BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
II.2.7 Pembahasan Analisis Butir Tes
Di dalam pembahasan ini terdapat pembahasan mengenai perlunya analisis butir tes dan proses analisis butir tes.
II.2.7.1 Perlunya Anaisis Butir Tes
Beberapa alasan mengapa diperlukan analisis terhadap butir-butir tes adalah
1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan setiap butir tes sehingga dapat
dilakukan perbaikan dan atau pemillihan butir-butir tes yang berkualitas.
2. Untuk memberikan informasi tentang spesifikasi butir tes secara lengkap,
sehingga akan lebih memudahkan bagi guru dalam menyusun perangkat tes untuk memenuhi kebutuhan pengujian dalam bidang dan tingkat tertentu.
3. Untuk segera dapat diketahui kelemahan yang terkandung dalam setiap
butir tes, seperti butir yang mudah atau sukar dan kemampuan butir tes untuk membedakan siswa kelompok atas dan kelompok bawah. Hal ini bila diketahui dengan segera akan memungkin bagi guru untuk mengambil keputusan apakah butir tes yang bermasalah harus dibuang, diperbaiki, atau tetap dipertahankan guna mengukur hasil belajar siswa.
II.2.7.2 Proses Analisis Butir Tes
Analisis butir tes bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang: (1) Indeks kesukaran (2) Indeks daya beda butir. Secara empiris informasi tersebut dibutuhkan karena saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, di mana keberfungsian pilihan dapat meningkatkan indeks kesukaran butir tes, indeks kesukaran butir tes dapat menentukan daya beda butir.
Analisis butir tes akan bermanfaat secara maksimal apabila diterapkan dalam tes acuan norma. Proses analisis butir pada tes acuan norma dilakukan untuk menentukan: (1) seberapa sulit butir tes terhadap kelompok siswa yang mencapai skor tinggi dan rencah, (2) seberapa tepat setiap butir tes dalam membedakan kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah, (3) untuk tes pilihan ganda, seberapa efektif pilihan yang tersedia pada setiap butir tes. Secara matematis tingkat kesukaran butir tes (p) adalah proposal siswa yang
menjawab salah terhadap suatu butir tes, sedangkan daya beda adalah kemampuan butir tes untuk membedakan kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah.
Indeks kesukaran dan indeks daya beda butir tes digunakan untuk penyempurna butir-butir tes apabila dari hasil analisis ditemukan butir yang: (1) terlalu mudah, (2) terlalu sukar, dan (3) tidak mampu membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Di samping itu, informasi yang diperoleh dari analisis butir mungkin pula digunakan untuk menilai keefektifan pembelajaran di kelas dan menentukan pokok bahasan atau subpokok bahasan yang memerlukan pengajaran remedial.
Beberapa tahapan dalam analisis butir tes adalah: (1) memberi skor terhadap jawaban siswa, (2) menyusun jawaban siswa dari skor tertinggi ke skor terendah, (3) menentukan kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah dengan cara mengambil 27% dari skor tertinggi sebagai kelompok atas dan 27% dari skor terendah sebagai kelompok bawah, (4) menghitung tingkat kesukaran setiap butir tes, (5) menghitung daya pembeda setiap butir tes.
1. Indeks Kesukaran Butir Tes (p)
Indeks kesukaran butir tes adalah proposal peserta yang menjawab benar
butir tes. Indeks kesukaran butir yang baik antara 0,3 – 0,7. Butir-butir
tes yang memiliki indeks kesukaran di bawah atau di atas 0,3 – 0,7 dapat
digunakan apabila ada pertimbangan keterwakilan pokok bahasan yang diukurnya. Indeks kesukaran butir tes dihitung dengan menggunakan rumus:
atau disingkat menjadi
Penggunaan informasi tingkat kesukaran butir tes. Tingkat kesukaran butir tes dapat digunakan untuk kepentingan ujian dan pembelajaran di kelas [10].
a. Nilai p kurang dari 0,3 maka soal yang diberikan sulit.
b. Nilai p antara 0,3-0,7 maka soal yang diberikan sedang.
c. Nilai p lebih dari 0,7 maka soal yang diberikan mudah.
2. Indeks Daya Pembeda Butir Tes (D)
Daya pembeda butir adalah kemampuan butir tes untuk membedakan siswa mampu dan kurang mampu. Pembagian kelompok siswa mampu dan tidak mampu dapat diacu dari pendapat Kelly (1939) dalam Crocker dan Algina (1996) bahwa indeks daya beda butir yang lebih stabil dan sensitif dapat dicapai dengan menggunakan 27 persen kelompok atas dan 27 persen kelompok bawah. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks beda butir (D) adalah :
D
atau disingkat menjadi
Indeks daya beda butir (D) mempunya rentang nilai -1 sampai dengan +1. Nilai D positif berarti butir tes tersebut lebih banyak yang dijawab kelompok atas. Nilai D negatif berarti butir tes tersebut berfungsi sebaliknya, yaitu lebih banyak dijawab benar oleh kelompok bawah [10]. Beberapa kemungkinan nilai D adalah:
a. Nilai D negatif berarti lebih banyak dijawab benar oleh kelompok
bawah. Butir seperti ini perlu dikaji kembali, apakah perlu diperbaiki atau sama sekali tidak digunakan dalam tes. Jika tidak ditemukan kesalahan dalam penulisan butir tes, maka kemungkinan yang terjadi adalah kelompok atau belum mempelajari sasaran ukur butir tersebut.
b. Nilai D positif berarti lebih banyak dijawab benar oleh kelompok
atas. Butir ini dapat digunakan dalam tes, terutama yang memiliki
c. Nilai D = 0 butir seperti ini tidak mampu membedakan kelompok atas dan kelompok bawah. Jumlah jawaban benar pada kelompok atas sama dengan jumlah jawaban benar pada kelompok bawah. Butir seperti ini sebaiknya tidak digunakan.
II.2.8 Dashboard
Dashboard adalah sebagai alat untuk memonitor organisasi dari hari ke hari. Informasi ditampilkan dalam sebuah antar muka tunggal, sehingga
pengambilan keputusan dapat mengakses Key Performance Indocator, yaitu
informasi yang dapat digunakan untuk memberikan panduan secara aktif terhadap kinerja bisnis. Dashboard berfungsi seperti internet eksekutif, situs dimana semua informasi penting ditampilkan dalam kelompok-kelompok logika. Definisi lain mengenai dashboard adalah sebuah alat yang memberikan tampilan antar muka visual, yang menyajikan informasi penting yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tertentu, secara sekilas dalam satu layar (single screen) [11].
Ada beberapa macam tipe dari Dashboard, yaitu:
1. Dashboard strategis
Dashboard strategis digunakan untuk mendukung manajemen level strategis memberikan informasi dalam membuat keputusan bisnis, memprediksi peluang, dan memberikan arahan pencapaian tujuan strategis.
2. Dashboard taktis
Dashboard tipe ini berfokus pada proses analisis untuk menentukan penyebab dari suatu kondisi atau kejadian tertentu.
3. Dashboard operasional
Dashboard operasional yang berfungsi sebagai pendukung monitoring dari aktifitas proses bisnis yang spesifik. Fokus pada monitoring aktifitas dan kejadian yang tidak berubah secara konstan [12].
Key Performance Indicator adalah performance indicator atau penunjuk kinerja. Contohnya performance suatu proses diukur atau ditunjuk melalui suatu KPI. KPI bukan hanya mengukur suatu panjang, suatu waktu proses, suatu umur alat tetapi lebih tepat ukuran dari suatu performance atau kinerja. Lebih lanjut, KPI merupakan ukuran kunci (key) terhadap bisnis atau kesuksesan, bukan hanya
ukuran seadanya / sambil lalu dari suatu bisnis proses. Dengan demikian, KPI sangat erat berhubungan dengan obyektif dari proses yang akan diukur.
KEY PERFORMANCE INDICATORS = Indikator Kinerja Kunci.
KEY PERFORMANCE INDICATORS merupakan indikator yang memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan target kerja yang telah kita tetapkan :
1. Indikator KPI harus bersifat terukur. Harus bisa dihitung/diukur.
2. Indikator KEY PERFORMANCE, INDICATORS juga merujuk pada hasil
kerja kita (output kerja)
3. Ukuran keberhasilan harus menunjukkan indikator kinerja yang jelas,
spesifik dan terukur [13].
II.2.9 Hyper Text Markup Language (HTML)
HTML (Hyper Text Markup Language) adalah suatu format data yang
digunakan untuk membuat dokumen hyper text yang dapat dibaca dari satu
platform lainnya tanpa melakukan suatu perubahan apapun. Dokumen HTML sebenarnya adalah suatu dokumen teks biasa, sehingga di platform apapun dokumen tersebut bisa dibaca. Dokumen HTML disebut Markup Languange karena mengandung tanda-tanda tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan teks dan tingkat kepentingan dari teks tertentu dalam suatu dokumen.
HTML (Hyper Text Markup Language) adalah bahasa dari Word Wide
Web yang dipergunakan untuk menyusun dan membentuk dokumen agar dapat
ditampilkan pada program browser.
Pada HTML dipergunakan hypertext link atau hubungan antara teks dan
dokuman lain. Dengan demikian pembaca dokumen bisa melompat dari satu dokumen ke dokumen yang lain dengan mudah. Selain mencari informasi, setiap pengguna Internet juga bisa memberikan/ menyediakan informasi. Syaratnya,
mereka harus memanfaatkan layanan WWW (Word Wide Web). Tatacara
penulisan HTML itu sebenarnya tidak sukar. Dokumen dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu HEADER (bagian atas) dan bagian BODY (tubuh dokumen). Bagian HEAD berisikan judul dokumen dan informasi-informasi dasar lain, sedangakan bagian BODY adalah data dokumennya [14].
II.2.10PHP
Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP
Hypertext Preprocessor. Ia merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hasilnya yang dikirimkan ke klien, tempat
pemakai menggunakan browser.
Secara khusus, php dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. Artinya, ia dapat membentuk satu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Pada prinsipnya PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl. Namun, perlu diketahui bahwa
PHP sebenarnya bisa dipakai secara command line. Artinya skrip PHP dapat
dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser.
Model kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh
browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan
sebutan alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server [15].
II.2.11JQuery
JQuery merupakan sebuah Javascripts Library atau bisa disebut juga sebagai perpustakaan dari kumpulan kode/ listing Javascript yang siap pakai. Dalam arti sederhana JQuery dapat digunakan untuk meringkas sebuah listing Javascript yang panjang dalam sebuah proyek pembuatan website. JQuery merupakan program yang berjalan pada sisi server dan akan ditampilkan pada Browser Web. JQuery dapat berjalan di dalam HTML, atau bahasa pemograman berbasis web lainnya seperti PHP atau JSP.
JQuery memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan Javascript Library pendahuluannya seperti Yahoo User Interface, Mootools, dan Prototype. Hal ini dikarenakan JQuery memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
a. Mudah dioperasikan, karena hanya mengetikkan beberapa baris kode saja,
sehingga tidak perlu menuliskan program yang panjang.
b. JQuery menyediakan fasilitas Plugins yang beragam. Plugins-plugins ini
c. JQuery dapat menyesuaikan style CSS dalam semua browser web, sehingga pengguna dapat menikmati tampilan Web.
d. Menyediakan fasilitas untuk tampilan Animasi seperti pada pembuatan
animasi menggunakan Flash.
e. Didukung oleh komunitas dan pengembang JQuery yang tersebar
diseluruh dunia.
f. JQuery merupakan Open Source, sehingga bebas dan gratis digunakan
29
Kegiatan analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru. Di dalam analisis sistem terdapat analisis masalah, analisis sedang berjalan, aturan bisnis, analisis pengkodean, spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, analisis kebutuhan fungsional, analisis data, analisis kebutuhan fungsional, spesifikasi proses, dan kamus data DFD.
III.1.1 Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang didapatkan permasalahan dalam sistem pembelajaran di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi, yaitu :
1. Proses pengarsipan (administratif) materi kurang baik, sehingga materi
yang telah dibuat sering kali membuat ulang dikarenakan materinya hilang atau lupa menyimpan.
2. Pengarsipan tugas-tugas yang telah dikumpulkan proses pengarsipannya
yang kurang baik sehingga sering terjadi kehilangan.
3. Penilaian latihan soal ataupun ujian memerlukan waktu yang cukup lama
yang mengakibatkan siswa dalam mengetahui kemampuan atas pemahaman yang telah dipelajari menjadi lebih lama.
4. Kepala sekolah dan guru kesulitan dalam pemantauan (monitoring) hasil
belajar siswanya dikarenakan jika kepala sekolah ingin mengetahui informasi mengenai siswanya kepala sekolah harus bertemu dengan wali kelas atau guru bidang studi mengenai perkembangan siswa.
5. Kepala sekolah kesulitan dalam pemantauan guru di dalam pemberian
materi dan tugas dikarenakan guru tidak melaporkan berapa materi yang sudah diberikan dan berapa tugas yang guru sudah diberikan, sehingga kepala sekolah tidak mengatahui sudah memenuhi standar atau belum.
6. Siswa mengalami kesulitan dalam melontarkan pertanyaan kepada guru jika berada di dalam kelas dan siswa sulit untuk bertanya kepada guru diluar jam pelajaran sehingga siswa cenderung menjadi pasif, perasaan malu atau takut untuk bertanya yang menjadi permasalahan pada siswa.
III.1.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Didapatkan dari hasil wawancara berikut ini adalah prosedur yang sedang berjalan di SMA Pasundan 2 Kota Cimahi, yaitu Prosedur Pemberian Bahan Materi, Prosedur Pemberian Tugas, Prosedur Evaluasi Latihan, Prosedur Analisis Soal, Prosedur Pengolahan Nilai Akhir, dan Prosedur Monitoring Siswa.
III.1.2.1 Prosedur Pengolahan Data Siswa
Prosedur pengolahan data siswa adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh tata usaha untuk pengolah data siswa. Flowmap ini tidak mengambarkan proses pembayaran siswa, hanya proses pengolahan daya siswa saja. Proses pengolahan data siswa, sebagai berikut :
1. Tata usah memberikan formulir pendaftaran kepada siswa
2. Siswa mengisi formulir pendaftaran
3. Siswa menyerahkan formulir pendaftaran yang sudah terisi
4. Tata usaha memasukan data siswa ke dalam excel.
5. Tata usaha menyimpan data siswa di dalam komputer
6. Tata usaha mengarsipkan formulir data siswa.
Pada Gambar III-2 menjelaskan prosedur pengolahan data siswa.
III.1.2.2 Prosedur Pemberian Bahan Materi
Prosedur bahan materi adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk pemberian bahan materi kepada siswa. Proses pemberian bahan materi, sebagai berikut :
1. Guru memberikan materi kepada ketua murid
2. Ketua murid menduplikasi materi untuk dibagikan kesemua siswa
3. Ketua Murid mengembalikan materi yang asli kepada guru
4. Ketua murid mengambil satu materi hasil duplikasi dan membagikan
materi yang diduplikasi kepada siswa.
Pengolahan Data Siswa
Tata Usaha Siswa
P h a se Formulir Pendaftaran Formulir Pendaftaran Pengisian Formulir
Formulir telah terisi Formulir telah terisi
Data Siswa Pengolahan Data Siswa Data Siswa .xlx Formulir telah diolah A1
Gambar III-1 Flowmap Prosedur Pengolahan Data Siswa Keterangan
Prosedur Pemberian Bahan Materi KM (Ketua Murid) Guru Siswa P h as e Materi Materi Penduplikasian Materi n ... 1
Materi yang sudah diduplikasi Materi asli Materi asli n ... 2
Materi yang sudah diduplikasi
A2
A3
A3
Gambar III-2 Flowmap Pemberian Bahan Materi Keterangan :
A2 : Arsip materi guru
A3 : Arsip copy-an materi siswa
III.1.2.3 Prosedur Pemberian Tugas
Prosedur pemberian tugas LKS (Lembar Kerja Siswa) adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk pemberian tugas LKS kepada siswa, Gambar III-3 dijelaskan prosedur pemberian tugas di SMA Pasundan 2 Kota
Cimahi. Flowmap yang digambarkan setelah siswa membeli Lembar Kerja Siswa
(LKS) dari guru. Flowmap ini menggambarkan ketika guru sudah memberikan
tugas LKS kepada siswa, dan siswa tinggal mengerjakan dan mengumpulkan tugas LKS tersebut.
Proses pemberian tugas LKS, sebagai berikut :
1. Siswa mendapatkan LKS dari guru.
2. Siswa mengerjakan LKS.
3. Siswa mengumpulkan LKS ke guru setelah dikerjakan.
4. Guru menilai hasil LKS yang telah dikerjakan.
5. Guru membuka daftar nilai dan memasukan nilai hasil LKS yang sudah
dinilai
6. Guru memberikan LKS kepada siswa setelah LKS diperiksa.
Prosedur Tugas LKS (Lembar Kerja Siswa)
Guru Siswa P ha se LKS LKS Mengerjakan Tugas LKS LKS telah dikerjakan LKS telah dikerjakan Penilaian LKS LKS telah dinilai Daftar Nilai Pemasukan Hasil Tugas ke dafar nilai
Daftar Nilai telah
diisi LKS telah diperiksa
A5
LKS telah diperiksa
A4
Keterangan :
A4 : Arsip soal/ Lembar Kerja Siswa (LKS) A5 : Arsip lembar daftar nilai
III.1.2.4 Prosedur Evaluasi Belajar
Prosedur evaluasi adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dalam
evaluasi belajar. Gambar III-4 dijelaskan prosedur evaluasi. Flowmap yang
digambarkan lembar jawaban tidak dikembalikan kepada siswa karena akan dianalisis butir tes terlebih dahulu, guru hanya menyimpan soal ujian jika tidak
dibuat latihan dirumah, dan lembar kunci jawaban. Flowmap ini juga
menggambarkan lembar jawaban ujian yang telah diperiksa dan dimasukkan ke dalam daftar nilai oleh guru. Proses evaluasi belajar, sebagai berikut :
1. Guru memberikan soal dan lembar jawaban latihan kepada siswa
2. Siswa mengerjakan soal latihan
3. Jika soal latihan akan dipakai sebagai latihan siswa untuk belajar dirumah
maka soal latihan akan disimpan oleh siswa dan apabila tidak akan dipakai untuk latihan maka siswa mengumpulkan soal dan lembar jawaban yang telah diisi kepada guru.
4. Guru membuka lembar jawaban siswa.
5. Guru membuka lembar kunci jawaban untuk memeriksa lembar jawaban
6. Guru memeriksa lembar jawaban siswa.
7. Guru menilai hasil jawaban siswa.
8. Guru membuka daftar nilai berdasarkan arsip.
9. Guru memasukkan nilai siswa ke dalam daftar nilai.
10. Jika guru tidak akan melakukan analisis butir tes makan lembar jawaban
akan langsung diberikan kepada siswa, jika akan melakukan butir tes maka lembar jawaban akan disimpan diguru terlebih dahulu
Keterangan :
A5 : Arsip Lembar Daftar Nilai A6 : Arsip Soal Latihan
A7 : Arsip Lembar Jawaban Latihan A8 : Arsip Lembar Kunci Jawaban
Prosedur Evaluasi Belajar Guru Siswa P h a se Soal Latihan Lembar Jawaban Latihan Soal Latihan Lembar Jawaban Latihan Pengerjaan Soal Latihan Lembar Jawaban Latihan telah diisi Soal Latihan Tidak
dipakai
Lembar Jawaban Latihan telah diisi
A6 Lembar Kunci Jawaban Memeriksa Latihan Lembar Kunci Jawaban telah dipakai Lembar Latihan siswa telah dinilai
A8
A5
Daftar Nilai Telah diisi Tugas
Pemasukan Nilai Latihan
Daftar Nilai telah diisi Tugas, Latihan
Lembar Jawaban Latihan Akan Dianalisis
A5
A7
Dipakai sebagai Latihan?
Soal Latihan akan dipakai Latihan A6 Ya Melakukan Analisis ? Ya Lembar Jawaban Latihan Tidak Akan
Dianalisis
A7
Tidak Soal Latihan Tidak
dipakai Tidak
III.1.2.5 Prosedur Analisis Butir Tes
Prosedur analisis butir tes adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru untuk menganalisis soal yang telah diujikan. Proses analisis butir tes
dilakukan setelah guru selesai memeriksa hasil ujian siswa. Pada flowmap ini
format analisis butir tes telah disimpan dikomputer dalam bentuk format excel, sehingga guru hanya perlu membuka format analisis tes dan memasukkan hasil ujian siswa ke dalam format analisis soal tersebut. Proses analisis butir tes, sebagai berikut :
1. Guru membuka lembar jawaban yang telah dimasukkan ke daftar nilai.
2. Guru membuka data format analisis butir tes .xlx dari file excel
3. Guru mengisi/ memasukkan data analisis butir tes yang telah dibuka
4. Guru menyimpan data analisis butir tes yang telah terisi di komputer
dalam format excel .xlx.
5. Guru memberikan lembar jawaban yang telah diproses kepada siswa.
Pada Gambar III-5 menjelaskan prosedur analisis butir tes.
Prosedur Analisis Butir Tes
Guru Siswa P h a se A6 n
Data Analisis Butir Tes Format Analisis
Butir Tes .xlx
Format Analisis Soal sudah terisi
.xlx
A7
... 1
Lembar Jawaban Latihan Akan Dianalisis
Data Jawaban Siswa
n ...
1
Lembar Jawaban Latihan sudah Dianalisis
n ...
1
Lembar Jawaban Latihan sudah Dianalisis
Gambar III-5 Prosedur Analisis Butir Tes Keterangan :
III.1.2.6 Prosedur Pengolahan Nilai Akhir
Prosedur pengolahan nilai akhir adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh guru memberikan nilai akhir kepada wali kelas. Proses pengolahan nilai akhir, sebagai berikut :
1. Guru membuka daftar nilai berdasarkan arsip yang sudah diisi dari nilai
tugas, latihan ataupun ujian.
2. Guru menghitung nilai akhir
3. Guru menyerahkan daftar nilai akhir kepada wali kelas
4. Wali kelas mengisi rekap nilai
5. Wali kelas mengembalikan daftar nilai yang telah direkap ke guru
Pada Gambar III-6 menjelaskan prosedur pengolahan nilai akhir.
Prosedur Pengolahan Nilai Akhir
Guru Wali Kelas
P
h
a
se
A4
Daftar Nilai telah diisi Tugas, Ujian
Penghitungan Nilai Akhir
Daftar Nilai Akhir yang Telah dihitung
Daftar Nilai Akhir yang Telah dihitung
Pengisian rekap nilai
Daftar Nilai Akhir Yang Sudah Direkap
Rekap Nilai Siswa Telah terisi
A9
Daftar Nilai Akhir Yang Sudah Direkap
A5
Rekap Nilai Siswa
Gambar III-6 Flowmap Prosedur Pengolahan Nilai Akhir Keterangan :
A5 : Arsip Lembar Daftar Nilai
III.1.2.7 Prosedur Pelaporan Hasil Belajar
Prosedur pelaporan hasil belajar siswa adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh wali kelas kepada kepala sekolah untuk memperlihatkan hasil belajar. Proses pelaporan hasil belajar siswa, sebagai berikut :
1. Wali kelas membuka rekap nilai berdasarkan arsip yang sudah diisi dari
semua nilai mata palajaran.
2. Wali keals memberikan rekap nilai yang telah diisi kepada kepala sekolah
3. Kepala sekolah menerima rekap nilai siswa
4. Kepala sekolah melihat dan mendiskusikan rekap hasil nilai siswa
5. Kepala sekolah mengembalikan setelah selesai melihat hasil rekap nilai
kepada wali kelas.
Pada Gambar III-7 menjelaskan prosedur pelaporan hasil belajar siswa.
Prosedur Pelaporan Hasil Belajar
Wali Kelas Kepala Sekolah
P
h
as
e
A9
Rekap Nilai Siswa Telah terisi
Rekap Nilai Siswa Telah terisi
Melihat Hasil Rekep Nilai
Siswa
Rekap Nilai Siswa yang telah dilihat Rekap Nilai Siswa
yang telah dilihat
A9
Gambar III-7 Flowmap Prosedur Pelaporan Hasil Belajar Keterangan :