FAKTA WILAYAH
4.1 Pembagian DAS di Propinsi Lampung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11a/PRT/ M/2006 dijadikan dasar untuk membedakan lima sungai besar di Lampung, yaitu Way Mesuji, Way Tulang Bawang, Way Seputih, Way Sekampung dan Way Semangka menjadi tiga Satuan Wilayah Sungai (SWS), yaitu WS Mesuji - Tulang Bawang; WS Seputih - Sekampung; dan WS Semangka untuk mempermudah pengelolaan wilayah sungai tersebut.
Wilayah Sungai Seputih - Sekampung dibagi kembali menjadi empat DAS, yaitu DAS Seputih, Sekampung, Kambas - Jepara dan Bandar Lampung - Kalianda. Pembagian Wilayah Sungai dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Universitas Indonesia 4.2 Lokasi Penelitian
Secara geografis DAS Sekampung terletak antara 104°31’00” - 105°49’00” BT dan 05°10’00” - 05°50’00”LS. Luas DAS Sekampung luas lebih kurang 477.439 ha atau 4.774,39 km2.
Secara administratif, DAS Sekampung melintasi 7 kabupaten/kota, yaitu kabupaten Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Pesawaran, Pringsewu, kota Bandar Lampung dan kota Metro.
Dalam identifikasi karakteristik DAS Sekampung, DAS Sekampung dibagi ke dalam enam Sub DAS. yaitu Sub DAS Sekampung Hulu, Sub DAS Sekampung Hilir, Sub DAS Bulok, Sub DAS Semah, Sub DAS Kandis dan Sub DAS Ketibung. Secara rinci masing-masing wilayah dan proporsinya disajikan pada Tabel 4.2.1.
Tabel 4.2.1 Pembagian Sub DAS beserta Luasannya
No Nama Sub DAS Luas (Ha) Luas (Km2) Persentase (%)
1 Sub DAS Sekampung Hulu 80.630 806,30 16,89 2 Sub DAS Sekampung Hilir 184.749 1.847,49 38,7 3 Sub DAS Bulok 88.737 887,37 18,58 4 Sub DAS Semah 25.358 253,58 5,31 5 Sub DAS Kandis 43.783 437,83 9,17 6 Sub DAS Ketibung 54.182 541,82 11,35 Total 477.439 4.774,39 100 Sumber: Pengolahan data, 2012
Tabel di atas menunjukkan bahwa Sub DAS paling luas adalah Sekampung Hilir, kemudian diikuti oleh Sub DAS Bulok dan Sub DAS Sekampung Hulu, masing-masing mencakup 38,7%, 18,58% dan 16,89% dari total luas DAS Sekampung. Adapun pembagian sub DAS dapat dilihat pada Gambar 4.2.1.
Universitas Indonesia Gambar 4.2.1 Pembagian Sub DAS Sekampung
Ditinjau dari batas administrasi, DAS Sekampung melintasi beberapa kabupaten dan kota. Wilayah kabupaten terluas yang berada dalam DAS Sekampung adalah Kabupaten Lampung Selatan yaitu mencakup kurang lebih 30,46%. Dua kabupaten lain yang memiliki cakupan cukup besar di DAS Sekampung adalah Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Tanggamus yaitu berturut-turut memiliki proporsi 22,97% dan 21,91%, Secara rinci luas kabupaten yang tercakup dalam DAS Sekampung disajikan pada Tabel 4.2.2.
Universitas Indonesia Tabel 4.2.2 Luas Kabupaten yang tercakup di DAS Sekampung
No Nama Sub DAS Luas (Ha) Persentase (%)
- Kota Bandar Lampung 11.538 2,42 2 Kota Metro 1.136 0,24 3 Kab. Lampung Selatan 145.418 30,46 4 Kab. Lampung Timur 109.685 22,97 5 Kab. Pesawaran 56.438 11,82 6 Kab. Pringsewu 48.588 10,18 7 Kab. Tanggamus 104.636 21,91
Total 477.439 100,00
Sumber: Pengolahan data, 2012
Agar lebih mudah menganalisis variabel koefisien aliran permukaan, enam Sub DAS di atas dibagi kembali menjadi sepuluh Sub DAS berdasarkan posisi stasiun pengamat hujan, pos duga air (debit) dan jaringan sungai. Pembagian Sub DAS ini dijabarkan pada Gambar 4.2.3 dan Tabel 4.2.3.
Universitas Indonesia Tabel 4.2.3 Pembagian Sub DAS Sekampung untuk Dianalisis
Sumber: Pengolahan data, 2012
4.3 Topografi
Dari hasil interpretasi Peta Rupa Bumi, umumnya topografi wilayah DAS Sekampung beragam, mulai dari dataran rendah hingga bukit terjal. Ketinggian di wilayah penelitian sangat beragam, mulai dari 100 m dpl hingga 3.300 m dpl, yang merupakan puncak dari Gunung Tanggamus dengan lereng bervariasi mulai dari 0-8% hingga > 40%. 4.3.1 Wilayah Ketinggian
Wilayah ketinggian di wilayah penelitian dibagi menjadi lima kelas klasifikasi, yaitu ketinggian < 200, 200-500, 500-1000, 1000-1500 dan > 1500 m dpl (lihat Tabel 4.3.1 dan Gambar 4.3.1).
No Sub DAS Luas (Ha) Luas (km2) 1 Bulok 1 77.518 775,18
2 Bulok 2 3.715 37,15
Bulok (tidak dianalisis) 7.504
3 Kandis 17.418 174,18 Kandis (tidak dianalisis) 26.364
4 Ketibung 25.812 258,12 Ketibung (tidak dianalisis) 28.370
5 Sekampung Hilir 1 41.700 417,00 6 Sekampung Hilir 2 55.937 559,37 7 Sekampung Hillir 3 74.909 749,09
Sekampung Hilir (tidak dianalisis) 12.203
8 Sekampung Hulu 1 41.752 417,52 9 Sekampung Hulu 2 22.433 224,33
Sekampung Hulu (tidak dianalisis) 16.444
10 Semah 25.358 253,58
Universitas Indonesia Wilayah ketinggian < 200 m dpl merupakan wilayah ketinggian yang terluas yaitu sebesar 346.351 ha atau 71% dari total luas wilayah DAS Sekampung, sedangkan wilayah ketinggian dengan luas terkecil yaitu ketinggian > 1500 m dpl sebesar 781 ha atau 0,18% dari total luas wilayah DAS.
Tabel 4.3.1 Luas Wilayah Ketinggian Masing-masing Sub DAS (Ha)
No Sub DAS < 200 m dpl 200 - 500 m dpl 500 - 1000 m dpl 1000 - 1500 m dpl > 1500 m dpl Jumlah 1 Bulok 1 30.560 33.320 12.325 1.154 164 77.523 2 Bulok 2 3.686 29 - - - 3.715 Bulok (tidak dianalisis) 3.877 1.369 1.869 404 7.519 3 Kandis 15.902 1.517 - - - 17.419 Kandis (tidak dianalisis) 26370 - - - - 26.370 4 Ketibung 25.694 118 - - - 25.812 Ketibung (tidak dianalisis) 27.792 578 - - - 28.370 5 Sekampung Hilir 1 41.700 - - - - 41.700 6 Sekampung Hilir 2 55.828 115 - - - 55.943 7 Sekampung Hillir 3 73.473 1.024 413 - - 74.910 Sekampung Hilir (tidak dianalisis) 12.203 - - - - 12.203 8 Sekampung Hulu 1 313 16.273 20.009 4.866 292 41.753 9 Sekampung Hulu 2 466 12.217 8.486 979 286 22.434 Sekampung Hulu (tidak dianalisis) 9.325 4.120 1.953 955 39 16.392 10 Semah 19.144 4.482 1.588 144 - 25.358 Jumlah 346.351 75.162 46.643 8.502 781 477.439 Persentase (%) 71 16 11,02 1,8 0,18 100
Universitas Indonesia Gambar 4.3.1 Wilayah Ketinggian Sub DAS Sekampung
4.3.2 Wilayah Lereng
Wilayah lereng pada wilayah penelitian dibagi menjadi lima kelas klasifikasi, yaitu 0-8%,8-15%, 15-25%, 25-40%, dan >40% (lihat Tabel 4.3.2 dan Gambar 4.3.2). Wilayah lereng 0-8% merupakan wilayah terbesar yaitu 345.956 ha atau 83,4% dari luas DAS Sekampung, sedangkan wilayah lereng > 40% memiliki luas terkecil sebesar 5.371 ha atau 1,3% dari luas DAS Sekampung.
Universitas Indonesia Tabel 4.3.2 Luas Wilayah Lereng Masing-masing Sub DAS (Ha)
No Sub DAS < 8% 8-15% 15-25% 25-40% > 40% Jumlah 1 Bulok 1 52.547 15.252 4.571 4.233 916 77.518 2 Bulok 2 3.715 - - - - 3.715 Bulok (tidak dianalisis) 5.104 1.102 413 331 554 7.504 3 Kandis 16.365 528 459 67 - 17.419 Kandis (tidak dianalisis) 26.364 - - - - 26.364 4 Ketibung 24.624 1.078 110 - - 25.812 Ketibung (tidak dianalisis) 27.058 910 402 - - 28.370 5 Sekampung Hilir 1 41.700 - - - - 41.700 6 Sekampung Hilir 2 55.595 287 56 - - 55.938 7 Sekampung Hillir 3 72.977 1.038 505 244 146 74.910 Sekampung Hilir (tidak dianalisis) 12.203 - - - - 12.203 8 Sekampung Hulu 1 14.907 11.682 6.464 5.471 3.228 41.752 9 Sekampung Hulu 2 14.016 5.129 875 1.538 876 22.434 Sekampung Hulu (tidak dianalisis) 13.444 1.436 235 552 775 16.442 10 Semah 22.455 1.903 488 306 205 25.357 Jumlah 403.074 40.345 14.578 12.742 6.700 477.439 Persentase (%) 84,4 8,5 3,1 2,7 1,4 100
Universitas Indonesia Gambar 4.3.2 Wilayah Lereng Sub DAS Sekampung
4.4 Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah di masing-masing Sub DAS di DAS Sekampung sangat dipengaruhi oleh kondisi fisiografi dan bentuk lahan. Sub DAS di DAS Sekampung sebagian besar memiliki fisiografi dataran dengan bentuk wilayah berupa dataran dan daerah bergelombang. Aksesibilitas lokasi ini relatif lebih mudah dijangkau. Kondisi ini mempengaruhi tingkat pemanfaatan lahan. Wilayah Sub DAS di DAS Sekampung telah dimanfaatkan secara intensif untuk berbagai jenis pemanfaatan lahan komersial seperti lahan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan lain-lain.
Pada wilayah hutan sekunder karena aksesibilitasnya mulai terbuka, yang ditandai dengan fragmentasi hutan tersebut oleh jalan, maka terdapat kecenderungan adanya konversi hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan.
Universitas Indonesia Penggunaan tanah pada Sub DAS Sekampung dapat dilihat pada Tabel 4.4.1 dan Gambar 4.4. Di antara berbagai tipe penggunaan tanah sebagaimana tertera pada Tabel 4.4.1, sebagian besar berupa vegetasi perkebunan, tegalan, sawah, hutan, semak dan kebun campuran. Data pada Tabel 4.4.1 menunjukkan bahwa tipe vegetasi yang paling luas adalah perkebunan dengan luas mencapai 114.501 ha atau 23,98% dari luas keseluruhan DAS Sekampung.
Tabel 4.4.2 berisi luas penggunaan tanah vegetasi pada DAS Sekampung, terlihat bahwa luas hutan terbesar terdapat pada Sub DAS Sekampung Hulu 1 sebesar 40,25%, diikuti Sekampung Hulu 2 sebesar 15,19%. Luas perkebunan terbesar terdapat pada Sub DAS Sekampung Hulu 2 sebesar 82,8%, diikuti Sekampung Hulu 1 dan Bulok 1 masing-masing sebesar 58,8% dan 42,6%. Luas kebun campuran terbesar terdapat pada Sub DAS Sekampung Hilir 1 sebesar 57,6%, diikuti Ketibung dan Semah masing-masing sebesar 52,3% dan 38,8%. Luas tegalan terbesar terdapat pada Sub DAS Sekampung Hilir 3 sebesar 54,3%, diikuti Sekampung Hilir 2 dan Ketibung masing-masing sebesar 48,7% dan 28,1%.
Tabel 4.4.2 Persentase PT Vegetasi terhadap Total PT tiap Sub DAS
No Sub DAS
Persentase (%) Hutan Perkebunan Kebun
Campuran Sawah Semak Tegalan 1 Bulok 1 5,11 42,6 19,9 25,02 - - 2 Bulok 2 - 8,7 - 70,4 - - 3 Kandis 2,50 28,3 41,7 - - 2,7 4 Ketibung - 3,64 68,7 0,99 - 10,2 5 Sekampung Hilir 1 - 0,9 80,9 33,7 - 60,71 6 Sekampung Hilir 2 - 11,2 16,2 6,08 - 54,3 7 Sekampung Hillir 3 4,50 11,2 10,1 37 2,77 21,4 8 Sekampung Hulu 1 40,25 58,8 0,29 - - - 9 Sekampung Hulu 2 15,19 82,8 - - - - 10 Semah 3,08 27,2 38,8 13,7 - 5,1
Keterangan : PT = Penggunaan Tanah Su mber: Pengolahan data, 2012
Universitas Indonesia Tabel 4.4.1 Luas Penggunaan Tanah Sub DAS Sekampung (Ha)
No Sub DAS Hutan Permukiman Perkebunan
Kebun Campuran
Sawah Semak Tegalan Tambak Jumlah 1 Bulok 1 3.963 5.739 33.012 15.402 19.401 - - - 77.517
2 Bulok 2 - 773 324 - 2.618 - - - 3.715
Bulok (tidak dianalisis) 968 581 2.677 160 3.118 - - - 7.504 3 Kandis 43 4.706 4.933 7.263 - - 954 - 17.899 Kandis (tidak dianalisis) - 3.278 870 1.476 3 - 20.739 - 26.366 4 Ketibung - 4.224 942 17.752 257 - 2.638 - 25.812 Ketibung (tidak dianalisis) 533 2.929 257 10.598 1.420 - 12.632 - 28.370 5 Sekampung Hilir 1 - 5.570 310 12.308 5.983 - 17.529 - 41.700 6 Sekampung Hilir 2 - 6.836 6.255 9.064 3.401 - 30.380 - 55.936 7 Sekampung Hillir 3 3.374 9.784 8.369 7.569 27.690 2.083 16.041 - 74.910 Sekampung Hilir (tidak dianalisis) - 3.164 - 970 6.543 - - 1047 11.724 8 Sekampung Hulu 1 16.803 239 24.586 124 - - - - 41.752 9 Sekampung Hulu 2 3.407 451 18.575 - - - 22.433 Sekampung Hulu (tidak dianalisis) 3.855 889 6.492 1.753 3.384 - 71 - 16.444 10 Semah 782 3.054 6.899 9.834 3.476 - 1.312 - 25.357 Jumlah 33.728 52.217 114.501 94.273 77.294 2.083 102.296 1.047 477.439 Persentase (%) 7,06 10,94 23,98 19,75 16,19 0,44 21,43 0,22 100
Universitas Indonesia Gambar 4.4 Penggunaan Tanah di DAS Sekampung
4.4.1 Hutan
Hutan merupakan tipe vegetasi atau komunitas tumbuhan yang didominasi oleh pohon. Artinya sebagaian besar penyusun komunitas tersebut adalah pohon, yaitu tumbuhan berkayu. Penutupan hutan di DAS Sekampung relatif sempit, hanya meliputi 33.728 ha atau 7,06% dari luas DAS Sekampung. Vegetasi hutan umumnya tersebar di Sub DAS Sekampung Hulu, Sekampung Hilir, dan Bulok. Vegetasi hutan di DAS Sekampung terdiri atas Hutan Lahan Kering Primer dan Hutan Lahan Sekunder.
Hutan Lahan Kering Primer merupakan hutan yang relatif masih utuh belum terganggu. Vegetasi ini sebagian besar terdapat di Sub DAS Sekampung Hulu menempati lokasi-lokasi yang sulit dijangkau dan termasuk dalam Kawasan Hutan. Hutan Lahan Kering Sekunder merupakan hutan yang sudah terganggu tetapi sudah berkembang kembali menjadi hutan.
Universitas Indonesia 4.4.2 Kebun Campuran
Data pada Tabel 4.4.1 menunjukkan bahwa penutupan atau penggunaan lahan paling dominan di DAS Sekampung adalah kebun campuran, yaitu seluas 94.273 ha atau 19,75% dari luas DAS Sekampung. Tipe vegetasi ini menyebar secara merata, baik di bagian hulu, tengah maupun hilir. Kebun campuran merupakan tipe vegetasi yang tersusun oleh tanaman kayu dengan fungsi utama sebagai penghasil buah dan di antaranya terdapat tanaman penghasil kayu. Tanaman buah yang banyak ditemui di kebun campuran antara lain adalah n a n g k a , d u r e n , r a m b u t a n , m a n g g a , s u k u n , p e t a i , j e n g k o l , k a r e t , k o k o a ( c o k l a t ) d a n k e l a p a . Jenis tanaman ini ditemui hampir merata dari hulu sampai ke hilir, kecuali kelapa yang terlihat dominan di daerah tengah dan hilir. Selain itu, jenis tanaman buah yang juga ditemui adalah duku dan manggis, walaupun populasinya kecil dan penyebarannya terbatas. Di samping tanaman yang digolongkan sebagai pepohonan Multi Purpose Tree Species (MPTS) tersebut, tanaman yang paling banyak ditemui adalah kopi d a n k a k a o . T a n am a n k o pi um u mn y a d o mi nan di daerah hulu (walaupun populasinya mulai tergantikan oleh kakao), sedangkan kakao lebih dominan di daerah tengah dan hilir. Kedua jenis tanaman tersebut berperan penting dalam perekonomian masyarakat.
Jenis-jenis tanaman kehutanan (penghasil kayu) yang banyak ditemui adalah jati, mahoni, akasia, sengon, afrika, wareng, bayur, bungur dan waru gunung. Jenis tanaman tersebut umumnya ditanam sebagai tanaman sela di antara tanaman buah. Banyak masyarakat menanam tanaman kehutanan sebagai tanaman pembatas kepemilikan lahan atau menyebar secara sporadis. Masyarakat mulai menyadari pentingnya pohon penghasil kayu karena saat ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tingginya nilai kayu tersebut terutama disebabkan oleh kelangkaan sumberdaya tersebut.
Dengan semakin tingginya harga kayu, saat ini masyarakat mulai tertarik untuk menanam pohon penghasil kayu, terutama jenis sengon dan tanaman-tanaman cepat tumbuh lainnya.
Universitas Indonesia Gambar 4.4.2 Kebun campuran kakao dan tanaman kelapa. (Inset: buah kakao yang bernilai ekonomi relatif tinggi sehingga banyak disukai masyarakat sebagai komoditas pertanian).
[Sumber: Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih - Way Sekampung. 2008]
4.4.3 Tegalan
Tegalan adalah pertanian dengan komoditas utama tamanan pangan atau palawija yang dilakukan di lahan kering (tanpa irigasi). Jenis tanaman yang banyak ditanam pada tegalan adalah ketela pohon, jagung, padi, dan kedelai. Luas tegalan sebesar 102.296 ha atau 21,43% dari luas DAS Sekampung.
Jenis penggunaan tanah tegalan di DAS Sekampung berperan dalam menentukan karakteristik DAS ini. Cara-cara pertanian yang dipraktekkan masyarakat umumnya belum memperhatikan aspek konservasi tanah dan air. Usaha pertanian yang mereka lakukan umumnya masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan jangka pendek, belum memperhatikan aspek penggunaan tanah berkelanjutan. Akibatnya terjadi erosi dan degradasi lahan yang berlangsung cepat.
Universitas Indonesia 4.4.4 Perkebunan
Perkebunan adalah pertanian dengan komoditas utama seperti karet, kopi, kelapa, kelapa sawit dan kopi. Dengan luas sebesar 104.463 ha atau 25,18% dari luas DAS Sekampung.
Gambar 4.4.4 Tanaman Perkebunan Karet PTPN IX di Tanjung Bintang Lampung Selatan
43 Universitas Indonesia BAB V