• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari analisis hasil dan pengamatan peneliti maka peneliti membuat pembahasan sebagai berikut:

Dari data yang telah disederhanakan peneliti melakukan pembahasan dengan mengaitkan informasi yang diperoleh dengan tujuan penelitian dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui saluran komunikasi yang mempengaruhi masyarakat desa Pasar IV Namutrasi dalam menentukan pilihan pasangan presiden.

Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa yang menyampaikan informasi, ide, gagasan, kepada komunikan yang jumlahnya banyak dengan menggunakan media. Media yang saat ini digunakan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak yang jumlahnya tidak terbatas sangatlah bervariasi, mulai dari media massa televisi dan radio (yang termasuk media elektronik), media massa surat kabar (yang termasuk media cetak), dan media massa dalam bentuk internet. Masyarakat modern pada saat ini sangat bergantung pada sumber media massa dalam mencari kebutuhan akan informasi. Kebutuhan akan informasi yang sangat besar membuat setiap diri individu mencari informasi tidak hanya dari satu sumber informasi. Keberagaman serta perbedaan informasi yang diterima membuat setiap individu menggunakan berbagai perbandingan dalam menentukan informasi yang diterimanya, begitu pula halnya dengan mencari informasi pada masa pemilihan umum atau lebih dikenal dengan singkatan pemilu.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di desa pasar IV Namutrasi peneliti menemukan kesamaan sumber informasi yang digunakan oleh para informan dalam mencari sumber informasi. Keseluruhannya memiliki sumber informasi yang sama yaitu sumber informasi melalui saluran komunikasi massa, tetapi informasi yang mereka peroleh dari media massa tersebut bukanlah satu - satunya saluran yang menentukan keputusan mereka dalam memilih calon Presiden. Dari informasi yang peneliti dapatkan melalui informan ada yang menjadikan informasi yang mereka peroleh dari media massa televisi dan koran sebagai dasar sumber informasi ada juga yang menjadikan media massa tersebut sebagai sumber informasi pembanding dari informasi yang telah diperolehnya dari

komunikasi kelompok maupun komunikasi antar pribadi. Pada proses komunikasi, pesan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang ke kepala orang lain. Penerima pesan sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman mereka (Ardianto, 2007: 154).

Informan desa pasar IV Namutrasi yang menggunakan hak suaranya pada pemilihan umum tahun 2014 menggunakan saluran komunikasi massa seperti media televisi, radio, koran dan internet sebagai sumber informasi yang mereka pilih. mereka menggunakan media massa televisi, radio, koran dan internet sebagai sumber informasi utama dan sumber informasi pembanding. Informasi utama disini adalah sumber informasi satu-satunya yang dijadikan langsung oleh informan sebagai informasi yang menentukan dirinya memilih atau tidak memilih calon presiden yang disukainya.

Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan individu. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu (Azwar, 2007).

Albert Sibarani menggunakan media massa seperti televisi, radio dan internet sebagai satu-satunya sumber informasi yang dipilihnya untuk memperoleh informasi terbaru tentang pasangan calon presiden yang pada saat itu disukainya, hal yang sama juga dilakukan oleh informan bernama Tukimin yang melihat informasi hanya bersumber dari media massa koran dan televisi. Alasan informan Albert Sibarani hanya menggunakan satu sumber informasi dikarenakan informan yang tidak suka berdebat hal ini berarti Informan menyukai komunikasi satu arah yang merupakan karakteristik dari komunikasi massa. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. seperti dalam komunikasi antarpribadi (Ardianto, 2007). Informan Tukimin hanya menggunakan satu sumber informasi yang dipercayainya tersebut berdasarkan karena media massa televisi yang

dilihatnya menurutnya adalah media yang dapat dipercaya dan merupakan media yang diakui oleh pemerintah hal ini juga merupakan karakteristik dari komunikasi massa yang menjelaskan media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi (Ardianto, 2007). Informan lainnya menjadikan media massa sebagai informasi pembanding.

Informasi pembanding yang dimaksud adalah informasi yang mereka peroleh melalui orang-orang dekat, seperti salah satu informan yang bernama Yani yang menjelaskan bahwa dirinya pada awalnya memperoleh informasi melalui komunikasi antarpribadi yang terjadi antara dirinya dan orang tuanya. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Azwar, 2007). Yani yang sering berkonsultasi dengan orang tuanya tersebut kemudian menjadikan informasi yang diketahuinya melalui media massa seperti televisi, radio, koran dan internet sebagai informasi pembanding dari informasi awal yang diperolehnya.

Informan yang bernama Suryatno juga menjelaskan bahwa dia yang pada awalnya mendengar informasi melalui saluran komunikasi massa seperti media televisi juga melakukan komunikasi antarpribadi dengan orang-orang terdekatnya seperti tetangga, teman dan orang tuanya. Sumber informasi yang berasal dari orang-orang terdekatnya kemudian mempertegas keyakinannya untuk memilih pasangan presiden Jokowi dan Jusuf Kalla pada saat itu. Sehingga dapat diketahui bahwa selain sumber informasi melalui komunikasi massa Suryatno juga menggunakan Komunikasi antarpribadi untuk memperkuat informasi yang diperolehnya dari media massa. Hal ini berbeda dengan informan Yani yang menyebutkan bahwa dirinya memperoleh informasi melalui saluran komunikasi antarpribadi dan kemudian informasi yang diperolehnya tersebut dipertegas lagi melalui saluran komunikasi massa. Komunikasi antarpribadi dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan (Liliweri, 1991:12).

Informan lain seperti Agus yang memperoleh sumber informasi berawal dari media massa seperti televisi, radio, koran dan internet juga memperoleh informasi berdasarkan komunikasi kelompok yang dilakukannya terhadap organisasi dan kampus tempat dia menjalani pendidikan misalnya dari kampanye langsung dan diskusi dalam organsisasi keagamaannya. Kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagi informasi, pengalaman dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya (Sendjaja, 2005).

Dari informasi yang diperolehnya tersebut ternyata sesama rekan dalam kampusnya juga memiliki ketertarikan yang sama terhadap pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sehingga membentuk sebuah kesepakatan sesama rekan untuk memilih salah satu pasangan calon presiden yang mereka suka. Mereka membuat kesepakatan karena sering berdiskusi dan melihat fenomena partai islam yang banyak berkoalisi dengan pasangan presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran- ajarannya (Azwar, 2007). Bagi informan Agus, media massa dijadikan sumber referensi untuk mempertegas dirinya untuk menentukan siapa yang pantas untuk dipilihnya menjadi pemimpin. Karena setelah kesepakatannya tersebut Agus masih sering memantau informasi terbaru yang ditayangkan dari media televisi.

Peneliti menyadari bahwa sumber informasi yang diterima oleh informan tidak hanya bersumber dari saluran komunikasi massa yang hanya menggunakan media massa dalam penyebarannya, melainkan komunikasi yang bertahap dalam prosesnya melalui beberapa saluran komunikasi lagi seperti komunikasi kelompok dan komunikasi antar pribadi sehingga membentuk model aliran komunikasi banyak tahap Multi step flow communication. Pemirsa menerima pesan-pesan media massa bisa langsung, bisa juga tidak langsung. Tidak langsung berarti mereka menerima pesan-pesan media melalui pemimpin opini atau kontak langsung dengan media massa. Bahkan individu bisa mendapatkan informasi dari

individu yang lain. Misalnya, seorang individu menerima pesan melalui pemimpin opininya (setelah disebarkan lewat kelompok, kemudian individu itu mencari informasi lain dari individu yang lain. Atau bisa juga seorang individu menerima pesan dari kelompoknya tetapi ia juga bisa mendapatkan informasi lain dari kelompok yang lain pula (Nuruddin, 2004:135). faktor lain yang mempengaruhi seperti Pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosional juga turut mempengaruhi pembentukan sikap dari para informan dalam menentukan pilihan pasangan Presiden.

Informan yang menerima informasi melalui media massa tersebut menentukan sendiri apakah mereka akan meyakini informasi yang mereka peroleh atau tidak. Kebanyakan dari informan pada awalnya hanya mengatakan bahwa mereka memperoleh informasi hanya melalui media massa tetapi setelah ditelusuri lebih jauh informasi yang diperoleh dari media massa hanya dijadikan sumber informasi yang digunakan untuk mempertegas informasi yang mereka peroleh.

Dokumen terkait