• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan Analisa Data

Setelah dilakukan wawancara, ternyata masyarakat di sekitar peternakan di Namorambe mempunyai tingkat pengetahuan yang rata-ratanya baik. Setelah diselidiki, ternyata ramai di antara subjek penelitian yang memiliki taraf pendidikan yang baik, contohnya memiliki sarjana sehingga tingkat pengetahuan mereka juga baik. Bagi subjek anak-anak yang berumur di bawah 12 tahun pula, mereka juga memiliki pengetahuan yang memuaskan memandangkan telah dididik oleh orang tua mereka dengan baik.

Seluruh subjek mengetahui tentang ciri-ciri orang yang mengalami diare, yaitu lemah dan lesu. Namun, apabila ditanya mengenai penyebabnya, masih ada sebagian yang menjawab dikarenakan oleh musim hujan, memandangkan saat penelitian dijalankan, ternyata ramai dari subjek yang sedang menderita diare dan memang pada saat itu musim hujan. Selain itu, jumlah subjek yang masih menganggap bahwa kandang ternak dan sekitarnya yang kotor itu biasa masih tinggi yaitu seramai 18 orang. Seramai 19 orang dari jumlah subjek mengatakan bahwa banyakkan buah merupakan penanganan awal dari gejala diare.

Tingkat pengetahuan individu itu biasanya cenderung mempengaruhi tindakan seseorang. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu, dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebagai contoh, apabila seseorang itu tahu tentang menjaga kebersihan itu penting untuk menghindari sesuatu kejadian infeksi, maka sedikit-sebanyak ia mula mengubah perilakunya

agar kebersihan diri dan tempat tinggalnya terjaga untuk menghindari infeksi tersebut.

5.2.2. Sikap

Kesadaran dalam mencari tahu penyebab diare itu penting disetujui oleh sebagian besar subjek, yaitu seramai 61 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah mulai mementingkan tingkat kesehatan mereka. Namun, masih ramai yang menganggap bahwa penyakit diare itu tidak termasuk berat atau serius. Selain itu, sebagian dari jumlah subjek yaitu seramai 30 orang menyetujui bahwa tindakan menjaga kebersihan dilakukan hanya untuk mensukseskan program pemerintah, bukannya demi kebaikan mereka itu sendiri.

Sebagian masyarakat desa tersebut bersetuju bahwa tindakan menjaga kebersihan itu dilaksanakan hanya untuk mensukseskan program pemerintah karena pihak pemerintah daerah telah pun menugaskan para pekerja untuk membersihkan kawasan kampung pada setiap dua minggu sekali. Jadi, mereka yakni masyarakat desa ini tidak lagi bersikap peduli, sebaliknya hanya menyerahkan tugas membersihkan tersebut kepada orang-orang yang telah ditugaskan.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presisposisi tindakan atau perilaku. Suatu contoh misalnya, seorang ibu telah mendengar penyakit infeksi (penyebabnya, akibatnya, pencegahannya dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berfikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena infeksi. Dalam berfikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu berniat akan mengawal aktivitas anaknya dan

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan keluarganya untuk mencegah anaknya terkena infeksi.

5.2.3. Tindakan

Sebagian besar subjek mencatat angka yang tinggi dalam skor tingkat pengetahuan dan sikap, namun rendah dalam skor tindakan. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakkan dari mereka tahu dan sedar akan kepentingan dan bagaimana menjaga kebersihan diri dan higiene sanitasi lingkungan mereka, namun mereka masih tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mungkin dikarenakan kebiasaan yang mereka lakukan dari dulu sehingga mereka mendapati agak sulit dalam mempraktekkannya, misalnya hal-hal kecil seperti memotong kuku dan memakai alas kaki.

Selain itu, saat pengamatan dilakukan, terdapat beberapa area tempat tinggal yang memenuhi kriteria dari indikator nasional tentang higiene sanitasi lingkungan yang baik. Contohnya masih ada beberapa rumah yang tidak memiliki jamban yang layak, sebaliknya keluarga tersebut membuang air besar di sumur. Namun begitu, hal ini tidak menyumbang kepada terjadinya infeksi memandangkan perilaku mereka dalam menjaga kebersihan diri rata-rata baik. Contohnya mereka tetap mencuci gelas atau piring dengan memakai sabun dan memasak air minum dengan baik. Selain itu, lantai dalam rumah mereka dalam keadaan yang baik.

Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata, diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas. Sikap ibu yang sudah positif terhadap menjaga kebersihan harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas yang mudah memungkinkan agar ibu tersebut dapat menjaga rumahnya tetap bersih. Di samping itu, ada juga kemungkinan sebagian individu yang tidak mengaplikasikan pengetahuan dan sikapnya yang positif dalam mencegah infeksi ke dalam bentuk tindakan, namun jumlahnya sedikit. Secara umumnya, tindakan sesorang itu dalam menjaga kebersihan diri dan higiene sanitasi lingkungan juga menyumbang kepada terjadinya infeksi.

5.2.4. Infeksi Balantidium coli

Setelah dilakukan penelitian, didapatkan data seramai tiga orang yang positif terkena Balantidiasis. Dua orang dari yang positif itu adalah merupakan sopir truk dan memiliki tingkat pengetahuan yang buruk. Salah seorang daripadanya memiliki sikap yang sedang dan tindakan yang buruk, manakala seorang lagi memiliki sikap yang buruk dan tindakan yang sedang. Hal ini mungkin dikarenakan pekerjaan mereka yang menuntut mereka untuk bepergian ke banyak tempat sehingga mereka dapati agak sulit untuk menyikapi dan mempraktekkan tindakan-tindakan yang baik dalam aspek kebersihan. Selain itu, tiadanya gejala diare yang dialami membuat mereka semakin memandang mudah akan hal ini.

Seterusnya, satu lagi subjek penelitian yang positif terkena Balantidiasis merupakan lansia, yaitu berumur 67 tahun. Walaupun kondisi tubuhnya secara fisik masih baik, yaitu masih mampu berjalan sendiri, namun status mentalnya yang mulai pikun mungkin berperan dalam tindakannya yang ternyata buruk.

Ketiga-tiga subjek yang positif ini ternyata tidak mengalami gejala utama dari Balantidiasis, yaitu diare. Hal ini dikarenakan mereka merupakan inang pembawa (carrier) dimana protozoa Balantidium coli ini menginfeksi mereka namun tidak menimbulkan sebarang gejala.

Dokumen terkait