BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
E. Pembahasan
1. Pengaruh Perubahan Total Arus Kas, Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, dan Laba Kotor Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Uji F)
Dalam penelitian ini telah ditetapkan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (77–5-1)= 71 dapat diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,344. Dari Tabel 5.6 tersebut diketahui bahwa nilai Fhitung 2,589 ≥ Ftabel 2,344 dan nilai signifikansi F 0,033 ≤ 0,05 maka dapat diputuskan bahwa H0: perubahan total arus kas, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba kotor perusahaan tidak berpengaruh terhadap expected return saham ditolak.
Disimpulkan perubahan total arus kas, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba kotor perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap expected return saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Daniati (2006) yang menyatakan arus kas operasi, arus kas investasi, laba kotor dan size perusahaan secara bersama sama berpengaruh terhadap expected return saham.
2. Pengaruh Perubahan Total Arus Kas Perusahaan Terhadap Expected Return Saham
Total arus kas merupakan salah satu indikator nilai pasar perusahaan. Artinya perusahaan yang mempunyai arus kas yang tinggi berarti mempunyai nilai pasar yang tinggi. Nilai pasar yang tinggi ini akan
mendorong investor untuk tertarik berinvestasi pada saham perusahaan itu. Tentu saja ini akan meningkatkan harga saham perusahaan dan pada akhirnya berpengaruh pada meningkatnya return perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan arus kas akan mendorong peningkatan pada return saham (Hughes, 1986) dalam (Hilal, 2009).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah H01: perubahan total arus kas tidak berpengaruh positif terhadap expected return saham. Dari Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk variabel total arus kas adalah sebesar 0,62287 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,53537. Oleh karena nilai thitung tersebut lebih kecil dari 1,667 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 artinya perubahan total arus kas tidak mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan expected return saham. Dapat disimpulkan H01 diterima yang berarti perubahan total arus kas perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap expected return saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil studi Ali (1994), Livnat dan Zarowin (1990), Triyono (2000) yang menyatakan arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi dan Clubb (1995) yang menemukan bahwa kandungan informasi data arus kas di luar data laba akuntansi hanya memberikan dukungan yang lemah untuk kegunaan data arus kas. bagi investor. Hasil ini kemungkinan terjadi karena arus kas secara keseluruhan terdiri dari tiga komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) yang mana setiap komponen aliran kas mempunyai pengaruh
yang berbeda-beda terhadap return saham sehingga dapat mengaburkan informasi yang dibutuhkan investor dalam mengambil keputusan.
3. Pengaruh Perubahan Arus Kas dari Aktivitas Operasi Terhadap
Expected Return Saham
Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan apakah dari kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara dan meningkatkan kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Dalam hubungannya dengan return saham, arus kas operasi memiliki hubungan positif dengan deviden yang dibayarkan. Jika arus kas operasi meningkat maka akan mengakibatkan peningkatan terhadap return yang diharapkan.
Hipotesis yang diajukan H02: perubahan arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh positif terhadap expected return saham. Dari Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas operasi adalah sebesar 1,24133 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,21857. Oleh karena nilai thitung tersebut lebih kecil dari 1,667 dan nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 artinya perubahan arus kas dari aktivitas operasi tidak mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan expected return saham. Dapat disimpulkan H02 diterima yang berarti perubahan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan tidak berpengaruh
positif terhadap expected return saham.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Daniati (2006), Kurniawan (2000) yang mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan expected return saham. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Livnat dan Zarowin (1992), Rayburn (1996) Wilson (1987), dan Bowen et al. (1986). Ketidaksesuaian ini mungkin terjadi karena ada perbedaan karakteristik sampel, misalnya return yang ada di perusahaan Indonesia banyak yang bernilai nol yang artinya tidak aktif diperdagangkan sehingga sulit untuk membuktikan adanya pengaruh perubahan variabel independen terhadap expected return saham.
Arus kas operasi seharusnya mampu memberikan pengaruh besar terhadap return saham hal ini dikarenakan arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas utama perusahaan. Aktivitas operasi ini dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Aktivitas operasi merupakan aktivitas pokok perusahaan guna menyediakan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara dan meningkatkan kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Namun pada penelitian ini hasilnya menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap expected retrun saham. Hal ini mungkin disebabkan peningkatan arus kas operasi saja tidak cukup untuk membuat harapan atas return saham meningkat. Investor
menginginkan sumber pendapatan lain seperti dari investasi perusahaan yang akan memberikan keyakinan memperoleh return bila perusahaan tidak mampu memberikan return dari aktivitas operasi.
4. Pengaruh Perubahan Arus Kas dari Aktivitas Investasi Terhadap
Expected Return Saham
Arus kas dari aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang. Salah satu aktivitas investasi adalah pemberian pinjaman kepada pihak lain. Aktivitas ini akan menimbulkan risiko perusahaan mengalami kerugian jika pihak peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman. Namun dari investasi yang berisiko tersebut akan terjadi peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif terhadap expected return saham pada saat pengumuman investasi.
Hipotesis yang diajukan H03: perubahan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh positif terhadap expected return saham. Dari Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas investasi adalah sebesar 2,89839 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,00499. Oleh karena nilai thitung tersebut lebih besar dari 1,667 dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 artinya perubahan arus kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap perubahan expected return saham. Dapat disimpulkan H03 ditolak yang berarti perubahan arus kas dari aktivitas investasi perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap expected return saham.
Dalam tabel 5.6 diketahui arus kas investasi (X3) koefisien regresinya sebesar 0,00092. Apabila arus kas investasi (X3) mengalami kenaikan sebesar 1 sedangkan nilai koefisien regresi variabel lainnya tidak berubah atau tetap maka expected return saham (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,00092.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Miller dan Rock (1985) dan Daniati (2006). Mereka menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif terhadap return saham. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Jessen dan Ruback (1983) yang memberikan bukti pasar bereaksi negatif terhadap pengumuman investasi.
Perubahan arus kas investasi berpengaruh positif terhadap expected return saham dikarenakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan biasanya menggunakan dana-dana menganggur untuk melakukan kegiatan investasi. Aktivitas investasi menyangkut perolehan dan pelepasan aktiva tidak lancar seperti gedung, tanah, dan mesin pabrik. Investasi ini mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Aktivitas ini dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dengan memperoleh pendapatan selain dari pendapatan yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan. Karena perusahaan mampu memperoleh pendapatan lebih dengan melakukan aktivitas operasi dan investasi, maka aktivitas
investasi akan direspon positif oleh investor. Sebab investor mengharapkan bila dengan aktivitas operasi saja perusahaan sudah mampu memberikan deviden kepada investor maka dengan kenaikan pendapatan dari aktivitas investasi ini diharapkan perusahaan akan memberikan return yang lebih besar dan nilai saham yang mereka miliki akan meningkat. Respon positif ini berarti respon searah, bila aktivitas investasi meningkat maka return yang mereka harapkan dari perusahaan juga akan meningkat dan apabila aktivitas investasi cenderung menurun maka return yang mereka harapkan juga akan menurun.
5. Pengaruh Perubahan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Terhadap
Expected Return Saham
Pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang. Selain itu aktivitas pendanaan memberikan sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu perubahan deviden yang sangat erat hubungannya dengan return saham.
Hipotesis yang diajukan H04: perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh negatif terhadap expected return saham. Dari Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas pendanaan adalah sebesar 1,17769 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,24285. Oleh karena nilai thitung tersebut lebih kecil dari 1,667 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 artinya hipotesis yang diajukan
tidak dapat didukung oleh data. Dapat disimpulkan H04 diterima yang berarti perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh negatif terhadap expected return saham.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Miller dan Rock (1985). Penelitian ini menguji reaksi pasar yang diproksi dari return saham terhadap pengumuman komponen arus kas yang hasilnya menunjukkan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan. Ketidaksesuaian ini kemungkinan dikarenakan perbedaan karakteristik sampel dan jangka waktu penelitian.
Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap expected return saham, perubahan arus kas pendanaan kemungkinan terjadi akibat penerbitan saham atau obligasi yang dipersepsikan oleh investor digunakan untuk mengurangi kewajiban atau menarik atau menebus kembali saham perusahaan. Kegiatan ini dianggap kurang produktif sehingga investor kurang merespon perubahan pada arus kas pendanaan.
6. Pengaruh Perubahan Laba Kotor Terhadap Expected Return Saham. Laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik antara laba dengan harga saham yang sangat erat hubungannya dengan return saham. Hal tersebut dapat kita amati ketika seorang manajer menentukan cost of goods sold dengan biaya yang sedikit mungkin dengan menghilangkan biaya-biaya yang tidak bernilai tambah dalam proses
produksi. Meningkatnya laba kotor diharapkan akan meningkatkan return saham. Dengan demikian laba kotor memiliki pengaruh positif terhadap return saham.
Hipotesis yang diajukan H05: perubahan laba kotor tidak berpengaruh positif terhadap expected return saham. Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk variabel laba kotor adalah sebesar 0,76404 dengan nilai signifikansi t sebesar 0,22737. Oleh karena nilai thitung tersebut lebih kecil dari 1,667 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 artinya perubahan laba kotor tidak mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan expected return saham. Dapat disimpulkan H05 diterima yang berarti perubahan laba kotor perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap expected return saham.
Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil studi Daniati (2006) yang menyatakan perubahan laba kotor memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan expected return saham. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan Febrianto (2005), yang menyatakan laba kotor memiliki kualitas laba yang lebih baik dibandingkan dengan laba operasi dan laba bersih karena dianggap lebih mampu memberikan gambaran lebih baik tentang hubungan laba dengan harga saham. Hal ini kemungkinan karena laba adalah sebagian kecil faktor yang mempengaruhi harga saham. Persepsi investor terhadap kondisi ekonomi dan sentimen politik juga menjadi penentu harga pasar saham. fluktuasi laba tidak selalu mencerminkan perubahan ekonomik tetapi lebih pada perubahan metoda akuntansi.
79
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Secara simultan perubahan total arus kas, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba kotor perusahaan berpengaruh signifikan terhadap expected return saham.
2. Secara parsial dapat disimpulkan bahwa:
a. Perubahan total arus kas tidak berpengaruh positif terhadap expected return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil studi Ali (1994), Livnat dan Zarowin (1990) dan Triyono (2000) yang menyatakan arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi. b. Perubahan arus kas operasi tidak berpengaruh positif terhadap
expected return saham. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Daniati dan Suhairi (2006), Kurniawan (2000) yang mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan return saham.
c. Perubahan arus kas investasi berpengaruh positif terhadap expected return saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian Miller dan Rock (1985) dan Daniati dan Suhairi (2006) serta sesuai dengan teori yang melandasi bahwa investasi merupakan upaya perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
d. Perubahan arus kas pendanaan tidak berpengaruh negatif terhadap expected return saham. Hasil ini berbeda dengan hipotesis yang telah diajukan. Hal ini bisa dimungkinkan karena pada saat perusahaan melakukan pendanaan (misalnya penerbitan obligasi dan pembayaran sewa guna) perusahaan bertujuan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan dengan harapan dapat meningkatkan laba perusahaan. e. Perubahan laba kotor tidak berpengaruh positif terhadap expected
return saham. Hal ini dapat disebabkan karena laba hanya merupakan sebagian kecil dari faktor yang mempengaruhi expected return saham. Persepsi investor terhadap risiko, kondisi ekonomi juga menjadi penentu harga pasar. Laba belum tentu menggambarkan perubahan ekonomik perusahaan melainkan hanya perubahan metoda akuntansi saja.
B. Keterbatasan dan Saran