GAMBARAN UMUM
4. Pembagian Wilayah Kota
Kota Bandar Lampung di bagi menjadi 8 (delapan) Bagian Wilayah Kota (BWK) dimana masing-masing mempunyai fungsi utama dan fungsi pendukung. Adapun alasan dalam pembagian ruang tersebut adalah adalah:
a. Fungsi dan dominasi kegiatan di beberapa kawasan kota b. Kesamaan peruntukan lahan
c. Kesamaan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan d. Ukuran geometris/ luas kawasan
e. Batasan fisik dan administrasi yang ada
f. Keterbatasan kemampuan jangkauan pelayanan g. Struktur ruang.
Selain Bagian Wilayah Kota (BWK) yang telah ditetapkan tersebut, tata ruang wilayah Kota Bandar Lampung terdapat beberapa wilayah pengelolaan khusus yaitu:
57
a. Kawasan Resapan Air
Rencana pengelolaan resapan air Kota Bandar Lampung terbagi dalam 6 (enam) zona kawasan yaitu :
(i). Zona Kawasan 1 (Rechadge Area)
Zona Kawasan 1 memberikan kontribusi yang cukup besar untuk mengisi cadangan air tanah dalam. Pada zona kawasan ini perlu dikakukan tindakan serta pengendalian ruang secara ketat. Daerah yang termasuk zona ini adalah Kecamatan Kemiling dan Kecamatan Telukbetung Barat.
(ii). Zona Kawasan 2 (Area Penyangga)
Pada zona ini direncanakan dibangun kantung-kantung air (penampungan air hujan) skala kecil hingga menengah dan menerapkan aturan perbandingan penggunaan lahan terbuka lebih luas tapi pada lahan tertutup bangunan maksimal rasio 70%:30%. Daerah yang termasuk zona ini adalah Kecamatan Tanjungkarang Barat, Tanjungkarang Timur dan Panjang. Selebihnya berada di Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Telukbetung Utara dan Telukbetung Selatan.
(iii). Zona Kawasan 3 (Kawasan Resapan Rendah)
Pola konservasi pada kawasan ini adalah penerapan sumur resapan di tiap bangunan dan atau pembuatan dana/waduk buatan skala kecil maupun menengah. Daerah yang termasuk kawasan ini adalah Kecamatan Kedaton, Sukarame dan Tanjungkarang Barat.
(iv). Zona Kawasan 4 (Kawasan Resapan Sedang)
Pada kawasan ini tingkat kepadatan bangunan cukup signifikan dan sudah mencapai titik jenuh untuk lahan permukiman. Pola konservasi direncanakan
58
melalui sumur resapan dengan dimensi setara antara luas lahan tertutup dengan volume sumur resapan yang harus dibangun. Daerah yang termasuk zona ini adalah Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan selebihnya pada wilayah Kecamatan Sukabumi dan Tanjungkarang Timur.
(v). Zona Kawasan 5 (Kawasan Resapan Tinggi)
Pada zona ini didominasi oleh peruntukan lahan permukiman padat. Pola konservasi sebaiknya diterapkan sumur resapan di tipa bangunan rumah dengan volume sumur yang mampu menampung seluruh air hujan yang jatuh diatap dan pekarangan. Daerah yang termasuk zona ini adalah Kecamatan Sukabumi dan Tanjungkarang Timur.
(vi). Zona Kawasan 6 (Kawasan Dipengaruhi Air Laut)
Distribusi zona ini berada disepanjang kawasan Pantai Teluk Lampung meliputi Kecamatan Telukbetung Selatan dan Kecamatan Panjang. Fungsi utama sebagai kawasan resapan penyangga air tanah dari ancaman interupsi air laut.
b. Kawasan Pesisir
Kawasan pesisir pantai Kota Bandarlampung terbentang sepanjang ± 27 km yang terletak di BWK H (Telukbetung) dan BWK C (Panjang). Secara administratif, wilayah pesisir tersebut meliputi wilayah Kecamatan Telukbetung Barat (Kelurahan Keteguhan, Kota Karang, Perwata dan Sukamaju), Kecamatan Telukbetung Selatan (Way Lunik, Garuntang, Ketapang, Pesawahan, Telukbetung, Kangkung, Sukaraja, Bumiwaras dan Pecoh Raya) dan Kecamatan Panjang (Kelurahan Panjang Selatan, Panjang Utara, Pidada dan Srengsem). Penataan wilayah pesisir dilakukan melalui konsep pengelolaan Wilayah Pesisir
59
Terpadu yaitu konsep penataan dan revitalisasi wilayah pesisir berbasis masyarakat dan membagi wilayah pesisir dalam zonasi sesuai potensi, kondisi dan struktur ruang yang ada. Konsep reklamasi pantai merupakan salah satu alternatif pengembangan kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi serta untuk mengatasi kawasan kumuh sepanjang Teluk Lampung dengan syarat pelaksanaan yang ketat baik dari aspek teknis, ekonomis dan sosial budaya yang disesuaikan dengan konsep Bandar Lampung Ecocity.
Dalam rangka penataan kawasan pesisir lebih lanjut, Dinas Perikanan Dan Kelautan Kota Bandar Lampung telah melakukan Studi Lanjutan Penataan Kawasan Pesisir Kota Bandar Lampung. Pada studi tersebut telah dihasilkan rencana komposisi tata letak zona bangunan gedung dan bukan gedung pada kawasan pesisir kota bandar lampung berdasarkan pembagian zona antara lain: Zona A Kawasan Revitalisasi; Zona B Kawasan Pelabuhan, Pergudangan & Industri Terpadu; Zona C Kawasan Bisnis Terpadu; dan Zona D Kawasan Pariwisata Terpadu. Dengan demikian Konsep Water Front City di Kota Bandar Lampung telah dibuat dan terus dimatangkan.
Dalam perencanaan Kawasan Pesisir Kota Bandar Lampung, sistem transportasi laut juga merupakan salah satu komponen penting. Keberadaaan kawasan pelabuhan yang berada di ujung Selatan Kota Bandar Lampung telah ikut membuat dinamika lalu lintas pelayaran di wilayah ini cukup ramai. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya Pelabuhan Ekspor yang dimiliki oleh Kota Bandar Lampung. Peningkatan ekspor barang melalui pelabuhan ini tentu saja bisa meningkatkan retribusi dari pelabuhan. Sarana ini merupakan salah satu penunjang kelancaran perdagangan di Bandar Lampung. Pelabuhan Panjang
60
merupakan Pelabuhan Alam yang cukup terlindungi dari gelombang laut, dan sesuai hirarkinya merupakan Pelabuhan Internasional karena terbuka untuk lalu-lintas barang perdagangan dengan luar negeri.
c. Kawasan Lindung
Pengelolaan kawasan lindung Kota Bandarlampung terbagi dalam 5 (lima) wilayah kawasan yaitu;
(i) . Kawasan Resapan Air
Kawasan ini merupakan kawasan yang memberikan perlindungan kawasan dibawahnya. Zona kawasan ini meliputi daerah perbukitan/gunung di Tanjungkarang Barat, Langkapura, Telukbetung Barat dan wilayah penyangga (Register 17 & 19 Kota Bandarlampung)
(ii) . Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan in terbagi dalam 3 (tiga) zona kawasan yaitu (i) sempadan pantai, (ii) sempadan sungai, dan (iii) Taman Cagar Budaya & Ilmu Pengetahuan. Wilayah yang termasuk zona ini adalah di sepanjang Teluk Lampung, Seluruh Sungai di Kota Bandarlampung, Situs Purba di wilayah Kedamaian, Negeri Olok Gading & tempat lain yang direkomendasikan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.
(iii). Kawasan Rawan Bencana.
Kawasan ini merupakan kawasan perbukitan yang rawan longsor dan pinggir sungai/lembah yang terancam banjir serta sepanjang Pantai Teluk Lampung.
(iv). Kawasan/Daerah Pengamanan (Catchment Area)
Kawasan ini merupakan kawasan pengamanan untuk PDAM Way Rilau yang meliputi wilayah Register 17 (Gunung Betung)
61
(vi). Kawasan Penyangga Banjir
Wilayah kawasan penyangga banjir adalah meliputi daerah Register 19.
d. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya yang dikembangkan di Kota Bandar Lampung sesuai dengan potensi yang ada yaitu untuk kawasan permukiman, kawasan jasa/perdagangan, kawasan industri dan kawasan pariwisata. Berdasarkan potensi pengembangan kawasan tersebut, pengembangan dan perencanaan aktivitas wilayah adalah sebagai berikut :
(i). Perumahan
Untuk pengembangan perumahan baik ukuran besar, sedang dan kecil menyebar di seluruh wilayah kota yang mempunyai kesesuaian lahan pemukiman di luar kawasan lindung. Sedangkan untuk perbaikan kualitas perumahan meliputi permukiman kumuh, bantaran sungai, pinggir rel kereta api, kawasan nelayan, bukit/Gunung Sari. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Panjang dan Telukbetung Selatan)
(ii). Perdagangan/Jasa
Untuk pengembangan kawasan perdagangan terbagi dalam 5 spesifikasi perdagangan yaitu;(a) Perdagangan regional meliputi wilayah Telukbetung Selatan, (b) Perdagangan skala kota meliputi wilayah di sepanjang halan utama kota di Kecamatan Telukbetung Selatan dan Tanjungkarang Pusat (c) Perdagangan skala BWK meliputi wilayah di tiap-tiap pusat BWK, (d) Perdagangan skala lingkungan meliputi wilayah di tiap-tiap lingkungan permukiman (e) PKL yang beraglomerasi dengan kegiatan perdagangan kota dan perdagangan BWK
62
(iii). Industri
Kawasan Industri yang meliputi Kawasan Industri Lampung (KAIL). Zona Industri berada di BWK C (Panjang) beraglomerasi dengan kegiatan pergudangan dan pelabuhan. Sentra Industri Kecil berada diwilayah BWK Panjang, Sukarame, Gedong Meneng, dan BWK Langkapura. Industri RT Tidak polutif yang menyatu dengan kegiatan permukiman.
(iv). Pemerintahan
Berada diwilayah BWK H (Telukbetung) dan disetiap pusat kecamatan/kelurahan untuk pemerintahan tingkat kecamatan/kelurahan
(v). Pariwisata
Untuk pariwisata pantai berada pada kawasan Teluk Lampung, sedangkan untuk wisata kota berada di wilayah pusat kota, taman kota dan lingkungan, hutan kota, RTH Kota dan Danau Buatan
(vi). Pendidikan
Untuk pendidikan tinggi berada di BWK A (Gedung Meneng), SLTA menyebar di setiap pusat BWK, dan SLTP&SD menyebar di pusat lingkungan permukiman.
(vii). Fasilitas Sosial
Untuk fasilitas kesehatan, peribadatan, olahraga dan rekreasi menyebar sesuai dengan hirarki pelayanan dan fasilitas Islamic Centre berada di BWK A (Jl. Soekarno – Hatta)
(viii). Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau yang diperuntukan untuk Taman Hutan Kota berada di BWK B (Sukarame) dan daerah perbukitan dengan fungsi Ruang Terbuka
63
Hijau. Untuk Taman Kota menyebar di Pusat Kota seperti daerah Way Halim, Taman Lingkungan berada di daerah Pusat Lingkungan. Untuk permakaman/Kuburan berada di Kecamatan Telukbetung Barat, Tanjungkarang Barat, Sukarame, Panjang dan Kemiling.