• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penghasilan tidak selalu cocok untuk meramalkan konsumsi seseorang. Pada tahun 1950-an, James Duessenberry, ekonom yang agak ”sosiologis” menemukan hubungan antara penghasilan, kelas sosial, dan konsumsi. Temuan Duessenberry ini kemudian dikenal sebagai Relative Income Hypothesis. Artinya pilihan konsumsi seseorang bersifat relatif terhadap penghasilan dan kelas sosialnya dalam masyarakat.

Dalam teori ini, Duessenberry menemukan bahwa konsumsi hari ini dan hari esok tidak ditentukan oleh penghasilan yang ia miliki. Artinya, semakin besar penghasilan seseorang tidak berarti biaya konsumsinya semakin besar (mahal) dan sebaliknya, penghasilan seseorang yang rendah tidak berarti konsumsinya akan rendah.

Lloyd Warner (1941) membagi pasar ke dalam enam kelas sosial, yaitu: 1. Kelas atas-atas

2. Kelas atas bagian bawah 3. Kelas menengah atas 4. Kelas menengah bawah 5. Kelas bawah bagian atas 6. Kelas bawah bagian bawah

Masing-masing kelas tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda, yang mempengaruhi cara pandang dan cara membelanjakan uangnya

Di Indonesia, pembagian kelas sosial ekonomi itu sering dikelompokkan secara abstrak sebagai berikut:

1. Kelas A+ (kelas atas-atas)

2. Kelas A(kelas atas bagian bawah) 3. Kelas B+ (kelas menengah atas) 4. Kelas B (kelas menengah bawah) 5. Kelas C+(kelas bawah bagian atas) 6. Kelas C (kelas bawah bagian bawah)

Pembagian kelas sosial ini biasanya disertai dengan pengelompokkan berdasarkan daya beli (penghasilan) individu yang disandang masing-masing kelas. Namun begitu biasanya angka yang diberikan kurang mewakili hal yang sebenarnya karena

Lampiran L- 36

Universitas Kristen Maranatha

masyarakat kita sedang berkembang pesat sekali dan nilai uang bergerak naik turun mengakibatkan perubahan-perubahan berlangsung dengan cepat.

Tabel berikut ini menyajikan dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan mewah dan pandangan sederhana di kota-kota besar yang ada di Indonesia.

Kelas Sosial dan Penghasilan Penghasilan Keluarga/bulan

Kelas Pandangan Mewah Pandangan Sederhana A+ > Rp 8 juta > Rp 2 juta A Rp 6-8 juta Rp 1-2 juta B+ Rp 4-6 juta Rp 0,7-1 juta B Rp 0,7-4 juta Rp 0,3-0,7 juta C+ Rp 0,3-0,7 juta Rp 0,1-0,3 juta C <Rp 0,3 juta <Rp 100.000

Lampiran L- 37

Universitas Kristen Maranatha Tabel r Produk Moment

5% 10% 5% 10% 5% 10% 3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345 4 0,95 0,99 28 0,374 0,478 60 0,254 0,33 5 0,878 0,959 29 0,367 0,47 65 0,244 0,317 6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306 7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296 8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,22 0,286 9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278 10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,27 11 0,602 0,735 35 0,334 0,43 95 0,202 0,263 12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256 13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,23 14 0,532 0,661 38 0,32 0,413 150 0,159 0,21 15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194 16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181 17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148 18 0,468 0,59 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128 19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115 20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,08 0,105 21 0,433 0,549 45 0,294 0,38 700 0,074 0,097 22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,07 0,091 23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086 24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081 25 0,396 0,505 49 0,281 0,364 26 0,388 0,496 50 0,279 0,361 N N

N Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif

R = 0,195 Æ n = 100 R = 0,1912 Æ n = 105 R = 0,176 Æ n = 125

1-1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemasaran, merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi didengar. Tahap pertama yang sangat penting dari kegiatan pemasaran adalah dengan mengetahui apa saja yang diinginkan oleh konsumen yang berkenaan dengan produk/jasa, kinerja serta kualitas. Tetapi perlu diketahui bahwa dengan adanya perkembangan jaman, maka kebutuhan konsumen akan berkembang dari suatu kebutuhan saja menjadi kebutuhan yang diikuti oleh keinginan untuk mengkonsumsi suatu produk dan atau jasa dengan ciri khas tertentu, munculnya keinginan akan menciptakan permintaan yang spesifik terhadap suatu jenis produk dan atau jasa yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Banyak perusahaan-perusahaan yang menjalankan usahanya berjalan dengan tidak lancar, dimana salah satu penyebabnya adalah strategi pemasaran yang dimiliki kurang baik dalam mengenalkan dan menjual produk/ jasa kepada konsumen. Pemasaran memang memegang suatu peranan yang sangat vital dalam perusahaan, oleh karena itu banyak perusahaan berupaya menentukan strategi pemasaran, karena penentuan dan penyesuaian strategi pemasaran sangat dibutuhkan dalam menjamin perusahaan agar tetap bertahan dalam menjalankan usahanya kedepan.

Kedai KopiPhoenam adalah salah satu perusahaan yang juga bergerak di bidang jasa, dimana jasa yang ditawarkan adalah penyajian kopi dan roti bakar. Kedai ini berdiri sejak bulan November 2010, yang terletak di Jl. Gandapura No. 56-58 Bandung, dan Manajer bernama Bapak Iwa. Kedai Kopi Phoenam beroperasi mulai pukul 06.00 – pukul 22.00. Berdasarkan wawancara kepada bapak Iwa, maka dapat diketahui masalah yang ada, yaitu target penjualan hanya dapat mencapai 70% dari yang ditargetkan oleh Kedai Kopi Phoenam, hal ini ditandai dengan jumlah kedatangan konsumen

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Universitas Kristen Maranatha yang tidak bertambah. Masalah ini sangat penting untuk dibahas, karena bila masalah yang ada di Kedai Kopi Phoenam sekarang dibiarkan terus-menerus, lambat laun akan mengakibatkan perusahaan tidak berkembang, bahkan lebih tragisnya lagi dapat menyebabkan kebangkrutan, mengingat biaya-biaya akan sumber daya yang digunakan relatif tinggi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari masalah yang dihadapi oleh Kedai Kopi Phoenam, maka kemungkinan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah yang ada di Kedai Kopi Phoenam, adalah:

1. Strategi pemasaran yang dilakukan kurang tepat.

2. Telah ada pesaing lain yang menjalankan usahanya di daerah Kedai Kopi Phoenam berdiri.

3. Kepuasan konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh Kedai Kopi Phoenam kurang terpenuhi.

4. Meningkatnya harga bahan-bahan baku 5. Penurunan daya beli konsumen

6. Perusahaan kurang memahami atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Pada bagian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah dengan tujuan agar masalah yang akan dibahas tidak luas dan dapat dibahas secara mendalam, oleh karena itu batasan masalah yang dibuat adalah :

1. Pesaing yang diteliti hanya 1 Kedai Kopi pesaing yaitu Kedai Kopi Progo. Alasan pemilihan Kedai Kopi Progo menjadi satu-satunya pesaing adalah karena permintaan Manajer Kedai Phoenam, yaitu Bapak Iwa, dan juga Kedai Kopi Progo lebih sering dikunjungi oleh konsumen dengan jumlah konsumen yang lebih banyak dibandingkan Kedai Kopi Phoenam.

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Universitas Kristen Maranatha 3. Tidak membahas kondisi perekonomian sekarang ini.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Hal-hal atau atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oleh konsumen dari sebuah Kedai Kopi?

2. Bagaimana karakteristik konsumen pencinta kopi?

3. Bagaimana posisi Kedai Kopi Phoenam di benak konsumen jika dibandingkan dengan Kedai Kopi Brogo?

4. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh Kedai Kopi Phoenam?

5. Usulan strategi pemasaran apa yang dapat diberikan kepada Kedai KopiPhoenam agar dapat mencapai target penjualan yang ditetapkan?

1.5 Tujuan Penelitian

Setelah mentukan perumusan masalah, maka yang menjadi tujuan pernelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui hal-hal atau atribut-atribut yang dianggap penting dari suatu Kedai Kopi.

2. Mengetahui karakteristik konsumen pencinta kopi.

3. Mengetahui posisi Kedai Kopi Phoenam di benak konsumen jika dibandingkan dengan Kedai Kopi Brogo.

4. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh Kedai Kopi Phoenam.

5. Memberikan usulan strategi pemasaran kepada Kedai Kopi Phoenam agar dapat mencapai target penjualan yang ditetapkan.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pengukuran, penganalisisan, serta pemecahan masalah dengan lebih terstruktur, maka penulisan laporan ini disusun menurut sistematika sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Universitas Kristen Maranatha Bab 1: Pendahuluan

Berisi gambaran mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan yang memberikan gambaran umum mengenai penelitian yang dilakukan.

Bab 2: Tinjauan Pustaka

Berisi konsep-konsep yang dapat dijadikan acuan teoritis dalam menyelesaikan suatu masalah. Tinjauan pustaka ini berisikan definisi dan metode-metode yang digunakan dalam usaha pencarian solusi pemecahan masalah pada penelitian ini.

Bab 3: Metodologi Penelitian

Berisi langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang digambarkan dalam bentuk flowchart, dimulai dari penelitian pendahuluan sampai dengan akhir penulisan Laporan Tugas Akhir. Bab 4: Pengumpulan Data

Berisi data umum perusahaan, data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner, dan data-data lainnya yang akan digunakan dalam melakukan penelitian.

Bab 5: Pengolahan Data dan Analisis

Berisi pengolahan data yang akan dilakukan untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi dalam penelitian Tugas Akhir disertai analisis hasil yang telah diperoleh berdasarkan pengolahan data.

Bab 6: Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dengan berpedoman pada analisis yang telah dilakukan. Selain itu, pada tahap ini juga akan diberikan saran yang bermanfaat bagi perusahaan yang diteliti agar dapat memenuhi kepuasan pelanggan dalam hal jasa.

6 - 1 

BAB 6

Dokumen terkait