• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. PEMBAHASAN

Pajak restoran merupakan salah satu sector pendapatan daerah yang menpunyai kontribusi yang cukup signifikan. Realisasi pajak

restoran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan melampaui target yang telah ditetapkan. Data tersebut dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Pajak Restoran Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta 2009-2011

Tahun Target Realisasi 2009 Rp 9.000.000.000,00 Rp 9.044.588.060,00

2010 Rp 9.633.919.000,00 Rp 10.465.742.922,00

2011 Rp 11.950.000.000,00 Rp 12.436.538.746,00 Sumber: DPPKA Kota Surakarta.

Dari data tersebut, pendapatan daerah dari pajak restoran cenderung mengalami peningkatan dari target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2009 terdapat realisasi pendapatan daerah sebesar Rp 9.044.588.060,00. Pada tahun 2010 terdapat realisasi pendapatan daerah sebesar Rp

10.465.742.922,00 dan mengalami peningkatan sebesar Rp

1.421.154.862,00. Pada tahun 2011 terdapat realisasi pendapatan daerah sebesar Rp 12.436.538.746,00 dan mengalami peningkatan sebesar Rp 1.970.795.824,00.

Dari data tersebut penulis berupaya untuk mengevaluasi realisasi penerimaan pajak restoran tahun 2009-2011 di Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta.

commit to user

1. Tingka Pertumbuhan Realisasi dan Efektivitas Penerimaan Pajak Restoran Sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta Tahun 2009-2011.

a. Pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran merupakan tahapan peningkatan realisasi penerimaan pajak restoran dari tahun ke tahun yang dinyatakan dalam bentuk persentase untuk kesederhanaan bentuk menggunakan tahun dasar sebagai tahun pembanding yang telah ditentukan. Hal ini digunakan untuk menginformasikan berapa banyak sesuatu hal telah berubah atau bagaimana hal yang satu dibandingkan dengan hal yang lain. Untuk mengukur pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 digunakan metode angka relatif atas suatu perbedaan nilai, harga atau kuantitas saja dalam waktu atau keadaan yang berbeda. Dalam hal pertumbuhan tahunan, tahun 2006 digunakan sebagai tahun pembanding. Tingkat pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Perincian perhitungan pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran adalah sebagai berikut:

1) Pertumbuhan Tahun 2009 = x100% = 100%

commit to user

2) Pertumbuhan Tahun 2010 = x 100% = 115,71%

3) Pertumbuhan Tahun 2011 = x 100% = 137,5%

Berdasar perhitungan diatas dapat disimpulkan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.2 Presentase Pertumbuhan Realisasi Pajak Restoran Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta Tahun 2009-2011

Tahun Realisasi Pertumbuhan (%)

2009 Rp 9.044.588.060,00 100,00

2010 Rp 10.465.742.922,00 115,71

2011 Rp 12.436.538.746,00 137,50

Sumber: DPPKA kota Surakarta.

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa persentase pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Persentase pertumbuhan tahun 2009-2010 sebesar 115,71%. Persentase pertumbuhan tahun 2009-2011 sebesar 137,50%. Rata-rata pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran per tahun sebesar 117,73%. Dari data tabel tersebut dapat digambarkan ke dalam grafik sebagai berikut:

commit to user 100 115.71 137.5 0 50 100 150 2009 2010 2011

Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Realisasi Penerimaan pajak Restoran Tahun 2009-2011

b. Efektifitas adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu imbangan antara pendapatan yang sebenarnya terdapat pendapatan potensial dari suatu pajak dengan anggapan bahwa mereka yang seharusnya membayar dengan jumlah yang seharusnya dibayarkan benar-benar memenuhi kewajiban. Seperti halnya pada pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran, efektifitas realisasi penerimaan pajak restoran ini pun digunakan untuk menginformasikan berapa banyak sesuatu haltelah berubah atau bagaimana hal yang satu dibandingkan dengan hal yang lain. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerimaan pajak restoran dapat diukur dengan membandingkan antara realisasi dengan target penerimaan yang ditetapkan. Berdasarkan Tabel 1.1. dapat dihitung besarnya rasio efektifitas dengan rumus sebagai berikut:

Efektivitas = (Realisasi Penerimaan : Target Penerimaan) x 100%

Perincian perhitungan tingkat efektivitas realisasi penerimaan pajak restoran adalah sebagai berikut:

commit to user

1) Efektivitas Tahun 2009 = x 100% = 100,49%

2) Efektivitas Tahun 2010 = x 100% = 108,63%

3) Efektivitas Tahun 2011 = x 100% = 104,07%

Berdasarkan perincian penghitungan tingkat efektifitas realisasi penerimaan pajak restoran tersebut dapat disimpulkan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.3. Rasio Efektivitas Penerimaan Pajak Restoran Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta 2009-2011

Tahun Target Realisasi

Rasio Efektivitas (%) 2009 9.000.000.000,00 9.044.588.060,00 100.49 2010 9.633.919.000,00 10.465.742.922,00 108,63 2011 11.950.000.000,00 12.436.538.746,00 104,07 Sumber: DPPKA kota Surakarta.

Tabel 1.3. menunjukkan bahwa penerimaan pajak restoran di Dinas Pendapatan Daerah kota Surakarta tahun 2009-2011 cukup efektif, hal ini disebabkan adanya kelebihan realisasi penerimaan pajak restoran yang melampaui target yang telah ditetapkan setiap tahunnya. Efektivitas penerimaan pajak restoran tahun 2009 sebesar 100,49%, tahun 2010 sebesar 108,63% dan tahun 2011 sebesar 104,07%. Tingkat efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 108,63% dan tingkat efektivitas yang paling rendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 100,49%. Dari

data-commit to user

data tersebut dapat pula diketahui rata-rata efektifitas per tahun sebesar 104,39%

2. Hambatan-Hambatan yang DPPKA Kota Surakarta dalam Pemungutan Pajak Restoran

a. Di kota Surakarta masih ada beberapa pengusaha restoran, rumah makan, dan warung makan yang tidak taat pajak. Hal ini disebabkan karena biasanya warung makan tidak mengetahui apakah usaha restorannya dikenai pajak atau tidak, masalah ini timbul dikarenakan para pengusaha tersebut belum memahami tentang peraturan-peraturan tentang pajak restoran.

b. Wajib pajak restoran yang terindikasi menyembunyikan omset, sehingga pajak yang dikenakan tidak maksimal. Penyembunyian ini bertujuan untuk memperkecil pajaka yang harus dibayar.

c. Sebagian wajib pajak yang tidak menggunakan nota/ bill tanpa diketahui petugas. Sehingga dalam pembukuan wajib pajak ada manipulasi data dengan tidak mencantumkan jumlah penjualan yang seharusnya.

d. Petugas atau tenaga lapangan dalam mengadakan pendataan yang kurang, sehingga terdapat wajib pajak yang seharusnya dikenai pajak tetapi tidak terdaftar.

e. Sosialisasi atau penyuluhan mengenai pajak restoran yang kurang. Hal ini membuat masyarakat yang mempunyai usaha restoran belum mengetahui bahwa usahanya itu dikenai pajak atau tidak.

commit to user

3. Upaya-Upaya yang Dilakukan DPPKA Kota Surakarta untuk Mengatasi Hambatan Realisasi Pajak Restoran.

Dinas pendapatan kota Surakarta selalu berupaya mengoptimalkan pemungutan pajak restoran yang merupakan pendapatan daerah dengan strategi-strategi yang ditempuh. Tujuannya agar

pendapatan daerah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan kebutuhan biaya dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Upaya-upaya yang ditempuh Dinas Pendapatan kota Surakarta berupa strategi, strategi-setrategi tersebut yaitu:

a. Menambah jumlah petugas atau tenaga lapangan, sehingga pemungutan akan lebih menyeluruh.

b. Mengadakan sosialisasi secara rutin dan terjadwal mengenai pajak restoran. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara mengundang para pengusaha restoran, rumah makan, dan warung makan. Kemudian dilakukan penjelassan mengenai peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pajak restoran. Sehingga diharapkan wajib pajak sadar akan kewajiban nya membayar pajak.

c. Mengadakan pendataan ulang secara berkala untuk mengetahui

perubahan jumlah wajib pajak.

d. Melakukan tindakan “jemput bola”, yakni petugas mendatangi wajib pajak dalam pemungutan pajak restoran yang terutang.

commit to user

e. Membentuk tim audit. Pengauditan perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan keuangan daerah yang sebenarnya. Hal-hal apa saja yang ditemukan dalam pengauditan serta tindak lanjut yang ditempuh dalam memaksimalkan pendapatan

commit to user

44

BAB III TEMUAN

Berdasarkan data yang telah dievalusi oleh penulis mengenai pajak restoran di kota Surakarta terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan yang ditemukan adalah sebagai berikut:

A. KELEBIHAN

1. Berdasar hasil perhitungan pertumbuhan dan efektivitas realisasi penerimaan pajak restoran dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman bagi Dinas Pendapatan Daerah kota Surakarta untuk terus berusaha mengoptimalakan pendapatan daerah.

2. Efektivitas penerimaan pajak restoran tahun 2009 sebesar 100,49%, tahun 2010 sebesar 108,63% dan tahun 2011 sebesar 104,07%. Tingkat efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 108,63% dan tingkat efektivitas yang paling rendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 100,49%. Dari data-data tersebut dapat pula diketahui rata-rata efektifitas per tahun sebesar 104,39%

3. Persentase pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Persentase pertumbuhan tahun 2009-2010 sebesar 115,71%. Persentase pertumbuhan tahun 2009-2011 sebesar 137,50%. Rata-rata pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran per tahun sebesar 117,73%.

commit to user

4. Dibentuknya tim audit untuk mendeteksi penjualan yang sebenarnya dari usaha wajib pajak dan tunggakan pajak yang terjadi.

5. Penambahan jumlah petugas di lapangan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengadakan pemungutan dan pendataan ulang mengenai perubahan jumlah wajib pajak.

B. KELEMAHAN

1. Efektivitas realisasi penerimaan pajak restoran 2009-2011 sudah lebih dari 100%, tapi kenaikan efektivitas realisasinya masih menunjukkan fluktuatif. 2. Pengetahuan dan wawasan wajib pajak mengenai pajak restoran serta

pemenuhan kewajiban perpajakan masih kurang.

3. Adanya manipulasi data pembukuan yang berasal dari penjualan dengan menyembunyikan omset penjualan yang sebenarnya.

4. Adanya nota yang yang tidak di porporasi dan transaksi penjualan tanpa menggunakan nota pada saat pembayaran.

5. Kurangnya jumlah petugas lapangan sehingga kurang maksimal dalam menangani pemungutan dan pendataan perubahan jumlah wajib pajak.

commit to user

46

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah evaluasi dan pembahasan yang dilakukan, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata pertumbuhan realisasi penerimaan pajak restoran per tahun (2009-2011) sebesar 117,73%. Hal ini menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak restoran cukup baik dalam mendukung ketersedian Pendapatan Asli Daerah dan dapat dikategorikan dalam pajak daerah yang potensial.

2. Rata-rata efektivitas penerimaan pajak restoran per tahun (2009-1011) sebesar 104,39% hal ini menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak restoran cukup efektif karena realisasinya selalu melebihi target yang ditetapkan.

3. Evaluasi mengenai efektivitas penerimaan pajak restoran sebagai bahan acuan dalam mendukung dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta sebagai antisipasi dari perubahan yang mungkin terjadi.

4. Upaya-upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah kota Surakarta

sudah sesuai untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam pemungutan pajak restoran.

commit to user

B. REKOMENDASI

Adapun beberapa saran yang diberikan penulis untuk

meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan Daerah kota Surakarta mengajukan rekomendasi sebagai berikut:

1. Dinas Pendapatan Daerah kota Surakarta sebaiknya mengadakan sosialisasi mengenai pajak restoran secara rutin dan terjadwal.

2. Dinas Pendapatan kota Surakarta sebaiknya melakukan pemeriksaan ketempat usaha wajib pajak secara teratur guna mengecek nota yang digunakan sebagai bukti transaksi penjualan.

3. Mengadakan pengauditan pembukuan dari penjualan usaha wajib

pajak yang sebenarnya.

4. Pelayanan yang maksimal harus diupayakan oleh Dinas Pendapatan Daerah kota Surakarta demi kepuasan wajib pajak dalam emenyelesaikan pemenuhan kewajiban perpajakan.

5. Dinas Pendapatan Daerah kota Surakarta sebaiknya menyesuaikan jumlah petugas lapangan dengan wajib pajak yang dicakupnya.

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Budiharso, Teguh. 2007. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Gala Ilmu: Yogyakarta

Illyas B. Wirawan dan Richard Burton. 2004. Hukum Pajak. Salemba Empat: Jakarta

Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Balai Pustaka: Jakarta

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Andi Offside: Yogyakarta Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Surakarta

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

2008 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta

Prakoso, Muhammad Wahyu. 2011. Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya Pada Pendapatan Asli daerah Kabupaten Klaten Periode 2007-2010. Tugas Akhir: Surakarta

Suandi, Erly. 2005. Hukum Pajak. Edisi ketiga. Salemba Empat: Jakarta Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Edisi 8. Salemba Empat: Jakarta

commit to user

Dalam dokumen Ikhwan Lukmana Hariyawan F3309060 (Halaman 49-65)

Dokumen terkait