• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasa n

Dari hasil penelitian penerapan metode penemuan terbimbing berbantu internet yang telah diuraikan dalam subbab 4.A, 4.B, dan 4.C, didapat beberapa hal berikut.

I. Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif

Hasil belajar siswa ranah afektif, diamati pada keberhasilan penerapan metode penemuan terbimbing berbantu media internet (berbantu lembar observasi aktifitas siswa/guru) dan analisis hasil belajar ranah afektif (berbantu lembar observasi ranah afektif) selama pembelajaran memberikan beberapa hal, yaitu:

a. membawa siswa aktif dalam kegiatan belajarnya, sebab dengan media belajar tersebut siswa diajak berpikir dan menggunakan kemampuannya dalam menemukan konsep yang sedang dipelajari. Hal ini dapat dilihat adanya kenaikan banyaknya deskripsi observasi yang muncul ditinjau dari aspek siswa selama proses tindakan pada siklus I dan siklus II dalam penelitian. Adapun rekapitulasi perbandingan keberhasilan tindakan ditinjau dari aspek siswa dapat dilihat pada Tabel 4.11 yang merupakan ringkasan dari Tabel 4.1 dan 4.6.

Tabel 4.11 Rekapitulasi Perbandingan Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Persentase Keberhasilan Taraf keberhaslan Keterangan I 73,68% Baik Berhasil II 89,47 % Sangat Baik Berhasil

b. merupakan salah satu metode pembelajaran dalam membantu guru memahamkan sebuah konsep karena didukung oleh rancangan kegiatan pembelajaran yang dinamis dengan meliputi aspek menemukan masalah, merumuskan masalah, membuat jawaban sementara (hipotesa), merencanakan dan cara pemecahan masalah, analisa data, dan penarikan kesimpulan. Hal ini dapat dilihat adanya kenaikan banyaknya deskripsi observasi yang muncul selama penerapan metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet ditinjau dari aspek guru pada siklus I dan siklus II. Adapun rekapitulasi perbandingan keberhasilan tindakan ditinjau dari aspek guru dapat dilihat pada Tabel 4.12 yang merupakan ringkasan dari Tabel 4.2 dan 4.7.

Tabel 4.12 Rekapitulasi Perbandingan Keberhasilan Tindakan Ditinjau dari Aspek Guru pada Siklus I dan Siklus II

Siklus Persentase Keberhasilan Taraf keberhaslan Keterangan I 83,33% Baik Berhasil II 100% Sangat Baik Berhasil c. sangat efektif dalam memahamkan sebuah konsep khususnya luas

permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Ini disebabkan kegiatan pembelajarannya sudah diatur sedemikian rupa membuat siswa aktif, antusias, dan keceriaan dalam menemukan konsep materi yang dipelajari dengan waktu disesuaikan situasi kondisi siswa. Ini dapat dilihat pada meningkatnya persentase keberhasilan tindakan siswa dalam ranah Afektif pada Tabel 4.13 yang merupakan rekapitulasi perbandingan keberhasilan dari Tabel 4.4, Tabel 4.5, Tabel 4.9, dan Tabel 4.10.

Tabel 4.13 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotor pada Siklus I dan Siklus II

Ranah Uraian Siklus I Siklus II % Keberhasilan % Rata-rata keberhasilan Keterangan % Keberhasilan % Rata-rata keberhasilan Keterangan Afektif Keaktifan 62,50% 72,22% Berhasil 62,50% 80,56% Berhasil Keantusi- asan 75% 91,67%

Keceriaan 87,50% 100% Psiko- motor kreatifitas 75% 70,83% Berhasil 75% 75% Berhasil Proses 68,75% 75%

II. Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor.

Seperti halnya pada hasil belajar siswa ranah afektif, hasil belajar siswa ranah psikomotor juga berdasar pada keberhasilan penerapan metode penemuan terbimbing berbantu media internet dan analisis hasil belajar siswa ranah psikomotor (berbantu lembar observasi ranah psikomotor) selama pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode penemuan terbimbing berbantu media internet sudah diatur sedemikian rupa membuat siswa kreatifitasnya muncul dalam menemukan konsep materi yang dipelajari dengan waktu disesuaikan situasi kondisi siswa. Ini dapat dilihat pada meningkatnya persentase keberhasilan tindakan siswa dalam ranah Psikomotor pada Tabel 4.13.

III. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Hasil belajar siswa pada ranah kognitif, ditunjukkan pada hasil tes akhir dari setiap siklus menyatakan beberapa hal, yaitu:

a. metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya materi bangun ruang sisi datar. Ini ditunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan klasikal dan peningkatan nilai rata-rata pada hasil belajar berupa tes diakhir siklus I dan siklus II. Rekapitulasi perbandingan hasil belajar ranah kognitif pada siklus I (Tabel 4.3) dan siklus II (Tabel 4.8) dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini.

Tabel 4.14 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Siklus I dan II

Siklus I Siklus II

Tuntas Belum

Tuntas Jumlah Tuntas

Belum

Tuntas Jumlah

Jumlah 28 8 36 32 4 36

Nilai Rata-rata 78,94 87,08

Keterangan Berhasil Berhasil

b. metode pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet dapat meningkatkan pemahaman konsep khususnya materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar pada siswa. Dengan metode penemuan terbimbing, pemahaman siswa terhadap jalannya pembelajaran luas dan volume bangun ruang sisi datar menimbulkan pengetahuan yang melekat pada benak siswa karena siswa menemukan sendiri konsepnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suherman, dkk (2001), bahwa dengan mengalami sendiri proses menemukan sebuah konsep siswa dapat memahami benar bahan pelajaran sehingga sesuatu yang diperolehnya dapat lebih lama diingat. Selain hal tersebut, berdasarkan 1.6 tentang definisi operasional, meningkatnya hasil belajar siswa dalam hasil penelitian ini maka meningkat pula pemahaman konsep siswa. Ini ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar siswa (Tabel 4.14) dan pekerjaan siswa dalam menyelesaikan masalah/soal tes melalui gambar bangun yang diketahui seperti Gambar 4. 2.

E. Kekurangan penelitian

Dalam penelitian ini banyak kekurangan yang dilakukan peneliti, misalnya kurang berkomunikasi tentang cara penilaian yang dilakukan oleh guru pendamping. Dikarenakan waktu yang kurang saat melakukan penelitian.

73 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing berbantu media Internet dalam kegiatan pembelajaran diperlukan beberapa perencanaan, yaitu: (1) menyusun kegiatan pembelajaran yang dinamis dengan meliputi aspek menemukan masalah, merumuskan masalah, membuat jawaban sementara (hipotesa), merencanakan dan cara pemecahan masalah, analisa data, dan penarikan kesimpulan sesuai kompetensi yang hendak dicapai; (2) menentukan media pembelajaran misalnya internet dengan situs yang jelas. Pembelajaran penemuan terbimbing yang terencana membawa siswa aktif, antusias, ceria, dan kreatif dalam proses kegiatan belajarnya sehingga siswa menemukan konsep dari media pembelajaran sesuai materi yang sedang dipelajari.

Perencanaan kegiatan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing berbantu internet tersebut di atas, bila disusun dengan memperhatikan waktu, situasi dan kondisi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (Tabel 4.14). Dengan meningkatnya hasil belajar siswa berarti meningkat pula pemahaman konsep siswa tentang materi tersebut.

B. Saran

Banyak jenis metode pembelajaran matematika yang menarik. Temuan dalam penelitian ini yaitu penggunaan media internet sebagai media pembelajaran di SMP dapat dikembangkan dalam animasi gambar komputer dengan menggunakan aplikasi program komputer lainnya untuk lebih mengaktifkan sehingga kreativitas siswa muncul dalam kegiatan belajarnya.

74

DAFTAR PUSTAKA

Arends, 2008. Learning to Teach. (Diterjemahkan oleh Helly, Belajar untuk Mengajar), Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Baharudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Renika Cipta. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Erman,dkk, Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA.

Fransisca Adi Kusuma Wardani, 2013. Pembelajaran Metode Penemuan Terbimbing Dan Pemberian Kuis Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi tidak diterbitkan. Jogjakarta: Universitas Sanata Dharma.

Hiebert, James and Lafevre. 1986. Conceptual and Procedural Knowledge in Mathematics: An Introduction to Analysis. Lawrence Erlbaum Associates, Publisers, Hillsdale, New Jersey.

Hudojo, Herman 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Kasbolah, K. 1998. Penelitian Tindakan Kelas. Malang. Dirjen Dikti Depdikbud.

Markaban, (2006) Model Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogjakarta: Depdiknas PPPG Matamatika [online]. Tersedia: http//p4tkmatematika.org/download//ppp/PPP Penemuan terbimbing pdf [12 April 2014].

Nana Sujana. 1999, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Ni Nyoman Sri Budi Satyawati (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbasis LKS Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa Ditinjau dari Kecedasan Logis Matematis. Jurnal Pendidikan Online Volume 2 No 2 (2011) [2 April 2014].

Nurcholis (2012), Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Volume 01 Nomor 01 September 2013 [ 2 April 2014]

Polya, G. 1973. How to solve it. Princeton University Press.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suherman,dkk, 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung, UPI.

Sutrisno. 2012. Efektivitas Pembelajaran Dengan Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika. [Online]. Volume 1, No 4. Tersedia: http://fkip.unila.ac.id/ojs/data/journals/11/JPMUVol1No4/ 016Sutrisno.pdf [3 April 2014].

Tim Pelatihan Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Depdikbud: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tim Penyusun KBBI. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Winkel, W.S. 2009. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Hanafiah, Nanang. dkk. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Rafika Aditama

Arsyad,Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada Kusno. 2003. Diktat Kuliah Geometri. Jember : Fakultas MIPA Universitas Jember

76

Dokumen terkait