditulis David Wijaya,
Pemasaran Jasa adalah konsep pemasaran yang mendefinisikan bahwa
organisasi harus lebih peduli terhadap apa yang dirasakan konsumen
dibandingkan dengan apa yang dipikirkan tentang barang atau jasa yang
mereka tawarkan.16
Menurut Kotler sebagaimana dikutip Fandy Tjiptono, pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan
14
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi, dan Kasus (Yogyakarta: CAPS, 2012), h.18
15
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.13
16
dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain.17 Sementara itu menurut
Badollahi Mustafa, pemasaran adalah kegiatan manjerial yang dilakukan
oleh suatu organisasi untuk menciptakan tukar-menukar antara pembeli
dan organisasi dengan cara yang efektif demi tujuan organisasi tersebut.18
Dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan
manajemen yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan dan
menghasilkan pertukaran produk pada individu atau kelompok sehingga
organisasi tersebut berjalan baik dengan visi dan misinya. Jembatan dari
pertukaran tersebut adalah komunikasi yang dilakukan organisasi untuk
memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Fox dalam buku David Wijaya
mengidentifikasi tiga unsur penting dari perumusan strategi pemasaran,
yang bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi berperan di pasar
dengan cara yang paling efektif, ketiga unsur tersebut adalah strategi
penentuan pasar sasaran, strategi penentuan posisi pasar persaing, dan
strategi bauran pemasaran.19 Sedangkan menurut Wilson dan Gilligan,
organisasi menggunakan STP (Segmentation [segmentasi], targeting
[penentuan pasar sasaran], positioning [penentuan posisi]) sebagai peran
strategis minimal, karena organisasi tersebut memiliki budaya organisasi
yang reaktif sehingga membuat dirinya sendiri menjadi tidak berdaya dan
17
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa ({SL}: Bayumedia,Cet.3, 2007), h. 2
18
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.4
19
tetap berada dalam sektor pasar yang sama untuk beberapa waktu
tertentu20.
Organisasi membutuhkan perencanaan strategi yang efektif untuk
dapat bertahan dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif. Tantangan
tidak hanya untuk berhadapan dengan beberapa strategi, tetapi untuk
membidik tepat ke arah strategi terbaik untuk organisasi yang memberikan
sumber-sumber daya dan tujuannya.21
Setiap organisasi harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana
pemasaran strategis untuk keberhasilan pencapaian pemasaran yang telah
ditentukan. Dalam mengembangkan sebuah rencana pemasaran
perpustakaan membutuhkan proses yang sistematis, mulai dengan
menganalisa situasi, mengidentifikasi pasar, menetapkan target pemasaran,
menetapkan positioning yang dikehendaki, dan merancang sebuah
perencanaan pemasaran terpadu yang strategis.
Dengan istilah lain sebuah perencanaan pemasaran dapat terdiri
dari sebuah sistem, mekanisme atau prosedur dan tata cara guna
meningkatkan kinerja penyelenggaraan kegiatan. Selain itu untuk
melakukan perencanaan pemasaran, organisasi harus mendapatkan
informasi sebanyak mungkin mengenai kebutuhan konsumen, maka akan
semangkin efektif tugas organisasi dalam melakukan komunikasi
pemasaran.
20
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 55.
21
a. Menganalisa situasi
Untuk menganalisa situasi di lingkungan perpustakaan guna
mengetahui sejauh mana penyelenggaraan tugas-tugas dan fungsinya
dalam melayani masyarakat di bidang informasi, dokumentasi, dan
ilmu pengetahuan kita bisa menganalisa dengan sebuah analisa SWOT
(Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats), Kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki sekarang adalah awal
untuk menentukan strategi yang tepat.
b. Segmentasi Pasar
Pasar yang luas atau cukup luas berupa orang-orang atau
kelompok yang tentu saja akan memiliki kondisi yang sangat beraneka
ragam atau heterogen. Untuk itu perlu dipisahkan menjadi
kelompok-kelompok yang memiliki sifat atau kondisi yang sama atau sejenis
(homogen). Segmentasi merupakan usaha untuk
mengelompokan-kelompokan pasar dari pasar yang bersifat heterogen menjadi
bagian-bagian pasar yang memiliki sifat homogen.22
Eric Berkowitz dalam buku Morissan mendefinisikan
segmentasi pasar adalah membagi suatu pasar kedalam
kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama dan
memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran.
22
Dalam arti lain segmentasi adalah sebuah metode bagaimana
melihat pasar secara kreatif.23 Maksudnya organisasi perlu melihat
segmentasi sebagai seni mengidentifikasi dan memanfaatkan beragam
peluang yang muncul di pasar. Jangan hanya melihat pasar dengan
sederhana. Dengan segmentasi yang tepat, organisasi dapat
menempatkan sumber daya sesuai dengan segmen-segmen pasar yang
telah diidentifikasi.
Dengan melakukan segmentasi pasar maka kegiatan pemasaran
dapat dilakukan lebih terarah dalam melayani konsumen secara baik
dari khalayak konsumen yang sangat luas dengan kebutuhan yang
berbeda-beda. Dengan tujuan dapat membagi pelanggan ke kelompok
yang lebih homogen guna mengidentifikasi kebutuhan, keinginan,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan keinginannya.
Bagi perpustakaan, melakukan segmentasi pasar akan
memberikan kemudahan tersendiri bagi organisasi untuk melihat
kebutuhan informasi masyarakat yang begitu luas. Sehingga
perpustakaan dapat menetapkan sumber daya yang sesuai dengan visi
dan misi organisasi.
c. Menetapkan target pemasaran
Menentukan target pasar adalah tahapan selanjutnya setelah
melakukan evaluasi segmen pasar, untuk menentukan segmen yang
akan dijadikan target atau pasar sasaran.Target pasar berhubungan erat
dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau
23
kelompok-kelompok atau segmen-segmen tertentu dalam masyarakat.
Target pasar mempunyai dua fungsi sekaligus, yaitu menyeleksi
konsumen sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan
menjangkau konsumen sasaran tersebut. Targeting memungkinkan
komunikator pemasaran menyampaikan pesan mereka secara lebih
tepat dan mencegah terjadinya kesia-siaan dalam penyampaian pesan
kepada orang-orang di luar target pasar.24
Fandy Tjiptono menjelaskan bahwa dalam target pasar,
organisasi melakukan segmentasi pasar kemudian memilih satu atau
lebih segmen yang dianggap paling potensial dan menguntungkan,
serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang
khusus untuk segmen-segmen yang dipilih.25
Organisasi sedapat mungkin menentukan target pasar yang
mereka inginkan sesuai dengan segmen layanan, agar konsumen selalu
bertambah dan produk yang diberikan dapat diterima oleh konsumen.
Untuk itu organisasi yang menganut sistem pasar berarti harus secara
bebas mengikuti pergerakan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Untuk menentukan target pasar dapat mengikuti salah satu
diantara lima strategi peliputan pasar berikut:
1) Konsentrasi pada pasar tunggal, yaitu sebuah organisasi dapat
memusatkan pada satu segmen pasar.
2) Spesialisasi selektif, yaitu organisasi memilih sejumlah segmen
24
Shimp, Terence A. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Erlangga, 2003) h. 120
25
pasar yang menarik serta sesuai dengan tujuan dan sumber daya.
3) Spesialisasi produk, yaitu organisasi hanya memusatkan pada satu
jenis produk untuk di produksi.
4) Spesialisasi pasar, yaitu organisasi hanya hanya memusatkan untuk
melayani kebutuhan pelanggan tertentu.
5) Peliputan pasar secara penuh, yaitu organisasi berusaha melayani
semua segmen pasar dengan produk yang dibutuhkan.26
d. Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan
dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau
perusahaan di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga khalayak
memiliki penilaian tertentu.27
Wilson dan Gilligan dalam buku David Wijaya menyatakan
penentuan posisi pasar adalah proses untuk merancang citra dan nilai
organisasi agar pelanggan pada segmen pasar tersebut dapat
memahami posisi organisasi atau merek dalam kaitannya dengan
kompatitor.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, Penentuan
posisi pasar ialah cara untuk memposisikan produk ke pikiran
pelanggan. Oleh karena itu pelaku strategi pemasaran harus
menjelaskan definisi produk dan cara produk tersebut dapat berbeda
dengan produk competitor lain. Untuk penetapan posisi banyak
mengedepankan unsur komunikasi dan merupakan strategi
26
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 59
27
komunikasi. Produk barang dikomunikasikan kepada khalayak
sehingga produk memiliki persepsi atau tanggapan.
e. Bauran Pemasaran
Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dalam buku Ratih
Hurriyati adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan
oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran28. Cara untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan
kompetitif adalah melalui pemanfaatan unsur-unsur bauran pemasaran.
Konsep bauran pemasaran pertama kali diutarakan oleh McCarty yang
mengemukakan empat unsur utama bauran pemasaran yang dikenal
dengan istilah “4P”, yaitu product (produk), price (harga), place
(tempat), promotion (promosi). Sedangkan untuk organisasi jasa
keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi, para pakar
pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu people (orang),
physical evidence (sarana fisik), dan process (proses). Unsur-unsur
tersebut merupakan sebuah unsur yang saling berkaitan satu sama lain
sehingga organisasi dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,
sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
1) Product (produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di
pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat,
28
kepemilikan, organisasi, informasi, dan ide.29
Sedangkan menurut Marwan Asri, produk adalah segala
sesuatu yang dapat menghasilkan kepuasan pada pemakainya, atau
dapat pula dikatakan bahwa produk merupakan kumpulan atau
kesatuan atribut-atribut yang secara bersama-sama memuaskan
kebutuhan sesorang.
Untuk perpustakaan produk adalah segala sesuatu yang
diciptakan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna baik itu informasi ataupun jasa. Produk dan jasa yang
biasa disediakan oleh perpustakaan dapat berupa koleksi
perpustakaan, peminjaman, penelusuran informasi, bimbingan
kepada pengguna, pendidikan pengguna dan lain-lain.
2) Price (Harga)
Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting
dalam proses bauran pemasaran karena penentuan harga terkait
langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh
organisasi. Keputusan penentuan harga juga sedemikian penting
dalam menentukan seberapa jauh layanan jasa dinilai oleh
konsumen dan juga dalam proses membangun citra30.
Lamb dan McDaniel dalam buku David Wijaya
mendefinisikan harga sebagai sesuatu yang diserahkan ke dalam
29
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2011) h.139.
30
pertukaran untuk memperoleh barang dan jasa.31 Dengan kata lain,
harga dapat berupa perbandingan antara biaya yang dikeluarkan
baik berupa biaya transport, waktu dan tenaga dengan apa yang
didapatkan oleh konsumen.
Bagi perpustakaan berarti penetapan biaya produksi dan
harga pertukaran antara organisasi/perpustakaan dengan konsumen/
pemustaka atas produk atau jasa yang diberikan. Secara tradisional
perpustakaan memberikan jasa secara cuma-cuma, tetapi dengan
tersedianya jasa yang ditawarkan secara khusus seperti inter
library loan, layanan internet, dan lain-lain dengan menggunakan
fasilitas komputer atau media lain maka perlu dipertimbangkan
biaya operasionalnya.
3) Place (tempat)
Dalam industri jasa place diartikan sebagai tempat
pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam
memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan
kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan
melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada
pelanggan dan dimana itu akan berlangsung.32
Pengertian tempat mencakup mengenai proses perjalanan
produk atau jasa yang tentunya adalah penyebarluasan informasi
dari tangan organisasi. Tempat disini dapat diartikan berupa
kemudahan akses, atau tempat pelayanan jasa. Perpustakaan harus
31
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, h. 106
32
mempertimbangkan kemudahan akses untuk segmen tertentu yang
memerlukan rute pada pasar yang dituju. Dengan perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat, maka tempat disini bukan
hanya diartikan sebagai fisik semata tetapi bisa lebih kepada
bentuk abstrak, yaitu dapat berupa website atau berupa
perpustakaan digital.
4) Promotion (Promosi)
Promosi dan publikasi perpustakaan dimaksudkan agar
semua program dan kegiatan yang dilakukan untuk masyarakat
pengguna/pemustaka diketahui secara utuh dan jelas oleh
masyarakat. selanjutnya mendapat respon dan tanggapan oleh
mereka. Menurut Sherman, promosi adalah seni dan teknik untuk
berhubungan dengan masyarakat, memperkenalkan produk-produk
yang dihasilkan serta pelayanan-pelayanan yang diberikan agar
calon pemakai mengetahuinya.33
Tujuan dari promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan
sasaran tentang organisasi dan bauran pemasarannya. Iklan
merupakan investasi yang menguntungkan. Mungkin tidak
langsung berdampak pada laba, namun karena sifatnya yang harus
diulang-ulang agar tidak terjadi “putus hubungan” dengan pasar
potensial, maka iklan lebih bersifat investasi, yakni investasi yang
33
ditanamkan ke benak konsumen.34
Menurut Laksmi, promosi di Perpustakaan dapat dilakukan
secara internal maupun eksternal. Secara internal promosi
dilakukan oleh pustakawan di bagian layanan. Karena dibagian
layanan dianggap sebagai ujung tombak yang membentengi
performa perpustakaan secara keseluruhan, maka baik atau
tidaknya perpustakaan di mata masyarakat tergantung pada
pustakawan di bagian layanan. Secara eksternal, biasanya promosi
dilakukan lewat penyebaran pamphlet yang berisi profil
perpustakaan, iklan di media massa baik tercetak maupun
elektronik, lomba membaca, menulis, menggambar, membuat
poster atau lomba mendongeng.35
5) People (Orang)
Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan
peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi
persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai
perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan
jasa.36
Menurut Wherter dan Davis, SDM adalah orang yang siap,
mau, dan mampu berkontribusi terhadap tujuan organisasi. Oleh
karena itu SDM organisasi jasa perlu dikelola dan dikembangkan
untuk meningkatkan kinerja organisasi sehingga dapat memberikan
34
Yulianti, Periklanan (Advertising) Sebagai Sarana Komunikasi Marketing Dalam Dunia Informasi dan Perpustakaan, Visi Pustaka, no. 2 (Agustus 2009): h 28
35
Laksmi, Tinjauan Kultural Terhadap Kepustakawanan: Inspirasi dari Sebuah Karya Umberto Eco. (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 148
36
kontribusi penting untuk pencapaian tujuan organisasi.37
People (orang) atau sumber daya manusia (SDM)
merupakan unsur utama dalam sebuah organisasi. SDM mencakup
semua faktor yang mempengaruhi, mewarnai, dan melingkupi
organisasi. Fasilitas, aset, dan prasarana lainnya tidak dapat
berfungsi secara optimal apabila tidak tersedia unsur SDM sebagai
penggerak sistem organisasi. Organisasi juga harus mengantisipasi
segala kemungkinan terjadinya permasalahan dalam pengelolaan
SDM dari tahap seleksi hingga proses manajemen SDM yang lebih
kompleks.
Sedangkan bagi perpustakaan, sumber daya manusia
meliputi semua tenaga kerja atau perangkat perpustakaan yang
terdiri atas:
1) Pimpinan, dengan tugas utama merumuskan kebijakan dan
mengambi keputusan untuk dijalankan oleh semua pegawai,
2) Pejabat fungsional pustakawan, yang bertugas dan berfungsi
melaksanakan kegiatan perpustakaan secara professional dan
proposional,
3) Pelaksana teknis operasional seperti pengadaan, pengolahan,
dan layanan,
4) Pelaksana teknis administrasi dan ketatatusahaan yang
mendukung semua kegiatan perpustakaan.
37
6) Physical Evidence (Sarana Fisik)
Sarana fisik merupakan lingkungan di mana jasa
disampaikan dan merupakan tempat di mana organisasi dapat
berinteraksi dengan pelanggan, serta didalamnya unsur-unsur
berwujud (tangible) yang akan memperlancar kinerja atau proses
komunikasi jasa.38 Sarana fisik dapat mempengaruhi keputusan
pelanggan untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa yang
ditawarkan.
Menurut Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, ada dua jenis
bukti fisik sebagai berikut:
a) Sarana penting (essential evidence): merupakan
keputusan-keputusan yang dibuat pemberi jasa mengenai desain dan tata
letak (layout) dari gedung, ruang, dan lain-lain.
b) Sarana pendukung (peripheral evidence): merupakan nilai
tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi
hanya berfungsi sebagai pelengkap saja.39
Pada perpustakaan sarana fisik adalah semua benda, barang,
dan inventaris yang menjadi milik perpustakaan dan dipergunakan
untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan perpustakaan.
Pendayagunaan tersebut adalah menggunakannya secara maksimal
sehingga produktifitas perpustakaan dapat mencapai hasil dan
38
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, h. 210
39
berdampak positif bagi masyarakat pemakai.40
7) Process (Proses)
Proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa
yang diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa
tersebut. Menurut Zeithaml dan Bitner dalam buku Ratih Huriyati
berpendapat, proses adalah semua prosedur actual, mekanisme, dan
aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
Menurut Badollahi Mustafa proses yang berlangsung dalam
industri jasa merupakan salah satu unsur yang dijual, keseluruhan
proses yang berlangsung menentukan mutu dan kelancaran proses
penyelenggaraan jasa dan memberikan kesan khusus kepada
konsumen.41 Jika dilihat dari sudut pandang konsumennya, maka
kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan
fungsinya. Pada perpustakaan, manajemen proses jasa yang efektif
akan menjadi faktor pembeda organisasi, karena proses jasa terkait
dengan cara pengguna diperlakukan di perpustakaan.
3. Kendala Pemasaran Perpustakaan
Sekiranya tidak ada satu pun organisasi yang tidak menghadapi
permasalahan dalam menjalankan tugas-tugas dan fungsinya, sehingga di
dalam menjalankan misinya pasti akan menemui suatu problema. Sama
halnya bagi perpustakaan, tentu akan menghadapi sebuah hambatan,
kendala atau permasalahan.
Menurut Sutarno ada beberapa kendala dan keterbatasan yang
40
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan:Suatu Pendekatan Praktis, h. 218
41
umumnya dihadapi oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, baik
yang internal dan eksternal:
a. Internal :
1) Jumlah, jenis dan mutu koleksi bahan pustaka,
2) Jumlah, dan mutu sumber daya manusia,
3) Sarana dan prasarana,
4) Perabot dan perlengkapan,
5) Sumber pembiayaan,
6) Sosialisasi,
7) Perhatian dari instansi induk / atasan.
b. Eksternal:
1) Minat dan budaya baca masyarakat yang umumnya masih relative
rendah,
2) Perhatian, respon, dan tanggapan masyarakat, yang masih terbatas,
3) Informasi dan akses ke perpustakaan masih terbatas,
4) Kesadaran tentang perlunya perpustakaan belum tumbuh dan
berkembang baik,
5) Kondisi soaial budaya dan social ekonomi belum sepenuhnya
menunjang,
6) Ada “jarak” yang memisahkan antara perpustakaan dan
masyarakat.42
Sedangkan dalam melakukan kegiatan pemasaran, perpustakaan
pasti akan menghadapi hambatan-hambatan baik itu dari dalam
42
perpustakaan maupun dari luar perpustakaan, berikut kendala-kendala
yang dihadapi perpustakaan dalam melakukan kegiatan pemasaran
menurut Badollahi Mustafa,:
a. Kendala dari Dalam
1) Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik
pemasaran,
2) Tidak memadainya gedung perpustakaan,
3) Kurangnya dana yang memadai untuk pembelian bahan pustaka
dan membuka layanan baru,
4) Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna
perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut banyak jasa di
perpustakaan.
b. Kendala dari Luar:
1) Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan
tehadap perpustakaan,
2) Lemahnya manajemen organisasi,
3) Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang
ke perpustakaan.43
C. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang memiliki tema dengan penelitian
yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Berikut beberapa penelitian dalam
bentuk skripsi dan tesis yang memiliki tema serupa:
1. Komunikasi Pemasaran Terpadu: Studi Kasus Perpustakaan Umum
43
Freedom, skripsi ini diajukan oleh Andreina Caniggia mahasiswa ilmu
perpustakaan fakultas ilmu pengetahuan budaya Universitas Indonesia.
Skripsi ini menjelaskan tentang pencapaian target pengguna Perpustakaan
Umum Freedom yang dilihat dari komunikasi pemasaran terpadu. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran terpadu harus
ditetapkan secara intensif dan berkelanjutan untuk membangun branding
awareness dalam masyarakat dan mencapai visi misi Perpustakaan.
2. Strategi Pemasaran Perpustakaan Perguruan Tinggi: Studi Kasus
Perpustakaan Universitas, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Tesis ini di ajukan oleh Darmanto mahasiswa pasca sarjana ilmu
perpustakaan Universitas Indonesia. Penelitian ini membahas dan
menganalisa langkah-langkah yang telah dilakukan oleh PU-UKSW dalam
kaitannya dengan strategi pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi langkah-langkah yang telah dilakukan perpustakaan
UKSW dalam kaitannya dengan strategi pemasaran. Penelitian ini
mengacu kepada Marketing 3.0 dengan bauran pemasaran 4C (costumer
needs and wants/solution, cost to the customers, convenience,
communication). Dalam penelitian ini terungkap bahwa strategi pemasaran
yang dilakukan oleh PU-UKSW tidak terencana dan terprogram dengan
baik, sekalipun langkah-langkah strategi pemasaran: segmentation,
targeting, dan positioning serta bauran pemasaran (4P/4C) dilakukan.
Walaupun memiliki kesamaan dalam hal pemasaran, namun
penelitian terdahulu masih terdapat perbedaan dalam pembahasan dengan
mengkajji tentang produk dan promosi pemasaran perpustakaan yang
dilakukan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten dan
32 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. umumnya
pendekatan kualitatif, antara lain bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang sesuatu, membangun atau menemukan teori baru, menguji atau
memperkuat teori yang sudah ada, mengadakan penilaian terhadap produk
atau proses merumuskan kebijakan44. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif
atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya45
.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengkaji realita yang ada
dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data tertentu agar
mendapatkan kondisi lapangan yang lebih jelas mengenai Strategi Pemasaran
dalam pemenuhan target pengguna di Perpustakaan BPAD Banten.
B. Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data yang berasal dari narasumber yang ditemui
langsung di lapangan (lokasi penelitian) yakni staf sub bagian program,
evaluasi dan pelaporan perpustakaan, dan staf bidang pembinaan
perpustakaan BPAD Banten.
2. Data Sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
44
Komarudin Sastradipoera, Mencari Makna Dibalik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 103.
45
dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
C. Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian46. Yaitu sumber data
penelitian yang diperoleh melalui narasumber yang bersangkutan, dalam hal
ini adalah staf pepustakaan yang melaksanakan kegiatan pemasaran. Untuk
pemilihan informan penulis menggunakan teknik purposive sampling.
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan.47 Dengan
menggunakan purposive sampling diharapkan dapat meningkatkan kegunaan
informasi yang didapatkan dari sampel yang sedikit.
Dalam penelitian ini akan diambil enam orang informan yang akan
memaparkan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian.
Informan. Dari enam orang yang dipilih tiga orang merupakan staf
perpustakaan yang dianggap paling tahu tentang informasi yang penulis
butuhkan. Sedangkan tiga orang lainnya adalah pemustaka yang saat itu
berada di perpustakaan. Pemilihan informan dari pemustaka guna memperkuat
informasi yang di peroleh dari staf perpustakaan.
Keetiga informan dari staf perpustakaan tersebut adalah:
46
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.132
47
1. Kepala Sub Bidang Pembinaan Perpustakaan,
2. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan BPAD Banten
3. Pustakawan Bagian Layanan Sirkulasi dan Referensi
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat-alat perlengkapan penelitian48. Alat-alat
tersebut berguna dalam pengumpulan informasi, seperti alat perekam suara
(HP), kamera, kertas, bolpoint, dan daftar pertanyaan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya
bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian49
.
Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan
aktifitas–aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari observasi
tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal–
hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang
bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi langsung dari informan.
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara mendalam.
Wawancara mendalam yaitu suatu cara mengumpulkan data atau
informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar
48
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 133
49
mendapatkan data lengkap dan mendalam50. Dalam melakukan
wawancara peneliti menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan dan
mengajukan butir-butir pertanyaan yang diajukan mengenai strategi
pemasaran yang dilakukan oleh Perpustakaan BPAD Banten.
3. Kajian Pustaka
Kajian kepustakaan adalah sebuah analisa terhadap berbagai
sumber informasi yang digunakan dalam penelitian ini seperti buku,
artikel jurnal, dokumen tercetak maupun elektronik, dan sebagainya.
Kajian pustaka ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
mengenai hal-hal yang tidak diperoleh melalui wawancara.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Hyauberman sebagaimana dikutip oleh Emzir,
terdapat tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang
terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Jadi, reduksi data adalah
suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan,
membuang dan menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir
51
dapat digambarkan dan diverifikasikan52
. Pengumpulan data mentah
yang dilakukan penulis melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka.
50
Krisyanto. Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media Group, 2006) h.96-98
51
52
Observasi dilakukan penulis guna melihat keadaan yang terjadi di
tempat penelitian. Kemudian wawancara dilakukan dengan peralatan
pendukung untuk merekam selama proses wawancara terjadi. Kajian
pustaka dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
melalui media massa dan data yang diberikan oleh BPAD Provinsi
Banten.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi penulis melakukan penyajian dalam bentuk
transkip apa adanya. Data yang telah diubah kedalam bentuk transkip
dicermati ulang kemudian diorganisir secara sistematis, sehingga dapat
memunculkan gambaran mengenai topik yang sedang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan akan diambil setelah data-data yang ada sudah dirasa
cukup. Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah53
.
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Perpustakaan BPAD Provinsi Banten,
berlangsung dari bulan November 2014.
53
37
Pada bab IV ini penulis mendeskripsikan hasil penelitian terkait kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh Perpustakaan BPAD Banten. Observasi yang
dilakukan adalah dengan mengamati langsung dan diakhiri dengan wawancara
kepada pelaksana kegiatan pemasaran di Perpustakaan BPAD Banten.
Adapun informan yang diwawancarai adalah Drs. Tri Djumargio, M.Si
(TD) selaku Kasubbid. Pembinaan Perpustakaan, Ani Kurniasih, S.H (AK) selaku
Kasubag. Program, Evaluasi dan Pelaporan BPAD Banten, dan Yulian Andri
Nugraha, S.Sos (AN) selaku Pustakawan Bagian Layanan Sirkulasi dan Referensi.
Mereka orang yang lebih mengetahui dalam hal kegiatan pemasaran di
perpustakaan tersebut. Sedangkan untuk infoman dari pemustaka, penulis memilih
informan yang saat itu berada di perpustakaan. Para informan tersebut adalah
Ni’matullah (IP 1) adalah warga Pontang Kabupaten Serang yang menempuh
pendidikan di Universitas Tirtayasa, Esti Hestianti (IP 2) adalah warga
Kaligadung Kota Serang yang bekerja sebagai staff di Perpustakaan STIE Bina
Bangsa, dan Anggi Fhuzi Fhangesti (IP 3) merupakan mahasiswi IAIN Banten
yang berdomisili di Ciruas Kabupaten Serang.
A. Profil Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten
1. Sejarah Berdirinya Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten dibentuk
pada tahun 2008 berawal dari perubahan SOTK SKPD di lingkungan
perpustakaan yaitu Kantor Perpustakaan dan SKPD yang menangani data
elektronik yaitu Kantor Pusat Data Elektronik dan Arsip Daerah.
Kelembagaan yang awalnya merupakan kantor setelah dikeluarkannya
Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah maka menjadi sebuah
Badan (Lembaga Teknis Daerah), yaitu Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Banten.
Seiring dengan perubahan regulasi pada tahun 2012 susunan
organisasi dan tata kerja perangkat daerah Provinsi Banten ditetapkan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012
tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten,
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah mempunyai kedudukan sebagai
berikut:
1. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah merupakan unsur pendukung
tugas Gubernur di bidang perpustakaan dan arsip daerah.
2. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah.
2. Visi dan Misi
Sesuai dengan Rencana Strategis Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Banten tahun 2012 – 2017, BPAD memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
1. Visi
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Misi
a. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Kompetensi Sumber
Daya Manusia
b. Peningkatan Kualitas Layanan, Pengelolaan dan Pembinaan
Perpustakaan
c. Pengembangan Sistem dan Peningkatan Kualitas Pengelolaan
Kearsipan.
3. Sumber Daya Manusia pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Banten
Dukungan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam mengelola suatu organisasi atau lembaga agar dapat berjalan secara
optimal merupakan hal yang sangat diperlukan. Keberhasilan pencapaian
kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh kinerja sumber daya
manusia yang ada dalam menjalankan tugas dan fungsinya
masing-masing.
Sebagai salah satu perangkat kerja Pemerintah Provinsi Banten,
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah didukung oleh sejumlah personil
atau pegawai yang mengemban tugas dan fungsi sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten. Dalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
1. Jumlah pegawai keseluruhan: 92
a. Jumlah Pegawai menurut status
1. Pejabat Struktural : 17
2. Staf Pelaksana : 27
3. Non PNS : 48
b. Jumlah Pegawai menurut jenjang pendidikan
1. SMU / SMK : 6 Orang
2. D-3 : 4 Orang
3. S-1 : 21 Orang
4. S-2 : 13 Orang
Dari 44 jumlah pegawai PNS tersebut, ternyata untuk
tenaga fungsional perpustakaan baru berjumlah 5 orang dan untuk
arsiparis berjumlah 1 orang sehinggga belum maksimal dalam
mendukung peningkatan pelayanan publik.
4. Struktur Organisasi
Gambar 1.
5. Lokasi
Perpustakaan BPAD Banten berlokasi di Jl. Raya Jakarta - Serang,
Km. 4 Pakupatan Serang - Banten Telp. (0254)280774, Fax.
(0254)280785, Email : bpadbanten@yahoo.com, Website :
www.bpad.bantenprov.go.id
6. Fasilitas
Berdiri di atas tanah seluas : 4,500 m2, gedung perpustakaan terdiri
dari 3 (tiga) lantai dan fasilitas ruang sebagai berikut:
1. Lantai I terdiri dari :
a. Ruang lobby atau hall lantai 1 dilengkapi dengan : konter
pendaftaran anggota, konter penitipan barang, locker dan rak
penitipan barang, panggung/pentas, rak koran.
b. Ruang koleksi perpustakaan
c. Ruang baca umum
d. Ruang perpustakaan anak dan story telling.
e. Musholla
f. Toilet
2. Lantai II terdiri dari :
a. Ruang audio visual, multimedia
b. Ruang internet
c. Ruang seminar, lokakarya, workshop
d. Ruang Banten Corner
f. Ruang pengolahan buku
g. Ruang restorasi buku
h. Musholla
i. Toilet
3. Lantai III terdiri dari :
a. Ruang kepala
b. Ruang sekertariat
c. Ruang bidang konservasi arsip
d. Ruang bidang pengembangan sistem dan pembinaan kearsipan
e. Ruang pertemuan
f. Ruang server
4. Fasilitas Penunjang
a. Layanan pembuatan kartu anggota, perpanjangan pinjaman dan
penelusuran koleksi online, Tersedia pelayanan pembuatan kartu
anggota dan perpanjangan pinjaman buku. Untuk mempermudah
pencarian buku pengunjung telah disediakan komputer penelusuran
buku referensi.
b. Layanan dongeng dan film dalam kunjungan sekolah ke
perpustakaan. Perpustakaan BPAD Provinsi Banten menerima
kunjungan dari sekolah-sekolah untuk pengenalan Perpustakaan.
Jadwal kunjungan bisa dikonfirmasikan terlebih dahulu.
Kunjungan ini bisa dilayani pada hari dan jam kerja.
5. Wifi / Hot Spot Area