• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi pola keluhan kesakitan penduduk Indonesia 2001 mendapatkan Balita merupakan kelompok umur ketiga terbanyak menderita keluhan (35,1%) dengan keluhan terbanyak panas, batuk-pilek dan diare.29 Sehingga dibutuhkan suatu penanganan yang tepat dan komprehensif, diantaranya adalah penanganan diare akut yang lebih baik pada Balita. 4-7 Studi ini mencoba untuk mendapatkan penanganan diare akut yang lebih baik dengan melihat efek zink dalam mengurangi keparahan diare akut bakteri dan nonbakteri pada anak.

Studi sebelumnya menilai keparahan diare berdasarkan empat hal: frekuensi diare, lama diare, volume, dan konsistensi tinja.23 Pada penelitian ini keparahan diare hanya dinilai berdasarkan frekuensi diare (kali/hari) dan lama diare (jam). Penilaian konsistensi tinja tidak disertakan karena bersifat subjektif dan sulit menentukan skala penilaian, begitu juga dengan volume tinja yang sangat sulit penilaiannya terutama pada anak perempuan.

Efek samping dari zink terjadi pada pemberian lebih dari 2 gram perhari dalam periode lama.32 Keracunan zink melalui saluran cerna mengakibatkan mual, muntah, sakit perut dan demam.34,35 Sebuah studi di Nepal melaporkan munculnya efek samping dari anak penderita diare yang mendapatkan terapi zink dengan jumlah dosis tiga kali yang dianjurkan oleh

WHO.36 Pada penelitian ini dosis yang diberikan hanya 10 mg sampai 20 mg perhari, sesuai dengan rekomendasi WHO.

Pada penelitian ini didapati anak yang menderita diare nonbakteri dengan usia rata-rata 47,8 bulan dan yang menderita diare bakteri dengan usia rata-rata 82,4 bulan. Penyebab diare tersering pada anak usia dibawah lima tahun adalah rotavirus.37.38

Pemeriksaan feses secara mikroskopis pada penderita diare bertujuan untuk menemukan ada atau tidak leukosit pada feses, pada keadaan normal, leukosit dapat dijumpai pada feses. Dikatakan suatu diare bakteri jika dengan pemeriksaan mikroskop dijumpai leukosit pada feses 10 – 20/LPB ( pembesaran 200 kali ) menggunakan perwarnaan eosin 1-2%.1 Pada Studi ini didapati anak yang menderita diare nonbakteri dengan jumlah leukosit feses rata-rata 1,7/LPB dan anak yang menderita diare bakteri dengan jumlah leukosit feses rata-rata 13,4/LPB. Pada studi ini pemeriksaan leukosit pada feses hanya untuk memisahkan antara kelompok diare bakteri dengan nonbakteri, bukan sebagai objek yang dievaluasi untuk keberhasilan terapi zink. Tidak diketahuinya jenis mikroorganisme penyebab diare merupakan salah satu keterbatasan studi ini, karena tidak dilakukan kultur feses pada semua sampel.

Setelah pemberian terapi hari pertama sampai dengan hari keenam didapatkan perbedaan penurunan frekuensi diare yang tidak bermakna

bakteri dibandingkan pada kelompok bakteri (tabel 4.2). Rata – rata frekuensi diare bakteri pada studi sebelumnya adalah hari pertama terapi 7,90 kali/hari, hari kedua 6,10 kali/hari, hari ketiga 3,02 kali/hari, hari keempat 1,10 kali/hari, hari kelima 0,50 dan tidak dijumpai adanya diare pada hari keenam.39 Sementara pada peneltian ini rata-rata frekuensi diare pada kelompok diare bakteri: hari pertama 8.0 kali/hari, hari kedua 6.06 kali/hari, hari ketiga 3.06 kali/hari, hari keempat 1.16 kali/hari, hari kelima 0.48 kali/hari, hari keenam 0.1 kali/hari, dan tidak dijumpai diare pada hari ke tujuh.

Pada studi ini didapatkan hasil yang tidak bermakna dalam hal frekuensi diare yang lebih rendah, lama diare dan masa rawatan yang lebih singkat pada kelompok diare non bakteri dibandingkan pada kelompok diare bakteri. Lama diare pada kelompok diare bakteri rata-rata 66.58 jam (2.77 hari) dengan masa rawatan 58.39 jam (2.43 hari). Pada studi diare bakteri sebelumnya didapatkan rata-rata lama diare setelah terapi 2.34 ± 0.71 hari.40

Lama diare pada kelompok diare non bakteri rata-rata 63.39 jam (2.64 hari) dengan masa rawatan 56.19 jam (2.34 hari). Hasil dari studi ini sesuai dengan studi sebelumnya. Pada studi sebelumnya didapatkan rata-rata lama diare 2,84 hari.41,42

Dijumpai beberapa mekanisme terhadap efek zink yang menguntungkan pada diare akut. Sebuah meta-analisis mengenai terapi zink pada anak dengan diare akut didapati berkurangnya lama diare sebesar 16%. Zink dibutuhkan untuk pertumbuhan, regenerasi, dan mengembalikan

fungsi dari mukosa usus dan menunjukkan peningkatan dalam absorpsi air dan elektrolit. Zink juga dibutuhkan untuk meningkatkan sistem imun, termasuk antibodi selular maupun humoral, sehingga mempercepat pembersihan usus dari kuman patogen penyebab diare.43,44

Pemeriksaan histologi vili-vili usus dan kadar zink dalam plasma tidak dilakukan pada penelitian ini, mengingat penelitian ini bersifat komunitas sehingga pemeriksaan histologi vili-vili usus dan pengukuran zink dalam plasma sangat sulit untuk dilakukan.

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pemberian zink terbukti tidak lebih efektif dalam mengurangi keparahan diare akut bakteri dibandingkan nonbakteri.

6.2. Saran

Bagi pemerintah Kabupaten Langkat, kecamatan Secanggang, khususnya Dinas Kesehatan setempat, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai salah satu terapi diare akut selain cairan ORALIT yang telah direkomendasikan oleh WHO pada anak. Diperlukan penelitian selanjutnya untuk melihat efek zink pada anak yang menderita diare akut dengan melakukan pemeriksaan kultur feses, sehingga dapat diketahui secara pasti jenis mikroorganisme penyebab diare.

DAFTAR PUSTAKA

1. Noerasid H, Suratmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (diare) akut. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, penyunting. Gastroenterologi anak praktis. Edisi ke-4. Jakarta: FK-UI;2003.h.51-76.

2. Afifah T, Djaja S, Irianto J. Kecenderungan penyakit penyebab kematian bayi dan anak balita di indonesia: 1992-2001. Bul. Penelit. Kesehat. 2003;31:48-59.

3. Handayani L, Siswanto. Pola keluhan kesakitan penduduk Indonesia, analisis data SUSENAS 2001. Bul. Penelit. Kesehat. 2002;30:189 – 200. 4. Anggarwal R, Sentz J, Miller MA. Role of zinc administration in prevention

of childhood diarrhea and respiratory illness: a meta-analysis. Pediatrics. 2006;3481:1120-30.

5. Van Niel CW, Feudtner C, Garrison MM, Christakis DA. Lactobacillus therapy for acute infectious diarrhea in children: a meta-analysis. Pediatrics. 2002;109:678-84.

6. Shamir R, Makhoul IR, Etzioni A, Shehadeh N. Evaluation of a diet containing probiotics and zinc for the treatment of mild diarrheal illness in children younger than one year of age. J Am Coll Nutr. 2005;24:370-5. 7. Sinuhaji AB, Sutanto AH. Mekanisme diare infektisius akut. Cerm. Dunia

8. WHO. Diarrhoea. penyunting: Pocket book of hospital care for children. Guidelines for the management of common illnesses with limited resources. China:WHO Press;2005. h.109-30.

9. Sinuhaji AB. Asidosis metabolik salah satu penyulit diare akut pada anak yang seharusnya dapat dicegah (Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap fakultas kedokteran USU). Medan: Universitas Sumatera Utara (USU);2007.

10. King FS. Feeding sick people, especially children. Dalam: King FS, Burgess A, penyunting. Nutrition for developing countries. Edisi ke-2. New York: Oxford University Press;1996.h.155-64.

11. Krebs NF, Primak LE, Hambridge KM. Normal childhood nutrition & its disorders. Dalam: Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR, penyunting. Current pediatric, diagnosis & treatment. Edisi ke-17. New York: McGraw-Hill Companies;2003. h. 291-2.

12. Molla AM, Molla AM. Improved oral rehydration therapy. Dalam: Bhutta ZA, penyunting. Contemporary issues in childhood diarrhea and malnutrition. Karachi:Oxford University Press;2000.h.242-55.

13. Pudjiadi S. Kekurangan dan keracunan mineral. penyunting: Ilmu gizi klinis pada anak. Edisi ke-4.Jakarta:FK-UI;2005.h.205-6.

14. Sazawal S, Black RE, Bhan MK, Bhandasari N, Sinha A, Jalla S. Zinc supplementation in young children with acute diarrhea in India. N Engl J Med.1995;333:839-44.

15. Strand TA, Chandyo RK, Bahl R, Sharma PR, Adhikari K, Bhandari N, dkk. Effectiveness and efficacy of zinc for the treatment of acute diarrhea in young children. Pediatrics. 2002;109:898-903.

16. Bhatnagar S, Bahl R, Sharma PK, Kumar GT, Saxena K, Bahn MK. Zinc with oral rehydration of diarrhea in hospitalized children: a randomized controlled trial. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2004;38:34-40.

17. Roy SK, Hossain MJ, Khatun W, Chakraborthy B, Chowdhury S, Begum A, dkk. Zinc supplementation in children with cholera in Bangladesh: randomised controlled trial. BMJ. 2007;39416:1-6.

18. Ruel MT, Rivera JA, Santizo MC, Lonnerdal B, Brown KH. Impact of zinc supplementation on morbidity from diarrhea and respiratory infections among rural Guateamalan children. Pediatrics.1997;99(6):808-13.

19. Baqui AH, Black RE, El Arifeen S, Yunus M, Chakraborty J, Ahmed S, dkk. Effect of zinc supplementation started during diarrhoea on morbidity and mortality in Bangladeshi children: community randomised trial. BMJ. 2002;325:1059.

20. Bhandari N, Bahl R, Taneja S, Strand T, Molbak K, Ulvik RJ, dkk. Substantial reduction in severe diarrheal morbidity by daily zinc supplementation in young north Indian children. Pediatrics. 2002;109(6):1-7.

diarrhea-a community-based, double-blind, controlled trial. Am J Clin Nutr. 1997;66:413-18.

22. Brooks WA, Santosham M, Naheed A, Gaswami D, Wahed MA, West MD, dkk. Effect of weekly zinc supplements on incidence of pneumonia and diarrhoea in children younger than 2 years in an urban, low income population in Bangladesh: randomised controlled trial. Lancet. 2005;366:999-1004.

23. Sur D, Gupta DN, Mondal SK, Ghosh S, Manna B, Rajendran K, dkk. Impact of zinc supplementation on diarrheal morbidity and growth paterrn of low birth weight infants in Kolkata, India: a randomized, double-blind, placebo-controlled, community-based study. Pediatrics. 2003;112:1327-32.

24. Bhutta ZA, Bird SM, Black RE, Brown KH, Meeks JG, Hidayat A, dkk. Therapeutic effects of oral zinc in acute and persistent diarrhea in children in developing countries: pooled analysis of randomized controlled trials. Am J Clin Nutr. 2000:72;1516-22.

25. Anggarwal R, Sentz J, Miller MA. Role of zinc administration in prevention of childhood diarrhea and respiratory illness: a meta-analysis. Pediatrics. 2006:3481;1120-30.

26. Armin SA. Zat gizi mikro zink, dari aspek molekuler sampai pada program kesehatan masyarakat. Suplement. 2005:26;29-35.

27. Wapnir RA. Zinc deficiency, malnutrition and the gastrointestinal tract. J Nutr. 2000:130;1388S-92S.

28. Altaf W, Perveen S, Rehman KU, Teicberg S, Vancurova I, Harper RG, dkk. Zinc supplementation in oral rehydration solutions: experimental assessment and mechanisms of action. J Am Coll Nutr. 2002:21(1);26-32. 29. Hoque KM, Rajendran VM, Binder HJ. Zinc inhibits cAMP-stimulated Cl

secretion via basolateral K-channel blockade in rat ileum. Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol. 2005:288;G956-63.

30. Zulfiqar AB. Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th Ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007. Chap: 337.

31. Crane JK, Naeher TM, Shulgina I, Zhu C, Boedeker EC. Effect of zink enterophatogenic Escherichia coli infection. J infect and imunity. 2007;5974-5984.

32. Raqib R, Roy SK, Rahman MJ, Azim T, Ameer S. Effect of zinc supplementation on immune and inflammatory responses in pediatric patients with shigellosis. Am J Clin Nutr. 2004;79:444-50.

33. Madiyono B, Moechlisan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. Dalam:Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3.Jakarta:Sagung seto;

34. Sazaawal S, Black RE, Bhan MK, Bhandari N, Sinha A, Jalla S. Zinc Supplementation in young children with acute diarrhe in india. N Engl J Med. 1995;333:839-44.

35. Walker CL, Fontaine O, Young MW, Black RE. Zinc and low osmolarity oral rehydration salts for diarrhoea: a renewed call to action. Bull World Health Organ. 2009; 87:780-86.

36. Black RE. Zinc deficiency, infectious disease and mortality in the developing world. J Nutr. 2003;133:1485-89.

37. WinchPJ, Gilroy KE, Doumbia S, Patterson AE, Daou Z, Coulibaly S, dkk. Short report: Prescription and administration of a 14-day regimen of zinc treatment for childhood diarrhea in mali. Am J Trop Med. 2006;74: 880-83. 38. Brook WA, Santhosam M, Roy SK, Faruque AS, Wahed MA, Nahar K,

dkk. Efficacy of zinc in young infants with acute watery diarrhea. Am J Clin Nutr. 2005;82:605-10.

39. Roy SK, Hossain MJ, Khatun W, Chakraborty B, Chowdhury S, Begum A, dkk. Zinc supplementation in children with cholera in Bangladesh : randomised cotrolled trial. BMJ. 2007:1-6.

40. Trivedi SS, Chudasama RK, Patel N. Effect of zinc supplementation in children with acute diarrhea: Randomized double blind controlled trial. J Gastroenterol. 2009;2:168-174.

41. Hidayat A. The effect of zinc supplementation in children under three years of age with acute diarrhoea in indonesia. Medical J. of Indon. 1998;7:237-241.

42. Walker CL, Black RE. Zinc for the treatment of diarrhoea: effect on diarrhoea morbidity, mortality and incidence of future episodes. Int J Epidemiology. 2010; 39:i63-i69.

43. Larson CP, Hoque M, Khan AM, Saha UR. Initiation of zinc treatment for acute childhood diarrhoea and risk for vomiting or regurgation : A randomized, double-blind, placebo-controlled trial. J Health Popul Nutr. 2005; 23:311-319.

44. Bahl R, Baqui A, Bhan MK, Bhatnagar S, Black RE, Brooks A, dkk. Effect of zinc supplementation of clinical course of acute diarrhoea. J Health popul nutr. 2001; 19.338-346.

LAMPIRAN

1. Personil Penelitian

1. Ketua Penelitian

Nama : dr. Hafaz Zakky Abdillah

Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM

2. Anggota Penelitian 1. dr. Supriatmo, SpA(K)

2. dr. Hj. Melda Deliana, SpA(K) 3. dr. Ade Rachmat W

4. dr. Ade Saifan S

5. dr. Marlisye Marpaung 6. dr. Ade Amalia

7. dr. Sri Yanti Harahap

2. Biaya Penelitian

1. Bahan / perlengkapan : Rp. 5.000.000 2. Transportasi / Akomodasi : Rp. 2.000.000 3. Penyusunan / penggandaan : Rp. 2.000.000 4. Seminar hasil penelitian : Rp. 6.000.000 Jumlah : Rp. 15.000.000

3. Jadwal Penelitian WAKTU KEGIATAN AGUSTUS 2009 SEPTEMBER 2009 OKTOBER 2009 NOVEMBER 2009 Persiapan Pelaksanaan Penyusunan laporan Pengiriman Laporan

4. Penjelasan kepada Subjek Penelitian

Yth. Bapak / Ibu ……….

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri (dengan menunjukkan surat tugas dari

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU). Nama saya dokter

……….………….., bertugas di divisi Gastroentero-Hepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik. Saat ini, kami sedang melaksanakan penelitian tentang perbandingan efek zink pada diare bakteri dengan diare nonbakteri dalam mengurangi keparahan diare akut pada anak .

Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, anak Bapak / Ibu mengalami diare akut. Bila tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kekurangan cairan yang berat dan akan menimbulkan komplikasi penyakit yang lain dan kematian. Untuk itu, kami berencana mengobati anak Bapak / Ibu dengan memberikan zink. Sebelumnya kami akan memeriksa tinja anak Bapak / ibu, dan setelah itu kami akan memeriksa lama diare dan frekuensi buang air besar (BAB) anak Bapak / Ibu untuk melihat efek obat tersebut mengurangi keparahan diare.

Zink merupakan mikronutrien yang dalam keadaan normal dapat diperoleh dari makanan sehari-hari, zink memiliki efek mengurangi keparahan diare dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh khususnya saluran cerna dan memperbaiki permeabilitas mukosa usus. Efek samping selama pengobatan dengan zink jarang terjadi, umumnya dapat berupa mual dan muntah.

Sebelum dilakukan pengobatan, kami akan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan penyakit anak Bapak / Ibu berupa sudah berapa lama anak mengalami diare dan frekuensi BAB selama sakit dan membandingkannya setelah mendapat pengobatan.

Jika Bapak / Ibu bersedia agar anaknya diobati dengan obat tersebut, maka kami mengharapkan Bapak / Ibu menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP).

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu, kami ucapkan terima kasih.

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ... Umur ... tahun L / P Alamat : ... dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pengobatan diare akut terhadap anak saya :

Nama : ... Umur : ... tahun ... bulan L / P Alamat Rumah : ...

yang tujuan, sifat, dan perlunya pengobatan tersebut di atas, serta risiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

... , ... 2009 Yang memberikan penjelasan Yang membuat pernyataan persetujuan

dr. ... ...

Saksi-saksi : Tanda tangan

1. ... ... 2. ... ...

5. Kuesioner Penelitian

No Sampel : ……….

Tanggal Pengisian kuesioner : ……….

PUSKESMAS tempat rawat : ...

IDENTITAS PRIBADI

Nama : ………...Jenis Kelamin: L / P Umur/Tanggal Lahir : …....Tahun ….. Bulan/... Anak Ke : ... dari ...bersaudara Alamat Rumah : ………...……....

………... Nomor Telpon/HP : ………...… Berat Badan : ...Kg Panjang Badan :...cm Derajat dehidrasi saat masuk

...

DATA ORANG TUA

Umur Orang Tua : Ayah…...Tahun, Ibu……….Tahun Pendidikan Terakhir

Ayah : 1. SD 2. SMP 3. SMU 4. D3/D4 5. S1/S2 Ibu : 1. SD 2. SMP 3. SMU 4. D3/D4 5. S1/S2 Pekerjaan

Ayah : 1. PNS 2. Karyawan swasta 3. Wiraswasta 4. Petani/Nelayan 5. Tidak bekerja Ibu : 1. PNS 2. Karyawan swasta 3. Wiraswasta

4. Petani/Nelayan 5. Tidak bekerja Pendapatan / Bulan

Ayah : 1.<Rp.500 ribu 2. Rp.500 ribu -1 juta 3.Rp.1 juta – 3 juta 4. >Rp. 3 juta

3.Rp.1 juta – 3 juta 4. >Rp. 3 juta

ANAMNESE PENYAKIT:

1. Sejak kapan anak mengalami diare (sebelum dirawat di rumah sakit)? 1. < 1 hari 2. 1-2 hari 3. 3-4 hari 4. ≥ 5 hari 2. Sebelum dirawat, berapa kali anak buang air besar (BAB) / hari?

1. 3 - 5x/hari 2. 6 -10x/hari 3. >10x/hari 3. Apakah selama diare,pernah dijumpai darah pada tinja ?

1. Ya 2. Tidak

4. Apakah anak pernah mendapat zink sebelumnya ?

1. Ya 2. Tidak

5. Penyakit yang pernah diderita sebelumnya:

... ...

LAMA RAWATAN DI RUMAH SAKIT SETELAH SEMBUH:

6. Pemantauan Lama Diare dan Frekuensi Buang Air Besar (BAB)

Nomor Sampel : ... Nama Pasien : ... Umur : ... L / P Tanggal Masuk : ... Lama Rawatan : ... Hari

Hari Rawatan Frekuensi BAB (x/jam)

Diare (jam) Efek samping

Pemantauan konsistensi buang air besar (BAB)

A Tinja cair /diare

C Tinja sedikit cair / masih diare

D Tinja normal

8. Prosedur pembuatan sediaan tinja mikroskopis

Alat : Objek gelas, dek gelas, lidi atau cotton but, pipet kaca Reagensia : Larutan eosin 1-2%

Cara membuat :

1. Ambil objek gelas yang bersih, kering, bebas debu, bebas lemak, dan juga dek gelas.

2. Ambil sedikit tinja dengan menggunakan lidi atau cotton but dan oles kan secara tipis pada objek gelas.

3. Tetes kan larutan eosin 1-2% dengan menggunakan pipet kaca pada olesan tinja sampai menutupi seluruhnya.

4. Tutup olesan tinja yang telah ditetesi larutan eosin 1-2% dengan menggunakan dek gelas, dan sediaan siap dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 200 kali.

9. Riwayat Hidup.

Nama lengkap : dr. hafaz Zakky Abdillah Tanggal lahir : 23 Oktober 1983

Tempat lahir : P.Siantar

NIP : 19831023 201001 1 019

Alamat : Jln. K.L. Yos Sudarso Km 6,8 no 18a Medan

Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SDN 112134 R. Prapat, tamat tahun1995

2. Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 2 R.Prapat, tamat tahun 1998

3. Sekolah Menegah Atas di SMU Negeri 3 Medan, tamat tahun 2001 4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, tamat tahun

2007

Riwayat Pekerjaan :

1. CPNS PEMKO Medan 2010

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU : 01-12-2007 s/d 30-12-2007 2. Pendidikan Tahap I : 01-01-2008 s/d 30-12-2008 3. Pendidikan Tahap II : 01-01-2009 s/d 30-12-2009 4. Pendidikan Tahap III : 01-01-2010 s/d 30-12-2010 5. Penelitian : Agustus sampai November 2009

Dokumen terkait