• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem dan Pola Saluran Tataniaga Mentimun

Sistem tataniaga mentimun di Desa Laladon melibatkan beberapa lembaga tataniaga dari petani sampai ke tangan konsumen akhir. Lembaga tataniaga yang terlibat yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer. Dalam proses tataniaga mentimun dari petani sampai ke konsumen akhir akan membentuk suatu pola saluran tataniaga. Berdasarkan wawancara dengan menggunakan kuesioner, diketahui bahwa sistem tataniaga mentimun di Desa Laladon membentuk tiga pola saluran tataniaga. Berikut skema saluran tataniaga mentimun di Desa Laladon secara keseluruhan.

Keterangan : : Saluran tataniaga I : Saluran tataniaga II : Saluran tataniaga III

Gambar 4 Saluran tataniaga mentimun di Desa Laladon. Petani Pedagang pengumpul Pedagang besar Pedagang pengecer Konsumen akhir 240 900 kg 72.69 % 85 000 kg 25.65 % 5 500 kg 1.66 %

Skema saluran tataniaga mentimun pada Gambar 4 menggambarkan saluran tataniaga yang terjadi pada pemasaran mentimun yang dilakukan oleh pelaku tataniaga di Desa Laladon. Dalam penelitian ini, cakupan pelaku tataniaga yang diteliti adalah seluruh lembaga tataniaga yang terlibat dalam pemasaran mentimun di Desa Laladon yaitu pedagang pengumpul yang terdiri dari 3 orang, pedagang besar yang berada di pasar Induk Kemang Bogor 2 orang, dan beberapa pedagang pengecer yang tersebar diantaranya pedagang pengecer lokal atau sekitar Desa Laladon 4 orang, Pasar Anyar 5 orang, Pasar Bogor 3 orang, dan Pasar Cibinong 3 orang.

Dari gambar 4 terbentuk suatu sistem tataniaga yang merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan bekerjasama. Dari gambar tersebut terlihat bahwa terbentuk 3 saluran tataniaga mentimun di Desa Laladon, yaitu :

Saluran I : Petani Pedagang pengumpul Pedagang besar Pedagang pengecer Konsumen

Saluran II : Petani Pedagang besar Pedagang pengecer Konsumen

Saluran III : Petani Pedagang pengecer Konsumen

Proses tataniaga mentimun di Desa Laladon dimulai dari penjualan mentimun oleh petani melalui tiga cara, yaitu penjualan melalui pedagang pengumpul, penjualan melalui pedagang besar, dan penjualan melalui pedagang pengecer lokal. Pada pola saluran I terdapat 24 petani responden (80 persen) menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul yang berjumlah 3 orang sebanyak 240 900 kg atau sebesar 72.69 persen. Pada pola salura II terdapat 4 petani responden (13.33 persen) yang menjual hasil panen mentimunnya kepada 2 orang pedagang besar sebanyak 85 000 kg atau sebesar 25.65 persen. Pada pola saluran III terdapat 2 orang petani responden (6.67 persen) yang menjual langsung hasil panennya kepada pedagang pengecer lokal yang berada di Desa Laladon dan sekitarnya berjumlah 4 orang dengan hasil panen yang dijual sebanyak 5 500 kg atau sebesar 1,66 persen dari keseluruhan panen petani responden dalam satu musim tanam.

Pola Saluran Tataniaga I

Pola saluran tataniaga I merupakan saluran terpanjang dalam rantai tataniaga mentimun yang terdiri dari petani – pedagang pengumpul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Petani yang terlibat dalam proses tataniaga tersebut berjumlah 24 orang atau 80 persen dari seluruh petani responden. Para petani menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul desa, kemudian pedagang pengumpul desa menjualnya kepada pedagang besar/grosir di Pasar Induk Kemang yang merupakan pasar penampungan sayuran yang ada di wilayah Bogor. Selanjutnya pedagang besar memasarkan mentimun tersebut kepada pedagang pengecer yang berasal dari pasar Anyar, Pasar Bogor, dan Pasar Cibinong.

Mayoritas dari para petani responden merupakan petani yang terlibat dalam pola saluran tataniaga I. Para petani memilih untuk menjual produk mentimun hasil panen mereka ke pedagang pengumpul desa karena rata-rata hasil

panen yang diperoleh mereka cukup banyak berkisar antara 500-2 000 kilogram setiap panennya. Dengan hasil panen yang cukup banyak tersebut tidak memungkinkan untuk menjualnya langsung ke pedagang pengecer. Selain itu petani juga tidak mau susah untuk menjualnya sendiri ke pasar sehingga mereka menggunakan jasa pedagang pengumpul desa untuk menjual hasil panennya. Produk hasil panen petani yang dijual ke pedagang pengumpul sudah pasti terjual habis, karena sudah menjadi risiko dari pedagang pengumpul jika produknya tidak terjual habis.

Petani yang menggunakan pola saluran I adalah petani dengan skala usaha sedang hingga besar, dengan luas lahan rata-rata lebih dari 3 000 m2. Dengan lahan yang cukup luas tersebut menjadikan hasil panen yang didapat cukup besar sehingga tidak memungkinkan untuk dijual sendiri atau dijual secara langsung. Dengan demikian sebanyak 24 petani responden (80 persen) lebih memilih untuk menjual hasil panen mereka ke pedagang pengumpul sehingga mereka tidak lagi menanggung risiko tidak terjualnya produk mereka ke pasaran. Hal tersebut dikarenakan tanggung jawab penjualan produk panen sepenuhnya ada di pedagang pengumpul.

Pola Saluran Tataniaga II

Pola saluran tataniga II merupakan saluran tataniaga yang terdiri dari petani – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Petani yang terlibat dalam pola saluran tataniaga II ini sebanyak 4 orang (13.33 persen). Para petani menjual hasil panennya langsung kepada pedagang besar di Pasar Induk Kemang tanpa melalui perantara pedagang pengumpul. Selanjutnya pedagang besar memasarkan mentimun tersebut kepada pedagang pengecer yang berasal dari pasar Anyar, Pasar Bogor, dan Pasar Cibinong.

Para petani memilih untuk menjual produk mentimun hasil panen mereka ke pedagang besar, karena harga yang ditawarkan oleh pedagang besar lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul pada saluran I. Hal ini dikarenakan pedagang besar pada saluran II membeli hasil panen dari para petani mentimun secara langsung tanpa melalui pedagang pengumpul dan kemudian menjualnya langsung kepada pedagang pengecer. Dengan Penjualan melalui pedagang besar langsung tanpa melalui pedagang pengumpul maka harga yang diperoleh petani akan lebih tinggi.

Jumlah mentimun yang dijual ke pedagang besar dalam satu musim tanam adalah sebanyak 85 000 kilogram (25.65 persen). Setelah mentimun diterima oleh pedagang besar dan ditimbang maka sistem pembayaran yang biasa dilakukan yaitu dengan sistem tunai. Selanjutnya pedagang besar akan menjual mentimun kepada pedagang pengecer yang datang langsung ke lapak atau kios pedagang besar. Pedagang pengecer biasanya tidak hanya membeli satu jenis sayuran atau mentimun saja akan tetapi beberapa jenis sayuran yang lain juga.

Pola Saluran Tataniga III

Pola saluran tataniga III merupakan saluran tataniaga terpendek dibandingkan saluran tataniaga I dan II. Saluran tataniaga III terdiri dari petani – pedagang pengecer – konsumen. Petani yang terlibat dalam pola saluran tataniaga III ini sebanyak 2 orang (6.67 persen). Para petani menjual hasil panennya langsung kepada pedagang pengecer yang ada di sekitar Desa Laladon. Jumlah

pedagang pengecer sebagai tujuan penjualan mentimun dari para petani responden di saluran ini ada sebanyak 4 orang.

Para petani memilih untuk menjual produk mentimun hasil panen mereka ke pedagang pengecer karena rata-rata hasil panen yang diperoleh mereka tidak banyak hanya berkisar antara 50-100 kilogram setiap panennya. Dengan hasil panen yang tidak terlalu banyak tersebut petani responden tidak menjualnya ke pedagang pengumpul atau pun pedagang grosir secara langsung karena harga atau pun hasil yang akan mereka dapatkan lebih kecil daripada menjualnya langsung ke pedagang pengecer. Selain itu pedagang pengecer yang mereka tuju merupakan pedagang pengecer yang berada di sekitar lokasi usaha, jadi mereka tidak terlalu banyak untuk mengeluarkan biaya transportasi. Petani di saluran ini biasanya menggunakan sepeda motor untuk membawa hasil panen mereka ke pedagang pengecer dan jarak yang ditempuh juga tidak terlalu jauh.

Fungsi Lembaga Tataniaga

Fungsi tataniaga perlu dilakukan dalam kegiatan tataniaga untuk memperlancar penyaluran hasil panen dari petani ke konsumen akhir. Dalam menyalurkan hasil panen dari petani ke konsumen akhir terdapat beberapa lembaga tataniaga yang terlibat yaitu petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer. Lembaga tataniaga tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Secara umum fungsi tataniaga yang dilaksanakan lembaga tataniaga tersebut terdiri dari tiga fungsi yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.

Fungsi pertukaran adalah kegiatan di dalam fungsi tataniaga yang meliputi kegiatan-kegiatan yang memperlancar perpindahan atas hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Kegiatan fungsi pertukaran meliputi aktivitas pembelian dan penjualan. Aktivitas pembelian merupakan penetapan berupa jumlah dan kualitas yang akan dibeli, sedangkan penjualan adalah fungsi yang meliputi keputusan penjualan dan cara-cara penjualan yang dilakukan.

Fungsi fisik adalah kegiatan di dalam fungsi tataniaga yang merupakan perlakuan fisik yang berhubungan dengan kegunaan bentuk, tempat dan waktu, yang diperlukan agar komoditas dapat tersedia pada tempat yang diinginkan, sehingga konsumen dapat mengaksesnya pada saat membutuhkan. Fungsi fisik meliputi pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan.

Fungsi fasilitas adalah segala aspek kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi proses kegiatan pertukaran barang dan jasa antara produsen dan konsumen. Fungsi fasilitas meliputi grading, pembiayaan, penanggungan risiko dan informasi pasar. Grading merupakan kegiatan pengelompokan barang sesuai dengan penentuan mutu tertentu, pemilahan dari produk-produk tidak seragam ke yang seragam. Pembiayaan merupakan kegunaan biaya untuk berbagai aspek- aspek yang memfasilitasi didalam proses tataniaga. Penanggungan risiko adalah penerimaan terhadap risiko yang akan dihadapi dari kerugian tataniaga produk yang terdiri dari risiko harga dan risiko fisik. Risiko fisik terjadi akibat kerusakan produk sedangkan risiko harga terjadi akibat perubahan nilai harga di pasar. Informasi pasar sangat dibutuhkan oleh produsen dan lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat dalam mengetahui informasi harga.

Lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat didalam sistem tataniaga mentimun di Desa Laladon menjalankan fungsi tataniaga masing-masing yang berbeda. Lembaga tataniaga mentimun yang terlibat diantaranya petani, pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer. Tabel 10 menjelaskan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh setiap lembaga tataniaga mentimun yang terlibat.

Tabel 10 Fungsi tataniaga pada lembaga tataniaga mentimun di Desa Laladon Saluran dan

lembaga tataniaga

Fungsi-fungsi tataniaga

Pertukaran Fisik Fasilitas

Penju alan Pemb elian peng angk utan Peng emas an Penyi mpan an Gra ding Risi ko Bia ya Infor masi pasar Pola saluran tataniaga I

Petani √ - - √ - √ √ √ √

P. Pengumpul √ √ √ - - - √ √ √

P. Besar √ √ - - - * √ √ √

P. Pengecer √ √ √ √ * √ √ √ √

Pola saluran tataniaga II

Petani √ - √ √ - √ √ √ √

P. Besar √ √ - - - * √ √ √

P. Pengecer √ √ √ √ * √ √ √ √

Pola saluran tataniaga III

Petani √ - √ √ - √ √ √ √

P. Pengecer √ √ - - * √ √ √ √

Keterangan : √ = Melakukan fungsi tataniaga

- = Tidak melakukan fungsi tataniaga

* = Kadang-kadang melakukan fungsi tataniaga

Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani

Fungsi Tataniaga yang dilakukan oleh petani responden yaitu fungsi pertukaran berupa penjualan, fungsi fisik berupa pengemasan dan pengangkutan untuk petani pada saluran II dan III, dan fungsi fasilitas berupa grading, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Pada saluran I petani responden melakukan fungsi pertukaran yaitu berupa penjualan kepada pedagang pengumpul terdapat sebanyak 24 orang atau sebanyak 80 persen dari total petani responden. Mentimun yang dijual kepada pedagang pengumpul desa terdapat dua macam yaitu mentimun dengan grade A dan grade B. Grade A merupakan mentimun yang bagus yang memiliki standar (panjang 15-20 cm, diameter 3-5 cm, dan buahnya halus) dan grade B merupakan mentimun biasa yang diluar dari standar tersebut. Jumlah mentimun yang dijual kepada pedagang pengumpul desa sebesar 240 900 kg (72.69 persen) dimana mentimun dengan grade A sebanyak 211 500 kilogram (63.82 persen) dan grade B sebanyak 29 400 kilogram (8.87 persen). Petani responden pada saluran ini memilih menjual hasil panennya melalui pedagang pengumpul agar tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk melakukan fungsi fisik berupa pengangkutan hasil panen ke pasar. Petani dalam

saluran ini menjalankan fungsi fisik yang lain yaitu berupa pengemasan hasil panen dengan menggunakan kantong plastik yang selanjutnya akan dibawa pedagang pengumpul ke pasar. Petani tidak melakukan fungsi fisik yang lain yaitu penyimpanan atau pun pengolahan.

Petani pada saluran I melakukan seluruh fungsi fasilitas diantaranya grading, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Grading yang dilakukan oleh para petani sebelum dikemas ke dalam kantong plastik yaitu memisahkan dan kemudian mengumpulkan ukuran dari mentimun sesuai dengan grade masing-masing. Grade mentimun di Desa Laladon dibagi menjadi dua kelas yaitu mentimun dengan Grade A dan grade B. Setelah pemilahan dan pengelompokannya selesai maka petani mengemas mentimun tersebut ke kantong plastik sesuai masing-masing grade. Kemudian, hasil panen dari para petani tersebut akan dibawa ke pasar oleh pedagang pengumpul.

Petani menanggung pembiayaan berupa biaya sortasi dan pengemasan. Dan setelah itu untuk biaya transportasi dan lain-lain ditanggung oleh pedagang pengumpul. Penanggungan risiko yang dihadapi oleh para petani yaitu penanggungan risiko akibat penurunan harga mentimun pada saat panen berlangsung. Informasi pasar dapat diperoleh petani melalui teman sesama petani atau pun dari pedagang pengumpul mengenai harga jual dari mentimun yang sedang berlaku saat itu. Selain itu informasi pasar yang didapat juga mengenai kualitas produk mentimun yang diinginkan oleh konsumen pada umumnya.

Pada saluran II petani responden melakukan fungsi pertukaran berupa penjualan kepada pedagang besar, petani tersebut berjumlah 4 orang atau sebanyak 13.33 persen dari total petani responden. Mentimun yang dijual kepada pedagang besar dalam satu musim tanam adalah sebesar 85 000 kilogram (25.65 persen) dimana mentimun dengan grade A sebanyak 74 000 kilogram (22.33 persen) dan grade B sebanyak 11 000 kilogram (3.32 persen). Petani responden memilih untuk melakukan penjualan langsung ke pedagang besar tanpa melalui pedagang pengumpul desa dikarenakan harga yang diperoleh lebih besar daripada dengan menjualnya ke pedagang pengumpul. Dengan menjual hasil panen mereka langsung ke pedagang besar petani pada saluran II akan melakukan fungsi fisik berupa pengemasan dan juga pengangkutan. Berbeda dengan petani pada saluran I yang tidak melakukan aktivitas pengangkutan. Hal tersebut dilakukan karena pedagang besar hanya menerima hasil panen dari petani di pasar, maka dari itu petani sendiri yang mengangkut hasil panennya ke pasar.

Petani pada saluran II melakukan seluruh fungsi fasilitas diantaranya grading, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Hal tersebut sepeti halnya yang dilakukan oleh petani pada saluran I. Akan tetapi yang memebedakan antara petani pada saluran I dan II adalah dalam melakukan fungsi fisik berupa pengangkutan. Fungsi pengangkutan yang dilakukan oleh petani pada saluran II yaitu berupa pengangkutan hasil panen mereka ke pasar dimana berbeda dengan para petani pada saluran I yang tidak mengeluarkan biaya untuk pengangkutan ke pasar karena sudah ditanggung oleh pedagang pengumpul.

Pada saluran III petani responden yang melakukan fungsi pertukaran berupa penjualan kepada pedagang pengecer adalah sebanyak 2 orang atau sebanyak 6.67 persen dari total petani responden. Mentimun yang dijual kepada pedagang pengecer dalam satu musim tanam adalah sebesar 5 500 kilogram (1.66 persen) dimana mentimun dengan grade A sebanyak 4 600 kilogram (1.39 persen)

dan grade B sebanyak 900 kilogram (0.27 persen). Petani melakukan penjualan secara langsung kepada pedagang pengecer karena hasil panen yang didapat oleh petani pada saluran III tidak banyak hanya berkisar antara 50-100 kilogram setiap panennya. Petani pada saluran III melakukan fungsi fisik seperti halnya pada saluran II yaitu berupa pengemasan dan pengangkutan. Petani pada saluran III melakukan pengangkutan hasil panennya ke pedagang pengecer di sekitar Desa Laladon sebanyak 4 orang pedagang pengecer, berbeda dengan petani pada saluran II yang melakukan pengangkutannya langsung ke Pasar Induk. Petani pada saluran III juga menjalankan seluruh fungsi fasilitas seperti grading, penanggungan risiko, pembiayaan, dan juga informasi pasar. Hal tersebut seperti halnya yang dilakukan oleh petani pada saluran II.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang pengumpul

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengangkutan, dan fungsi fasilitas berupa informasi pasar, penanggungan resiko dan pembiayaan. Kegiatan fungsi pertukaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah pembelian dan penjualan. Terdapat tiga orang pedagang pengumpul yang ada di Desa Laladon yang melakukan aktivitas pembelian dengan membeli sejumlah produk dari hasil panen petani yang berjumlah 24 orang (80 persen). Total mentimun yang diterima oleh pedagang pengumpul tersebut sebesar 240 900 kilogram (72.69 persen) untuk sekali musim tanam. Pedagang pengumpul tersebut tidak hanya melakukan pembelian terhadap petani yang berada di Desa Laladon saja akan tetapi mereka juga mempunyai beberapa petani langganan dari desa lainnya. Setiap akan dilakukan panen para pedagang pengumpul akan diberitahu oleh petani responden bahwa lahan garapan usahatani mentimun mereka akan segera panen. Kemudian, pedagang pengumpul setempat akan bersiap-siap mengambil panen dari para petani. Pedagang pengumpul mengambil mentimun yang telah di panen oleh petani di lahan dimana tempat petani berlokasi. Setelah itu pedagang pengumpul akan membawa hasil panen dari petani tersebut ke Pasar Induk Kemang Bogor yang kemudian akan dijual ke pedagang besar yang berada di pasar tersebut.

Pedagang pengumpul tidak melakukan fungsi fisik diantaranya yaitu penyimpanan dan pengemasan. Pedagang pengumpul melakukan fungsi fisik berupa pengangkutan produk dari hasil panen para petani dengan menggunakan angkot atau pun pick up disesuaikan dengan jumlah panen yang diperoleh dari para petani. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul meliputi informasi pasar, penanggungan resiko dan pembiayaan. Informasi pasar diperoleh pedagang pengumpul dari sesama pedagang pengumpul lain di Desa Laladon. Kemudian untuk penanggungan resiko pedagang pengumpul menanggung sepenuhnya hasil panen yang telah diterima dari para petani yang kemudian akan dipasarkannya. Resiko yang bisa muncul seperti penurunan harga, hal tersebut disebabkan karena banyaknya mentimun yang ada di pasar baik dari daerah setempat atau pun dari daerah lain. Selain itu resiko yang dihadapi oleh pedagang pengumpul yaitu rusaknya komoditas mentimun yang dibawa ke pasar pada saat pengangkutan. Aktivitas pembiayaan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu penyediaan modal untuk membeli mentimun dari petani dan biaya transportasi yang dilakukan untuk membawa hasil panen dari para petani ke pasar.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Besar

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang besar adalah fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan, dan fungsi fasilitas berupa informasi pasar, penanggungan resiko, pembiayaan, dan kadang-kadang melakukan aktivitas grading. Pedagang besar melakukan pembelian dari dua sumber yaitu dari pedagang pengumpul dan dari petani mentimun langsung. Pedagang besar membeli mentimun baik dari pedagang pengumpul ataupun petani langsung dengan harga yang berbeda. Pedagang besar membeli mentimun dari petani dengan harga yang lebih rendah daripada membeli mentimun dari pedagang pengumpul. Hal tersebut dikarenakan jumlah dari mentimun yang diterima pedagang besar dari pedagang pengumpul umumnya dalam jumlah besar dan bisa berlangsung secara terus menerus. Berbeda dengan harga yang diterima oleh para petani, hal tersebut karena hasil panen dari petani yang tidak sebanyak dari pedagang pengumpul dan petani tidak bisa kontinyu dalam penjualan mentimun ke pedagang besar, karena mereka perlu melakukan pola tanam setelah masa tanam mentimun selesai.

Pedagang besar melakukan penjualan dengan menjual mentimun tersebut ke pedagang pengecer yang mendatangi lapak atau tempat dimana pedagang besar menjual dagangannya. Terdapat 11 pedagang pengecer yang biasa membeli mentimun dari pedagang besar responden. Pedagang pengecer tersebut diantaranya 5 orang dari Pasar Anyar, 3 orang dari Pasar Bogor, dan 3 orang dari Pasar Cibinong.

Pedagang besar responden tidak melakukan semua aktivitas dari fungsi fisik yaitu pengangkutan, pengemasan, dan penyimpanan. Semua hasil panen mentimun yang diterima oleh pedagang besar langsung dipasarkan pada hari itu juga. Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang besar seperti pembiayaan yaitu berupa penyediaan modal untuk membeli mentimun dari pedagang pengumpul atau pun dari petani mentimun dimana memerlukan biaya modal yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan pembelian yang dilakukan oleh para pedagang besar dalam jumlah atau kuantitas yang besar. Dalam hal ini, resiko yang sering dihadapi oleh pedagang besar berupa harga yang berfluktuasi dan kualitas mentimun yang beragam. Adapun biaya tersebut meliputi biaya tenaga kerja, retribusi, dan biaya penyusutan mentimun. Informasi pasar yang dilakukan pedagang besar berupa pengamatan tentang perkembangan harga pembelian dan penjualan oleh sesama pedagang besar.

Grading yang dilakukan yaitu berupa pemilahan mentimun sesuai grade masing-masing dari pedagang pengumpul atau pun dari petani, hal tersebut dilakukan tidak menentu atau kadang-kadang. Grading ulang yang dilakukan pedagang besar tersebut dilakukan karena grading yang dilakukan oleh petani terkadang tidak tepat. Hal tersebut biasanya terjadi dimana kantong plastik yang seharusnya untuk kualitas mentimun yang bagus dicampur dengan beberapa mentimun dengan kualitas yang lebih rendah di kantong plastik tersebut. Dengan terjadinya hal itu maka dari pihak pedagang besar melakukan grading ulang untuk pemilahan mentimun yang sesuai kualitasnya. Akan tetapi berkenaan dengan hal ini banyak juga dari para petani yang sudah berlaku semestinya dengan mengelompokkan mentimun sesuai dengan kualitasnya.

Fungsi Tataniaga di Tingkat Pedagang Pengecer

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu fungsi pertukaran berupa pembelian dan penjualan, fungsi fisik berupa pengangkutan untuk pedagang pengecer saluran I dan II, pengemasan, penyimpanan, dan fungsi fasilitas berupa grading, informasi pasar, penanggungan resiko, dan pembiayaan.

Dokumen terkait