• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kelompok Tani Mekar Sari Profil Kelompok Tani Mekar Sari

Kelompok Tani Mekar Sari berada di Kampung Cibinong, Desa Cibinong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.Poktan ini berdiri pada tahun 2004 yang sekarang diketuai oleh Bapak Muslih dengan jumlah anggota saat ini sebanyak 15 orang.Dahulu Mekar Sari merupakan usaha keluarga.Namun karena beliau melihatt potensi dan kemauan serta minat para petani tetangga, maka beliau berinisiatif untuk membentuk sebuah kelompok tani yang sekarang dinamakan Mekar Sari. Kelompok Tani Mekar Sari mempunyai lahan dengan luas total 3,63 Ha, dimana lahan yang digunakan untuk bunga anggrek potong adalah 2,49 Ha, sedangkan sisanya untuk tanaman hias dan anggrek hias.

Fungsi adaya Kelompok Tani Mekar Sari bagi para anggotanya adalah antara lain sebagai sarana berkumpul dan belajar, kemudahan akses pasar, dan kemudahan untuk mendapatkan pasokan atau bantuan input baik baik dari pemerintah atau pun swasta. Sebagai saran berkumpul dan belajar, Poktan Mekar Sari mengadakan pertemuan setiap hari Kamis.Hal yang dibahas setiap pertemuan tergantung kebutuhan.Tetapi yang paling sering menjadi bahan pembicaraan dan diskusi adalah tentang permasalahan budidaya.Poktan Mekar Sari ingin agar produk dari masing-masing anggota kualitasnya tidak saling berbeda, baik dalam hal kuantitatif maupun kualitatif.Sebagai sarana untuk mendapatkan kemudahan akses pasar, ketua poktan mengusahakan agar setiap anggota mendapatkan pasar dengan harga yang pas dan memuaskan. Hasil panen selalu didiskusikan kepada ketua poktan, akan kemanakah hasil tersebut di pasarkan. Setelah itu anggota dapat langsung memasarkannya atau melewati ketua poktan.Dalam hal ini, ketua tidak mengambil keuntungan.Tetapi lebih banyak anggota yang memasarkannya sendiri.Karena dirasa sekaligus mendapatkan pengalaman. Sebagai sarana kemudahan untuk mendapatkan pasokan input, poktan ini selalu menggunakan kesempatan yang datang kepadanya. Berbagai tawaran bazar, pameran, kerjasama yang datang pada poktan. Dengan begitu Poktan Mekasari akan lebih dikenal dan menunjukkan performa yang bagus di mata pemerintah dan masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada banyaknya bantuan yang datang pada poktan. Selain itu, pemerintah juga lebih suka memberikan bantuan kepada petani yang sudah membentuk poktan daripada petani perserorangan.

21 Untuk mempermudah dalam menjalankan usahanya maka poktan Mekar Sari mempunyai bauran pemasaran sebagaimana produknya adalah bunga anggrek potong dan hias, dengan harga Rp3000/tangkai atau Rp150000/ikat untuk bungan potong dan Rp15000 – Rp17500 untuk bunga hias sesuai dengan jenis dan ukuran bunga. Untuk tempat usaha, poktan ini berada di Kampung Cibinong Desa Cibinong Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor dimana produksi dan penjualannya ditempat yang sama. Sedangkan untuk promosi poktan Mekar Sari lebih banyak memanfaatkan acara-acara yang diadakan oleh pemerintah seperti pameran, bazar, dan workshop.

Sumber Daya Manusia

Kelompok tani Mekar Sari terdiri dari 15 anggota dimana tidak semua anggota aktif dalam kelompok.Namun mereka selalu dapat berkumpul lengkap walau hanya satu bulan sekali.Sebagai saran belajar dan untuk meningkatkan kualitas, terdapat pelatihan Sekolah Lapang good agricultural procedure (SL GAP)dari pemerintah sejak 2013 lalu, dimana diharapkan kelompok ini menjadi percontohan bagi poktan lain. Selain itu poktan ini selalu diawasi dan didampingi oleh penyuluh dan UPT Pertanian dari Kecamatan Gunung Sindur.

Gambar 5 Kegiatan SL GAP dari penyuluh dan UPT Pertanian

Ketua poktan juga sangat berperan aktif dalam memberikan pengawasan, ide, dan sistem budidaya itu sendiri.Mengingat bahwa ketua merupakan petani yang sudah berpuluh-puluh tahun mempunyai pengalaman di bidang budidaya anggrek. Ketua poktan menjadi sumber informasi terutama mengenai pasar dan datangnya bantuan dari pemerintah. Sekretaris poktan berperan dalam hal pencatatan bantuan dari pemerintah berupa barang dan kegiatan lainnya.Sedangkan bendahara berperan dalam pencatatan bantuan berupa uang dan pencatatan kas anggota.Untuk pencatatan produksi, investasi, dan transaksi, dilakukan oleh masing-masing anggota. Berikut struktur organisasi Kelompok tani Mekar Sari :

22

Gambar 6Struktur Organisasi Kelompok Tani Mekar Sari. hubungan langsung, --- hubungan tidak langsung.

Penyediaan Input Bunga Anggrek Potong

Agribisnis adalah suatu cara tersendiri pemandang pertanian sebagai suatu sistem. Sistem tersebut dimulai dari hulu yaitu penyediaan input bagi petani mulai dari tempat penanaman atau kebun, bangunan, mesin, infrastruktur lainnya,pembibitan, dan pemeliharaan. Anggrek membutuhkan kebun khusus yang terbuat dari tiang dan paranett atau kebun yang tertutupi oleh jaring-jaring.Besar biaya pembuatannya adalah Rp25 000 000/100 m2.Untuk bangunan, selain rumah pemilik kebun adalah tempat untuk pemyimpanan barang-barang atau gudang yang berukuran kurang lebih 3 x 3 m2. Dalam pemeliharaan bunga anggrek atau pada proses pemupukan dibutuhkan mesin untuk membantu penyemprotan dan pemrosesan waktu pemupukan atau pemberian insektisida atau fungisida. Mesin yang digunakan mmepunyai umur pakai 3 tahun dengan harga Rp1 500 000.

Gambar 7 Mesin untuk penyemprotan fungisida dan insektisida

Bibit dapat diperoleh dari Desa Pengasinan dengan harga Rp 30 000/botol yang berisi 70 bibit.Untuk pemeliharaannya dibagi menjadi pemupukan dan pemberian insektisida serta fungisida. Banyak pupuk yang diperlukan untuk

Ketua

Kelompok tani Upt pertanian Penyuluh

Bendahara Sekretaris

23 800m2 adalah 750 gr dengan harga Rp 70 000/kg. Pemeliharaan kebun dapat menghabiskan 400 ml dalam sekali penyemprotan dengan harga Rp 85 000 sekali penyemprotan. Selain itu poktan juga sering mendapatkan bantuan dari pemerintah, seperti bantuan bibit sebanyak 300 bibit untuk setiap petani, motor angkut, pupuk, dan lain-lainnya yang tidak berupa dana bantuan.

Produksi Bunga Anggrek Potong

Budidaya bunga anggrek tidaklah mudah dan cepat.Bunga anggrek tumbuhtidak boleh ditanam pada saat musim hujan.Anggrek Dendrobium akan berbunga setiap 3 minggu sampai 1 bulan dari bakal bunga sampai bunga mekar. Setelah bunga mekar ia akan dipetik untuk dipanen. Bunga anggrek dendrobium dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 mdpl dan pada suhu 260C 300C dengan kelembapan udara 65-75 persen 6 .Perawatan dan pembudidayaannya harus dilakukan secara hati-hati.Karena anggrek adalah salah satu tanaman yang sensitif. Proses budidaya terdiri dari pembenihan, pemupukan, pengairan, penyiangan, pengendalian OPT dan pemanenan (Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2008).

a. Pembenihan

Gambar 8 Pembenihan dalam kompot

Pembenihan dibagi menjadi dua proses, yaitu pembenihan dalam kompot dan pembenihan dalam pot tunggal.

 Pembenihan dalam kompot

Pembenihan yang dimaksud adalah dalam satu pot ukuran 15-18 cm terdapat 20-25 planlet atau benih yang sudah sehat, steril, siap tanam dan sudah diseleski bedasarkan ukuran, kesuburan, dan varietasnya.Kompot ditanam pada rak dengan naungan 70-80 persen dengan kelembapan tinggi dan terlinfung dari hujan secara langsung.

Penyiraman dilakukan dengan sistem pengkabutan pada saat tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam, pemupukan benih dilakukan setiap 2 kali dalam seminggu dengan larutan NPK dengan dosis setengah dari dosis yang tertera dalam label.Penyemprotan dilakukan dengan pemberian fungisida

6

Departemen Pertanian. 2013. Karakteristik bunga anggrek. [internet]. (diunduh pada 28November 2013). Tersedia pada: http://epetani.deptan.go.id.

24

sebanyak satu kali dalam seminggu dengan dosis setengah dari yang tertera dalam label.Benih yang rusak diambil dengan pinset lalu dibakar.Pemeliharaan benih dalam kompot sampai panen sekitar 5-6 bulan dengan ukuran benih sekitar 8 cm.

 Pembenihan dalam pot tunggal

Pembenihan yang dimaksud adalah dalam satu pot hanya terdapat satu benih yang siap tanam yang dikelompokkan menurut keseragaman.Media tanam yang digunakan berupa arang dan batang pakis.Tanaman yang ditanam posisinya harus berdiri tegak, akar harus menyentuh dasar pot.Tangkai tanaman utama diikat pada kawat penopang. Naungan net yang dibutuhkan adalah dengan tingkat kerapatan sekitar 70 persen, namun ada juga yang hanya membutuhkan hanya 55-65 persen. b. Pemupukan

Pemupukan yang dilakukan oleh poktan yaitu setiap pagi dan sore hari yaitu antara pukul 6 pagi sampai 8 pagi atau pukul 4 sore sampai 6 sore. Pupuk yang digunakan adalah pupuk makro NPK dan mikro yaitu B, Fe, Zn, Ca, Co, Cu, Mg, Mn, Mo, dan S. Pemberian pupuk ini berbeda dari bibit sampai tumbuhan dewasa. Tanaman anggrek pada fase bibit dalam kompot menggunakan pupuk N lebih tinggin dibandingkan kandungan P dan K karena setiap pupuk mempunyai kandungan NPK yang berbeda seperti 25 : 5 : 20 , 20 : 15 : 15, atau 30 : 10 : 10. Pada fase pertumbuhan dosis yang diberikan adalah 0.5 dari dosis yang dianjurkan.Kemudian dari remaja sampai dengan dewasa menggunakan perbandingan kandungan NPK yang rata. Fase dewasa sampai dengan tanaman itu berbunga, pupuk yang diberikan adalah pupuk yang mempunyai kandungan P yang lebih banyak daripada N dan K seperti 10 : 40 : 15.

c. Pengairan

Penyiraman atau pengairan harus dilakukan dengan memperhatika kondisi cuaca, varietas, dan fase pertumbuhan dengan air yang mempunyai Ph 5,5 – 6,5 pada pagi hari atau sore hari.

d. Penyiangan

Penyiangan mempunyai tujuan untuk mengurangi persaingan penyerapan unsur hara dan air, memperbaiki sirkulasi udara serta mengurangtu serangan hama penyakit dengan menghilangkan tumbuhan liar sebagai inang atau sumber penyakit atau infeksi dimana penyiangan ini dilakukan minimal 2 minggu sekali. e. Pengendalian OPT

Inti dari kegiatan ini adalah mengendalikan segala macam organisme atau hama yang dapat merusak tamanam dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) yang diusahakan tidak menganggu tanaman utama. Gulma dan tumbuhan liar yang telah dicabut dalam satu lubang dan dibenam.

f. Pemanenan

Pemanenan dilakukan setiap minimal satu kali dalam seminggu tergantung pada kondisi kesuburan tanaman. Pada umumnya pada bulan April sampai dengan September tanaman sedang dalam kondisi baik, pada bulan Oktober sampai pertengahan Desember dalam kondisi cukup baik, dan pada akhir Desember sampai Maret dalam kondisi kurang baik. Pemanenan dilakukan pada tanaman yang sudah berbunga dengan panjang tangkai bunga antara 25 sampai 30 cm dan banyak bunga minimal 6 bunga. Setelah dipotong dengan tang di pangkal tangkainya, bunga tersebut diikat per 50 batang kemudian dibungkus koran dengan harga jual Rp 150 000,- per ikat atau 3000 per batang. Hal tersebut

25 samauntuk semua anggota poktan. Untuk umur tanaman sebagian besar adalah sama atau sesuai dengan tahun keanggotaan. Pemberian bibit oleh ketua poktan adalah ketika anggota kelompok masuk kedalam keanggotaan kelompok dimana antara 6-7 tahun.

g. Pemasaran

Setelah dilakukan pemanenan dan bunga sudah diikat kemudian dikumpulkan ke pedagang pengumpul.Setelah itu oleh pedagang pengumpul dibawa ke pasar Rawabelong yaitu pusat bunga terutama bunga anggrek di daerah Tangerang.Selain itu ada juga bunga yang dijual langsung ke perangkai bunga atau floris.Permintaan yang tetap terjadi dari pasar Rawabelong. Secara terperinci saluran pemasaran bunga anggrek potong dari Kelompok Tani Mekar Sari adalah :

Saluran 1 : Petanikonsumen

Saluran 2 : Petanipedagang pengumpul lokalkonsumen

Saluran 3 : Petanipedagang pengumpul lokalpedagang besar (Rawa Belong)konsumen

Saluran 4 : Petanipedagang pengumpul lokalfloriskonsumen

Saluran 5 : Petanipedagang pengumpul lokalpedagang besar (Rawa Belong)floriskonsumen

Saluran 6 : Petanipedagang pengumpul lokalpedagang besar luar daerahkonsumen

Analisis Sumber Risiko Produksi Identifikasi Sumber Risiko

Terdapat berbagai sumber yang menyebabkan terjadinya risiko produksi bunga anggrek dendrobium. Sumber gagal panen yang menjadi sumber risiko yang terdapat di poktan Mekar Sari adalah datang dari cuaca atau perubahan cuaca yang tidak menentu dalam hal ini hujan yang terus menerus, hama, penyakit, dan tenaga kerja yang kurang disiplin. Hal serupa juga disampaikan oleh Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2008).

a. Cuaca yang tidak menentu

Anggrek Dendrobium sp.dibudidaya di daerah dengan curah hujan rendah dan panas yang cukup. Dengan begitu jika terjadi hujan yang terus menerus tanaman akan kelebihan air dan tidak dapat berbunga atau pun bakal bunga akan mati atau tidak jadi. Pada bulan Desember 2013 sampai Februari 2014 hujan di wilayah Bogor sangat tinggi, bahkan hampir tiap hari. Waktu terparah adalah pada bulan Januari 2014.Poktan hanya bisa memproduksi 1- 5 ikat per minggu, bahkan ada yang hampir tidak panen.Sumber risiko ini mempunyai probabilitas sebesar 43.64 persen. Hal tersebut membuat poktan mendapatkan kerugian dengan Value at Risk sebesar Rp 261 769.00 .

Hujan juga menjadi faktor pendukung hilangnya pupuk yang diberikan oleh petani. Sehingga tanaman kekurangan nutrisi dan terganggu perkembangannya, baik tanaman itu sendiri atau pun bunga yang akan mekar. Selain itu bunga anggrek juga membutuhkan panas matahari yang cukup banyak ketika berada di fase pembungaan. Jika hujan terjadi secara terus menerus, maka bunga yang akan mekar akan terhambat bahkan mati karena kekurangan nutrisi yang berasal dari

26

proses fotosintesis, yang mana proses fotosintesis membutuhkan panas matahari yang tidak sedikit bagi bunga anggrek.

Gambar 9 Bunga anggrek yang mati karena kelebihan air b. Hama

Sumber risiko juga datang dari hama. Hama yang menyerang sangat beragam, mulai dari hama yang ukuran kecil sampai besar. Akibat yang ditimbulkannya juga bermacam-macam.Sumber risiko hama mempunyai probabilitas sebesar 32.28 persen serta dampak sebesar Rp 104 642.00. Hama ini dapat juga muncul akibat pemberian pestisida, fungisida, maupun insektisida yang tidak pas, hilang terbawa hujan, maupun dosis yang kurang. Hama yang menyerang di poktan ini antara lain sebagai berikut :

1. Keong (Bekicot)

Hama tipe ini sangat mudah berkembang disaat musim penghujan. Bekicot menyerang dengan cara menyerap sari makanan. Akibat yang muncul adalah pertumbuhan tanaman maupun bunga akan terhambat.

2. Kumbang Gajah

27 Serangan hama ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu serangan larva dan serangan dewasa. Serangan larva hanya membuat daun layu dan menguning serta menghambat laju air dari daun ke tangkai bunga.Sedangkan serangan dewasa dapat langsung menyebabkan kematian.Namun pada poktan Mekar Sari sebagian besar mendapatkan serangan larva kumbang gajah.

3. Tungau Merah

Serangan hama tungau merah menyebabkan daun mengkerut, layu, garis-garis putih yang lama kelamaan menjadi kecokelatan dan gugur. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan bunga terhambat karena unsur hara yang dihasilkan fotosintesis kurang memenuhi, sehingga bunga tidak berbunga dengan sempurna bahkan mati.

Gambar 11 Serangan tungau merah pada bunga anggrek c. Penyakit

Penyakit juga menjadi salah satu sumber risiko produksi. Banyak penyakit yang dapat timbul pada bunga anggrek Dendrobium sp. Namun pada proses budidaya bunga anggrek di poktan Mekar Sari hanya menderita penyakit busuk pucuk yang mempunyai probabilitas sebesar 16.85 persen dan dampak sebesar Rp 58 079.00 . Penyakit busuk pucuk disebabkan oleh cendawan Phytopthora sp. Gejala yang ditimbulkan adalah pucuk ujung bulb menguning dan pangkal pucuk agak basah. Sehingga bulb mati dan bunga tidak akan tumbuh.

28

d. Tenaga Kerja

Sebenarnya sumber risiko yang timbul akibat tenaga kerja tidak lagi diharapkan oleh poktan.Karena ketua poktan beranggapan bahwa semua tenaga kerja maupun anggota poktan sudah terlatih baik dalam budidaya, pemanenan, pemasaran dan lainnya. Tetapi dalam kenyataan tenaga kerja maupun anggota masih melakukan kesalahan dengan besar probabilitas 34.09 persen serta dampak sebesar Rp 14 129.00 , misalnya dalam pemotongan saat panen, tersenggol saat melakukan pengecekkan maupun pemupukan, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh sempurna bahkan pemetikan dini yang menyebabkan bunga tersebut tidak dapat dijual.

Gambar 13 Kesalahan tenaga kerja pada saat pemanenan

Probabilitas Sumber Risiko Produksi

Sumber risiko produksi yang telah teridentifikasi adalah cuaca yang tidak menentu dalam hal ini hujan dengan intensitas tinggi, hama, penyakit, dan tenaga kerja. Setelah sumber teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menganalisis probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko yang diakibatkan oleh masing-masing sumber. Data yang digunakan adalah data yang diperolah selama turun lapang yaitu pada bulan Januari 2014 sampai akhir bulan Februari 2014 dengan cara pengamatan langsung, menghitung langsung dan wawancara langsung dengan petani. Pengamatan dilakukan setiap petani turun ke kebun.Data yang didapat adalah berapa tangkai bunga yang tidak terjual atau tidak tumbuh atau mati akibat dari masing masing sumber risiko.Setelah itu diolah dengan alat analisis Z-score. Nilai Z yang diperoleh akan menghasilkan nilai kemungkinan atau probabilitas dari masing-masing sumber. Perhitungan analisis probabilitas secara detil dapat dilihat pada Lampiran 1 sedangkan hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Probabilitasrisiko dari sumber risiko produksi

Sumber Risiko Produksi Probabilitas (%)

Cuaca 43.64

Hama 32.28

Penyakit 16.85

29 Tabel 6 menjelaskan bahwa probabilitas risiko dari sumber risiko produksi dari keempat sumber mempunyai kemungkinan yang berbeda-beda.Perbedaan itu tergantung dari akibat yang ditimbulkannya baik berupa nilai kerugian maupun jumlah tangkai bunga yang tidak terjual atau mati. Cara menghitung agar memperoleh nilai probabilitas dari masing – masing sumber adalah menghitung total bunga yang mati menurut sumbernya, misalnya saja pada cuaca bunga yang layu adalah 2 288 tangkai dari 15 petani dimana masing-masing petani mmepunyai dua kali periode sehingga diperoleh rata-rata 76.27 tangkai (2 288 tangkai dibagi dengan 30). Menentukan batas normal adalah hal yang harus diketahui oleh pemilik kebun, dalam hal ini adalah 70 untuk cuaca. Kemudian dengan bantuan rumus yang sudah dijelaskan pada Bab 4 diperoleh standar deviasi untuk cuaca adalah 36.592. Selanjutnya dengan rumus Z-score serta bantuan perangkat lunak Ms. Excel akan mendapatkan nilai Z-score, peluang atau probabilitas yang secara detail untuk semua sumber dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasilperhitungan probabilitas sumber risiko Sumber Risiko Total bunga mati (tangkai) X (Rata-rata) Batas normal (tangkai) Standar

deviasi Z-score Peluang

Cuaca 2 288 76.27 70 36.592 -0.17 0.4364

Hama 929 30.97 25 13.032 -0.46 0.3228

Penyakit 504 16.80 25 8.523 0.96 0.1685

Tenaga

Kerja 118 3.93 5 2.585 0.41 0.3409

Tabel 7 menjelaskan bahwa probabilitas risiko dari sumber risiko produksi adalah cuaca sebesar 43.64 persen, hama sebesar 32.28 persen, penyakit 16.85 persen dan tenaga kerja sebesar 34.09 persen. Pada saat pengolahan data diperoleh nilai Z untuk cuaca yaitu -0.17. Nilai minus berarti nilai tersebut berada di sebelah kiri kurva Z normal dan 0.17 mempunyai arti pada tabel Z normal untuk nilai Z negatif pada peluang 0.4364 atau 43.64 persen. Artinya peluang risiko produksi akibat dari cuaca yang lebih dari batas normal yaitu 70 tangkai adalah 43.64 persen.Nilai Z untuk hama adalah -0.46 yang berada di sebelah kiri kurva Z normal. Nilai tersebut mempunyai peluang sebesar 0.3228 atau 32.28 persen. Artinya bahwa peluang risiko produksi akibat dari serangan hama yang lebih dari batas normal yaitu 25 adalah 32.28 persen. Kemudian untuk penyakit mempunyai nilai Z sebesar 0.96 yang berada di sebelah kanan kurva Z. Setelah dicari peluang dari nilai tersebut diperoleh sebesar 0.1685 atau 16.85 persen.Artinya peluang terjadinya risiko produki akibat dari timbulnya penyakit yang melebihi batas normal yaitu 25 tangkai setiap petani adalah 16.85 persen.Sedangkan yang terakhir adalah nilai Z untuk sumber risiko yang berasal dari tenaga kerja adalah 0.41 yang berada di sebelah kanan kurva Z normal.Peluang terjadinya risiko produksi dari tenaga kerja sesuai dengan nilai Z tersebut adalah 0.3409 atau 34.09 persen.Artinya peluang terjadinya risiko produkski yang disebabkan oleh tenaga kerja yang melebihi batas normal yaitu 5 adalah 34.09 persen.

30

Analisis Dampak Risiko Produksi

Untuk mengetahui berapa besar kerugian yang diterima oleh poktan maka diperlukan analisis dampak risiko produksi menggunakan alat analisis Value at Risk (VaR). Untuk menghitung dampak risiko produksi maka diperlukan data lainnya yaitu nilai kerugian, rata-rata nilai kerugian dan standar deviasi dari nilai kerugian seperti bisa dilihat pada Lampiran 2.Nilai VaR dihitung dengan taraf nyata 95 persen dan error 5 persen. Itu artinya ada kemungkinan 5 persen lebih tinggi dampak risiko yang akan diterima oleh petani poktan dari hail perhitungan kali ini. Hasil perhitungan dampak risiko dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 8 Dampakrisiko pada masing-masing sumber risiko produksi per panen

Sumber Risiko Dampak Risiko (Rp)

Cuaca 261 769.00

Hama 104 642.00

Penyakit 58 079.00

Tenaga Kerja 14 129.00

Tabel 8 menjelaskan mengenai dampak yang ditimbulkan akibat dari risiko produksi dari masing masing sumber risiko. Dampak risiko terbesar berasal dari sumber risiko cuaca, hama, penyakit, kemudian tenaga kerja. Cara menghitung agar memperoleh nilai dampak dari masing – masing sumber adalah menghitung kerugian total bunga yang mati menurut sumbernya yaitu dengan cara mengalikan antara jumlah bunga yang layu dengan harga per tangkai dimana harga per tangkai adalah Rp3 000. Sebagai contoh adalah pada cuaca jumlah bunga yang layu adalah 2 288 dikalikan dengan Rp3 000 sehingga diperoleh nilai kerugian kelompok adalah sebesar Rp6 864 000. Kemudian menghitung nilai standar deviasi seperti yang ada pada Bab 4 dan menentukan nilai Z alfa 5 persen sebesar 1.645. Selanjutnya dengan bantuan perangkat lunak Ms. Excel akan mendapatkan nilai Value at Risk (VaR)untuk semua sumber dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Hasil penghitungan dampak risiko

Sumber Risiko Total bunga mati pada Kelompok (tangkai) X (Rata-rata) Nilai Kerugian Kelompok (Rp) Standar deviasi kerugian Value at Risk per Petani (Rp)a Cuaca 2 288 76.27 6 864 000 109 775.44 261 769 Hama 929 30.97 2 787 000 39 095.51 104 642 Penyakit 504 16.80 1 512 000 25 570.19 58 079 Tenaga Kerja 118 3.93 354 000 7 756.64 14 129 a

31 Tabel 9 menjelaskan bahwa dampak risiko yang muncul akibat dari risiko cuaca adalah sebesar Rp261 769.00 dalam sekali panen untuk setiap petani. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan error 5 persen, itu artinya terdapat peluang 5 persen atau 0.05 munculnya dampak yang mungkin lebih besar dari Rp261 770.00. Serangan hama dalam risiko produksi mempunyai dampak sebesar

Dokumen terkait