BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan
1. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan keluarga
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh prestasi
belajar pada hubungan lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien
regresi (ß3) sebesar 0,010 dan hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,735 lebih besar dari α = 0,05.
Deskripsi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki minat yang baik (41
siswa atau 41%). Menurut Winkel (1983:30), minat adalah kecenderungan
yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau
hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa siswa mempunyai keinginan untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mempunyai perasaan tertarik untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan mempunyai perasaan suka
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
dikategorikan memiliki prestasi belajar yang baik (83 siswa atau 83%).
Menurut Mulyono (1990:30), prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya hal ini
tersebut tercermin dari nilai rata-rata rapor dari semester 1 kelas X sampai
dengan semester 1 kelas XII. Prestasi belajar sangat mempengaruhi minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga prestasi belajar
yang baik dapat meningkatkan minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
Deskripsi lingkungan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa dikategorikan baik (44 siswa atau 44%). Petterson dan Loeber
(1984) seperti dikutip oleh Syah (1995:138) mengatakan bahwa
lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa
ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Hal ini tercermin dari cara
mendidik, suasana keluarga, pengertian orang tua, keadaan sosial ekonomi
orang tua, dan latar belakang kebudayaan keluarga.
Lingkungan keluarga yang baik dan terdapat hubungan yang
harmonis antara anak dan orang tua maka prestasi belajar anak akan tinggi.
Diduga kuat pada siswa yang berprestasi tinggi derajat hubungan
lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
lebih kuat dibandingkan pada siswa yang memiliki prestasi belajar yang
rendah. Hal ini disebabkan pada siswa yang mempunyai prestasi belajar
yang tinggi memiliki potensi untuk dapat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi dan mengembangkannya di perguruan tinggi. Sebaliknya pada siswa
yang memiliki prestasi lebih rendah diduga akan melemahkan derajat
hubungan lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan studi ke
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh prestasi
belajar pada hubungan lingkungan keluarga dengan minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Artinya, tinggi / rendahnya prestasi belajar tidak
menentukan tinggi / rendahnya derajat hubungan lingkungan keluarga
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil wawancara
dengan siswa menunjukkan bahwa pada umumnya sanak saudara dari
siswa langsung bekerja setelah lulus SMA memungkinkan adanya
anggapan dalam diri siswa bahwa ketika mereka sudah menyelesaikan
studi di jenjang SMA mereka dapat langsung bekerja tanpa harus
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Penghasilan orang tua yang rendah
juga memungkinkan siswa untuk tidak melanjutkan studi ke perguruan
tinggi karena penghasilan tersebut tidak cukup untuk membiayai studinya
ke perguruan tinggi. Kondisi inilah yang memungkinkan adanya anggapan
dalam diri siswa bahwa mereka dapat langsung bekerja setelah
menyelesaikan studi di jenjang SMA, tanpa harus melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Oleh karena itu meski prestasi belajar siswa tinggi /
rendah hal tersebut tidak menguatkan mereka untuk lebih berminat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi
2. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan sekolah dengan
minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh prestasi
studi ke perguruan tinggi. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien
regresi (ß3) sebesar -0,015 dan hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,682 lebih besar dari α = 0,05.
Deskripsi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki minat yang sangat
baik (41 siswa atau 41%). Menurut Winkel (1983:30), minat adalah
kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik
pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mempunyai
keinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mempunyai
perasaan tertarik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan
mempunyai perasaan suka untuk melanjutkan studi ke Perguruan tinggi
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
dikategorikan memiliki prestasi belajar yang baik (83 siswa atau 83%).
Menurut Mulyono (1990:30), prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya hal ini
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Hal
tersebut tercermin dari nilai rata-rata rapor dari semester 1 kelas X sampai
dengan semester 1 kelas XII. Prestasi belajar sangat mempengaruhi minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga prestasi belajar
yang baik dapat meningkatkan minat melanjutkan studi ke perguruan
Deskripsi lingkungan sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa dikategorikan baik (56 siswa atau 56%). Berdasarkan kesadaran
tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik,
masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi belajar
sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang
diharapkan: Institut ini disebut sekolah (Winkel, 1989:ix). Hal ini
tercermin dari media pendidikan, keadaan gedung, interaksi antara guru
dengan murid, cara penyajian materi, hubungan antara murid, standar
pelajaran di atas ukuran, kurikulum, waktu sekolah, pelaksanaan disiplin,
metode belajar, dan tugas rumah.
Lingkungan sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang
memadai akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal, sehingga
dicapai prestasi belajar yang baik pula. Pada siswa yang berprestasi baik
minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi akan lebih tinggi
dibandingkan pada siswa yang prestasi belajarnya rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi baik mempunyai potensi
untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh prestasi
belajar pada hubungan lingkungan sekolah dengan minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Artinya, tinggi / rendahnya prestasi belajar tidak
menentukan tinggi / rendahnya derajat hubungan lingkungan sekolah
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil wawancara
lebih memilih bekerja dari pada melanjutkan studi ke perguruan tinggi
setelah lulus SMA. Oleh sebab itu meski prestasi belajar siswa tinggi /
rendah hal tersebut tidak menguatkan mereka untuk lebih berminat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Pengaruh prestasi belajar pada hubungan lingkungan masyarakat
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh prestasi
belajar pada hubungan lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Hasil ini didukung oleh perhitungan koefisien
regresi (ß3) sebesar -0,033 dan hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,298 lebih besar dari α = 0,05.
Deskripsi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki minat yang sangat
baik (41 siswa atau 41%). Menurut Winkel (1983:30), minat adalah
kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik
pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mempunyai
keinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, mempunyai
perasaan tertarik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
dikategorikan memiliki prestasi belajar yang baik (83 siswa atau 83%).
Menurut Mulyono (1990:30), prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya hal ini
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Hal
tersebut tercermin dari nilai rata-rata rapor dari semester 1 kelas X sampai
dengan semester l kelas XII. Prestasi belajar sangat mempengaruhi minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, sehingga prestasi belajar
yang baik dapat meningkatkan minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
Deskripsi lingkungan masyarakat menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa dikategorikan baik (49 siswa atau 49%). Lingkungan belajar di
masyarakat dikategorikan baik, karena masyarakat dapat membantu para
siswa dengan menciptakan suasana masyarakat yang mendukung belajar
sehingga siswa dapat belajar dengan maksimal. Pergaulan di masyarakat
dengan teman-teman akan sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dalam menjalin hubungan dengan anggota masyarakat tersebut perlu
juga dijaga jangan sampai mendapat teman bergaul yang buruk. Maka
orang tua juga perlu mengontrol dengan siapa mereka bergaul. Siswa yang
hidup di lingkungan masyarakat yang kumuh dan serta kekurangan dan
terdapat anak-anak pengangguran dapat mempengaruhi aktivitas belajar
mereka. Jika tidak hati-hati dalam bergaul di lingkungan seperti itu anak
lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin dapat menjadi daya
dorong terhadap siswa yang lain untuk belajar. Siswa yang mempunyai
motivasi untuk belajar akan memperoleh prestasi yang tinggi. Prestasi
yang tinggi tersebut akan mendorong siswa untuk mempunyai minat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh prestasi
belajar pada hubungan lingkungan masyarakat dengan minat melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Artinya, tinggi / rendahnya prestasi belajar tidak
menentukan tinggi / rendahnya derajat hubungan lingkungan masyarakat
dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil wawancara
dengan siswa menunjukkan bahwa pada umumnya disebabkan oleh
pergaulan siswa dengan teman sebayanya di lingkungan masyarakat.
Cukup dengan menyelesaikan studi jenjang SMA, sebagian besar teman
sebayanya dapat memperoleh pekerjaan tanpa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Kondisi inilah yang memungkinkan adanya anggapan
dalam diri siswa bahwa mereka dapat langsung bekerja setelah
menyelesaikan studi jenjang SMA, tanpa harus melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Oleh karena itu meski prestasi belajar siswa tinggi /
rendah hal tersebut tidak menguatkan mereka untuk lebih berminat
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.