• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Analisis Data Demografi

1. Gambaran Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang dipilih adalah DM tipe II, didapatkan distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin adalah laki – laki sebanyak 42 orang (53,2%) sedangkan perempuan sebanyak 37 orang (46,8%) hal ini menunjukan bahwa yang datang ke Rawat Jalan RSUD kardinah saat penelitian ini dilakukan lebih banyak laki – laki daripada perempuan.

Hal ini sesuai dengan Smenkof (2015) dimana penderita laki – laki lebih banyak daripada perempuan yaitu sebanyak 62,3% laki laki dan 37,7% perempuan. Akan tetapi, dalam penelitian yang dilakukan oleh Shendro (2013) didapatkan penderita perempuan lebih banyak daripada laki – laki. sesuai dengan data statistik penderita diabetes mellitus tipe II di Jawa Timur saat ini dimana angka jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada laki – laki yaitu sebanyak 62,3% perempuan dan 37,7% untuk laki – laki.

Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Nadyah (2011) di Poliklinik Endokrin RSU Prof. DR. R. D. Kandou Manado, dari 138 kasus 78 pasien adalah wanita (57%) dan 60 pasien (43%) adalah pria. Ditambahkan lagi, Penelitian yang dilakukan oleh Dillard et all (2013) menunjukan bahwa dari 294 pasien yang diteliti terdapat 164 pasien (55,8%) adalah perempuan sisanya adalah laki. Laki.

2. Gambaran Usia

Distribusi penderita DM tipe II berdasarkan usia adalah keseluruhan rentang umur subyek penelitian termuda adalah 36 tahun dan tertua 60 tahun dengan rata rata berusia 48 tahun.

Menurut Suyono dalam Zulianita (2008) diabetes mellitus tipe II muncul pada usia diatas 40 tahun, karena pada usia 40 tahun keatas tubuh mengalami banyak perubahan terutama pada organ pancreas yang memproduksi insulin dalam darah.

Menurut Dilland et al (2013) dari 294 pasien yang diteliti usia responden (73,5%) atau 216 berusia <65 tahun.

3. Gambaran Jenis Pekerjaan

Tampak subyek penelitian penderita DM tipe II berdasarkan pekerjaan didapatkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 24 orang (30,4%), swasta 19 orang (24,1%), Wiraswasta 21 orang (26,6%) dan lainnya 15 orang (19%). Artinya Pegawai Negeri Sipil saat dilakukan penelitian terbanyak yang mendatangi Rawat Jalan RSUD Kardinah Kota Tegal dibanding dengan status pekerjaan lainnya. Hal ini tidak menunjukan PNS lebih rentan daripada status pekerjaan lainnya karena pekerjaan tidak masuk sebagai factor – factor resiko Diabetes Melitus tipe II.

4. Gambaran Lama Menderita

Menurut subyek penelitian berdasarkan lama menderita DM tipe II yaitu pasien yang menderita selama 0 – 12 bulan sebanyak 16 orang 20,3%, 12 – 24 bulan sebanyak 28 orang 35,4%, dan antara 24 – 36 bulan sebanyak 22 orang 27,8% serta antara 36 – 48 bulan lebih

sebanyak 13 orang 16,5%. Minimal Sembilan bulan dan terlama empat tahun dengan rata – rata 2,41 tahun.

B. Analisi Variabel Independen

1. Gambaran Tingkat Depresi Pasien Diabetes Melitus Tipe II

Hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti menunjukan bahwa tingkat depresi pada pasien Diabetes Melitus tipe II (DM tipe II) sangat rendah, yaitu 65 orang tidak memiliki gejala depresi (82,3%), 12 orang yang mengalami depresi ringan (15,2%), dan 2 orang yang mengalami depresi sedang (2,5%), sedangkan yang mengalami depresi berat tidak ada (0%).

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuminingsih (2013) di RSUD Ambarawa yaitu 20 orang mengalami depresi ringan (37,7%), depresi sedang sebanyak 19 orang (35,8%) dan depresi berat sebanyak 14 orang (26,4%). Kemudian diperkuat oleh penelitian lain oleh Safitri, D (2013) dalam penelitiannya yang dilakukan di RSUD Surakarta menunjukan pasien yang tidak mengalami gejala depresi sebanyak 0%, 58,6% responden mempunyai depresi tingkat ringan yaitu 51 orang, depresi tingkat sedang sebanyak 41,4% yiatu 38 orang dan depresi berat sebanyak 0% dengan total responden 87 orang. Perbedaan diatas mungkin terjadi karena perbedaan tempat penelitian, dan perbedaan instrument penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Demecic et al (2014) bahwa prevalensi depresi pada pasien diabetes mellitus tipe II sebanyak

36,1% (baik yang moderate, sedang, dan berat) dari sampel. Kemudian, Huang CJ et al (2012) dalam penelitiannya di Taiwan menunjukan prevalensi depresi pada diabetes mellitus tipe II di Taiwan lebih rendah daripada di negara negara barat. Hal ini mengindikasikan pengaruh perbedaan kebiasaan dan kultur dari masing masing negara.

Berikutnya adalah dari 14 individu yang mengalami depresi baik ringan maupun sedang yang berjenis laki – laki sebanyak 7 orang dan yang berjenis kelamin perempuan 7 orang (53,2% dan 46,8%). Hal ini menunjukan persentase penderita perempuan lebih banyak daripada laki laki. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Siddiqui, 2014) bahwasanya depresi sering terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki – laki (32,65% vs 24,69%). Prevalensi depresi pada pasien diabetes mellitus berdasarkan kegiatanya yaitu ibu rumah tangga sebanyak 38,89%, pekerja sebanyak 23,38%, orang yang pensiun 24,14% dan pelajar 25%.

Menurut penelitian (waleed, 2014) yang dilakukan di Palestina bahwa kebanyakan pasien yang menderita depresi adalah perempuan, memiliki banyak penyakit, pengangguran, pendidikan yang rendah, rendahnya kepatuhan terhadap pengobatan, dan individu yang nilai BMI nya abnormal. selanjutnya, berdasarkan hasil analisis multivariat yang dilakukannya hanya pendidikan yang rendah, pengangguran, dan memiliki banyak penyakit, dan rendahnya tingkat kepatuhan terhadap pengobatan yang memiliki nilai yang signifikan dibanding yang lain.

Komplikasi diabetes mellitus tipe II sangat berkaitan dengan depresi begitu juga sebaliknya. Disfungsi ereksi adalah salah satu predictor terkuat dari komplikasi diabetes mellitus tipe II dengan depresi menurut De groot et al (2001) dan Lustman et al (2000).

Penderita diabetes mellitus tipe II yang mengalami depresi tingkat sedang adalah keduanya perempuan dengan masing – masing usianya 49 tahun dan 53 tahun. Lamanya menderita diabetes mellitus selama 2 tahun 6 bulan dan 1 tahun 9 bulan dengan pekerjaanya adalah ibu rumah tangga dan PNS.

Menurut Richard 2014 dalam penelitiannya bahwa, populasi umum yang memiliki faktor resiko untuk depresi pada diabetes mellitus adalah wanita, status melahirkan, masalah ekonomi, dan memiliki tingkat kegiatan rendah.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan – keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

a. Waktu yang dilakukan oleh peneliti sangat singkat hanya 1 bulan saja sehingga sampel atau responden yang didapat memiliki kemungkinan belum dapat mewakili sebuah populasi yang ada.

b. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dan tidak menggunakan observasi pada pasien diabetes mellitus tipe II (DM tipe II) di Rawat Jalan RSU Kardinah Kota tegal.

Dokumen terkait