• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Perusahaan

“Intruder Net” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. “Intruder Net” ini menyediakan jasa rental internet, rental, print, dan game online. “Intruder Net” berlokasi di perlimaan jalan yang akan memberikan kemudahan akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada di dalam komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Warnet ini didirikan oleh Ardian Samsudin pada bulan Juni 2010. Awalnya pemilik hobi bermain game online, hingga mempunyai 3 PC yang disambungkan dengan 1 modem saja, dengan hobinya itu pemilik terfikir untuk mencari koneksi internet yang lebih baik dari yang sudah ada direalisasikan dengan menggandeng seorang temannya yang mempunyai koneksi internet secara wireless. Setelah beberapa bulan timbul ide untuk menjual koneksi internet ke orng lain untuk membeli voucher game.

Pertengahan tahun 2010 akhirna pemilik memutuskan untuk membuka usaha warnet karena melihat peluang yang cukup besar dengan menggunakan modal awal pribadi sebesar ± rp. 80 juta. Memulai usaha tersebut memerlukan waktu sekitar 2 bulan untuk mempersiapkan semuanya dengan dibantu oleh adiknya.

Jam operasional warnet adalah 24 jam non stop, warnet ini mempunyai 14 buah PC. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau yaitu Rp 3.000/jam untuk jasa internet, print hitam Rp. 500/lembar dan print warna Rp. 1.000/lembar. Lahan parkir yang disediakan juga cukup luas, sehingga tidak perlu bingung untuk parkir kendaraan anda dimana. Pelayanan yang diberikan sangat baik, pegawai-pegawainya pun sudah diberikan pelatihan bagaimana cara melayani konsumen.

Analisis Kelayakan Bisnis

Aspek Pasar dan Pemasaran

. Segmentation, Targeting, Positioning

Segmentasi pasar merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh “Intruder Net” adalah segmentasi geografis dan demografis. Segmentasi geografis adalah berdasarkan letak wilayah yaitu daerah Bekasi. Segmentasi demografis yaitu “Intruder Net” membagi pasarnya berdasarkan usia yaitu semua kalangan usia dimulai dari anak kecil, remaja, sampai dewasa.

Target pasar yang dipilih oleh “Intruder Net” yaitu semua kalangan masyarakat terutama yang berada di daerah Bekasi lebih tepatnya lagi berada di daerah komplek Pondok Pekayon Indah.

Saat ini “Intruder Net” memposisikan diri selalu ingin menjadi yang nomor satu sebagai UKM Warnet yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik. “Intruder Net” berupaya mengembangkan pasar, melindungi pasar yang sudah ada serta memperluas pangsa pasarnya.

Marketing Mix

Berikut bauran pemasaran 8P “Intruder Net” dibandingkan dengan pesaingnya yaitu “Sembilan net” :

a. Product (The Services)

Produk/Jasa yang ditawarkan oleh “Intruder Net” adalah jasa layanan akses internet selama 24 jam penuh. Konsumen dapet mengakses internet tanpa batas waktu, sehingga konsumen bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan tanpa ada batasan waktu, selain itu para konsumen juga dapat bermain game online ataupun chatting. Sedangkan pada warnet Sembilan jam operasionalnya hanya 14 jam. Yang menjadi keunggulan dari warnet ini adalah kecepatan akses internet. Adanya layanan akses internet yang cepat dapat memuaskan pelanggan yang datang. Kecepatan akses internet merupakan komponen penting untuk menarik serta menjaga kepercayaan pelanggan. Berdasarkan penelitian penulis, warnet ini memiliki kecepatan rata-rata sampai 10.240 kbps. Selain itu harus ada kontrol yang ketat terhadap tingkat kelayakan pakai pada Personal Computer (PC) yang digunakan, karena kualitas internet yang disajikan juga dipengaruhi oleh kemampuan komputer yang memadai. Maka dari itu warnet ini didukung empat belas komputer dengan spek Processor Pentium4 Core 2 Duo, RAM 2GB ddr 2, Harddisk 160 GB serta layar LCD 16 inch. Warnet ini juga dilengkapi dengan Webcame dan Headset pada setiap komputer. Sedangkan pada warnet 9 memiliki

15 PC komputer dengan kecepatan rata-rat 80 kbps dengan RAM 4MB Harddisk 500 GB dengan layar LCD 14 inch. Agar konsumen dapat merasa nyaman ruangan tersebut dilengkapi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner) serta dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas dan aman. Selain jasa internet warnet “Intruder Net” juga menerima jasa print.

b. Price

Penetapan harga merupakan suatu hal penting, penetapan harga ini mengikuti harga pasar dan mark up, sehingga warnet “Intruder Net” menetapkan harga sebesar Rp 3.000/jam dengan memiliki beberapa harga paket yaitu: Paket 1 Rp 5.000/2jam, Paket 2 Rp. 8.000/3jam, Paket 3 Rp. 10.000/4jam, Paket 4 Rp.15.000/6jam, dan Paket Malam Rp.10.000 (dari jam 21.00-05.00), sedangkan pada warnet Sembilan menetapkan harga sebesar Rp. 3.500/jam dengan memiliki beberapa paket yaitu: Paket 1 Rp. 7.000/3jam, Paket 2 Rp. 9.000/4jam, Paket 3 Rp. 11.000/5jam.

c. Place (Distribusi)

Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen. “Intruder Net” memiliki lokasi yang strategis yaitu berada di perlimaan jalan yang akan memberikan kemudahan akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada di dalam komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Sedangkan Sembilan Net terletak di pojok jalan sehingga tidak dapat terlihat secara jelas lokasinya.

d. Promotion

Promosi merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menawarkan suatu produk dan jasa sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh warnet “Intruder Net” adalah menyebarkan brosur, memasang spanduk di depan warnet, serta promosi dari mulut ke mulut. Selain itu, juga dilakukan promosi melalui pengadaan turnamen game online yang hasilnya cukup banyak diminati oleh para pengguna jasa internet. Sedangkan pada warnet Sembilan promosi hanya dilakukan melalui mulut ke mulut.

e. People

People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Untuk itu “Intruder Net” melakukan proses seleksi terhadap karyawannya pada proses perekrutan. Karyawannya harus memiliki kompetisi terutama pengetahuannya terhadap komputer dan internet. Karyawan harus mampu mengoperasikan komputer dan mengetahui sedikit banyak tentang komputer karena mereka akan berhadapan langsung pada pelanggan. Selain kompetisi, “Intruder Net” juga memperhatikan attitute karyawannya. Karyawan “Intruder Net” harus bersikap ramah dan melayani pelanggan dengan service sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasa terpuaskan. Saat ini “Intruder Net” memiliki 2 karyawan sebagai server yang bekerja secara shift yaitu selama 12 jam/hari. Sedangkan pada warnet Sembilan memiliki 3 orang karyawan dengan jam kerja 8jam/hari.

f. Process

Proses merupakan faktor penting bagi konsumen, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Pada usaha warnet yang terlibat dalam proses ini adalah karyawan(operator). Mereka berhadapan

langsung dengan konsumen dan bertanggung jawab dalam proses pelayanan jasa pada konsumen. Proses pelayanan yang memuaskan pelanggan mampu meningkatkan citra warnet.

g. Physical Evidence

Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki karakter. Produk berupa pelayanan jasa warnet merupakan hal yang bersifat intangible (tidak dapat diukur) secara pasti. Jasa Warnet lebih mengarah kepada rasa atau testimonial dari para pengguna jasa warnet tersebut. Untuk Tata ruangnya simple tidak bersekat antara komputer yang satu dan yang lainnya sehingga pelanggan memiliki keleluasaan dan kenyamanan, ruangannya pun full AC dan juga dilengkapi dengan toilet. Sedangkan di Sembilan Net disekat setiap computer sehingga OP tidak dapat mengawasi secara langsung.

h. Pesaing dan Persaingan

Semakin banyaknya bisnis warnet dan game online saat ini membuat persaingan usah bisnis ini cukup ketat. Dengan modal yang terjangkau setiap orang yang memenuhi secara finansial dapat mengusahakan bisnis ini. Pesaing utama warnet “Intruder Net” adalah warnet-warnet yang letaknya berada disekitar usaha tersebut. Terdapat 5 warnet yang letaknya cukup dekat dengan lokasi warnet “Intruder Net”, yaitu antara lain “Binet”,Bintang Net”, Speed Net, Nerva Net, Sedan Net. selain itu menjamurnya Mobile Modem maupun Smartphone yang sekarang banyak dimiliki dan digunakan serta mudah dibawa kemana-mana dapat menjadi ancaman bagi kelanjutan usaha warnet di masa yang akan datang.

Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix

Analisis lingkungan internal adalah proses oleh perencana strategi yang mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan cara paling efektif (Jauch dan Glueck 1998). Tahapan ini merupakan ringkasan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan pada “Intruder Net”. Hasil pengolahan data pada tahap ini disajikan dalam matriks IFE (Tabel 7).

Aspek Kekuatan (Strengths)

a. Strategi tempat yang bagus karena berlokasi di jalan raya.

b. Mempunyai PC yang banyak, agar banyak konsumen yang datang

c. Merupakan warnet pertama di Perum. Pondok Pekayon Indah dan sudah cukup terkenal di lingkungan sekitarnya.

d. Tidak hanya bisa online saja, Intruder Net juga menyediakan fasilitas printer untuk konsumen yang ingin menggunakan jasa mengeprint.

e. Harga terjangkau, sehingga konsumen banyak yang datang. f. Pelayanannya yang cukup ramah.

Aspek Kelemahan (Weakness)

a. Pengelola mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat mengontrol bisnis warnetnya sesering mungkin.

b. Ancaman virus komputer yang menyerang PC karena banyaknya konsumen yang melakukan download software ilegal.

c. Masalah gangguan jaringan yang menyebabkan kepuasan terhadap konsumen sedikit menurun.

Tabel 7. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix “Intruder Net”

Faktor Internal Rataan

Bobot Rataan Rating Total Kekuatan

1 Strategi tempat yang bagus karena

berlokasi di jalan raya 0,16 3,667 0,59

2

3 Mempunyai PC yang banyak Merupakan warnet pertama di Perum. PPI dan sudah terkenal dilingkungan 0,12 0,12 3,667 3 0,45 0,37

4 Tidak hanya online tetapi juga

menyediakan fasilitas mengeprint 0,12 3 0,37

5 Harga terjangkau 0,09 3 0,26

6 Pelayanan yang cukup ramah 0,09 4 0,35

Kelemahan 1 Pengusaha tidak dapat mengontrol

bisnisnya sesering mungkin 0,10 1,667 0,16

2 Ancaman virus komputer PC 0,10 2 0,19

3 Masalah gangguan jaringan 0,10 1,667 0,17

Total 1 2,91

External Factor Evaluation (EFE) Matrix

Lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan (Umar 2003). Tahapan ini merangkum dan mengevaluasi informasi eksternal perusahaan, meliputi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh “Intruder Net” disajikan dalam matriks EFE (Tabel 8).

Aspek Peluang (Opportunity)

a. Gaya hidup masyarakat yang semakin modern dengan banyaknya kebutuhan informasi yang bisa didapat dengan menggunakan internet. b. Perekonomian Indonesia yang meningkat, dimana semua sektor ekonomi

mengalami pertumbuhan. Menambahkan pendapatan lain dengan menjual makanan dan minuman di warnet tersebut.

Aspek Ancaman (Treaths)

a. Terkadang di dalam flasdisk konsumen terdapat virus sehingga mengakibatkan komputer terkena virus, dan mengakibatkan komputer harus di instal kembali.

b. Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah menjadi persaingan semakin sengit.

c. Mudahnya akses internet lewat ponsel yang lebih praktis menjadikan konsumen yang mempunyai mobilitas tinggi malas untuk melakukan akses internet di warnet.

Tabel 8. External Factor Evaluation (EFE) Matrix “Intruder Net” Faktor Eksternal Rataan

Bobot Rataan Rating Total Peluang

1 Gaya hidup masyarakat yang

semakin modern 0,20 2,33 0,46

2 Perekonomian Indonesia yang meningkat, dimana semua sektor ekonomi meningkat

0,06 3 0,19

3 Menambahkan pendapatan dengan menjual makanan dan minuman di dalam warnet tersebut

0,36 1 0,36

Ancaman 1 Terdapatnya virus di flashdisk

konsumen hingga komputer terkena virus

0,27 1 0,27

2 Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah hingga persaingan menjadi semakin sengit

0,25 2 0,49

3 Mudahnya akses internet lewat

ponsel yang lebih praktis 0,17 3,33 0,56

Total 1 2,33

Internal External (IE) Matrix

Tahapan ini merupakan penggabungan hasil yang diperoleh dari matriks IFE (2,91) dan matriks EFE (2,33), sehingga diketahui posisi “Intruder Net” pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.

Matriks Internal-Eksternal (IE) Total Rata-rata Tertimbang IFE

Total R ata-ra ta Te rti mbang E FE

Kuat Menengah Rendah

3,00-4,00 2,00-2,99 00-1,99 1, 4,00 3,00 2,00 1,00 Tinggi 3,00-4,00 I II III 3,00 Menengah 2,00-2,99 IV V VI 2,00 Rendah 1,00-1,99 VII VIII IX 1,00

SWOT

Perumusan alternatif strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil pada matriks IE. Berdasarkan hasil pada matriks IE, Intruder Net berada diposisi sel V dengan implikasi strategi ‘Jaga dan Pertahankan’ (Hold and Maintain). Sehingga alternatif strategi pemasaran yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. SWOT Matrix “Intruder Net”

EFAS IFAS

Strengths (S)

- Strategi tempat yang bagus - Mempunyai PC banyak - Merupakan warnet pertama

di Perum PPI dan sudah terkenal

- Menyediakan fasilitas print - Harga terjangkau - Pelayanan cukup ramah

Weakness (W) - Tidak dapat dikontrol sesering mungkin

- Ancaman virus komputer PC - Masalah gangguan jaringan

Opportunities (O) - Gaya hidup yang semakin modern

- Perekonomian yang meningkat

- Menambah pendapatan penjualan dengan menjual makanan dan minuman ringaN

Strategi SO - Mengembangkan produk/ jasa baru yang ditawarkan dalam usaha dengan membuka pemasangan jaringan internet yang baru. (S2;S4.O1;O3)

- Mempeluas jangkaun pemasaran (S3.O1;O2)

Strategi WO

- Meningkatkan kualitas dan fasilitas warnet tersebut. (W1.O3)

Threats (T) - Terdapatnya virus di FD konsumen

- Banyak provider yang menerapkan tarif internet murah

- Mudahnya akses internet lewat ponsel

Strategi ST

-Meningkatkan pelayanan

konsumen. ( S2;S6.T2)

Strategi WT

- Melakukan pengecekan standar PC secara rutin. (W2;W2.T1) - Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan. (W1;W2;W2.O2;O3)

Aspek Finansial

Pada penelitian ini digunakan beberapa asumsi-asumsi dasar, asumsi dasar tersebut meliputi :

1. Periode analisis usaha ini diproyeksikan dalam jangka waktu empat tahun (diambil karena usaha warnet ini baru berlangsung selama 4 tahun 2 bulan).

2. Melakukan 2 skenario usaha. Skenario I (pemilik hanya memposisikan dirinya sebagai wiraswasta saja). Skenario II (pemilik memposisikan dirinya sebagai pemilik sekaligus pegawai di warnet tersebut).

3. Asumsi penentuan jam per hari adalah 24 jam 4. Asumsi penentuan bulan per tahun adalah 12 bulan 5. Asumsi penentuan hari per bulan adalah 30 hari

6. Tarif sewa jasa warnet dari tahun pertama sampai tahun keempat adalah Rp. 3.000/jam

7. Asumsi rata-rata pemakaian 1 unit komputer adalah 12 jam/hari dengan efektif terpakai 8 jam

8. Asumsi tarif listrik Rp. 1.000.000/bulan 9. Tarif print warna Rp. 1.000/lembar 10. Tarif print hitam Rp. 500/lembar 11. Asumsi pendapatan sama tiap tahun

12. Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus

13. Tingkat discount rate yang digunakan adalah 20% (diambil dari tingkat pengambilan yang diinginkan oleh pemilik).

14. Pajak pendapatan usaha didasarkan pada UU RI No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25% mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

Dalam penyusunan cash-flow umur bisnis “Intruder Net” diasumsikan 4 tahun. Adanya asumsi ini berdasarkan umur ekonomis dari komponen investasi terpenting/terbesar bisnis ini yaitu komputer yang memiliki umur pakai 4 tahun. Selain itu analisis ini dilakukan selama usaha tersebut telah berjalan selama 4 tahun.

Pengeluaran tersebar dalam usaha warnet ini adalah pengeluaran untuk investasi. Dari beberapa investasi yang dikeluarkan terdapat barang-barang yang harus dilakukan pembelian kembali dan nilai investasi dari beberapa alat dengan memperhitungkan biaya penyusutan per tahun. Untuk perhitungan penyusutan dipergunakan metode garis lurus. Prediksi umur pakai atas jenis investasi ini berdasarkan pada periode waktu dari kelayakan peralatan yang digunakan dan juga berdasarkan perkiraan kemajuan atau perkembangan teknologi. Adapun semua biaya investasi untuk kelancaran usaha yang dikeluarkan pada tahun awal usaha dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Biaya Investasi

Uraian Nilai (Rp)

Lahan dan Bangunan (Sewa) -

Mesin dan Peralatan 91.500.000

Perangkat pendukung Fisik 24.075.000

TOTAL 115.575.000

Untuk perincian biaya investasi dapat dilihat di Lampiran. Selain biaya Investasi, biaya lain yang harus dikeluarkan adalah biaya reinvestasi (lihat di lampiran), dan biaya operasional yang mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap Skenario I dalam warnet ini diperoleh sebesar Rp. 57.600.000 (rincian lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran). Sedangkan biaya tetap Skenario II sebesar Rp. 64.800.000. Biaya variabel pada tahun 1 diperoleh sebesar Rp. 660.500 sedangkan pada tahun ke 2 sampai tahun ke 4 diperoleh sebesar Rp. 632.000 (rincian lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran).

Selain itu terdapat biaya penyusutan yg diperhitungkan berdasar umur ekonomis.biaya penyusutan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 32.506.250. (rincian dapat dilihat di Lampiran). Pendapatan pada usaha ini didapat dari penjualan jasa, internet, jasa print dll (rincian dapat dilihat pada lampiran). Analisis arus kas mencakup kriteria kelayakan usahayang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C,Groos B/C, dan PP.

1. Kriteria Investasi

Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi. Kriteria investasi dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan. Adapun kriterian investasi yang akan digunakan dalam pengujian kelayakan ”Intruder Net net” adalah sebagai berikut :

Net Present Value (NPV)

Dari perhitungan cash flow diatas, “Intruder Net” memiliki NPV sebesar 127.455.800 (NPV>0) pada Skenario I dan sebesar 111.923.392 (NPV > 0) pada Skenario II. Hal ini berarti bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan dan manfaat bersih yang akan diperoleh oleh usaha ini selama umur bisnis adalah Rp. 127.455.800 pada Skenario I, dan Rp. 111.923.392 pada Skenario II.

Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)

”Intruder Net” memiliki nilai Gross B/C 1,556 > 1. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Gross B/C 1,566 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,566 rupiah. Sedangkan pada Skenario II nilai Gross B/C sebesar 1,457 > 1. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Gross B/C 1,457 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,457 rupiah.

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

“Intruder Net” memiliki nilai Net B/C 1,743 > 1 pada Skenario I dan 1,622 >1 pada Skenario II. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Net B/C 1,743 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat bersih sebesar 1,743 rupiah pada Skenario I. Sedangkan pada Skenario II sebesar 1,622 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat bersih sebesar 1,622 rupiah.

Internal Rate OF Return (IRR)

Discount rate pada perhitungan cash flow “Intruder Net” ditetapkan sebesar 20% yang merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemilik. IRR “Intruder Net” pada Skenario I adalah 86% yang lebih besar dari discount ratenya. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan IRR “Intruder Net” pada Skenario II adalah 79% yang lebih besar dari discount ratenya. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan.

Payback Period

Dalam perhitungan Cash flow pada Skenario I didapatkan Payback Period 1,982 tahun yang lebih singkat dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan pada Skenario II

didapatkan Payback Period 2,199 tahun yang lebih singkat dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan.

2. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil dari suatu analisis kelayakan. Tujuan anlisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan bisnis warnet ini jika terjadi perubahan biaya atau manfaat. Analisis ini juga digunakan untuk menguji apakah bisnis warnet ini sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Untuk melakukan analisis sensitivitas maka harus mengubah besarnya varibel terpenting dalam usaha warnet ini kemudian akan dilihat pengaruhnya terhadap hasil kelayakan (NPV,IRR,Net B/C). Besaran variabel yang akan diubah untuk uji sensitivitas adalah kenaikan harga input ( naiknya biaya listrik 10 % per bulan) dan penurunan pendapatan warnet (penurunan jam operasi warnet menjadi 9 jam). Dari hasil perhitungan cash-flow penaikkan listrik/bulan sebesar 10 % maka dapat disimpulkan bahwa bisnis ini masih layak untuk dijalankan karena telah memenuhi beberapa kriteria :

 NPV pada Skenario I (127.455.800), sedangkan pada Skenario II (111.923.392) > 0

 Gros B/C pada Skenario I (1,538), sedangkan pada Skenario II (1,457 > 1

 Net BC pada Skenario I (1,722) , sedangkan pada skenario II (1,662)>1

 IRR pada skenario I (85%), sedangkan pada Skenario II (65%) yang lebih besar dari diskon faktor (20%).

Sedangkan dari hasil perhitungan cash-flow Penurunan pendapatan warnet (penurunan jam aktif operasi menjadi 9 jam) dapat diketahui nilai dari beberapa kriteria yaitu

 NPV pada Skenario I (67.800.727), sedangkan pada Skenario II (52.268.319) > 0 , maka bisnis layak dijalankan

 Gros B/C pada Skenario I (1,296), sedangkan pada Skenario II (1,213) > 1, maka bisnis layak dijalankan

 Net B/C pada Skenario I (1,278) , sedangkan pada Skenario II (1,517) >1 , maka bisnis layak dijalankan

 IRR pada Skenario I (55%), sedangkan pada Skenario II (47%) yang lebih besar dari diskon faktor (20%), maka bisnis layak dijalankan

Dilihat dari perhitungan kriteria investasi diatas bisnis ini telah memenuhi 4 kriteria kelayakan yaitu NPV, Gross B/C, Net B/C dan IRR. Dari hasil analisis sensitivitas diatas dapat diketahui bahwa bisnis warnet ini lebih sensitive terhadap penurunan pendapatan warnet (penurunan jam aktif operasi menjadi 9 jam) dibandingkan adanya kenaikan biaya input (naiknya listrik/bulan sebesar 10 %).

Kecukupan Dana

Pada kasus ini, setelah mengkaji aspek finansialnya ternyata “Intruder Net” telah memiliki kecukupan dana untuk menjalankan usaha saat ini ataupun dalam memperpanjang umur usahanya,semua dapat dilihat dari hasil pengkajian seluruh aspek finansial dari “Intruder Net”. Dalam kasus ini dapat disimpulkan pula

bahwa pihak “Intruder Net” tidak perlu melakukan peminjaman dana untuk melanjutkan usahanya.

Strategi Pemasaran

Dari semua analisis yang telah dilakukan maka strategi yang dapat diterapkan di warnet tersebut antara lain : (1) Mengembangkan produk/jasa baru yang ditawarkan dalam usaha terebut; (2) Memperluas jangkauan pemasaran; (3) Meningkatkan kualitas dan fasilitas warnet tersebut; (4) Meningkatkan pelayanan konsumen; (5) Melakukan pengecakan standar PC secara rutin; (6) Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan.

Dokumen terkait