ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
F. Uji Koefisien Regresi Berganda (Uji F)
Setelah ditemukan hasil dari Uji Regresi Linear Berganda sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel V.13, maka berikutnya dilakukan uji F untuk menjawab
rumusan masalah nomor 1 (satu) yang berbunyi: Apakah faktor internal dan
faktor eksternal karyawan berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas
kerja.
Persamaan yang digunakan untuk melihat pengaruh secara simultan dan
signifikan atau tidaknya regresi berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono,
2012:192):
Fh =
di mana:
R = Koefisien korelasi ganda K = Jumlah variabel independen N = Jumlah anggota sampel
Untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah tersebut dapat
1. Menentukan Hipotesis
H0: Tidak ada pengaruh faktor internal dan faktor eksternal karyawan
secara simultan terhadap produktivitas kerja
H1: Ada pengaruh faktor internal dan faktor eksternal karyawan secara
simultan terhadap produktivitas kerja
2. Menentukan Taraf Signifikansi
Taraf signikansi menggunakan 0,05
3. Menentukan taraf F Hitung dan F tabel
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh:
a. F hitung adalah 20,014
b. F tabel dicari melalui tabel statistik pada signifikansi 0,05 df1 = k-1
atau 3-1=2, dan df2= n-k atau 40-3=37. Ditemukan bahwa F tabel
adalah 3,25.
4. Pengambilan Keputusan
Jika F hitung ≤ F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
5. Kesimpulan
Didasarkan hasil penghitungan maka diketahui bahwa F hitung adalah
20,014 > F tabel sebesar 3,25, maka dengan demikian hipotesis nol ditolak.
Kesimpulannya bahwa faktor internal dan faktor eksternal karyawan secara
< 0,05. Artinya, faktor internal dan eksternal karyawan saling mendukung
untuk mencapai produktivitas kerja dengan tingkat kesalahan 5%.
G. Uji t
Setelah dilakukan uji F dan mengetahui kesimpulannya, berikutnya
dilakukan Uji t yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomor 2 (dua)
yang berbunyi: Apakah Faktor Internal dan Eksternal Karyawan Berpengaruh
Secara Parsial Terhadap Produktivitas Kerja?
Persamaan yang digunakan untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:
t-hitung =
keterangan:
t = Nilai hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
untuk menjawab dapat dilakukan dengan langkah-langkah analisis
sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Berkaitan dengan hipotesis yang diajukan, maka penulis memutuskan
untuk membaginya dalam 2 bagian yakni pertama menguji X1 terhadap Y,
berikutnya X2 terhadap Y. Maka untuk uji pertama diajukan hipotesis berikut:
H0: Tidak ada pengaruh faktor internal karyawan terhadap produktivitas
H1: Ada pengaruh faktor internal karyawan terhadap produktivitas kerja
Sementara untuk uji kedua diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0: Tidak ada pengaruh faktor eksternal karyawan terhadap produktivitas
kerja
H1: Ada pengaruh faktor eksternal karyawan terhadap produktivitas kerja
2. Menghitung besaran nilai t hitung
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diperoleh angka t hitung 6,302
untuk X1 terhadap Y. Sementara untuk uji X2 terhadap Y ditemukan angka t
hitung sebesar -3,590.
3. Menghitung besarnya angka t tabel
Ketentuan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan df= n-k-1=
40-3-1= 36. Diperoleh t tabel sebesar 2,028.
4. Menentukan Kriteria Uji Hipotesisnya sebagai berikut:
Jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika –thitung < -ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 5. Keputusan
Didasarkan hasil penghitungan untuk uji X1 terhadap Y diperoleh angka
thitung sebesar 6,302 > ttabel sebesar 2,028, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Sementara itu dari hasil penghitungan untuk uji X2 terhadap Y diperoleh
angka -thitung sebesar -3,590 < -ttabel sebesar -2,028, maka H0 ditolak dan H1
6. Kesimpulan
Berdasarkan pada keputusan di atas dapat diambil kesimpulan akhir
bahwa faktor internal berpengaruh terhadap produktivitas kerja dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, dan pengaruhnya positif. Artinya semakin tinggi
kualitas seorang karyawan dalam aspek pendidikan, motivasi internal,
keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja serta kesehatan maka akan
semakin tinggi produktivitas kerja yang dihasilkan dan sebaliknya, semakin
rendah kualitas seorang karyawan dalam aspek pendidikan, motivasi internal,
keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja serta kesehatan maka akan
semakin rendah produktivitas kerja yang dihasilkan dengan tingkat kesalahan
5%. Selanjutnya faktor eksternal berpengaruh terhadap produktivitas kerja
dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05, dan pengaruhnya negatif. Artinya
semakin karyawan kurang khawatir pada kebijakan dan keputusan perusahaan
yang meliputi pemberian motivasi eksternal, lingkungan dan iklim kerja,
manajemen, jaminan sosial, kesempatan berprestasi, tingkat pendapatan,
teknologi, dan sarana produksi maka semakin tinggi produktivitas kerja yang
dihasilkan, dan sebaliknya semakin karyawan lebih khawatir pada kebijakan
dan keputusan perusahaan yang meliputi pemberian motivasi eksternal,
lingkungan dan iklim kerja, manajemen, jaminan sosial, kesempatan
berprestasi, tingkat pendapatan, teknologi, dan sarana produksi maka semakin
H. Pembahasan
Faktor internal berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja, hal
tersebut dijelaskan melalui aspek-aspek faktor internal sebagai berikut:
1. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seorang karyawan, maka akan semakin tinggi
produktivitas kerja yang dihasilkan dan sebaliknya, semakin rendah
pendidikan seorang karyawan, maka akan semakin rendah produktivitas kerja
yang dihasilkan karena semakin tinggi pendidikan seorang karyawan, akan
semakin tinggi sikap untuk menyadari pencapaian kualitas dan kuantitas
produk sehingga kualitas dan kuantitas produk dapat terjaga dengan baik.
Sebaliknya, semakin rendah pendidikan seorang karyawan, akan semakin
rendah sikap untuk menyadari pencapaian kualitas dan kuantitas produk
sehingga kualitas dan kuantitas produk tidak dapat terjaga dengan baik.
2. Motivasi Internal
Semakin tinggi motivasi internal karyawan maka akan semakin tinggi
produktivitas kerja yang dihasilkan dan sebaliknya, semakin rendah motivasi
internal karyawan maka akan semakin rendah produktivitas kerja yang
dihasilkan karena karyawan dengan motivasi internal yang tinggi akan
memiliki dorongan dan usaha untuk bekerja lebih baik sehingga kualitas dan
kuantitas produk akan lebih baik dan dapat terjaga. Sebaliknya, karyawan
usaha untuk bekerja lebih baik sehingga kualitas dan kuantitas produk akan
kurang baik dan tidak dapat terjaga.
3. Keterampilan
Semakin tinggi keterampilan karyawan dalam bekerja, maka semakin tinggi
produktivitas kerja yang dihasilkan, sebaliknya semakin rendah keterampilan
karyawan dalam bekerja, maka semakin rendah produktivitas kerja yang
dihasilkan karena karyawan dengan keterampilan yang tinggi berarti sudah
menguasai atau ahli di bidang pekerjaannya, jika ada kerusakan pada produk
maka karyawan dapat dengan cepat mengetahuinya sehingga kualitas produk
akan lebih baik dibanding karyawan dengan keterampilan yang rendah, karena
karyawan dengan keterampilan yang rendah berarti tidak menguasai di bidang
pekerjaannya, jika ada kerusakan pada produk maka karyawan akan lambat
atau bahkan tidak mengetahuinya, sehingga kualitas produk tidak dapat
terjaga.
4. Disiplin
Semakin tinggi disiplin karyawan, maka semakin tinggi produktivitas kerja
yang dihasilkan, sebaliknya semakin rendah disiplin karyawan, maka semakin
rendah produktivitas kerja yang dihasilkan karena karyawan yang disiplin
dengan datang tepat waktu akan memiliki konsentrasi kerja yang lebih baik
dibanding karyawan yang tidak disiplin, sehingga kualitas dan kuantitas
akan kurang konsentrasi dalam bekerja, sehingga kualitas dan kuantitas
produk tidak dapat terjaga.
5. Sikap dan Etika Kerja
Semakin tinggi sikap dan etika kerja karyawan dalam bekerja, maka semakin
tinggi produktivitas kerja yang dihasilkan, sebaliknya semakin rendah sikap
dan etika kerja karyawan dalam bekerja, maka semakin rendah produktivitas
kerja yang dihasilkan karena karyawan dengan sikap dan etika kerja yang
tinggi akan lebih fokus dan konsisten karena lebih mampu mengendalikan diri
dalam bersikap dan beretika sehingga kualitas produk dapat terjaga dengan
baik. Sebaliknya, karyawan dengan sikap dan etika kerja yang rendah akan
kurang fokus dan konsisten karena kurang mampu mengendalikan diri dalam
bersikap dan beretika, sehingga kualitas produk tidak dapat terjaga dengan
baik.
6. Kesehatan
Semakin sehat karyawan, maka semakin tinggi produktivitas kerja yang
dihasilkan. Sebaliknya, semakin kurang sehat karyawan, maka semakin
rendah produktivitas kerja yang dihasilkan karena karyawan yang sehat lebih
mampu berkonsentrasi dalam bekerja sehingga kualitas dan kuantitas produk
tetap dapat terjaga dengan baik. Sebaliknya, karyawan yang kurang sehat
kurang mampu berkonsentrasi atau terganggu konsentrasinya dalam bekerja
Selanjutnya, faktor eksternal berpengaruh negatif terhadap produktivitas
kerja, hal tersebut dijelaskan melalui aspek-aspek sebagai berikut:
1. Motivasi eksternal
Semakin kurang diberi motivasi dari perusahaan, maka semakin tinggi
produktivitas kerja yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin diberi motivasi dari
perusahaan, maka semakin rendah produktivitas kerja yang dihasilkan karena
pekerjaan yang dilakukan menggunakan keterampilan yang sama maka
kurang membutuhkan motivasi dari perusahaan, dan karyawan bisa lebih
konsentrasi dalam bekerja sehingga kualitas dan kuantitas produk dapat
terjaga dengan baik. Sebaliknya, pekerjaan yang dilakukan menggunakan
keterampilan yang sama kemudian sering diberi motivasi dari perusahaan,
dapat menganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja sehingga kualitas dan
kuantitas produk tidak dapat terjaga dengan baik.
2. Lingkungan dan Iklim Kerja
Semakin banyak penataan terkait dengan lingkungan kerja oleh perusahaan,
maka semakin rendah produktivitas kerja yang dihasilkan. Sebaliknya,
semakin fleksibel suasana kerja dengan aturan tertentu oleh perusahaan, maka
semakin tinggi produktivitas kerja yang dihasilkan, yang artinya semakin
mudah karyawan menyesuaikan penataan terkait dengan lingkunga kerja
maka akan semakin tinggi produktivitas kerja yang dihasilkan karena
karakteristik pekerjaan tidak membutukan pengaturan suasana kerja dengan
karyawan tidak nyaman dalam bekerja, jika tidak nyaman dalam bekerja maka
tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja sehingga kualitas dan kuantitas
produk tidak dapat terjaga dengan baik. Sebaliknya, suasana kerja fleksibel
membuat karyawan nyaman dalam bekerja dengan beberapa aturan tertentu,
dan karyawan dapat bekerja dengan konsentrasi sehingga kualitas dan
kuantitas produk dapat terjaga dengan baik.
3. Manajemen
Semakin dituntut untuk mengetahui visi dan misi perusahaan, maka semakin
rendah produktivitas kerja yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin kurang
dituntut untuk mengetahui visi dan misi perusahaan, maka semakin tinggi
produktivitas kerja yang dihasilkan karena secara struktur organisasi, posisi
karyawan adalah posisi yang paling bawah yang tidak perlu ikut mengetahui
urusan visi dan misi perusahaan, dan karyawan bisa berkonsentrasi dalam
bekerja sehingga kualitas dan kuantitas produk dapat terjaga dengan baik.
Sebaliknya, dengan posisi struktur organisasi yang paling bawah dituntut
untuk mengetahui urusan visi dan misi perusahaan, karyawan bisa terganggu
konsentrasinya, sehingga kualitas dan kuantitas produk tidak dapat terjaga
dengan baik.
4. Jaminan Sosial
Semakin diberi jaminan sosial, maka semakin rendah produktivitas kerja yang
dihasilkan. Sebaliknya, semakin tidak diberikan jaminan sosial, maka semakin
tidak memberikan resiko yang mengancam keselamatan karyawan. Pekerjaan
lebih dominan menggunakan tangan karyawan, dan karyawan bisa
berkonsentrasi tanpa harus memikirkan jaminan sosial yang diberikan
perusahaan sehingga kualitas dan kuantitas produk dapat terjaga dengan baik.
Sebaliknya, semakin diberikan jaminan sosial dari perusahaan, karyawan akan
semakin memikirkan jaminan sosial tersebut yang membuat karyawan tidak
bisa berkonsentrasi, sehingga kualitas dan kuantitas produk tidak dapat terjaga
dengan baik.
5. Kesempatan Berprestasi
Semakin diberi kesempatan untuk berprestasi melalui pelatihan, maka
semakin rendah produktivitas kerja yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin
tidak diberi kesempatan untuk berprestasi melalui pelatihan, maka semakin
tinggi produktivitas kerja yang dihasilkan karena dengan mengikuti
kesempatan berprestasi melalui pelatihan untuk pekerjaan yang rutin tidak
akan menambah keterampilan karyawan dan waktu akan terbuang karena
mengikuti pelatihan sehingga kualitas dan kuantitas produk tidak dapat terjaga
dengan baik. Sebaliknya, dengan tidak mengikuti kesempatan berprestasi
melalui pelatihan, keterampilan yang dimiliki tetap sama dan waktu tersedia
untuk melakukan pekerjaan, sehingga kualitas dan kuantitas produk dapat
6. Tingkat Pendapatan
Semakin diberikan gaji yang sesuai dengan standar hidup karyawan, maka
semakin rendah produktivitas kerja karyawan. Sebaliknya, semakin kurang
diberikan gaji yang sesuai dengan standar hidup karyawan, maka semakin
tinggi produktivitas kerja karyawan karena semakin kurang memenuhi standar
hidup, semakin perlu tambahan penghasilan, caranya dengan mendapatkan
bonus yang diberikan kalau mendapatkan prestasi kerja, untuk mendapat
prestasi kerja perlu semakin berusaha sehingga kualitas dan kuantitas produk
dapat terjaga dengan baik. Sebaliknya, semakin memenuhi standar hidup
maka semakin tidak memerlukan tambahan penghasilan, dan tidak perlu
bonus, karena tidak ada hal yang ingin dicapai, maka kurang berusaha
sehingga kualitas dan kuantitas produk tidak dapat terjaga dengan baik.
7. Teknologi
Semakin diberikan teknologi untuk bekerja, maka semakin rendah
produktivitas kerja yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin tidak diberikan
teknologi untuk bekerja, maka semakin tinggi produktivitas kerja yang
dihasilkan karena karakteristik pekerjaan yang dilakukan tidak membutuhkan
banyak teknologi, sifat pekerjaan lebih dominan padat karya dan karyawan
dapat bekerja dengan keterampilan yang dimiliki sehingga kualitas dan
kuantitas produk tetap dapat terjaga dengan baik. Sebaliknya, dengan
dan terbatasnya keterampilan dalam mengoperasikan teknologi dapat
menyebabkan kualitas dan kuantitas produk tidak dapat terjaga dengan baik.
8. Sarana Produksi
Semakin diberikan sarana produksi untuk karyawan dalam bekerja, semakin
rendah produktivitas kerja yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin tidak
diberikan sarana produksi untuk karyawan dalam bekerja, semakin tinggi
produktivitas kerja yang dihasilkan karena pekerjaan yang dilakukan dominan
padat karya, maka karyawan tidak perlu memikirkan bagaimana sarana
produksi digunakan, sehingga kualitas dan kuantitas produk dapat terjaga.
Sebaliknya, dengan diberikan sarana produksi, karyawan memikirkan
bagaimana penggunaannya, sedangkan pekerjaan yang dilakukan dominan
padat karya, sehingga kualitas dan kuantitas produk tidak dapat terjaga dengan
baik.
Selain hal-hal tersebut, ada faktor-faktor lain antara lain:
1. Lingkungan dan budaya sekitar masih tergolong kental dan relatif perdesaan,
sehingga pola pikir yang sederhana, tidak banyak menuntut, serta apa adanya
terbawa pada lingkungan kerja. Apa adanya seperti sudah mendapatkan
pekerjaan sudah merasa cukup walaupun hanya menjadi karyawan produksi.
2. Kebanyakan karyawan dengan tingkat pendidikan SMA, dengan pengalaman
dan skill yang minim akan membuat mereka bekerja seadanya, yang penting
84
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN