• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan tipe wajah dan bentuk lengkung gigi merupakan salah satu prosedur penting untuk menegakkan diagnosa dan menyusun rencana perawatan dalam ortodonti. Ada banyak metode untuk menentukan tipe wajah. Dalam penelitian ini pengukuran tipe wajah ditentukan melalui pengukuran pada foto frontal wajah dengan menggunakan rumus facial index. Facial index dipilih sebagai salah satu rumus menentukan tipe wajah karena merupakan rumus yang pertama kali ditemukan dan paling umum dalam menentukan tipe wajah yakni menggunakan tinggi wajah total.

Berbagai prosedur telah diperkenalkan untuk memberi gambaran bentuk lengkung gigi yang normal baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara umum pengukuran kualitatif terhadap bentuk lengkung gigi dapat digambarkan sebagai oval, tapered, dan square. Rickkets mengklasifikasikan bentuk lengkung gigi kedalam lima bentuk yaitu: narrow, wide, mid, pointed dan flat. Sedangkan secara kuantitatif bentuk lengkung gigi digambarkan dalam suatu rumusan matematis namun menggunakan alat yang lebih rumit. Pada penelitian ini bentuk lengkung gigi ditentukan dengan menggunakan orthoform template yang terdiri dari tiga bentuk lengkung yaitu square, ovoid dan tapered. Penggunaan orthoform template ini dinilai lebih mudah dalam pengaplikasiannya, karena mencakup tiga bentuk lengkung gigi secara umum sehingga lebih sederhana dibandingkan dengan pengklasifikasian oleh Rickkets. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dilakukan penilaian terhadap tiga tipe wajah, sehingga akan lebih mudah mencocokkan antara tipe wajah dengan bentuk lengkung gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan kesesuaian tipe wajah dengan bentuk lengkung gigi. Dengan mengetahui hal tersebut, maka dapat dijadikan penunjang dalam mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan ortodonti.

Tabel 1 menunjukkan prevalensi tipe wajah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan. Pada tabel 1 terlihat bahwa tipe wajah yang paling banyak ditemui adalah euryprosopic dengan persentase paling tinggi yaitu 54%. Tipe wajah mesoprosopic sebesar 30%. Tipe wajah yang paling sedikit adalah leptoprosopic dengan persentase 16%. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alberto pada mahasiswa stomatology di Habana, yang menyatakan bahwa tipe wajah yang paling dominan ditemukan berbentuk

euryprosopic sebesar 38.57%.21 Hasil yang sama juga ditemukan oleh Golalipour dkk pada orang Turkman, dimana indeks cephalic brachychephalic paling banyak ditemui dengan persentase 42,4%.22 Tipe wajah dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20 . Tipe wajah. a. Euryprosopic,b. Mesoprosopic, c. Leptoprosopic

Secara umum morfologi tipe wajah dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis kelamin, dan usia.3,6 Seseorang dengan bentuk kepala brachicephalic cenderung memiliki tipe wajah euryprosopic, bentuk kepala mesocephalic memiliki tipe wajah

mesoprosopic dan bentuk kepala dolichocepalic memiliki tipe wajah leptoprosopic.

Wajah terus mengalami perkembangan sejak manusia dilahirkan, 40% perubahan wajah terjadi pada usia 5-10 tahun, 40% berikutnya terjadi pada usia 10-15 tahun, dan selebihnya terjadi proses keseimbangan bentuk wajah pada usia 15-25 tahun.9 Walaupun bentuk wajah setiap orang berbeda, seseorang mampu mengenal ribuan

wajah karena ada kombinasi unik dari kontur nasal, bibir, rahang, dan sebagainya yang memudahkan seseorang untuk mengenal satu sama lain. Bagian-bagian yang dianggap mempengaruhi wajah adalah tulang pipi, hidung, rahang atas, rahang bawah, mulut, dagu, mata, dahi, dan supraorbital.

Tabel 2 menunjukkan prevalensi tipe wajah berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Mayoritas tipe wajah berdasarkan jenis kelamin adalah euryprosopic, laki-laki dengan persentase 44% dan perempuan sebesar 64%. Hasil tersebut sesuai dengan prevalensi tipe wajah yang terdapat pada penelitian Alberto, dimana tipe wajah yang paling dominan adalah tipe wajah euryprosopic yaitu dengan persentase laki-laki 34.4% dan perempuan 42.9%.

6

21

Hasil tersebut berbeda dengan pendapat Enlow dan Hans, mereka menyebutkan bahwa terdapat perbedaan tipe wajah orang dewasa berdasarkan jenis kelamin dimana kebanyakan laki-laki memiliki tipe wajah leptoprosopic sedangkan perempuan dengan tipe wajah euryprosopic. Hal tersebut dipengaruhi oleh perbedaan gambaran anatomi wajah secara umum yakni laki-laki cenderung memiliki hidung yang lebih besar, panjang, mengembang dan protrusif dibandingkan perempuan sehingga dapat berpengaruh pada penambahan dimensi vertikal wajah. Kemudian laki-laki cenderung memiliki tulang pipi yang kurang menonjol dibandingkan perempuan sehingga berpengaruh pada pengurangan lebar wajah.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tipe wajah antara laki-laki dan perempuan, namun secara deskriptif terlihat perempuan memiliki persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

6

Perbedaan hasil ini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi, mengingat tipe wajah tidak hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin tetapi juga oleh faktor usia, bentuk kepala, genetik dan dapat pula diakibatkan oleh variasi individu yang dapat terjadi pada setiap orang.3

Lengkung gigi adalah lengkung yang dibentuk oleh mahkota gigi geligi. Menurut Moyers, lengkung gigi merupakan refleksi gabungan dari ukuran mahkota gigi, posisi dan inklinasi gigi, bibir, pipi dan lidah.

3

Variasi bentuk lengkung gigi anterior secara kualitatif adalah oval, tapered, atau square sedangkan secara

kuantitatif bentuk lengkung gigi biasanya dihitung dengan menggunakan rumusan matematika yang rumit guna mendapatkan lengkung gigi individual.

Tabel 3 menunjukkan prevalensi bentuk lengkung gigi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Pada rahang atas terlihat bahwa bentuk lengkung gigi square memiliki persentase paling tinggi yaitu 52% jika dibandingkan dengan ovoid yaitu 34% dan tapered sebesar 14%. Hal yang sama juga ditemukan pada rahang bawah, bentuk lengkung gigi yang paling dominan adalah

square sebesar 50% jika dibandingkan dengan ovoid 36% dan tapered 14%. Jadi, secara keseluruhan pada kedua rahang bentuk lengkung gigi yang paling dominan adalah square. Hasil ini selaras dengan penelitian Anwar dan Fida pada 100 orang Iran yang menyatakan bahwa bentuk lengkung gigi yang paling dominan adalah

square, pada rahang atas 38% dan rahang bawah 34%.

7

2

Menurut Van der Linden bentuk lengkung gigi dipengaruhi antara lain oleh fungsi rongga mulut, kebiasaan oral, dan otot rongga mulut.

Bentuk lengkung gigi dapat dijadikan penuntun dalam menentukan bentuk arch wire yang akan digunakan dalam perawatan ortodonti. Jika bentuk lengkung gigi sempit diubah ke bentuk lebar dapat terjadi relaps. Untuk itu penyusunan rencana perawatan haruslah sesuai dengan bentuk lengkung gigi pasien agar stabilitas hasil perawatan baik.

7

Fungsi rongga mulut termasuk mengunyah akan merangsang pertumbuhan rahang dan bentuk lengkung gigi. Kebiasaan oral antara lain mengisap jari, bernafas melalui mulut dan kebiasaan menjulurkan lidah dengan frekuensi yang lama akan mempengaruhi bentuk lengkung gigi. Begitu juga dengan otot rongga mulut, otot pengunyahan akan memicu pertumbuhan dan perkembangan rahang7

Tabel 4 menunjukkan prevalensi bentuk lengkung gigi laki-laki pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Pada tabel menunjukkan bahwa, bentuk lengkung gigi yang paling dominan adalah bentuk

square, pada rahang atas 48% dan rahang bawah 44%. Olmez dalam penelitiannya menyatakan bahwa laki-laki memiliki jarak interkaninus dan intermolar yang lebih lebar sehingga bentuk lengkung gigi laki-laki juga cenderung lebar.

.

Tabel 5 menunjukkan prevalensi bentuk lengkung gigi perempuan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Bentuk lengkung gigi yang paling dominan pada perempuan adalah square dengan prevalensi 56% pada rahang atas dan rahang bawah. Hasil penelitian Nojima pada orang Jepang menunjukkan perempuan memiliki bentuk lengkung gigi square dengan persentase 53,3%.24 Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Zia dimana bentuk lengkung gigi yang paling dominan pada perempuan adalah ovoid dengan persentase 68%. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti jumlah sampel penelitian yang lebih banyak, usia, genetik dan ras pada sampel penelitian.

Tipe wajah dan bentuk lengkung gigi perlu diperhatikan sebelum menentukan diagnosa dan menyusun rencana perawatan. Hal ini diperlukan karena bentuk lengkung gigi dapat dipengaruhi oleh tipe wajah. Penentuan bentuk lengkung gigi yang tepat akan memberikan prognosa hasil perawatan yang lebih baik.

25

Tabel 6 menunjukkan prevalensi tipe wajah dengan bentuk lengkung gigi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Pada tabel terlihat bahwa, tipe wajah euryprosopic dengan bentuk lengkung gigi square

memiliki persentase paling dominan. Bentuk lengkung gigi square pada rahang atas adalah 38% dan rahang bawah 36%. Tipe wajah mesoprosopic dengan bentuk lengkung gigi ovoid memiliki persentase 18% baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Persentase paling rendah adalah tipe wajah leptoprosopic dengan bentuk lengkung gigi tapered dengan persentase 10% baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Ribeiro yang menunjukkan bahwa orang dengan tipe wajah euryprosopic memiliki bentuk maksila dan mandibula yang lebih besar dibandingkan dengan orang dengan tipe wajah

mesoprosopic dan leptoprosopic.

3,24

20

Enlow dan Hans dalam bukunya melaporkan bahwa tipe wajah erat hubungannya dengan bentuk lengkung gigi. Tipe wajah

euryprosopic cenderung menunjukkan bentuk lengkung gigi square. Sedangkan pada tipe wajah mesoprosopic menunjukkan bentuk lengkung gigi ovoid serta pada tipe wajah leptoprosopic menunjukkan lengkung gigi berbentuk tapered.6

Dokumen terkait