• Tidak ada hasil yang ditemukan

. Evaluasi Bisnis Warung Internet Dan Game Online Pada Warnet “Intruder Net”, Di Bekasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan ". Evaluasi Bisnis Warung Internet Dan Game Online Pada Warnet “Intruder Net”, Di Bekasi."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI BISNIS WARUNG INTERNET DAN GAME

ONLINE PADA WARNET “INTRUDER NET” DI BEKASI

EUIS ANDRIYATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi bisnis warung internet dan game online pada warnet “Intruder Net” di Bekasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

(4)

ABSTRAK

EUIS ANDRIYATI. Evaluasi Bisnis Warung Internet dan Game Online pada Warnet “Intruder Net”, di Bekasi. Dibimbing oleh BUDI PURWANTO.

Tujuan penelitian ini ialah mengkaji aspek pasar dan strategi pemasaran, mengkaji kelayakan aspek finansial, serta mengkaji kecukupan dana usaha warnet. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis IFE, EFE, IE, dan SWOT serta menggunakan analisis keuangan seperti NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, PP, Analisis Sensitivitas.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Dalam menganalisis kelayakan aspek pasarnya maka didapat hasil sebagai berikut: Faktor internal yang menjadi kekuatan terbesar pada Intruder Net yaitu Strategi tempat yang bagus (0,59). Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan terbesar yaitu Ancaman virus computer PC (0,19). Sedangkan Faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Intruder Net yaitu Gaya hidup masyarakat yang semakin modern (0,46). Sedangkan ancaman yang dihadapi dalam pasar usaha warnet yaitu Mudahnya akses internet lewat ponsel (0,56)

Kata kunci: IFE Matrik, EFE Matrik, IE Matrik, SWOT, Aspek Finansial

ABSTRACT

EUIS ANDRIYATI. Evaluation of the Public Internet Business and Online Games on figuring “Net Intruder”, in Bekasi. Supervised by BUDI PURWANTO.

The purpose of this study is to examine aspects of the market and marketing strategies, assess the feasibility of the financial aspects, as well as reviewing the adequacy of funds cafe business. In this study the authors used analysis of IFE, EFE, IE, and a SWOT analysis as well as the use of financial as NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, PP, Sensitivity Analysis.

Based on the results of research and discussion on the author, it can be concluded as follows: In analyzing the feasibility aspect of the market showed the following results: Internal factors which become the greatest power on the Net Intruder is a great place strategy (0.59). While the factors that become the biggest drawback is the computer virus threat PCs (0.19). While external factors become the biggest opportunities that can be utilized properly by the Net Intruder Lifestyle increasingly modern society (0.46). While the threats faced in the cafe business market Easily access the Internet via mobile phones (0.56).

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

EVALUASI BISNIS WARUNG INTERNET DAN GAME

ONLINE PADA

WARNET “INTRUDER NET” DI BEKASI

EUIS ANDRIYATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ialah evaluasi bisnis, dengan berjudul Evaluasi Bisnis Warung Internet dan Game Online pada Warnet “Intruder Net” di Bekasi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. selaku pembimbing, yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada para staf sekretariat Tata Usaha, serta Komisi Akademik Departemen Manajemen. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah Pandriana, ibu Narti, adik Ryan; Dea; dan Putra serta seluruh keluarga, sahabat, teman sebimbingan dan sedepartemen atas segala doa dan kasih sayangnya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan skripsi ini, mengingat keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

METODE 4

Kerangka Pemikiran Penelitian 4

Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Metode Pengumpulan Data 7

Metode Pengolahan dan Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 15

Sejarah Berdirinya Warnet "Intruder Net" 15

Analisis Kelayakan Bisnis 16

Kecukupan Dana 24

Strategi Pemasaran 25

SIMPULAN DAN SARAN 25

Simpulan 25

Saran 26

(11)

LAMPIRAN 27

RIWAYAT HIDUP 42

DAFTAR TABEL

Penelitian terdahulu 6

Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix 10

External Factor Evaluation (EFE) Matrix 11

Total skor IFE pada Sumbu x 12

Total skor EFE pada Sumbu y 12

SWOT Matrix 14

IFE Matriks "Intruder Net" 21

EFE Matriks "Intruder Net" 22

SWOT Matriks "Intruder Net" 24

Biaya investasi 25

DAFTAR GAMBAR

Grafik pengguna internet di warnet "Intruder Net" 2

Diagram alur kerangka penelitian 8

Matriks Internal - Eksternal 13

Matriks Internal - Eksternal "Intruder Net" 23 Grafik pengguna internet di Indonesia menurut survei APJII 32

DAFTAR LAMPIRAN

1 Grafik pengguna internet di Indonesia menurut APJII 27

2 Kuesioner bobot dan peringkat SWOT 28

3 Penelitian terdahulu 32

4 Biaya investasi “Intruder Net” 33

5 Biaya penyusutan 33

6 Biaya operasional skenario I “Intruder Net” 34

7 Laporan laba/rugi skenario I“Intruder Net” 35

8 Cashflow skenario I warnet “Intruder Net” 35

9 Analisis Sensitivitas skenario I kenaikan tarif listrik 10 % 36 10 Analisis Sensitivitas skenario I penurunan jam operasional 37 11 Biaya operasional skenario II “Intruder Net” 38 12 Laporan laba/rugi skenario II “Intruder Net” 39

13 Cashflow skenario II warnet “Intruder Net” 39

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi baik itu telekomunikasi, komputer, teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saat ini berkembang sangat pesat dan cepat. Teknologi tersebut mendorong lahirnya teknologi baru yang semakin mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi yang up to date, cepat, dan akurat. Salah satu teknologi hasil perpaduan teknologi komunikasi dan komputer ini adalah lahirnya media internet ditengah masyarakat global. Internet menjadikan informasi mudah diperoleh dengan sangat cepat tanpa mengenal batas wilayah, batas waktu, dan batasan pengguna. Sejak Amerika Serikat memberikan izin penggunaan internet secara komersial pada tahun 1990 pola industri dunia berubah menjadi era informasi, artinya tingkat persaingan industri akan ditentukan oleh penguasaan teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi seperti teknologi internet juga mendorong lahirnya industri baru seperti jasa penyedia layanan internet atau lebih dikenal dengan Internet Service Provider (ISP), e-commerce, perusahaan online dan webhosting, serta warung internet atau lebih dikenal dengan istilah warnet yang semakin marak dan berkembang setiap tahunnya di Indonesia.

Perkembangan warnet di Indonesia tentu saja bukan tanpa alasan, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap kemudahan mendapat informasi menjadikan tingkat penggunaan internet terus meningkat. Hal ini mendorong bisnis warnet tumbuh pesat dengan tingkat persaingan yang ketat dalam memfasilitasi penggunaan internet. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2012 mencapai 63 juta orang atau penetrasinya 24,23 persen dari populasi Indonesia. Survei itu dilakukan selama periode April hingga Juli 2012 di 42 kota dari 31 propinsi di Indonesia. Diungkapkan National Internet Registry Department Head (IDNIC) APJII Valens Riyadi, sejak 2007 hingga 2012, pengguna internet di Indonesia terus tumbuh. Diketahui pada 2007 jumlah pengguna internet 20 juta orang, lalu meningkat menjadi 25 juta pada 2008, 30 juta pada 2009, 42 juta pada 2010, 55 juta pada 2011, hingga mencapai 63 juta tahun 2012.

(14)

disurvei berusia 12 hingga 65 tahun dengan akses internet lebih dari sejam dari golongan sosial ekonomi A hingga C.

Penanggung Jawab Survei APJII 2012, Parlindungan Marius mengatakan survei itu bertujuan menentukan posisi pengguna internet di Indonesia terhadap jumlah pengguna Internasional, menunjukkan eksistensi APJII, serta menunjukkan peluang bisnis bagi anggota asosiasi dari hasil survei itu dapat dilihat di lampiran (Gambar 6).

Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai 71,19 juta orang. Survei tersebut dilakukan pada 78 kabupaten/kota di 33 propinsi di Indonesia, penetrasi internet di Indonesia saat ini adalah sekitar 28% dari total populasi penduduk di Indonesia. Sementara itu kawasan Indonesia Timur mencapai tingkat pertumbuhan pengguna internet tertinggi dibanding kawasan lain di Indonesia, sedangkan untuk antar propinsi kalangan industri, Sulawesi Utara tercatat sebagai propinsi yang sudah 100% atau peringkat tertinggi yang menggunakan komputer dan internet dalam aktivitas bisnis dan yang terendah adalah Maluku Utara sebesar 40%. Berikut ini adalah data pengguna internet di warnet “Intruder Net” :

Gambar 1. Grafik pengguna internet di “Intruder Net”

Dari gambar diatas dapat diambil kesimpulan tren pengguna internet di warnet Intruder Net setelah tahun 2013 akan mengalami penurunan terus menerus sehingga disini terjadi masalah dengan penurunan omset maka owner harus melakukan berbagai macam strategi untuk mempertahankan bisnisnya tersebut agar tetap bisa berjalan dengan baik dengan berbagai macam strategi yang dapat digunakan.

(15)

 Kebutuhan akan internet yang semakin besar dimana saat ini hanya 5 % penduduk di Indonesia yang telah menikmati internet dan diperkirakan 10 tahun lagi 60% penduduk indonesia akan menikmati internet.

 Semakin seringnya dan luasnya orang yang mengakses situs internet seperti facebook dan twitter baik muda maupun tua, sehingga kebutuhan akan internet dan warnet semakin pesat.

 Pesaing yang masih sangat sedikit terutama di daerah.

 Tingginya minat anak dan remaja di Indonesia untuk bermain bersama-sama dengan temannya di Warnet.

 Munculnya warnet di suatu daerah akan memicu berkembangnya ilmu pengetahuan di daerah tersebut.

 Cepatnya rasio balik modal untuk usaha warnet dengan sistem yang baik.

Untuk itu, potensi untuk mengembangkan usaha warnet masih tinggi di beberapa daerah yang dekat dengan lingkungan kampus dan sekolah. Salah satunya di wilayah Bekasi. Potensi warnet di wilayah Bekasi cukup tinggi terutama bagi warnet yang berlokasi strategis, seperti dekat dengan wilayah kampus, sekolah, kantor, dan jalan raya. Kondisi yang demikian memiliki peluang pasar yang potensial bagi usaha warnet. Ukuran pasar merupakan usaha kecil menengah karena terkait keterbatasan kemampuan berkembangnya usaha warnet seperti selera konsumen akan tempat atau suasana yang beranekaragam dan kemampuan masyarakat sekitar untuk membeli perangkat yang dapat mengaplikasikan internet. Dengan alasan peneliti ingin mengetahui sejauh mana warnet dapat menjadi salah satu mata pencaharian dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang pada saat ini, dan masih cukup banyaknya pesaing dalam mengembangkan bisnis warnet tersebut, maka peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul “Evaluasi Bisnis Warnet dan Game Online” dengan studi kasus pada Warnet “Intruder Net” yang terletak di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah.

Perumusan Masalah

Penelitian terdahulu mengenai Studi Kelayakan Bisnis telah ditelaah sebelumnya diteliti oleh Indriadi Agung Setiawan (2010) dan Dany Achmad Subary (2012). Pada penelitian Indriadi Agung Setiawan dengan sampel Warnet “Yo Net” di Cibinong dalam penelitiannya hanya menyatakan penilaian studi kelayakan bisnis dengan usaha yang sedang berjalan tanpa ada peramalan, sedangkan pada Dany Achmad Subary dengan sampel Warnet “Firdaus Net” di Ciomas mdalam penelitiannya menyatakan penilaian studi kelayakan bisnis pada tahun berjalan serta melakukan peramalan pada beberapa tahun seterusnya. Terjadi beda hasil penelitian yang tidak konsisten antara penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Indriadi Agung Setiawan (2010) Dany Achmad Subary (2012).

(16)

berikut : (1) Bagaimana aspek pasar dalam kelayakan usaha warnet “Intruder Net”? (2) Bagaimana aspek finansial dalam permasalahan persaingan dan perkembangan teknologi kelayakan usaha warnet “Intruder Net”? (3) Bagaimana kecukupan dana usaha warnet “Intruder Net” dan peluang untuk mencari tambahan dana? (4) Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh warnet “Intruder Net”?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan, sehingga dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut : (1) Mengkaji aspek pasar kelayakan usaha warnet “Intruder Net” (2) Mengkaji aspek finansial dalam permasalahan persaingan dan perkembangan teknologi kelayakan usaha warnet “Intruder Net” (3) Mengkaji kecukupan dana usaha warnet dan peluang untuk mencari tambahan dana (4) Mengkaji strategi yang dilakukan oleh warnet “Intruder Net”

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak diantaranya, bagi penulis penelitian ini yaitu sebagai bahan pembelajaran dalam menerapkan teori-teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan. Bagi warnet “Intruder Net”, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengusahaan warung internet tersebut sehingga dapat dijadikan juga sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Bagi pembaca, penelitian ini digunakan sebagai wawasan dan bahan kajian mengenai studi strategi pengembangan usaha serta sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini adalah untuk meneliti kelayakan usaha yang dijalankan oleh warnet “Intruder Net” dengan mempertimbangkan beberapa aspek yang ada dalam studi kelayakan bisnis, baik dari segi aspek finansial maupun dari segi aspek non finansial pada saat adanya perubahan teknologi saat ini. Sehingga dapat diketahui bisnis ini masih layak untuk di jalankan atau tidak.

METODOLOGI PENELITIAN

(17)

Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa komputer kemudian menginstalnya dengan software, membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung. Warnet sebagai lahan usaha intensif modal dan tenaga, masih terbuka dan menjanjikan keuntungan. Apabia direncanakan dengan matang dan didukung pengetahuan memadai dan semangat wirausaha, niscaya usaha warnet dapat menjadi penopang keperluan hidup keluarga.

Selain dari kemudahan-kemudahan tersebut, trend teknologi yang semakin berkembang terus menerus juga memiliki andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet itu sendiri. Semakin banyaknya usaha warnet membuat persaingan semakin ketat, untuk itu para pengusaha warnet dituntut lebih kreatif dan memberikan pelayanan yang lebih agar pelanggan tetap merasa puas, dengan begitu pengusaha tidak perlu untuk menurunkan harga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha yang dijalankan oleh Warnet “Intruder Net”. Analisis kelayakan yang akan dilakukan adalah dengan menganalisis aspek-aspek kelayakan bisnis tersebut baik dari segi aspek non finansial maupun dari segi aspek finansialnya. Dari segi aspek non finansial yang akan dilakukan adalah menganalisis beberapa aspek seperti Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen, Aspek Hukum, Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya serta Aspek Lingkungan. Tetapi dalam skripsi ini hanya menganalisis Aspek Pasar saja. Sedangkan dari segi aspek finansialnya akan dilakukan analisis mengenai NPV, Gross B/C, Net B/C, IRR, BEP, Payback Period, dan Analisis Sensitivitas dan Switching Value dari usaha warnet ini.

(18)

Gambar 2. Diagram alur kerangka pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Warnet “Intruder Net” yang beralamatkan di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Penelitian

Usaha Warnet “Intruder Net”

 Banyaknya persaingan usaha sejenis

 Perkembangan teknologi yang pesat

Aspek Pasar dan Strategi

Pemasaran Asssesment Financial Kecukupan Dana

IFE

Matrik Matrik EFE

Analisis SWOT

 NPV

 Gross B/C

 Net B/C

 IRR

 Payback Period

 Analisis Sensitivitas

Strategi Pemasaran

Layak / Tidak Layak

(19)

ini berlangsung dari bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014. Data yang digunakan dalam membuat penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan merupakan data yang diambil atau diperoleh secara langsung melalui hasil dari pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pihak warnet “Intruder Net” itu sendiri. Sedangkan data sekunder yang digunakan merupakan data-data yang diperoleh dari warnet “Intruder Net” dan studi pustaka lainnya. Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan responden tersebut memahami strategi pemasaran “Intruder Net” untuk kuesioner analisis IFE, EFE, SWOT. Pemberian kuesioner diberikan kepada tiga responden terdiri dari Pemilik Warnet, seta kedua operator yang bekerja di warnet tersebut.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan MS excel. Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha warnet “Intruder Net” dilihat dari aspek non finansial usahanya. Metode analisis secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung volume pasar dan aspek finansialnya, dengan menghitung Net Present Value (NPV), Gross B/C, Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, Break Event Point (BEP), Analisis Sensitivitas dan Switching Value.

Aspek Pasar

Pada dasarnya analisis pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar (market share) dari produk bersangkutan. Analisis dapat dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial, sedangkan jenis datanya dapat menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif.

Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix

Menurut Umar (2008), analisis terhadap lingkungan internal dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisis berupa matrik IFE (Internal Factor Evaluation) untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Contoh matriks IFE dapat dilihat pada tabel 1. Tahap-tahap selanjutnya adalah menyusun matriks IFE. Berikut lima tahap penyusunan matriks IFE :

(20)

 Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tdak penting) hingga 1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus 1,0. Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian dari hasilnya diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

 Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor. 1=kelemahan utama 3=kekuatan minor 2=kelemahan minor 4=kekuatan utama

Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Peringkat berdasarkan perusahaan, sementara bobot berdasarkan industri.

 Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai skor untuk masing-masing variabel.

 Jumlahkan semua skor dari masing-masing variabel untuk menentukan total skor bagi organisasi.

Total skor berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0, dengan rata-rata 2,5. Total skor dibawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai diatas 2,5 mengidikasikan posisi internal yang kuat. Tabel 2 menggambarkan tampilan dari Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE).

Tabel 2.Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix Faktor Internal

Kunci

Bobot Peringkat Skor

Kekuatan

External Factor Evaluation (EFE) Matrix

(21)

 Buat daftar faktor eksternal sespesifik mungkin, mencakup peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya.

 Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting) pada kolom kedua. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0. Bobot pada masing-masing faktor berfungsi untuk menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor agar berhasil dalam industri. Kemudian hasil dari pertanyaan yang menggunakan skala ordinal, diambil rataannya dan dibagi dengan total rataan untuk mendapatkan nilai bobot.

 Berikan peringkat1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut (lihat Tabel 2). Peringkat didasarkan pada perusahaan, sedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri. Peluang dan ancaman dapat diberi peringkat 1,2,3, atau 4.

 Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai skor.

 Jumlahkan nilai skor dari masing-masing variabel untuk menentukan total skor bagi organisasi.

Total skor tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan skor terendah adala 1,0. Total skor rata-rata adalah 2,5. Total skor sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya (perusahaan menerapkan strategi yang secara efektif mengammbil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal). Total nilai 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.

Tabel 3. External Factor Evaluation (EFE) Matrix Faktor Eksternal

Kunci

Bobot Peringkat Skor

(22)

Tabel 4. Total skor IFE pada sumbu x

Selang Total Skor Keterangan

1,00 – 1,99 Posisi internal lemah 2,00 – 2,99 Posisi internal rata-rata 3,00 – 4,00 Posisi internal kuat Sumber : David (2009)

Pada Tabel 4 menunjukkan total skor dari matriks EFE. Total skor EFE pada sumbu y dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

Tabel 5. Total skor EFE pada sumbu y Selang

Total Skor

Keterangan

1,00 –

1,99 perusahaan rendah Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal 2,00 –

2,99 perusahaan rata-rata Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal 3,00 –

4,00 perusahaan tinggi Respon perusahaan terhadap kondisi eksternal Sumber : David (2009)

Menurut David (2009) mengemukakan bahwa matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Tiga daerah utama tersebut adalah :

 Daerah ‘Tumbuh dan Kembangkan’ (Grow and Build)

Daerah ini direkomendasikan untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang paling sesuai untuk divisi- divisi ini adalah strategi intensif (seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

 Daerah ‘Jaga dan Pertahankan’ (Hold and Maintain)

Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik melalui strategi ‘jaga dan pertahankan’, yaitu dengan penetrasi pasar atau pengembangan produk.

 Daerah ‘Tuai atau Divestasi’ (Harvest or Divestiture)

(23)

Matriks Internal-Eksternal (IE)

Sumber: Fred R. David (2009, p344)

Gambar 3. Matriks Internal – Eksternal SWOT Matrix

SWOT Matrix merupakan matching tool yang membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu sebagai berikut :

a. Strategi SO (Strengths – Opportunities) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memenfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang.

b. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang.

c. Strategi ST (Strengths - Threats) adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memenfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman.

d. Strategi WT (Weaknesses - Threats) adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam rangka meminimalisir atau menghindari ancaman.

Ada delapan tahapan dalam membangun penentuan strategi dengan menggunakan matriks SWOT, yaitu :

1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.

(24)

6. Cocokkan kelemahn-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO.

7. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST.

8. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT.

Tabel 6. Matriks SWOT

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman Sumber : Umar (2008)

Aspek Finansial

Analisis aliran kas atau cash flow mencaakup kriteria kelayakan usaha yang terdiri dari analisis Net Present Value (NPV), analisis manfaat biaya kotor Gross B/C, analisis manfaat biaya bersih Net B/C, analisis Internal Rate of Return (IRR), analisis Payback Period (PP), Break Event Point (BEP) dan Analisis Sensitivitas.

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang (Rp). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

(25)

i = Tingkat DR (%)

n = Umur ekonomis proyek (tahun) Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah:

 NPV > 0, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan.

 NPV = 0, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas).

 NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan.

b. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Gross B/C Ratio merupakan kriteria kelayakan lain yang biasa digunakan dalam analisis bisnis. Baik manfaat maupun biaya adalah nilai kotor (gross). Dengan menggunakan kriteria ini akan lebih menggambarkan pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap tambahan manfaat yang diterima. Secara sistematis Gross B/C ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Gross B/C adalah:

 Gross B/C > 1, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan.

 Gross B/C = 1, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas).

 Grosss B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan.

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

(26)

Dimana :

Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah sebagai berikut :

 Net B/C > 1, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan manfaat bersih yang lebih besar.

 Net B/C = 1, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas) karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan manfaat bersih yang sama besar.

 Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan karena tiap satu satuan modal akan menghasilkan manfaat bersih yang lebih kecil.

d. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama dengan 0. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase (%). Di dalam prakteknya menghitung IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah (yang menghasilkan NPV positif) dengan tingkat discount rate yang lebih tinggi (yang menghasilkan NPV negatif). Berikut rumus dari IRR :

Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai IRR dapat dilihat sebagai berikut :

 Jika IRR > i, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan.

 Jika IRR = i, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas).

 Jika IRR < i, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dijalankan.

e. Payback Period (PP)

(27)

penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri). Rumus PP secara matematis dapat dilihat sebagai berikut :

Payback Period =

...(5) Dimana :

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahun Nilai PP berbanding terbalik dengan nilai NPV. Jika nilai NPV semakin besar, maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat. Suatu proyek dikatakan layak jika PP lebih kecil dari umur proyek (PP n).

f. Break Event Point (BEP)

BEP atau titik impas adalah suatu keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran pada suatu proyek, sehingga pada keadaan tersebut usaha tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian.

g. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Apakah kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif atau tidak terhadap perubahan yang terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

“Intruder Net” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. “Intruder Net” ini menyediakan jasa rental internet, rental, print, dan game online. “Intruder Net” berlokasi di perlimaan jalan yang akan memberikan kemudahan akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada di dalam komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Warnet ini didirikan oleh Ardian Samsudin pada bulan Juni 2010. Awalnya pemilik hobi bermain game online, hingga mempunyai 3 PC yang disambungkan dengan 1 modem saja, dengan hobinya itu pemilik terfikir untuk mencari koneksi internet yang lebih baik dari yang sudah ada direalisasikan dengan menggandeng seorang temannya yang mempunyai koneksi internet secara wireless. Setelah beberapa bulan timbul ide untuk menjual koneksi internet ke orng lain untuk membeli voucher game.

(28)

Jam operasional warnet adalah 24 jam non stop, warnet ini mempunyai 14 buah PC. Harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau yaitu Rp 3.000/jam untuk jasa internet, print hitam Rp. 500/lembar dan print warna Rp. 1.000/lembar. Lahan parkir yang disediakan juga cukup luas, sehingga tidak perlu bingung untuk parkir kendaraan anda dimana. Pelayanan yang diberikan sangat baik, pegawai-pegawainya pun sudah diberikan pelatihan bagaimana cara melayani konsumen.

Analisis Kelayakan Bisnis

Aspek Pasar dan Pemasaran

. Segmentation, Targeting, Positioning

Segmentasi pasar merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh “Intruder Net” adalah segmentasi geografis dan demografis. Segmentasi geografis adalah berdasarkan letak wilayah yaitu daerah Bekasi. Segmentasi demografis yaitu “Intruder Net” membagi pasarnya berdasarkan usia yaitu semua kalangan usia dimulai dari anak kecil, remaja, sampai dewasa.

Target pasar yang dipilih oleh “Intruder Net” yaitu semua kalangan masyarakat terutama yang berada di daerah Bekasi lebih tepatnya lagi berada di daerah komplek Pondok Pekayon Indah.

Saat ini “Intruder Net” memposisikan diri selalu ingin menjadi yang nomor satu sebagai UKM Warnet yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan serta memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik. “Intruder Net” berupaya mengembangkan pasar, melindungi pasar yang sudah ada serta memperluas pangsa pasarnya.

Marketing Mix

Berikut bauran pemasaran 8P “Intruder Net” dibandingkan dengan pesaingnya yaitu “Sembilan net” :

a. Product (The Services)

(29)

15 PC komputer dengan kecepatan rata-rat 80 kbps dengan RAM 4MB Harddisk 500 GB dengan layar LCD 14 inch. Agar konsumen dapat merasa nyaman ruangan tersebut dilengkapi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner) serta dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas dan aman. Selain jasa internet warnet “Intruder Net” juga menerima jasa print.

b. Price

Penetapan harga merupakan suatu hal penting, penetapan harga ini mengikuti harga pasar dan mark up, sehingga warnet “Intruder Net” menetapkan harga sebesar Rp 3.000/jam dengan memiliki beberapa harga paket yaitu: Paket 1 Rp 5.000/2jam, Paket 2 Rp. 8.000/3jam, Paket 3 Rp. 10.000/4jam, Paket 4 Rp.15.000/6jam, dan Paket Malam Rp.10.000 (dari jam 21.00-05.00), sedangkan pada warnet Sembilan menetapkan harga sebesar Rp. 3.500/jam dengan memiliki beberapa paket yaitu: Paket 1 Rp. 7.000/3jam, Paket 2 Rp. 9.000/4jam, Paket 3 Rp. 11.000/5jam.

c. Place (Distribusi)

Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen. “Intruder Net” memiliki lokasi yang strategis yaitu berada di perlimaan jalan yang akan memberikan kemudahan akses untuk menjangkau lokasi tersebut, selain itu warnet ini berada di dalam komplek perumahan di daerah Bekasi. Lokasi usaha tersebut berada di Jl. Masjid Nurul Mus Taqin Rt.12/04 No. 4 Pondok Pekayon Indah. Sedangkan Sembilan Net terletak di pojok jalan sehingga tidak dapat terlihat secara jelas lokasinya.

d. Promotion

Promosi merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menawarkan suatu produk dan jasa sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh warnet “Intruder Net” adalah menyebarkan brosur, memasang spanduk di depan warnet, serta promosi dari mulut ke mulut. Selain itu, juga dilakukan promosi melalui pengadaan turnamen game online yang hasilnya cukup banyak diminati oleh para pengguna jasa internet. Sedangkan pada warnet Sembilan promosi hanya dilakukan melalui mulut ke mulut.

e. People

People merupakan aset utama dalam industri jasa, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Untuk itu “Intruder Net” melakukan proses seleksi terhadap karyawannya pada proses perekrutan. Karyawannya harus memiliki kompetisi terutama pengetahuannya terhadap komputer dan internet. Karyawan harus mampu mengoperasikan komputer dan mengetahui sedikit banyak tentang komputer karena mereka akan berhadapan langsung pada pelanggan. Selain kompetisi, “Intruder Net” juga memperhatikan attitute karyawannya. Karyawan “Intruder Net” harus bersikap ramah dan melayani pelanggan dengan service sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasa terpuaskan. Saat ini “Intruder Net” memiliki 2 karyawan sebagai server yang bekerja secara shift yaitu selama 12 jam/hari. Sedangkan pada warnet Sembilan memiliki 3 orang karyawan dengan jam kerja 8jam/hari.

f. Process

(30)

langsung dengan konsumen dan bertanggung jawab dalam proses pelayanan jasa pada konsumen. Proses pelayanan yang memuaskan pelanggan mampu meningkatkan citra warnet.

g. Physical Evidence

Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalam perusahaan jasa yang memiliki karakter. Produk berupa pelayanan jasa warnet merupakan hal yang bersifat intangible (tidak dapat diukur) secara pasti. Jasa Warnet lebih mengarah kepada rasa atau testimonial dari para pengguna jasa warnet tersebut. Untuk Tata ruangnya simple tidak bersekat antara komputer yang satu dan yang lainnya sehingga pelanggan memiliki keleluasaan dan kenyamanan, ruangannya pun full AC dan juga dilengkapi dengan toilet. Sedangkan di Sembilan Net disekat setiap computer sehingga OP tidak dapat mengawasi secara langsung.

h. Pesaing dan Persaingan

Semakin banyaknya bisnis warnet dan game online saat ini membuat persaingan usah bisnis ini cukup ketat. Dengan modal yang terjangkau setiap orang yang memenuhi secara finansial dapat mengusahakan bisnis ini. Pesaing utama warnet “Intruder Net” adalah warnet-warnet yang letaknya berada disekitar usaha tersebut. Terdapat 5 warnet yang letaknya cukup dekat dengan lokasi warnet “Intruder Net”, yaitu antara lain “Binet”,Bintang Net”, Speed Net, Nerva Net, Sedan Net. selain itu menjamurnya Mobile Modem maupun Smartphone yang sekarang banyak dimiliki dan digunakan serta mudah dibawa kemana-mana dapat menjadi ancaman bagi kelanjutan usaha warnet di masa yang akan datang.

Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix

Analisis lingkungan internal adalah proses oleh perencana strategi yang mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan cara paling efektif (Jauch dan Glueck 1998). Tahapan ini merupakan ringkasan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan pada “Intruder Net”. Hasil pengolahan data pada tahap ini disajikan dalam matriks IFE (Tabel 7).

Aspek Kekuatan (Strengths)

a. Strategi tempat yang bagus karena berlokasi di jalan raya.

b. Mempunyai PC yang banyak, agar banyak konsumen yang datang

c. Merupakan warnet pertama di Perum. Pondok Pekayon Indah dan sudah cukup terkenal di lingkungan sekitarnya.

d. Tidak hanya bisa online saja, Intruder Net juga menyediakan fasilitas printer untuk konsumen yang ingin menggunakan jasa mengeprint.

e. Harga terjangkau, sehingga konsumen banyak yang datang. f. Pelayanannya yang cukup ramah.

Aspek Kelemahan (Weakness)

a. Pengelola mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat mengontrol bisnis warnetnya sesering mungkin.

b. Ancaman virus komputer yang menyerang PC karena banyaknya konsumen yang melakukan download software ilegal.

(31)

Tabel 7. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix “Intruder Net”

Faktor Internal Rataan

Bobot Rataan Rating Total Kekuatan

1 Strategi tempat yang bagus karena

berlokasi di jalan raya 0,16 3,667 0,59

2

3 Mempunyai PC yang banyak Merupakan warnet pertama di Perum. PPI dan sudah terkenal

menyediakan fasilitas mengeprint 0,12 3 0,37

5 Harga terjangkau 0,09 3 0,26

6 Pelayanan yang cukup ramah 0,09 4 0,35

Kelemahan 1 Pengusaha tidak dapat mengontrol

bisnisnya sesering mungkin 0,10 1,667 0,16

2 Ancaman virus komputer PC 0,10 2 0,19

3 Masalah gangguan jaringan 0,10 1,667 0,17

Total 1 2,91

External Factor Evaluation (EFE) Matrix

Lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan (Umar 2003). Tahapan ini merangkum dan mengevaluasi informasi eksternal perusahaan, meliputi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh “Intruder Net” disajikan dalam matriks EFE (Tabel 8).

Aspek Peluang (Opportunity)

a. Gaya hidup masyarakat yang semakin modern dengan banyaknya kebutuhan informasi yang bisa didapat dengan menggunakan internet. b. Perekonomian Indonesia yang meningkat, dimana semua sektor ekonomi

mengalami pertumbuhan. Menambahkan pendapatan lain dengan menjual makanan dan minuman di warnet tersebut.

Aspek Ancaman (Treaths)

a. Terkadang di dalam flasdisk konsumen terdapat virus sehingga mengakibatkan komputer terkena virus, dan mengakibatkan komputer harus di instal kembali.

b. Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah menjadi persaingan semakin sengit.

(32)

Tabel 8. External Factor Evaluation (EFE) Matrix “Intruder Net”

2 Perekonomian Indonesia yang meningkat, dimana semua sektor ekonomi meningkat

0,06 3 0,19

3 Menambahkan pendapatan dengan menjual makanan dan minuman di dalam warnet tersebut

0,36 1 0,36

Ancaman 1 Terdapatnya virus di flashdisk

konsumen hingga komputer terkena virus

0,27 1 0,27

2 Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah hingga persaingan menjadi semakin sengit

0,25 2 0,49

3 Mudahnya akses internet lewat

ponsel yang lebih praktis 0,17 3,33 0,56

Total 1 2,33

Internal External (IE) Matrix

Tahapan ini merupakan penggabungan hasil yang diperoleh dari matriks IFE (2,91) dan matriks EFE (2,33), sehingga diketahui posisi “Intruder Net” pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.

Matriks Internal-Eksternal (IE)

(33)

SWOT

Perumusan alternatif strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil pada matriks IE. Berdasarkan hasil pada matriks IE, Intruder Net berada diposisi sel V dengan implikasi strategi ‘Jaga dan Pertahankan’ (Hold and Maintain). Sehingga alternatif strategi pemasaran yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. SWOT Matrix “Intruder Net”

EFAS IFAS

Strengths (S)

- Strategi tempat yang bagus - Mempunyai PC banyak

- Tidak dapat dikontrol sesering mungkin

- Ancaman virus komputer PC - Masalah gangguan jaringan

- Menambah pendapatan penjualan dengan menjual makanan dan minuman ringaN

Strategi SO

- Mengembangkan produk/ jasa baru yang ditawarkan dalam usaha dengan membuka pemasangan jaringan internet yang baru. (S2;S4.O1;O3)

- Melakukan pengecekan standar PC secara rutin. (W2;W2.T1) - Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan. (W1;W2;W2.O2;O3)

Aspek Finansial

Pada penelitian ini digunakan beberapa asumsi-asumsi dasar, asumsi dasar tersebut meliputi :

1. Periode analisis usaha ini diproyeksikan dalam jangka waktu empat tahun (diambil karena usaha warnet ini baru berlangsung selama 4 tahun 2 bulan).

(34)

3. Asumsi penentuan jam per hari adalah 24 jam 4. Asumsi penentuan bulan per tahun adalah 12 bulan 5. Asumsi penentuan hari per bulan adalah 30 hari

6. Tarif sewa jasa warnet dari tahun pertama sampai tahun keempat adalah Rp. 3.000/jam

7. Asumsi rata-rata pemakaian 1 unit komputer adalah 12 jam/hari dengan efektif terpakai 8 jam

8. Asumsi tarif listrik Rp. 1.000.000/bulan 9. Tarif print warna Rp. 1.000/lembar 10. Tarif print hitam Rp. 500/lembar 11. Asumsi pendapatan sama tiap tahun

12. Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus

13. Tingkat discount rate yang digunakan adalah 20% (diambil dari tingkat pengambilan yang diinginkan oleh pemilik).

14. Pajak pendapatan usaha didasarkan pada UU RI No.36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 2a yaitu pajak pendapatan 25% mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

Dalam penyusunan cash-flow umur bisnis “Intruder Net” diasumsikan 4 tahun. Adanya asumsi ini berdasarkan umur ekonomis dari komponen investasi terpenting/terbesar bisnis ini yaitu komputer yang memiliki umur pakai 4 tahun. Selain itu analisis ini dilakukan selama usaha tersebut telah berjalan selama 4 tahun.

Pengeluaran tersebar dalam usaha warnet ini adalah pengeluaran untuk investasi. Dari beberapa investasi yang dikeluarkan terdapat barang-barang yang harus dilakukan pembelian kembali dan nilai investasi dari beberapa alat dengan memperhitungkan biaya penyusutan per tahun. Untuk perhitungan penyusutan dipergunakan metode garis lurus. Prediksi umur pakai atas jenis investasi ini berdasarkan pada periode waktu dari kelayakan peralatan yang digunakan dan juga berdasarkan perkiraan kemajuan atau perkembangan teknologi. Adapun semua biaya investasi untuk kelancaran usaha yang dikeluarkan pada tahun awal usaha dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Biaya Investasi

Uraian Nilai (Rp)

Lahan dan Bangunan (Sewa) -

Mesin dan Peralatan 91.500.000

Perangkat pendukung Fisik 24.075.000

TOTAL 115.575.000

(35)

Selain itu terdapat biaya penyusutan yg diperhitungkan berdasar umur ekonomis.biaya penyusutan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 32.506.250. (rincian dapat dilihat di Lampiran). Pendapatan pada usaha ini didapat dari penjualan jasa, internet, jasa print dll (rincian dapat dilihat pada lampiran). Analisis arus kas mencakup kriteria kelayakan usahayang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C,Groos B/C, dan PP.

1. Kriteria Investasi

Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi. Kriteria investasi dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam menentukan apakah suatu bisnis layak atau tidak untuk dilaksanakan. Adapun kriterian investasi yang akan digunakan dalam pengujian kelayakan ”Intruder Net net” adalah sebagai berikut :

Net Present Value (NPV)

Dari perhitungan cash flow diatas, “Intruder Net” memiliki NPV sebesar 127.455.800 (NPV>0) pada Skenario I dan sebesar 111.923.392 (NPV > 0) pada Skenario II. Hal ini berarti bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan dan manfaat bersih yang akan diperoleh oleh usaha ini selama umur bisnis adalah Rp. 127.455.800 pada Skenario I, dan Rp. 111.923.392 pada Skenario II.

Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C)

”Intruder Net” memiliki nilai Gross B/C 1,556 > 1. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Gross B/C 1,566 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,566 rupiah. Sedangkan pada Skenario II nilai Gross B/C sebesar 1,457 > 1. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Gross B/C 1,457 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat sebesar 1,457 rupiah.

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)

“Intruder Net” memiliki nilai Net B/C 1,743 > 1 pada Skenario I dan 1,622 >1 pada Skenario II. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dilaksanakan. Net B/C 1,743 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat bersih sebesar 1,743 rupiah pada Skenario I. Sedangkan pada Skenario II sebesar 1,622 menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan manfaat bersih sebesar 1,622 rupiah.

Internal Rate OF Return (IRR)

Discount rate pada perhitungan cash flow “Intruder Net” ditetapkan sebesar 20% yang merupakan tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemilik. IRR “Intruder Net” pada Skenario I adalah 86% yang lebih besar dari discount ratenya. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan IRR “Intruder Net” pada Skenario II adalah 79% yang lebih besar dari discount ratenya. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan.

Payback Period

(36)

didapatkan Payback Period 2,199 tahun yang lebih singkat dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis warnet ini layak untuk dilaksanakan.

2. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil dari suatu analisis kelayakan. Tujuan anlisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan bisnis warnet ini jika terjadi perubahan biaya atau manfaat. Analisis ini juga digunakan untuk menguji apakah bisnis warnet ini sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Untuk melakukan analisis sensitivitas maka harus mengubah besarnya varibel terpenting dalam usaha warnet ini kemudian akan dilihat pengaruhnya terhadap hasil kelayakan (NPV,IRR,Net B/C). Besaran variabel yang akan diubah untuk uji sensitivitas adalah kenaikan harga input ( naiknya biaya listrik 10 % per bulan) dan penurunan pendapatan warnet (penurunan jam operasi warnet menjadi 9 jam). Dari hasil perhitungan cash-flow penaikkan listrik/bulan sebesar 10 % maka dapat disimpulkan bahwa bisnis ini masih layak untuk dijalankan karena telah memenuhi beberapa kriteria :

 NPV pada Skenario I (127.455.800), sedangkan pada Skenario II (111.923.392) > 0

 Gros B/C pada Skenario I (1,538), sedangkan pada Skenario II (1,457 > 1

 Net BC pada Skenario I (1,722) , sedangkan pada skenario II (1,662)>1

 IRR pada skenario I (85%), sedangkan pada Skenario II (65%) yang lebih besar dari diskon faktor (20%).

Sedangkan dari hasil perhitungan cash-flow Penurunan pendapatan warnet (penurunan jam aktif operasi menjadi 9 jam) dapat diketahui nilai dari beberapa kriteria yaitu

 NPV pada Skenario I (67.800.727), sedangkan pada Skenario II (52.268.319) > 0 , maka bisnis layak dijalankan

 Gros B/C pada Skenario I (1,296), sedangkan pada Skenario II (1,213) > 1, maka bisnis layak dijalankan

 Net B/C pada Skenario I (1,278) , sedangkan pada Skenario II (1,517) >1 , maka bisnis layak dijalankan

 IRR pada Skenario I (55%), sedangkan pada Skenario II (47%) yang lebih besar dari diskon faktor (20%), maka bisnis layak dijalankan

Dilihat dari perhitungan kriteria investasi diatas bisnis ini telah memenuhi 4 kriteria kelayakan yaitu NPV, Gross B/C, Net B/C dan IRR. Dari hasil analisis sensitivitas diatas dapat diketahui bahwa bisnis warnet ini lebih sensitive terhadap penurunan pendapatan warnet (penurunan jam aktif operasi menjadi 9 jam) dibandingkan adanya kenaikan biaya input (naiknya listrik/bulan sebesar 10 %).

Kecukupan Dana

(37)

bahwa pihak “Intruder Net” tidak perlu melakukan peminjaman dana untuk melanjutkan usahanya.

Strategi Pemasaran

Dari semua analisis yang telah dilakukan maka strategi yang dapat diterapkan di warnet tersebut antara lain : (1) Mengembangkan produk/jasa baru yang ditawarkan dalam usaha terebut; (2) Memperluas jangkauan pemasaran; (3) Meningkatkan kualitas dan fasilitas warnet tersebut; (4) Meningkatkan pelayanan konsumen; (5) Melakukan pengecakan standar PC secara rutin; (6) Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam menganalisis kelayakan aspek pasarnya maka didapat hasil sebagai berikut: Faktor internal yang menjadi kekuatan terbesar pada Intruder Net yaitu strategi tempat yang bagus (0,59). Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan terbesar yaitu ancaman virus computer PC (0,19). Sedangkan faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Intruder Net yaitu gaya hidup masyarakat yang semakin modern (0,46). Sedangkan ancaman yang dihadapi dalam pasar usaha warnet yaitu mudahnya akses internet lewat ponsel (0,56).

2. Pada usaha warnet ini telah menunjukkan kelayakan aspek finansialnya, yang dapat dilihat dari hasil penelitian dimana semua hasilnya tersebut telah memenuhi syarat standar kelayakan usaha secara finansialnya. Karena umur ekonomis alat utama dalam usaha ini yaitu komputer memiliki waktu yang lama maka didapat biaya pengeluarannya berkurang setiap tahunnya krn berkurangnya biaya penyusutan komputer tersebut. Sedangkan dalam analisis sensitivitas terjadi peningkatan pengeluaran yang dikarenakan adanya kenaikan tarif listrik yang menyebabkan biaya operasionalnya meningkat.

(38)

4. Dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diperoleh enam strategi pemasaran yang didapat, yaitu sebagai berikut : (1) Mengembangkan produk/jasa baru yang ditawarkan dalam usaha terebut dengan membuka pemasangan jaringan internet; (2) Memperluas jangkauan pemasaran; (3) Meningkatkan kualitas dan fasilitas warnet tersebut; (4) Meningkatkan pelayanan konsumen; (5) Melakukan pengecakan standar PC secara rutin; (6) Melakukan diversifikasi jaringan dan layanan.

Saran

Saran yang dapat diajukan sebagai bahan rekomendasi dan pertimbangan bagi usaha atas bahasan dalam penelitian ini adalah diperlukan peran aktif dari seluruh karyawan untuk mendukung owner melaksanakan strategi terpilih. Pengawasan dan evaluasi juga dilakukan untuk memastikan strategi yang dilaksanakan. Dengan dilaksanakannya strategi terpilih diharapkan usaha ini dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan yang cukup ketat.

Untuk menambah keuntungan usaha warnet “Intruder Net” ini dapat dilakukan dengan penambahan unit komputer dengan tidak menurunkan harga sewa per jam yaitu Rp.3000/jam,selain itu juga memperbaiki dan menambah failitas-fasilitis lain dan perbaikan jaringan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anggara PK. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Pada Media Publishing, Marketing and Sales, Regional 2 PT. Gramedia Printing. Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Amrullah Ibrahim. 2011. Definisi Warnet. [internet]. [diunduh 2014 Maret 14]. Tersedia pada: http://lubarateam.blogspot.com/2011/01/definisi-warnet.html

[APJII] Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia. [internet]. [diunduh 2014

Februari 13]. Tersedia pada:

http://www.apjii.or.id/v2/read/page/halaman-data/9/statistik.html

Dafid FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta (ID): Salemba Empat, cetakan ke – 12.

Gatra News. 2012. Pengguna Internet Indonesia Capai 63 Juta Orang. [internet]. [diunduh 2014 Februari 13]. Tersedia pada:

http://technoone.com/read/2012/12/12/55/731115/2012-pengguna-internet-di-indonesia-tembus-63-juta

(39)

Kasmir dan Jakfar. 2010.Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Prenada Media Group, cetakan ke – 7.

Kotler P, Amstrong G. 2008. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta (ID): Intermedia. Nurmalina, Rita dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Butt Design and

Printing.

Saung GagaNet. 2010. Pengertian Warnet. [internet].[diunduh 2014 Maret 14]. Tersedia pada: http://gaganet01.blogspot.com/2010/04/pengertian-warnet.html

Setiawan IA. 2010. Analisis Studi Kelayakan Bisnis Warung Internet (Warnet) Yo Net, Cibinong, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Subary DA. 2012. Analisis Kelayakan Bisnis Warung Internet (Warnet) dan

Game Center Firdaus Net di Ciomas, Kota Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis : Manajemen, Metode dan Kasus. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

Umar H.2008. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Grafik pengguna internet di Indonesia menurut APJII

(40)

Lampiran 2. Kuesioner bobot dan peringkat SWOT KUESIONER PENELITIAN

PEMBERIAN BOBOT DAN PENILAIAN PERINGKAT

ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS WARUNG INTERNET PADA “INTRUDER NET”

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : Jabatan : No. Telp :

Peneliti : Euis Andriyati

H24080056

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(41)

Lanjutan lampiran 2.

PEMBERIAN BOBOT

FAKTOR STRATEGI INTERNAL DAN EKSTERNAL

Tujuan :

Mendapatkan penilaian dari responden mengenai faktor-faktor strategi internal dan eksternal dengan cara pemberian bobot melalui seberapa besar nilai perbandingan berpasangan antara 2 faktor (horizontal – vertikal) berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan.

Petunjuk Umum :

1. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuisioner pada satu waktu

secara tuntas, untuk menghindari inkonsistensi antar jawaban.

3. Jawaban merupakan pendapat pribadi masing-masing responden, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat dengan responden lain. 4. Responden berhak menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah

tercantum dalam kuisioner ini jika memiliki alasan yang jelas dan akurat. 5. Responden dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai suatu faktor

dalam kuisioner ini, baik dengan responden lainnya maupun dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika responden memiliki alasan yang kuat. Petunjuk Pengisian Kuisioner :

1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap pemasaran Intruder Net.

2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1 sampai 9 skala yang digunakan untuk pengisisan kolom adalah :

Skala penilaian Definisi Penjelasan

9 Mutlak lebih

penting atas yang lain memiliki tingkat penegasan Bukti yang menyokong elemen yang satu tertingggi yang mungkin menguatkan

7 Sangat jelas lebih

penting dominannnya telah terlihat dalam praktik Satu elemen dengan kuat disokong dan

5 Jelas lebih

penting kuat menyokong satu elemen atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan

3 Sedikit lebih

penting menyokong satu elemen atas yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit 1 Sama penting Kedua elemen menyumbang sama besar

pada sifat itu

(42)

Lanjutan lampiran 2.

Faktor strategi

internal

A B C D E F G H I J K

Strategi tempat yang bagus (A)

Mempunyai PC

banyak (B)

Merupakan warnet pertama di Perum PPI dan sudah cukup terkenal (C)

Menyediakan fasilitas print (D)

Harga terjangkau (E) Pelayanan cukup ramah (F)

Tidak dapat dikontrol sesering mungkin (G)

Ancaman virus komputer PC (H)

Masalah gangguan jaringan (I)

Faktor strategi eksternal

A B C D E F

Gaya hidup yang semakin modern (A)

Perekonomian yang semakin tinggi (B)

Menambah penjualan dengan menjual makanan dan minuman ringan. (C)

Terdapatnya virus di FD konsumen (D)

Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah (E)

Mudahnya akses internet lewat ponsel (F)

PEMBERIAN PERINGKAT

FAKTOR STRATEGI INTERNAL DAN EKSTERNAL

(43)

Lanjutan lampiran 2.

Menentukan peringkat pada setiap variabel kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis serta untuk menilai efektivitas strategi pemasaran perusahaan saat ini dalam merespon peluang atau ancaman yang dihadapi.

Petunjuk Umum :

1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden .

2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden. 3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukan secara

langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan jawaban. 4. Responden berhak untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang

tercantum dalam kuisioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.

Petunjuk Khusus :

1. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) adalah sebagai berikut :

1 = Kelemahan Utama 2 = Kelemahan Kecil 3 = Kekuatan Kecil 4 = Kekuatan Utama

2. Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman adalah sebagai berikut :

1 = Sangat Lemah 2 = Lemah

3 = Kuat

4 = Sangat Kuat

Pemberian bobot masing-masing faktor dilakukan dengan memberi tanda (√) pada skala likert 1 – 4 yang paling sesuai menurut responden

TABEL PERINGKAT FAKTOR STRATEGI INTERNAL

No Faktor Internal Peringkat

1 2 3 4

Kekuatan 1 Strategi tempat yang bagus karena berlokasi

di jalan raya

2 Mempunyai PC yang banyak

3 Merupakan warnet pertama di Perum. PPI dan sudah terkenal dilingkungan

4 Tidak hanya online tetapi juga menyediakan fasilitas mengeprint

(44)

Ket : Isi pada kolom yang putih

TABEL PERINGKAT FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL

No Faktor Eksternal Peringkat

1 2 3 4

Peluang 1 Gaya hidup yang semakin modern 2 Perekonomian yang semakin meningkat 3 Menambah pendapatan dengan menjual

makanan dan minuman di warnet tersebut Ancaman 1 Terdapatnya virus di flasdisk konsumen

hingga komputer terkena virus

2 Banyaknya provider yang menerapkan tarif internet murah hingga persaingan menjadi semakin sengit

3 Mudahnya akses internet lewat ponsel yang lebih praktis

Analisis Kelayakan Bisnis Warnet Studi Kasus pada

Warnet “Yo Net”,

Cibinong Bogor

Analisis Kelayakan Bisnis Warnet dan Game Center 6 Pelayanan yang cukup ramah

Kelemahan 1 Pengusaha tidak dapat mengontrol bisnisnya

sesering mungkin

(45)

Lanjutan lampiran 3.

Dari kedua penelitian tersebut yang paling relevan mendekati dengan penelitian yang saya lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Indriadi Agung Setiawan karena penelitian kami disini hanya mengevaluasi aspek kelayakan usaha yang sedang berjalan

Lampiran 4. Biaya investasi

NO Uraian Satuan Jmlh Umur

Ekonomis (Tahun)

Harga Satuan (Rp)

Nilai (Rp)

1 Komputer Client Unit 14 4 6.000.000 84.000.000

2 Komputer server Unit 1 4 6.000.000 6.000.000

3 AC Unit 2 4 3.800.000 7.600.000

4 Modem Unit 1 2 1.500.000 1.500.000

5 Kabel Lan Rol 2 2 1.500.000 3.000.000

6 Switch hub Unit 2 2 750.000 1.500.000

7 Meja Unit 15 4 175.000 2.625.000

8 Kursi Unit 6 4 250.000 1.500.000

9 Printer Unit 1 2 1.500.000 1.500.000

10 UPS Unit 1 3 750.000 750.000

11 Headphone Unit 15 3 75.000 1.125.000

12 Speaker Unit 1 4 900.000 900.000

13 Webcam Unit 15 1 125.000 1.875.000

14 Spanduk Unit 1 1 150.000 150.000

15 Meja Operator Unit 1 4 450.000 450.000

16 Kursi Operator Unit 1 2 250.000 250.000

17 Kursi Plastik Unit 10 4 85.000 850.000

Total 115.575.000

Lampiran 5. Biaya penyusutan

Uraian Jumlah Umur

Ekonomis Harga Satuan Nilai Nilai Penyusutan

Komputer Client 14 4 6.000.000 84.000.000 21.000.000

Komputer Server 1 4 6.000.000 6.000.000 1.500.000

AC 2 4 3.800.000 7.600.000 1.900.000

Modem 1 2 1.500.000 1.500.000 750.000

(46)

Switch Hub 2 2 750.000 1.500.000 750.000

Meja 15 4 175.000 2.625.000 656.250

Kursi 6 4 250.000 1.500.000 375.000

Printer 1 2 1.500.000 1.500.000 750.000

UPS 1 3 750.000 750.000 250.000

Headphone 15 3 75.000 1.125.000 375.000

Speaker 1 4 900.000 900.000 225.000

Webcam 15 1 125.000 1.875.000 1.875.000

Spanduk 1 1 150.000 150.000 150.000

Meja Operator 1 4 450.000 450.000 112.500

Kursi Operator 1 2 250.000 250.000 125.000

Kursi Plastik 10 4 85.000 850.000 212.500

TOTAL 115.575.000 32.506.250

SKENARIO I

Lampiran 6. Biaya operasional

Biaya tetap

No Uraian Satuan Jumlah Harga per satuan (Rp) Nilai (Rp)

1 Tenaga Kerja Orang 2 750.000 18.000.000

2 Internet Bulan 12 1.500.000 18.000.000

3 Listrik Bulan 12 1.000.000 12.000.000

4 Biaya Perawatan 12 300.000 3.600.000

5 Sewa Tempat Bulan 12 6.000.000 6.000.000

Total 57.600.000

Biaya variabel

Tahun 1

No Nama

Barang

Satuan Jumlah Harga Beli (Rp) Nilai (Rp)

1 Kertas A4 Rim 13 28.500 370.500

2 Tinta

Warna

Cartridge 1 175.000 175.000

3 Tinta

Hitam

Cartridge 1 115.000 115.000

Gambar

Gambar 2. Diagram alur kerangka pemikiran
Gambar 3. Matriks Internal – Eksternal
Tabel 6. Matriks SWOT
Tabel 7. Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix “Intruder Net”
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian menunjukkan usahatani Jeruk Siam Pontianak berdasarkan analisis pendapatan usahatani, kelayakan finansial dan ekonomi menguntungkan sehingga layak untuk

EVALUASI KELAYAKAN BISNIS SURABI BERBASIS ASPEK PEMASARAN DAN ASPEK FINANSIAL PADA WARUNG COLENAK &amp; SURABI DAGO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia

Hasil Penelitian menunjukkan usahatani Jeruk Siam Pontianak berdasarkan analisis pendapatan usahatani, kelayakan finansial dan ekonomi menguntungkan sehingga layak untuk

Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) secara finansial usaha aneka keripik pada UD D3 di Kabupaten Lumajang layak untuk dilanjutkan pada tiap-tiap jenis produk keripik

Hasil PKM ini menunjukkan bahwa UMKM Kedai Pojok Makassar dinyatakan layak karena sudah memenuhi aspek-aspek menurut analisis studi kelayakan bisnis diantaranya seperti

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bersaing yang tepat untuk digunakan dalam persaingan dengan usaha warnet lainnya yaitu: Ermina 2 Net harus membuat

Hasil analisis kelayakan usahatani jambu mete dengan menggunakan analisis finansial menunjukkan bahwa usahatani jambu mete layak untuk diusahakan karena nilai Net B/C sebesar

Analisis kelayakan usaha pada budidaya ikan lele dengan pakan organic menunjukkan hasil bahwa pakan organic dengan bahan baku limbah biogas lebih layak