• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan

1) Pemahaman siswa

Untuk melihat perbandingan pemahaman siswa, dilakukan perhitungan statistik terhap perbandingan rata-rata nilai sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran model ARCS.

Berikut adalah data hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran metode penugasan model ARCS:

Tabel 4. 55

Data tingkat nilai sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran model ARCS Siswa Nilai sebelum Nilai sesudah KKM Kriteria Ketuntasan Ya Tidak S1 65 55 75 S2 55 75 75 S3 60 35 75 S4 35 50 75 S5 90 60 75

S6 75 75 75 S7 30 60 75 S8 30 25 75 S9 65 70 75 S10 75 70 75 S11 45 55 75 S12 35 60 75 S13 90 85 75 S14 65 70 75 S15 30 60 75 S16 95 80 75 S17 80 80 75 S18 55 70 75 S19 40 75 75 S20 90 85 75 S21 100 100 75 S22 65 75 75 S23 30 50 75 S24 70 80 75 S25 75 75 75 S26 70 65 75 S27 75 80 75 S28 60 90 75 S29 35 20 75 S30 75 80 75 S31 55 80 75 S32 40 65 75 S33 45 75 75 Jumlah 2000 2230 16 17 Nilai tertinggi 100 100 Nilai terendah 30 20 Rata-rata 60.60606 67.57576

Berdasarkan tabel di atas, dari 33 siswa kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1 Yogyakarta, 16 siswa atau 48, 485 % dapat mencapai kriteria ketuntasan yaitu 75 dan 17 siswa atau 51, 515 % tidak tuntas.

Rata-rata peroleh nilai pre-test dan post-test mengalami peningkatan dari 60, 606 menjadi 67, 576.

Tabel 4. 56

Distribusi frekuensi penilaian pemahaman siswa (Pre-test) Pre-test

Interval Frekuensi Presentase (%) Kategori 81-100 5 15.152 Sangat tinggi 66-80 8 24.242 Tinggi 56-65 6 18.182 Sedang 46-55 3 9.091 Rendah 0-46 11 33.333 Sangat Rendah 33 100 (Masidjo, 1991: 157 – 160)

Berdasarkan tabel 4. 56 diperoleh perhitungan frekuensi dan presentase pemahaman siswa di kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1 Yogyakarta untuk hasil pre-test. Hasil pre-test siswa menunjukkan kategori sangat rendah yaitu dengan frekuensi 11 siswa, 5 siswa pada kategori sangat tinggi, 8 siswa pada kategori tinggi, 6 siswa pada kategori sedang, dan 3 siswa pada kategori rendah.

Tabel 4. 57

Distribusi frekuensi penilaian pemahaman siswa (Post-test) Post-test

Interval Frekuensi Presentase (%) Kategori 81-100 4 12,121 Sangat tinggi 66-80 16 48,485 Tinggi 56-65 6 18,182 Sedang 46-55 4 12,121 Rendah 0-45 3 9,091 Sangat Rendah 33 100

Berdasarkan tabel 4. 57 diperoleh perhitungan frekuensi dan presentase pemahaman siswa di kelas VII Erlangga SMP Stella Duce 1

Yogyakarta untuk hasil post-test. Hasil post-test siswa menunjukkan kategori tinggi yaitu dengan frekuensi 16 siswa, 4 siswa pada kategori sangat tinggi, 6 siswa pada kategori sedang, 4 siswa pada kategori rendah, dan 3 siswa pada kategori sangat rendah.

Karena terdapat perbedaan tingkat rata-rata nilai sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS, berikut pembahasan perbedaan pemahaman untuk tiap-tiap item soal:

Tabel 4.58

Perbedaan pemahaman S5 sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS

Pre-test Post-test Analisis

Siswa sudah mengerti mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif, tetapi pada post-test siswa mengalami kesalahan perhitungan.

Siswa belum paham mengenai pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 18.

18. “Yang ini diubah menjadi

positif jadinya -31 + 4, terus 31 –4.”

Siswa belum paham dengan makna dari tanda positif dan negatif pada bilangan bulat. Siswa belum memahami pengurangan bilangan bulat karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman yang baru dengan pemahaman yang telah diketahui.

Pada pre-test siswa kesulitan mengalikan bilangan bulat dengan nol, pada post-test siswa sudah mengerti.

Siswa sudah paham dengan perkalian bilangan nol dengan bilangan bulat karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada pre-test siswa dapat

menentukan hasil dari pembagian bilangan bulat dengan nol, pada post-test siswa mengalami kebingungan menentukan hasil dari pembagian bilangan bulat dengan nol.

Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 20.

“Tak terdefinisi Bu, makanya tak

strip kan nggak ada jawabannya,

hehe.”

Siswa sudah paham dengan pembagian bilangan bulat dengan bilangan nol karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada pre-test siswa sudah paham mengenai konsep pengurangan bilangan bulat tetapi siswa mengalami kesalahan perhitungan. Siswa sudah paham dengan pengurangan bilangan bulat karena siswa dapat

menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Siswa sudah paham mengenai konsep perpangkatan bilangan bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan. Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat karena siswa dapat

menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Siswa sudah paham mengenai konsep perpangkatan bilangan bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan. Siswa sudah paham mengenai konsep akar kuadrat bilangan bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan. Siswa menyampaikan

pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 22. 21. P : “Kalau

bagaimana cara kamu

mengerjakan?”

22. S5 : “Pakai cara yang dititik

dua angka paling belakang Bu. (kemudian siswa menunjukkan cara kerjanya dengan coret-coretan dikertas).”

Siswa sudah paham dengan akar kuadrat bilangan bulat karena

siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Siswa sudah paham mengenai konsep akar kuadrat bilangan bulat, tetapi siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan. Pada post-test, siswa mengalami kesulitan menentukan nilai variabel.

Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 26.

25. P : “Kalau soal 6 + (-p) =

36?”

26. S5 : “Saya bingung sama

tanda negatifnya bu, nah 42 kan bisa to Bu? (kemudian siswa menghitung). Oh iya, salah bu hasilnya nggak 36 hehe. Nggak teliti berarti

hehe.”

Siswa tidak paham karena siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman yang baru dengan pemahaman yang telah diketahui. Pada pre-test siswa tidak

menjawab soal. Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 16. 16. S5 : “Mungkin ini salah

hitung dan kurang teliti sama

kurang waktu.”

Siswa sudah paham dengan penjumlahan bilangan bulat karena siswa dapat

menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang

telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Siswa 5:

a. Siswa paham dengan penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai variabel dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

b. Siswa tidak paham dengan pengurangan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu bilangan bulat positif dan negatif, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, dan siswa belum mampu menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

c. Sebelum pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa tidak paham dengan perhitungan perkalian bilangan bulat dengan nol karena siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian dengan bilangan nol dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dan jawaban siswa tidak logis. Setelah pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa paham dengan perkalian bilangan bulat dengan nol. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan nol dengan bilangan bulat negatif dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu perkalian bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian dengan bilangan nol dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat positif dengan negatif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

d. Siswa paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat dengan nol dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pembagian bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian dengan nol dengan konsep yang dikenal yaitu pembagian bilangan bulat positif dengan negatif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

e. Siswa paham dengan perpangkatan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. f. Siswa paham dengan akar kuadrat bilangan bulat sebelum dan

sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pembagian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

Tabel 4.59

Perbedaan pemahaman S9 sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS

Pre-test Post-test Analisis

Pada pre-test siswa tidak paham mengenai konsep pengurangan bilangan negatif dan bilangan negatif.

Siswa sudah paham dengan pengurangan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada post-test siswa kurang cermat dengan soal yang diberikan.

Siswa sudah paham dengan pembagian bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis

Pada post-test siswa tidak paham dengan soal.

Siswa menyampaikan pendapatkan dalam transkrip wawancara nomor 50

49. P : “Nah sekarang kalau

dan bedanya apa? Kok pekerjaanmu

hasilnya sama?”

50. S9 : “Oh hooh ya, bedanya

itu harusnya yang

hasilnya nanti negatif hehe.”

Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada pre-test siswa tidak paham dengan makna kurung dalam operasi perpangkatan, pada post-test siswa tidak paham dengan soal yang diberikan.

Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada post-test siswa kesulitan menghitung perpangkatan bilangan bulat dengan bilangan yang besar.

Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada pre-test siswa kesulitan menghitung akar kuadrat bilangan bulat.

Siswa sudah paham dengan akar kuadrat bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang

tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada pre-test siswa kesulitan menghitung akar kuadrat bilangan bulat.

Siswa sudah paham dengan akar kuadrat bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada pre-test dan akhir siswa kesulitan menghitung variabel negatif p.

Siswa sudah paham dengan penjumlahan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis

Pada pre-test dan akhir siswa kesulitan menghitung variabel negatif m.

Siswa sudah paham dengan perpangkatan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan

pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal

dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan

pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Siswa 9:

a. Siswa paham dengan penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai variabel dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

b. Siswa paham dengan pengurangan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan bilangan bulat tiga bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pengurangan bilangan bulat sederhana dua bilangan, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

c. Siswa paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat

menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu penjumlahan bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat.

d. Siswa paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat dengan tiga bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu sifat asosiatif pada operasi bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

e. Sebelum pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa belum paham dengan perpangkatan bilangan bulat. Siswa tidak dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan tanda negatif di luar tanda kurung dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu perpangkatan bilangan bulat, siswa tidak dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif. Sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS siswa paham

dengan perpangkatan bilangan bulat. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

f. Siswa paham dengan akar kuadrat bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pembagian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

Tabel 4.60

Perbedaan pemahaman S20 sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS

Pre-test Post-test Analisis

Pada post-test siswa tidak paham mengenai konsep penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Siswa sudah paham dengan penjumlahan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat

menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada post-test siswa tidak paham mengenai konsep pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Siswa sudah paham dengan pengurangan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat

menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada pre-test siswa kesulitan menghitung pembagian

bilangan bulat dengan bilangan nol.

Siswa sudah paham dengan pembagian bilangan bulat setelah dengan nol post-test karena siswa dapat

menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis

Pada pre-test siswa kesulitan menghitung pembagian bilangan nol dengan bilangan bulat.

Siswa sudah paham dengan pembagian bilangan bulat

setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat

menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Pada post-test siswa mengalami kesalahan dalam perhitungan. Siswa sudah paham dengan pengurangan bilangan bulat setelah post-test karena siswa dapat menghubungkan pemahaman baru dengan pemahaman yang telah diketahui, siswa dapat

menghubungkan konsep yang tidak dikenal dengan konsep yang dikenal, dan siswa dapat menyatakan pemahaman baru yang tidak dikenal dalam satu pikiran yang logis.

Siswa 20:

a. Siswa paham dengan penjumlahan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu bilangan bulat positif dan negatif, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu menentukan nilai variabel dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

b. Siswa paham dengan pengurangan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pengurangan bilangan bulat tiga bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pengurangan bilangan bulat sederhana dua bilangan, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

c. Siswa paham dengan perkalian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perkalian bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu penjumlahan bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perkalian bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu penjumlahan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

d. Siswa paham dengan pembagian bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu pembagian bilangan bulat dengan tiga bilangan dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu sifat asosiatif pada operasi bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu pembagian

bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu pengurangan bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

e. Siswa paham dengan perpangkatan bilangan bulat sebelum dan sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu perpangkatan bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu perkalian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat negatif dengan konsep yang dikenal yaitu perpangkatan bilangan bulat positif, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis. f. Siswa paham dengan akar kuadrat bilangan bulat sebelum dan

sesudah pembelajaran metode penugasan model ARCS. Siswa dapat menghubungkan pemahaman baru yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan pemahaman yang telah diketahui yaitu pembagian bilangan bulat, siswa dapat menghubungkan konsep yang tidak dikenal yaitu akar kuadrat bilangan bulat dengan konsep yang dikenal yaitu perkalian bilangan bulat, dan siswa dapat menjelaskan kembali pekerjaannya dengan logis.

Tabel 4.61

Perbedaan pemahaman S29 sebelum dan sesudah pembelajaran metode

Dokumen terkait