• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

Pembahasan dan analisis hasil penelitian merupakan pemaparan data dan informasi yang peneliti dapatkan dari lapangan yang kemudian disesuaikan dengan grand theory yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.

Teori implementasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model teori implementasi yang dipaparkan oleh Merilee S. Griendle (1980). Model ini memaparkan bahwa, implementasi kebijakan ditentukan oleh 2 faktor yaitu: isi kebijakan (content of policy) dan konteks implementasinya (context of policy). Ide dasarnya dari teori ini adalah bahwa setelah kebijakan dilaksanakan, maka kebijakan bisa dilihat keberhasilannya yang ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut.

Adapun isi kebijakannya mencakup: (i) Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan; (ii) Jenis manfaat yang akan dihasilkan; (iii) Derajat perubahan yang diinginkan; (iv) Kedudukan pembuat kebijakan; (v) (Siapa) pelaksana program; serta (vi) Sumberdaya yang dikerahkan. Sedangkan konteks implementasinya mencakup : (i) Power, Interest and Strategy of Actor Involved (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat); (ii) Institution and Regime Characteristic (karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa); serta (iii) Compliance and Responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana).

4.3.1 Content of Policy

Dalam variabel content of policy, terdapat 6 (enam) dimensi yang menjadi sebuah indikator sejauh mana implementasi kebijakan berjalan. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

4.3.1.1Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan

Bagaimana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan serta mempengaruhi isi kebijakan. Bahwa kebijakan KUR dibuat oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan kemudahan pelaku usaha kecil mengakses pembiayaan permodalan.

1. Kebijakan Program KUR tepat sasaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa program KUR sudah bisa dinikmati oleh kelompok sasaran atau target grup.

Dari beberapa laporan yang masuk, dari tim pendamping UKM yang ada di Kabupaten Lebak diketahui bahwa para pelaku UKM sebagian besar sudah mendapatkan manfaat dari kebijakan KUR Pemerintah” (Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015 Pukul 10:32 WIB).

Wawancara tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

Untuk Kecamatan Warunggunung sendiri, program KUR sangat membantu pelaku usaha kecil dalam pengembangan usahanya. Hal ini saya ketahui ketika meninjau langsung sentra-sentra usaha yang ada di Kecamatan Warunggunung. Akses pembiayaan yang diperoleh sangat mudah dan cepat.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni

Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:50 WIB).

Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, diketahui bahwa selama ini program KUR berjalan tepat sasaran dan sudah sesuai dengan mekanisme yang diatur oleh undang-undang. Berikut wawancara yang peneliti lakukan:

Penyaluran KUR sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, oleh karena itu bisa dipastikan bahwa penyaluran KUR sudah tepat sasaran dan diperuntukkan bagi sektor usaha kecil yang belum bankable. Audit rutin juga sering dilakukan baik dari Pusat maupun Cabang sehingga jika tidak tepat sasaran maka pasti akan segera diketahui.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 11:50 WIB).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan mantri yang membidangi penyaluran KUR pada Bank BRI Unit Sampai Bapak Dedi Suhendi dengan Ibu Mida, menurutnya:

“Penyaluran KUR sudah sesuai dengan aturan yang ada jadi sebisa mungkin tidak boleh melanggar aturan agar penyaluran tepat sasaran kepada yg membutuhkan. Selain itu, audit juga sering dilakukan oleh pusat maupun oleh cabang sehingga meminimalisir kemungkinan jauh dari sasaran yang ditentukan.” (Wawancara dengan (I.4) Bapak Dedi Suhendi (26) Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 15:20 WIB).

“Biasanya verifikasi yang saya lakukan cukup ketat, selain observasi lokasi usaha, saya juga cek lingkungan tempat tinggal calon nasabah. Pokoknya sebelum penyaluran, tidak boleh ada SOP yang dilanggar karena seringkali auditor turun langsung ke lapangan. Jadi bisa dipastikan penyaluran dana KUR sudah sesuai dengan program pemerintah artinya tepat sasaran diperuntukkan bagi usaha-usaha kecil.” (Wawancara dengan (I.5) Ibu Mida (24) Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 15:50 WIB).

Berdasarkan wawancara tersebut diatas, diketahui bahwa berdasarkan data yang ada, penyaluran pembiayaan KUR sudah tepat sasaran karena didasarkan pada penegakkan aturan dan SOP yang sudah ditetapkan. Akan tetapi dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan bahwa penyaluran dana KUR belum sepenuhnya tepat sasaran. Pada periode 2014 saja hasil audit internal BRI atau yang biasa disebut Kannins mencatat bahwa ada sekitar 15 penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran (Sumber: Audit Internal BRI). Sementara dari hasil observasi lapangan yang peneliti lakukan, penyaluran KUR banyak dinikmati justru bukan oleh pelaku usaha kecil. Penyaluran KUR banyak diserap bukan untuk membiayai sektor usaha produktif.

Pengawasan yang dilakukan baik dari Unit maupun dari Cabang Bank Penyalur KUR sangat kurang. Sehingga banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi yang menyebabkan penyaluran KUR tidak tepat sasaran. Selain itu peran pemerintah daerah juga minim dalam pengawasan penyaluran KUR ini padahal program KUR merupakan program pemerintah pusat dalam rangka menyediakan akses permodalan bagi usaha-usaha kecil yang belum bankable. 2. Kebijakan Program KUR berpengaruh terhadap kesejahteraan

target sasaran

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, program KUR jika dipergunakan untuk sektor usaha-usaha produktif maka akan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Berikut wawancara yang peneliti lakukan:

Jika penggunaan KUR sesuai dengan anjuran pemerintah, artinya dana yang diperoleh diperuntukkan bagi sektor usaha produktif, maka manfaat dari program KUR akan sangat terasa. Karena dengan program KUR, pemilik usaha kecil bisa mengembangkan usahanya paling tidak menambah modal usaha sehingga berdampak pada usaha itu sendiri” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:10 WIB).

Sementara itu, dari hasil wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa:

“Program KUR merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk pengentasan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat jika sudah tepat sasaran serta diperuntukkan untuk pelaku-pelaku usaha produktif.” (Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015 Pukul 10:32 WIB).

Wawancara tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

Kecamatan Warunggunung merupakan wilayah dengan sentra-sentra usaha produktif di Kabupaten Lebak, dengan adanya program KUR maka sangat membantu pelaku usaha kecil untuk dapat mengembangkan usahanya. Hal inilah yang bisa memicu peningkatan kesejahteraan masyarakat jika penyaluran KUR sesuai dengan mekanisme yang sudah diatur sebelumnya.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:50 WIB). Menurut peneliti, jika mengacu pada aturan yang sudah ditentukan serta penyaluran program yang tepat sasaran, maka program KUR sesungguhnya bermanfaat bagi target sasaran untuk perbaikkan taraf kesejahteraannya. Bagi pelaku UMKMK, manfaat KUR adalah untuk membantu pembiayaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya.

Sementara bagi pemerintah, manfaat KUR adalah tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi.

4.3.1.2Jenis manfaat yang akan dihasilkan

Dalam implementasi kebijakan, manfaat yang dihasilkan oleh target sasaran (target groups) harus diperhatikan. KUR sendiri diperuntukkan untuk membantu pembiayaan yang dibutuhkan oleh UMKMK untuk mengembangkan kegiatan usahanya. Sedangkan bagi pemerintah, manfaat KUR adalah tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi.

Program KUR diperuntukan untuk masyarakat yang ingin berwirausaha dari usaha kecil dan menengah. Pemerintah bekerja sama dengan dengan beberapa jumlah bank di Indonesia dengan tingkat suku bunga yang berbeda di tiap banknya. Namun tidak semua bank di Indonesia yang dapat menyalurkan kredit usaha rakyat. Peranan UMKMK dalam perekonomian Indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal. Demikian juga kebijakan yang diambil yang cenderung berlebihan namun tidak efektif, hinga kebijakan menjadi kurang komprehensif, kurang terarah,

serta bersifat tambal-sulam. Dengan program KUR ini diharapkan masalah akses permodalan yang dihadapi pelaku UMKMK bisa teratasi.

1. Manfaat kebijakan Program KUR terhadap target sasaran

Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, program KUR dirasakan cukup membantu para pelaku UMKMK di Kecamatan Warunggunung. Sebagai sentra usaha UMKMK di Kabupaten Lebak, Kecamatan Warunggunung mulai menggeliat dengan mulai berkembangnya usaha-usaha kecilnya. Berikut wawancara yang peneliti rangkum:

dari data yang kami himpun, serta dari banyaknya para nasabah KUR yang mengajukkan kembali kredit disini maka kami berkesimpulan bahwa manfaat program KUR sudah mulai dirasakan untuk sector UMKMK di wilayah Kecamatan Warunggunung” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:30 WIB).

Pernyataan diatas tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

Sebagai wilayah dengan sentra-sentra usaha produktif di Kabupaten Lebak, secara langsung maupun tidak langsung, program KUR memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan di Kecamatan Warunggunung. Para pelaku UMKMK memiliki akses untuk menambahkan permodalan sehingga dapat mengembangkan usaha yang sedang dijalankannya. Ke depan saya berharap semoga semakin banyak usaha-usaha baru bermunculan sehingga lebih bisa meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat serta mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:50 WIB).

Sementara dalam wawancara dengan Bapak Rahmat Jaya yang merupakan pengrajin/penjual emping melinjo menyatakan bahwa:

Manfaat KUR sangat terasa bagi saya selaku orang yang memiliki usaha kecil, dengan adanya pembiayaan dari KUR saya bisa mengembangkan usaha yang sudah ada. Dengan modal yang didapatkan dari KUR saya bisa meningkatkan produksi emping melinjo dan otomatis menambah keuntungan saya” (Wawancara dengan (I.6) Rahmat Jaya (47) Pengrajin/Penjual Emping melinjo. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 13:50 WIB).

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Rudi yang merupakan pengrajin sepatu kulit serta Bapak Hadi Saputra pengusaha jahe merah kemasan yang menyatakan bahwa:

KUR sangat membantu ketika saya membutuhkan tambahan modal dalam usaha saya. Usaha saya masih terus berjalan karena sedikit banyak mendapatkan permodalan dari KUR. Sehingga sekarang produksi sepatu meningkat pesat dan menambah omzet.” (Wawancara dengan (I.7) Rudi (42) Pengrajin Sepatu Kulit. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 16:05 WIB).

Adanya KUR memberikan gairah baru dalam usaha. Yang tadinya harus pinjam rentenir sekarang bisa pengajuan ke Bank. Manfaatnya banyak bisa meningkatkan produksi jahe merah saya. ” (Wawancara dengan (I.8) Hadi Saputra (29) Usaha Jahe merah kemasan. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 14:33 WIB).

Bagi yang membutuhkan, KUR mungkin memiliki manfaat lebih dalam upaya mengembangkan usaha, lain lagi dengan yang tidak membutuhkan. Bahkan ada yang tidak mau berurusan dengan pihak Bank, berikut wawancara dengan H. Jarkasih, pemilik usaha kerajinan khas Banten yang tidak mengajukan pinjaman KUR:

Bagi yang membutuhkan KUR mungkin bermanfaat, tapi bagi saya berurusan dengan pihak Bank itu sangat ribet. Selain itu juga saya tidak mau berurusan dengan pihak seperti bank atau leasing karena pasti urusannya rumit.” (Wawancara dengan (I.10) H. Jarkasih (53)

Usaha Kerajinan Khas Banten. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 15:22 WIB).

Menurut peneliti, harus ada upaya sosialisasi agar Program KUR bisa dipahami oleh semua pihak dan tidak menganggap program KUR sebagai sesuatu yang nantinya bakal rumit seperti pinjaman Bank lain. Program KUR diperuntukan bagi masyarakat yang ingin berwirausaha atau mengembangkan usahanya.

Manfaat program KUR sendiri yang diperuntukkan untuk membantu pembiayaan yang dibutuhkan oleh pelaku usaha sektor UMKMK telah dirasakan oleh warga masyarakat Kecamatan Warunggunung yang memiliki usaha-usaha produktif UMKMK. Kecamatan Warunggunung sebagai sentra usaha-usaha kecil telah terdorong perkembangan perekonomiannya. Sementara tujuan program KUR sendiri adalah tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi.

4.3.1.3Bagaimana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan

Dalam penerapan suatu kebijakan, ada sebuah perubahan yang diinginkan dari pembuat kebijakan tersebut. Dari penerapan program KUR yang dilakukan pemerintah ada suatu tujuan (goal point) yang ingin dicapai. Berikut tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program KUR:

1. Mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK);

2. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM & Koperasi kepada Lembaga Keuangan;

3. Sebagai upaya penanggulangan / pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

1. Bentuk perubahan yang dihasilkan setelah pelaksanaan Program KUR

Dalam setiap pelaksanaan program, tentunya memiliki target atau tujuan yang ingin dicapai untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu program. Program KUR juga memiliki target yang ingin dicapai (goal point) untuk mengukur berhasil tidaknya penerapan program KUR tersebut.

Penerapan program KUR di wilayah Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak juga diharapkan memberikan perubahan yang lebih baik, baik dari segi perekonomian, tingkat kesejahteraan serta pengurangan angka pengangguran. Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, peneliti mendapatkan informasi bahwa sejak diluncurkan pada tahun 2007, program KUR belum memberikan dampak perubahan yang signifikan, artinya perubahan yang ada baru sebatas berkembangnya usaha-usaha kecil di wilayah warunggunung, belum pada tahap meningkatnya perekonomian dan baru menyerap sedikit tenaga kerja dari berkembangnya suatu usaha. Berikut hasil wawancara yang peneliti rangkum:

Manfaat program KUR sudah mulai dirasakan untuk sector UMKMK di wilayah Kecamatan Warunggunung meskipun perubahan yang diharapkan dari program ini masih belum tercapai. Perubahan seperti meningkatnya taraf perekonomian, pengentasan kemiskinan, serta berkurangnya angka kemiskinan masih belum signifikan terjadi mengingat program ini baru efektif sekitar tahun 2007 serta masih

banyak kekurangan-kekurangan dari segi regulasi dan pemanfaatannya.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:40 WIB). Dari hasil wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa:

“Perubahan yang diinginkan pemerintah dari pelaksanaan program KUR adalah berkembangnya sector UMKMK sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat, selain itu perubahan yang diinginkan adalah dengan adanya program KUR, pelaku UMKMK dimudahkan dalam mengakses permodalan dalam peningkatan usahanya. Selama ini, program KUR sudah berjalan baik meskipun tujuan utama serta manfaat yang diinginkan pemerintah masih jauh dari harapan. Perlu perbaikan dari segala sector, baik itu regulasi, aturan serta memperketat pengawasan untuk mencegah penyimpangan.” (Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015 Pukul 10:50 WIB).

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

Sebagai abdi Negara di wilayah Warunggunung, saya mengharapkan bahwa program KUR memberikan manfaat banyak bagi masyarakat. Selain itu diharapkan ada perubahan yang signifikan bagi perekonomian serta pengentasan kemiskinan dan pengangguran di wilayah Warunggunung.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:55 WIB).

Penerapan program KUR diharapkan memberikan perubahan yang lebih baik, baik dari segi perekonomian, tingkat kesejahteraan serta pengurangan angka pengangguran. Akan tetapi, sejak diterapkannya Program KUR pada 2007, perubahan yang menjadi harapan pemerintah belum terwujud.

Menurut peneliti, hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti kurang tepatnya sasaran penyaluran KUR. Ke depan diharapkan bahwa program KUR membawa perubahan signifikan bagi kelangsungan usaha-usaha kecil dan mikro serta membawa manfaat bagi masyarakat.

4.3.1.4Apakah letak sebuah program sudah tepat

Dalam penerapan sebuah kebijakan seringkali ada sebuah pertanyaan “apakah letak sebuah program/kebijakan sudah tepat?”. Dalam program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tepat atau tidaknya program ini dilaksanakan adalah dengan melihat sejauh mana manfaat, tujuan serta perubahan yang diharapkan terlaksana.

1. Program KUR bagian dari upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan

Penerapan program KUR diharapkan memberikan perubahan yang lebih baik bagi masyarakat khususnya pelaku UMKMK, baik dari segi perekonomian, tingkat kesejahteraan serta pengurangan angka pengangguran. Akan tetapi dalam prakteknya, peneliti melihat ada hal-hal yang akan menghambat pencapaian tujuan tersebut. Seperti penyaluran kredit yang tidak tepat sasaran, atau penyaluran kredit pada sector non produktif. Peningkatan pengawasan, serta memperketat aturan merupakan solusi agar berjalannya program KUR ke depan akan lebih baik.

Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, peneliti mendapatkan sebuah fakta sebagai berikut:

Tahun 2007 ketika program ini mulai dilaksanakan, besar harapan pemerintah bahwa program KUR merupakan sebuah solusi dari pemerintah untuk mengembangkan UMKMK yang merupakan sektor rill yang membutuhkan perhatian lebih. Berkaca pada krisis moneter 1998 bahwa sektor UMKMK tidak ikut kollaps kendati badai krisis sangat dahsyat ketika itu. Oleh karena itu program KUR dianggap sebagai sebuah solusi dari pemerintah untuk mengembangkan usaha-usaha produktif dan kreatif yang bersifat UMKMK dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta minimal mengurangi angka pengangguran.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:55 WIB). Sementara wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa:

“Menurut saya program KUR merupakan program yang ditunggu-tunggu oleh pelaku UMKMK, karena ini bentuk perhatian pemerintah terhadap pelaku usaha kecil. Semakin banyak usaha-usaha kecil maju, otomatis meningkatkan kesejahteraan dari pemiliknya.” (Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015 Pukul 11:10 WIB).

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

Program KUR adalah usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Program yang sangat baik jika di dorong oleg regulasi yang ketat sehingga tepat sasaran dan betul-betul diperuntukkan bagi mereka pelaku UMKMK.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 09:15 WIB).

Program KUR merupakan program yang diharapkan dan ditunggu oleh para pelaku UMKMK, yang selama ini kesulitan dalam mengakses permodalan karena usaha mereka belum bankable. Pemerintah mencanangkan program KUR untuk dapat dijangkau oleh seluruh pelaku UMKMK dengan

persyaratan yang mudah dan suku bunga yang rendah. Tujuannya jelas agar program KUR ini bisa memajukan usaha-usaha sektor rill, meningkatkan taraf hidup pelaku usahanya serta meminimalkan angka pengangguran.

Menurut peneliti, program KUR merupakan upaya yang baik dari pemerintah sebagai bagian dari usaha pemerintah meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dalam hal ini masyarakat menengah kebawah. Oleh karena itu sebaiknya pengawasan terhadap program KUR diperketat karena dikhawatirkan malah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak membutuhkan.

2. Seberapa besar pengaruh program KUR terhadap peningkatan perekonomian di suatu daerah?

Program penyaluran KUR untuk pengembangan usaha rakyat oleh pemerintah bekerjasama dengan perbankan merupakan langkah yang positif dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi kerakyatan sebagai pondasi perekonomian daerah. Program KUR ini sekaligus menunjukkan masih cukup besarnya komitmen pemerintah terhadap kehidupan masyarakat bawah yang umumnya menggantungkan hidup dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) atau juga dapat disebut usaha rakyat.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) biasanya tumbuh di daerah-daerah dengan mengedepankan budaya lokalnya dan ciri khas adat daerahnya. Oleh karena itu, penyaluran KUR secara langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi disuatu daerah.

Usaha kecil ini tersebar hampir di segala bidang kehidupan masyarakat, seperti bidang pertanian, penggalian, industri pengolahan, penyaluran gas dan air minum, kontruksi, perdagangan eceran, akomodasi makanan dan minuman, tranportasi dan komunikasi, perantara keuangan, persewaan, kesehatan serta kegiatan sosial.

Untuk membangun dan mengembangkan usaha kecil ini sangat diperlukan berbagai kebijakan, mengingat banyaknya permasalahan yang dihadapinya dalam melakukan kegiatan usaha. Penyediaan modal dengan biaya dan persyaratan yang mudah, jelas merupakan suatu kebijakan yang akan memberikan dampak positif bagi usaha kecil dalam melakukan berbagai kegiatan usaha.

Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, peneliti mendapatkan pernyataan sebagai berikut:

“Saat ini bidang-bidang usaha produksi yang potensial untuk berkembang adalah bidang usaha peternakan, perikanan, pertanian, kerajinan, serta aneka makanan dan minuman. Peningkatan kegiatan usaha oleh usaha kecil ini akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam berbagai sektor perekonomian. Sehingga akan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi disuatu daerah. Untuk mengembangkan usaha, biasanya pelaku usaha kecil ini membutuhkan modal, nah melalui KUR ini kita fasilitasi akses permodalannya. Disinilah peran KUR dalam upaya memajukan perekonomian disuatu daerah. Lebak khususnya Warunggunung dengan segala potensinya akan berkembang secara perekonomian jika pelaku usaha kecilnya terus di support baik oleh pemerintah pusat maupun daerah dengan bantuan pihak bank.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 13:02 WIB).

Hal yang sama juga diungkapkan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) serta Ibu Ineu Feni

Dokumen terkait