• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Zakat Kota Bogor

Penghitungan potensi zakat ini diperoleh dari jumlah potensi zakat beberapa sektor, yaitu: (1) Zakat rumah tangga, (2) Zakat perusahaan (BUMD dan industri swasta) dan (3) Zakat tabungan.

Potensi Zakat Rumah Tangga

Penghitungan potensi zakat rumah tangga ini diperoleh dari jumlah pendapatan angkatan kerja Kota Bogor tahun 2014 yang mencapai nisab. Berdasarkan SUSENAS pendapatan pekerja yang per bulannya mencapai (Rp3 500 000) ada sebanyak 42 846 pekerja (BPS Kota Bogor 2014). Berikut dirangkum pada Tabel 10.

Tabel 10 Potensi zakat rumah tangga Kota Bogor tahun 2015 Pendapatan pekerja (Rp) Jumlah pekerja (jiwa) Pendapatan pekerja muslim per tahun

(Rp) Potensi zakat rumah tangga (Rp) 3 500 000 - 4 999 999 28 090 1 252 930 224 000 31 323 255 600 5 000 000 - 6 499 999 6 004 374 216 388 000 9 355 409 700 6 500 000 - 7 999 999 2 281 172 579 134 000 4 314 478 350 8 000 000 - 9 499 999 2 280 197 542 800 000 4 938 570 000 >9 500 000 4 209 669 103 890 000 16 727 597 250 Total 42 864 2 666 372 436 000 66 659 310 900 Sumber: BPS Kota Bogor, 2014 (diolah)

Penghitungan potensi zakat rumah tangga Kota Bogor tahun 2015 diperoleh dari jumlah total pendapatan pekerja muslim per tahun dikali 2.5%, yaitu mencapai sebesar Rp66 659 310 900.

Potensi Zakat Perusahaan

Zakat perusahaan dibagi kedalam 2 bagian, yaitu zakat dari BUMD dan industri swasta:

1. Zakat BUMD

Potensi zakat BUMD Kota Bogor terdiri atas 4 perusahaan daerah, dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Potensi zakat BUMD Kota Bogor tahun 2015

No Sektor BUMD Laba bersih (Rp) Zakat (Rp) [Laba x 2.5 %] 1 PDAM Tirta Pakuan 121 000 000 000 3 025 000 000

2 BPR Bank Pasar 8 587 900 000 214 697 500

3 PD Jasa Transportasi - -

4 PD Pasar Pakuan Jaya 1 300 750 000 32 518 750 Total potensi zakat BUMD 130 888 650 000 3 272 216 250

19

Potensi zakat BUMD diperoleh dari laba bersih BUMD tahun 2014 dikali dengan 2.5%, sehingga total jumlah potensi zakat BUMD tahun 2015 adalah sebesar Rp3 272 216 250.

2. Zakat industri swasta

Potensi zakat industri swasta tahun 2015 mencapai Rp21 499 576 781 (Tabel 12). Potensi zakat paling besar dari sektor perdagangan besar dan eceran yaitu mencapai Rp11 501 324 884. Potensi zakat industri swasta tahun 2015 ini dihitung dari laba bersih tahun 2006 yang diproyeksi ke tahun 2014 dengan laju pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan lalu dikali 2.5%.

Tabel 12 Potensi zakat industri swasta Kota Bogor tahun 2015 No Sektor Laba bersih (Rp) Potensi zakat (Rp)

1 Air bersih 14 480 855 222 362 021 381

2 Listrik - -

3 Industri kontruksi 949 559 338 23 738 983

4 Industri pengolahan 241 617 735 338 6 040 443 384 5 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 19 811 998 909 495 299 973

6 Jasa masyarakat 12 645 160 136 316 129 003

7 Parawisata 45 631 306 724 1 140 782 668

8 Pendidikan 15 137 666 400 378 441 660

9 Penyediaan akomodasi 36 830 725 694 920 768 142 10 Perdagangan besar dan eceran 460 052 995 359 11 501 324 884

11 Real estate 12 825 068 100 320 626 703

Total 859 983 071 220 21 499 576 781

Sumber: BPS Kota Bogor, diolah (2006)

Total potensi zakat perusahaan dari BUMD dan industri swasta Kota Bogor tahun 2015 mencapai Rp24 771 793 031 (Tabel 13).

Tabel 13 Total potensi zakat perusahaan di Kota Bogor tahun 2015

No Sektor Potensi zakat (Rp)

1 BUMD 3 272 216 250

2 Industri swasta 21 499 576 781

Total 24 771 793 031

Sumber: BPS Kota Bogor, diolah (2015)

Potensi Zakat Tabungan

Potensi zakat tabungan diperoleh berdasarkan penjumlahan tabungan dari beberapa kelompok Bank tahun 2014, yaitu tabungan dari Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa, BUSN Non-devisa, Bank Pembangunan

20

Daerah (BPD) dan Bank Campuran. Berikut potensi zakat tabungan Kota Bogor tahun 2015 dirangkum pada Tabel 14:

Tabel 14 Potensi zakat tabungan Kota Bogor tahun 2015 No Kelompok Bank Jumlah Tabungan

(Rp)

Potensi zakat tabungan (Rp) 1 Persero 7 107 095 310 307 161 686 418 309 2 BUSN Devisa 8 417 835 277 065 191 505 752 553 3 BUSN Non-devisa 409 183 091 101 9 308 915 323 4 BPD 301 718 326 398 6 864 091 926 5 Bank Campuran 70 589 907 484 1 605 920 395 Total 16 306 421 912 355 370 971 098 506

Sumber: OJK, diolah (2014)

Total jumlah tabungan sebesar Rp16 306 421 912 355 dikali 2.5% dan 91% muslim, sehingga potensi zakat tabungannya mencapai Rp370 971 098 506.

Total Potensi Zakat

Estimasi total potensi zakat Kota Bogor diperoleh dari penjumlahan zakat dari 3 sektor (Tabel 15). Setelah dijumlahkan total zakat dari 3 sektor tersebut, diketahui potensi zakat Kota Bogor tahun 2015 yaitu sebesar Rp462 402 202 437. Berdasarkan perhitungan tersebut potensi zakat terbesar adalah dari sektor tabungan mencapai Rp370 971 098 506. Kedua terbesar dari sektor rumah tangga sebesar Rp66 659 310 900 dan ketiga dari sektor BUMD dan industri swasta sebesar Rp24 771 793 031.

Tabel 15 Total potensi zakat Kota Bogor tahun 2015

No Sektor Laba bersih (Rp) Potensi zakat (Rp) 1 Rumah tangga 2 666 372 436 000 66 659 310 900 2 BUMDdan industri swasta 990 871 721 220 24 771 793 031 3 Tabungan 14 838 843 940 243 370 971 098 506 Total 18 496 088 097 463 462 402 202 437 Karakteristik Responden

Demografi informasi dari responden sangat diperlukan untuk melihat klasifikasi demografis yang memengaruhi motivasi seseorang dalam membayar zakat. Informasi yang diperoleh langsung dari responden adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Data karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 16. Hasil dari penyebaran kuesioner, diperoleh lebih banyak responden laki-laki sebesar 67% dan 33% perempuan. Banyaknya laki- laki yang menjadi responden karena umumnya yang bekerja dan pencari nafkah keluarga. Perempuan yang menjadi responden adalah yang memiliki penghasilan sendiri dan mengelola keuangan keluarga.

Berdasarkan kategori usia, responden yang paling sedikit berusia 19 sampai 24 tahun berjumlah 1% karena pada rentang umur ini kebanyakan tidak memiliki

21

penghasilan tetap dan belum stabil secara ekonomi. Kemudian responden dengan rentang usia 25 sampai 65 tahun memiliki persentase yang paling banyak dikarenakan pada usia ini responden telah memiliki pendapatan dan pekerjaan tetap dalam jangka panjang sehingga akan memengaruhi keinginan responden dalam mengeluarkan zakat. Responden usia 65 tahun keatas sebesar 5% adalah responden yang sudah pensiun.

Tingkat pendidikan diduga dapat memengaruhi keinginan responden dalam berzakat. Semakin tinggi pendidikan responden, maka pengetahuannya akan semakin bertambah dan kesadarannya akan semakin meningkat. Pada studi lapang yang dilakukan ditemukan beragam tingkat pendidikan responden. Umumnya responden yang telah menyelesaikan pendidikan SMA dan ≥S1 lebih mendominasi yaitu sebesar 88%. Responden dengan pendidikan terakhir D3 sebesar 7%, SMP sebesar 3% dan SD sebesar 2%.

Pekerjaan responden berpotensi menentukan keputusan responden dalam berzakat. Jika responden memiliki pekerjaan dengan pendapatan yang tinggi, maka peluang responden dalam mengeluarkan zakat akan semakin besar. Responden yang bekerja sebagai karyawan swasta dan wiraswasta mendominasi dengan jumlah 69%. Responden yang bekerja sebagai PNS berjumlah 18%, pensiunan 8% dan profesional 5%.

Klasifikasi responden berdasarkan pendapatan merupakan salah satu faktor yang berpotensi memengaruhi kemauan responden dalam mengeluarkan zakat. Semakin tinggi pendapatan responden maka akan semakin besar peluang responden dalam mengeluarkan zakat. Responden yang memiliki pendapatan perbulan diatas 5 juta rupiah sebesar 53%.

Tabel 16 Karakteristik responden Karakteristik responden Klasifikasi Jumlah (jiwa) Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki 40 67 Perempuan 20 33

Usia Dewasa awal (19-24) 1 1

Dewasa lanjut (25-35) 13 22 Paruh baya (36-50) 27 45 Tua (51-65) 16 27 Lanjut usia (>65) 3 5 Pendidikan ≥S1 37 61 D3 4 7 SMA 16 27 SMP 2 3 SD 1 2 Pekerjaan PNS 11 18 Profesional 3 5 Karyawan swasta 21 35 Wiraswasta 20 34 Pensiunan 5 8 Pendapatan Rp 3 500 000 – Rp 5 000 000 28 47 Rp >5 000 000 32 53

22

Faktor-faktor yang Memengaruhi Muzaki Membayar Zakat di Kota Bogor

Alat analisis dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Variabel yang memiliki korelasi tinggi akan membentuk kumpulan faktor yang lebih sedikit dan sederhana dalam penjelasan faktor-faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat. Variabel penelitian (Tabel 17) yang digunakan merupakan variabel yang juga digunakan dalam penelitian Mukhlis (2011) dan Vendi (2014) tentang analisis faktor-faktor yang memengaruhi kemauan seseorang dalam berzakat. Selain itu juga melihat alasan yang memengaruhi seseorang dalam memilih tempat berzakat. Sebelum melakukan analisis faktor, dilakukan pengujian validitas variable pertanyaan kuesioner dalam SPSS dengan metode analisis Korelasi Pearson (Lampiran 4) dan uji realibilitas (Lampiran 5) dengan metode

Cronbach’s alfa.

Tabel 17 Variabel penelitian No Variabel penelitian

var1 Salat fardu 5 kali sehari

var2 Salat fardu berjamaah 3 kali sehari di masjid var3 Rutin membaca Al-Quran

var4 Berpuasa di bulan Ramadhan var5 Rutin hadir di majelis ilmu

var6 Percaya dengan semua balasan atas perbuatan yang dilakukan

var7 Dengan berzakat berarti telah berupaya untuk bersyukur kepada Allah swt.

var8 Zakat mal itu wajib jika telah mencapai nisab var9 Mampu menghitung zakat sendiri

var10 Zakat dibagikan kepada delapan kelompok

var11 Menyadari ada hak orang lain dalam harta yang dimiliki var12 Senang disebut dermawan setelah berzakat

var13 Rasa iba ketika melihat fakir atau miskin var14 Senang membantu fakir atau miskin

var15 Rasa bersalah ketika tidak membayar zakat

var16 Senang dapat membantu meningkatkan ekonomi fakir atau miskin var17 OPZ bekerja secara profesional

var18 OPZ transparan dalam hal laporan keuangan var19 Rasa nyaman dengan membayar zakat di OPZ var20 Layanan di OPZ memuaskan

var21 OPZ melakukan sosialisasi melalui media massa dan elektronik var22 OPZ melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat

Uji Validitas dan Realibilitas

Diketahui r tabel (Lampiran 3) dari degree of freedom (N-2) yaitu 60-2= 58. Kemudian r tabel di angka 58 dengan tingkat signifikansi 0.05 menunjukkan sebesar 0.2542. Variabel yang nilainya kurang dari 0.2542 dinyatakan tidak valid, sehingga hasil uji validitasnya ada 4 variabel pertanyaan yang harus dihilangkan karena nilainya lebih kecil dari r tabel. Pertanyaan yang harus dihilangkan yaitu variabel (var) 4 berpuasa di bulan Ramadhan, (var 8) zakat mal itu wajib jika telah mencapai nisab, (var 12) senang disebut dermawan setelah berzakat dan (var 15)

23

rasa bersalah ketika tidak membayar zakat. Selanjutya uji realibilitas, nilai

cronbach’s alfa sebesar 0.822 yang menunjukkan 18 variabel telah reliable atau konsisten.

Analisis Faktor

Berdasarkan uji KMOand Barlett’s Test (Tabel 18), dapat diketahui bahwa nilai KMO sebesar 0.717. Nilai tersebut berada pada tingkat signifikansi 0.000 (<0.05), dengan ini data dapat dianalisis lebih lanjut karena masuk dalam kategori layak untuk kepentingan analisis faktor.

Tabel 18Hasil uji KMO KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .717

Bartlett's Test of Sphericity 582.342

Df 153

Sig. .000

Setelah pengecekan nilai KMO, dilakukan pengecekan Anti Image Matrices

(Lampiran 6). Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel yang layak untuk diproses analisis lebih lanjut dan tidak dikeluarkan dalam pengujian. Berdasarkan Lampiran 6, terlihat semua variabel memiliki nilai MSA > 0.5 (dapat dilihat pada output yang bertanda „a‟ pada kolom Anti Image Correlation). Artinya tidak diperlukan menghilangkan variabel dan pengujian ulang.

Berikutnya melihat nilai dalam tabel communalities (Lampiran 7). Nilai variabel salat fardu 5 kali sehari (var 1) sebesar 0.772. Hal ini berarti sekitar 77.2% varians dari var 1 dapat dijelaskan oleh faktor yang nanti terbentuk. Nilai variabel salat fardu berjamaah 3 kali sehari di masjid (var 2) sebesar 0.633, yang artinya sekitar 66.3% varians dari var 2 dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Demikian seterusnya untuk variabel lainnya, dengan ketentuan bahwa semakin besar nilai communalities sebuah variabel maka semakin kuat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Kemudian hasil reduksi 18 variabel dengan metode PCA dan di rotasi menggunakan metode varimax yang menjadikan setiap variabel asal mempunyai korelasi tinggi dengan faktor-faktor tertentu sehingga lebih memudahkan dalam interpretasi.

Hasil reduksi dapat dilihat dari Lampiran 8 Total Variance Explained

menunjukkan besarnya persentase keragaman total yang mampu diterangkan oleh keragaman faktor. Terdapat 6 faktor atau component yang memiliki nilai initial eigenvalues di atas 1, masing-masing nilainya yaitu 5.209, 3.085, 2.103, 1.411, 1.047 dan 1.020. Keenam faktor tersebut mampu menjelaskan keragaman total sebesar 77.082%, sehingga dapat disimpulkan keenam faktor sudah cukup mewakili keragaman variabel-variabel asal. Artinya 6 faktor yang terbentuk menurut persepsi responden dalam penelitian ini dapat memengaruhi kemauan responden dalam mengeluarkan zakat sebesar 77.082% dan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain yang belum terungkap dalam penelitian ini.

Kemudian pengelompokkan variabel ke dalam 6 faktor diperoleh dengan melihat dari tabel rotated component matrix (Lampiran 9) hasil dari rotasi dengan metode varimax. Pada Lampiran 9 menampilkan nilai loading factor yaitu angka

24

yang menunjukkan besarnya korelasi tiap variabel dalam keenam faktor yang terbentuk. Terlihat bahwa korelasi var 1 (salat fardu 5 kali sehari) dengan faktor 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 sebesar 0.082, 0.120, -0.259, 0.191, 0.403 dan 0.697. Nilai korelasi var 1 dengan faktor ke 6 sebesar 0.697 adalah yang paling besar, sehingga var 1 termasuk faktor 6. Demikian seterusnya nilai loading factor yang lebih dari 0.5 masuk ke dalam faktor tersebut. Pada Tabel 19 dapat dilihat pengelompokkan variabel dalam 6 faktor hasil reduksi yang sudah diberi nama berdasarkan nilai loading factor tertinggi. Pengelompokkan (Tabel 19) dirangkum dari hasil olahan rotated component matrix yang menampilkan nilai loading factor > 0.5.

Tabel 19 Faktor-faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat

Sumber: Data primer, diolah (2015)

Faktor Loading

Factor

Variance

(%)

Faktor Organisasi

(var 19) Rasa nyaman dengan membayar zakat di OPZ 0.880 28.941 (var 20) Layanan di OPZ memuaskan 0.861

(var 17) OPZ bekerja secara profesional 0.843 (var 22) OPZ sosialisasi langsung kepada masyarakat 0.793 (var 18) OPZ transparan dalam hal laporan keuangan 0.787 (var 21) OPZ melakukan sosialisasi melalui media

massa dan elektronik 0.785

Faktor Kepedulian Sosial

(var 13) Rasa iba ketika melihat fakir atau miskin 0.915 17.136 (var 14) Senang membantu fakir atau miskin 0.915

(var 16) Senang dapat membantu meningkatkan

ekonomi fakir atau miskin 0.703

Faktor Pemahaman Zakat

(var 9) Mampu menghitung zakat sendiri 0.896 11.681 (var 10) Zakat dibagikan kepada delapan kelompok 0.723

Faktor Pemahaman Agama

(var 5) Rutin hadir di majelis ilmu 0.910 7.839

(var 3) Rutin membaca Al-Quran 0.536

Faktor Balasan

(var 7) Dengan berzakat berarti telah berupaya bersyukur kepada Allah swt.

0.821 5.818 (var 6) Percaya dengan semua balasan atas perbuatan

yang dilakukan 0.687

(var 11) Menyadari ada hak orang lain dalam harta

yang dimiliki 0.509

Faktor Keimanan

(var 2) Salat fardu berjamaah 3 kali sehari di masjid 0.721 5.666 (var 1) Salat fardu 5 kali sehari 0.697

25

Kemudian urutan faktor yang paling dominan memengaruhi muzaki membayar zakat dapat dilihat melalui nilai keragaman masing-masing faktor (Tabel 20).

Tabel 20 Urutan faktor yang memengaruhi muzaki membayar zakat

No Faktor Variance (%) 1 Organisasi 28.941 2 Kepedulian sosial 17.136 3 Pemahaman zakat 11.681 4 Pemahaman agama 7.839 5 Balasan 5.818 6 Keimanan 5.666

Sumber: Data primer, diolah (2015)

Faktor Organisasi

Faktor pertama yang terbentuk adalah faktor organisasi. Faktor organisasi menjadi faktor yang paling dominan memengaruhi muzaki membayar zakat, dengan nilai keragaman yang tinggi sebesar 28.941%. Responden yang memberikan nilai yang tinggi pada faktor ini adalah responden yang merasa nyaman membayar zakat di organisasi pengelola zakat. Peran OPZ seperti pelayanan yang memuaskan, bekerja secara profesional, melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat, transparansi laporan keuangan dan sosialisasi melalui media massa dan elektronik adalah suatu hal perlu diperhatikan difokuskan oleh OPZ untuk lebih ditingkatkan lagi agar muzaki membayar zakatnya.

Faktor Kepedulian Sosial

Tingkat kepedulian sosial yang dimiliki responden memengaruhi motivasi untuk mengeluarkan zakat. Responden merasa peduli terhadap keadaan masyarakat di sekitar mereka. Pada faktor ini, menerangkan keragaman data sebesar 17.136%. Variabel yang memiliki nilai loading tertinggi ada 2 variabel yaitu yang pertama merasa iba ketika melihat fakir dan miskin dan yang kedua adalah senang ketika membantu fakir atau miskin dengan nilai loading 0.915.

Faktor Pemahaman Zakat

Pemahaman zakat termasuk faktor ketiga yang memengaruhi responden untuk berzakat dengan nilai keragamannya sebesar 11.681%. Variabel yang terkumpul adalah variabel pemahaman responden yang dapat menghitung zakatnya sendiri dan mengetahui bahwa sasaran dana zakat diberikan kepada 8

ashnaf. Hal itu memberikan kejelasan tersendiri dan keyakinan bahwa dana zakat yang dikumpulkan dan diberikan mustahik akan meningkatkan ekonomi dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

Faktor Pemahaman Agama

Pengetahuan dan pemahaman responden tentang kewajiban, landasan dan hukum zakat pasti akan didapatkan dengan hadir di majelis ilmu dan membaca arti Al-Quran dengan benar. Hal ini akan membuat responden merasa wajib untuk

26

membayar zakat. Faktor tingkat pemahaman agama mampu menerangkan keragaman data sebesar 7.839%.

Faktor Balasan

Faktor selanjutnya adalah faktor balasan. Faktor ini menerangkan bahwa responden yang membayar zakat karena mengaharapkan sesuatu balasan, seperti dengan berzakat berarti telah berupaya bersyukur kepada Allah swt.. Responden yang bersyukur dengan membayarkan zakatnya mengharapkan balasan ridha

Allah agar rezeki nya tetap bersih di jalan-Nya. Nilai keragaman data faktor ini adalah sebesar 5.818%.

Faktor Keimanan

Faktor keimanan sebenarnya sangat tidak dipungkiri dapat memengaruhi seseorang dalam membayar zakat. Faktor ini memiliki nilai keragaman data sebesar 5.666%. Variabelnya adalah salat fardu berjamaah 3 kali sehari di masjid dan salat fardu 5 kali sehari, dengan masing-masing nilai loading sebesar 0.721 dan 0.697.

Alasan Muzaki dalam Memilih Tempat Membayar Zakat

Studi lapang penelitian ini dilakukan dengan penyebaran 60 kuesioner kepada responden yang membayar zakat mal. Ada 3 cara responden dalam melakukan pembayaran zakat, yaitu bayar zakat di organisasi formal seperti BAZNAS atau UPZ, LAZNAS dan organisasi non formal yaitu langsung membayar kepada mustahik. Tercatat yang membayar zakat dengan 3 cara masing-masing berjumlah 20 responden. Tabel 21 menyatakan alasan dan pandangan responden yang memilih tempat membayar zakat di organisasi formal dan langsung kepada mustahik.

Tabel 21 Persentase alasan muzaki dalam memilih tempat membayar zakat

No Variabel BAZNAS atau UPZ LAZ Mustahik

1 Transparansi 75% 65% 45% 2 Profesional 70% 50% 65% 3 Akses 70% 60% 35% 4 Ketersediaan informasi 60% 50% 35% 5 Kenyamanan 65% 50% 55% 6 Kemudahan 70% 55% 80% 7 Lingkungan 35% 35% 85% 8 Kepuasaan 45% 35% 70%

9 Fatwa kyai setempat 20% 10% 50%

Sumber: Data primer, diolah (2015)

Alasan muzaki membayar zakat di organisasi formal yaitu BAZNAS atau UPZ dan LAZNAS adalah faktor transparansi dengan masing-masing nilai persentase terbesar sebesar 75% dan 65%. Kemudian alasan responden yang membayar langsung ke mustahik adalah faktor lingkungan dengan nilai persentase tertinggi sebesar 85%. Alasannya karena di lingkungan sekitar responden masih

27

banyak orang-orang yang membutuhkan dan tergolong mustahik, sehingga responden melihat langsung kondisi tersebut dan tergerak untuk membantu.

Dokumen terkait