• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. AKTIVITAS RANTAI PASOK HULU INTERNAL DALAM PROSES PRODUKSI

5.2. Pembahasan

Bahan baku yang merupakan bahan mentah dalam produksi yogurt adalah susu sapi segar. Adapun untuk CV Cita Nasional pasokan susu segarnya berasal dari lima KUD dan satu peternakan di sekitar Kabupaten Semarang dan Kabupaten Semarang yang dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk kapasitas pengiriman susu sapi segar dari tiap KUD berbeda-beda, dimana data ini diambil pada bulan Juli. Untuk Andini Luhur sekitar 5.000 liter/hari, Cepogo sekitar 9.000 liter/hari, Getasan sekitar 5.000 liter/hari, Sumber Karya Pabelan sekitar 3.300 liter/hari, dan Boyolali Kota sekitar 1.200 liter/hari. Sedangkan dari Capita Farm pada bulan Juli hanya mengirim sekali sebanyak 2.550 liter saja. Dengan jumlah tersebut, maka pasokan susu segar dari KUD yang dibutuhkan CV Cita Nasional yakni sebanyak 20.000 liter/hari dapat terpenuhi. Perlu diketahui bahwa CV. Cita Nasional dalam mencukupi kebutuhan susu segarnya menerapkan sistem multisupplier. Menurut Masruroh & Prasetyorini (2015), multi-supplier merupakan suatu strategi perusahaan yang bekerjasama dengan beberapa supplier dalam rangka memenuhi pasokan bahan baku yang dibutuhkan, dimana bahan baku tersebut adalah sejenis. Jadi dengan adanya sistem multi-supplier, kebutuhan bahan baku dapat tercukupi; menghindari terjadinya monopoli kualitas dan harga oleh single-supplier; biaya yang dikeluarkan lebih kecil; dan akan meningkatkan kualitas pelayanan dari setiap supplier nantinya.

Ketika CV. Cita Nasional memutuskan untuk menerapkan sistem multi-supplier, ada beberapa tahapan yang dilakukan, hingga hanya lima KUD ini saja yang pada akhirnya menjadi pemasok susu segar untuk pabrik ini. Tahapan-tahapan tersebut diantaranya : 1. Membuat pengumuman terkait pencarian KUD sebagai penyuplai susu segar. Dalam hal ini tidak harus berbentuk KUD, perusahaan juga menerima jika ada kelompok tani yang berbadan hukum dan mau untuk menyuplai susu segarnya. Diprioritaskan untuk lokasi KUD yang dekat dengan pabrik, sehingga biayanya tidak terlalu besar dan mengurangi risiko keterlambatan pengiriman.

2. Menyesuaikan dengan standar kualitas.

Apabila KUD bersedia untuk menyuplai susu segarnya, maka CV. Cita Nasional akan menginformasikan/mensosialisasikan terkait standar kualitas susu segar yang ditetapkan

21

di pabrik ini dan hal ini telah disepakati seminggu sebelum pengiriman susu. Adapun untuk standar kualitas susu segar tersebut dapat dilihat di Tabel 4. Pada bagian ini merupakan tahapan seleksi KUD, karena tidak semua KUD setuju dengan standar yang ada. Jika bersedia bekerja sama, maka selanjutnya ketika mengirim susu, KUD akan memberikan formulir pengiriman susu segar dan diisi oleh uji-uji laboratorium yang dilakukan industri (Lampiran 9).

3. Pengujian kualitas susu segar.

Selanjutnya setelah pihak KUD bersedia mengikuti standar dari CV. Cita Nasional, maka akan dilakukan pengujian kualitasnya sesuai dengan parameter apa saja yang berada dalam standar tersebut. Jadi dalam prosesnya, jika nanti saat ada pasokan susu segar datang dari salah satu KUD dan ternyata tidak memenuhi standar yang ditetapkan, maka susu akan ditolak seluruhnya dengan pemberian berita acara penolakan susu segar.

4. Negosiasi harga.

Pada tahapan ini, pabrik akan melakukan penawaran harga dengan KUD, hingga tercapai kesepakatan harga. Namun biasanya pada tahap ini, kemungkinan besar sudah pasti menjadikan KUD tersebut sebagai supplier susu segar. Kecuali jika harga yang diberikan KUD terlalu tinggi, maka ada kemungkinan pembatalan. Namun harga ini akan menunjukkan kualitas susu, sehingga biasanya jika susu diatas standar kualitas maka harganya akan semakin tinggi.

5. Sistem Pembayaran.

Untuk sistem pembayaran, akan dilakukan diskusi antara kedua belah pihak hingga mencapai kesepakatan. Sistem pembayaran yang disepakati biasanya setiap 10 hari atau setiap bulannya.

Kemudian setelah melalui kelima tahapan ini, maka KUD akan menyuplai susu ke CV. Cita Nasional sesuai kesepakatan yang ada, terkait waktu pengiriman dan volume susu. Susu dari KUD akan datang setiap pagi mulai dari jam 10.00 sampai jam 12.00, secara bergantian dari kelima KUD yang terpilih. Persediaan susu segar yang dibutuhkan CV. Cita Nasional sekitar 20.000 L/hari. Namun jumlah ini tidak tetap, karena tergantung pada seberapa banyak orderan hari tersebut yang akan diproduksi dan saldo susu atau sebutan untuk sisa susu segar dari produksi hari sebelumnya. Industri ini sangat jarang

25

21

mengalami kekurangan pasokan susu segar, karena tim perencanaan biasanya menentukan volume susu segar yang akan dibeli lebih banyak daripada kebutuhan susu segar hari itu. Sehingga biasanya akan ada saldo susu hari sebelumnya, yang bisa diakumulasikan dengan susu segar yang datang pada hari itu.

Kemudian susu akan langsung dibawa ke laboratorium untuk diuji sesuai parameter standar yang ditetapkan. Apabila ternyata salah satu parameter analisis di bawah standar, maka susu akan ditolak. Penolakan maksimal tiga kali, jika lebih dari itu maka KUD yang bersangkutan tidak boleh mengirim lagi di hari itu. Karena berarti persediaan susu yang ada di KUD sebenarnya buruk atau rendah kualitasnya, namun pihak KUD hanya menambahkan zat tertentu atau mencampurnya dengan kualitas susu yang masih baik dan bukan menggantinya.

Adapun parameter pengujian kualitas yang dilakukan CV. Cita Nasional untuk susu segar dibagi menjadi dua, yakni parameter primer dan sekunder. Parameter primer meliputi uji organoleptik, uji alkohol, uji karbonat, uji pH, dan uji MBRT (Methyleen

Blue Reduction Test). Sedangkan parameter sekundernya, meliputi uji lemak, total

padatan, uji glukosa dan lemak nabati, uji solid non fat, berat jenis, peroksida, dan uji antibiotik. Disebut parameter sekunder, karena sifat pengujiannya yang insidental dan tidak selalu dilakukan, hanya jika dicurigai ada indikasi pemalsuan pada susu. Setelah susu memenuhi seluruh standar, maka susu segar siap diproduksi menjadi susu pasteurisasi – homogenisasi ataupun yogurt.

Adapun untuk uji antibiotik ini dilakukan hanya pada susu yang akan diproduksi menjadi yogurt, tahapannya sebagai berikut (Lampiran 8):

1. Susu dipanaskan hingga mencapai suhu 25 – 27 0C.

2. Kemudian susu diambil dengan pipet “Beta Lactam Strip Test Kit” hingga batas volumenya.

3. Susu dituang ke wadah sampel “Beta Lactam Strip Test Kit” dengan hati-hati dan diratakan ke seluruh permukaan wadah.

4. Lalu dicelupkan testpack “Beta Lactam Strip Test Kit” (Gambar 18) ke dalam wadah dan dipastikan semua ujungnya tercelup.

21

5. Diamati dalam waktu ± 5 menit.

6. Apabila muncul 3 garis secara jelas pada testpack, maka antibiotik dinyatakan negatif.

7. Namun apabila muncul 1 atau 2 atau 3 garis yang samar pada testpack, maka antibiotik dinyatakan positif.

Gambar 18. Kit Pengujian Antibiotik “Beta Lactam Strip Test Kit”

5.2.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan yang dimaksud disini termasuk juga bahan-bahan pendukung lainnya dalam pembuatan yogurt, diantaranya bubuk skim, starter yogurt, gula, flavor, pewarna, pektin. Sama halnya dengan KUD sebagai pemasok susu segar, bahan-bahan tambahan ini pun juga berasal dari beberapa pemasok atau supplier. Arti pemasok sendiri menurut Fernandez (1996) merupakan pihak yang memberikan suatu input/masukan, baik itu bahan ataupun barang tertentu sesuai dengan permintaan suatu perusahaan. Untuk pemasok bahan tambahan dan bahan pendukung, CV. Cita Nasional juga menerapkan multisupplier. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5., yang menunjukkan bahwa untuk satu jenis bahan, seperti misalnya gula berasal dari supplier Sumber Manis dan CV. Sugaras Langgeng Sentosa, namun dengan produsen yang berbeda. Dalam menentukan supplier bahan tambahan, fungsi tim Research and Development sangat diperlukan, yakni inovasi dan efisiensi yang keduanya bertujuan untuk melihat bagaimana tren pasar ke depannya. Jadi pemilihan bahan tambahan ini harus memperhatikan kestabilan pasar, yang kemudian akan dikembangkan lebih lanjut.

27

21

Beberapa tahapan pemilihan supplier untuk bahan tambahan pada produk yogurt, sebagai berikut :

1. Penjadwalan pertemuan dengan supplier jenis produk yang sama.

Setiap minggunya, CV. Cita Nasional kedatangan berbagai supplier dengan berbagai jenis bahan tambahan yang kodenya berbeda-beda. Maka perlu adanya jadwal untuk bertemu antara sales produk dengan pihak Research and Development, supaya tidak bertabrakan.

2. Dilakukan trial di laboratorium untuk mendapatkan taste yang sesuai/cocok.

Diambil beberapa jenis sampel, kemudian dilakukan pengujian skala laboratorium, skala mesin (untuk produksi rasa baru), dan skala batch (produksi keseluruhan). Perlunya dilakukan pengujian ini, karena setiap industri pasti punya kekhasan produk masing-masing, jadi uji coba ini dilakukan juga dalam skala batch untuk mengetahui bagaimana karakteristik produk akhir, jika bahan tambahan tersebut dicampurkan dengan bahan bakunya melalui proses produksi dengan mesin.

3. Kelengkapan dokumen halal dan Certicificate of Analysis lainnya.

Dokumen halal biasanya dikeluarkan sesuai negara pembuatnya, namun jika melihat pada Tabel 5., kebanyakan dokumen halal dikeluarkan oleh MUI (Lampiran 10), karena tempat produksinya berlokasi di Indonesia. Namun untuk flavor anggur dan starter yogurt, dokumen halalnya dikeluarkan oleh IFANCA, sedangkan bubuk skim dikeluarkan oleh ICCV. Dapat dilihat juga pada Tabel 3., ada nomor sertifikat untuk setiap produk, berikut dengan masa berlaku sertifikatnya.

4. Negosiasi harga.

Setelah dipastikan kelengkapan izin dan sertifikat-sertifikatnya, maka akan dilakukan negosiasi harga. Negosiasi ini diperlukan karena salah satu fungsi RnD adalah efisiensi, yakni untuk mencari bahan baku dan bahan tambahan dengan harga serendah mungkin namun kualitasnya tetap sesuai standar perusahaan. Efisiensi lebih diterapkan pada produk lama. Sehingga pada tahapan ini kemungkinan 80% sudah pasti deal, kecuali jika memang harga yang diberikan terlalu tinggi dan tidak bisa ditawar lagi.

5. Mengurus perizinan dari MUI dan ijin edar BPOM.

Setelah mendapatkan kelengkapan perizinan untuk produksi produk baru, maka bisa dilakukan pemesanan kemasan dan produksi dapat dijalankan. Pada tahapan akhir ini dilakukan untuk produk baru yang akan dikeluarkan, sehingga harus diurus ijin edarnya.

28

21

Dokumen terkait