• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penilaian kesehatan keuangan KSP Jogja Sejahtera sebelumnya, dapat diketahui kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 memiliki predikat yaitu tahun 2010 cukup sehat, tahun 2011 cukup sehat, tahun 2012 cukup sehat, dan tahun 2013 cukup sehat. Dalam hal ini akan dibahas lebih mendalam terkait dengan hasil penilaian kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera tersebut.

1. Aspek Permodalan

Aspek permodalan dinilai untuk mengetahui informasi mengenai kecukupan modal KSP Jogja Sejahtera dalam mendukung kegiatan operasionalnya. Selain itu, penilaian aspek ini juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menyerap kerugian akibat investasi dan penurunan nilai aktiva. Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan rasio-rasio aspek permodalan berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, adalah sebagai berikut:

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan modal sendiri KSP Jogja Sejahtera dalam mendukung pendanaan terhadap total aset yang dimilikinya. Berdasarkan tabel 5.2 halaman 95, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 17,96%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang tidak baik, karena setiap Rp 100 total aset hanya didanai dengan Rp 17,96 modal sendiri yang tersedia. Pada tahun 2011 rasio modal sendiri terhadap total aset yang dihasilkan adalah sebesar 21,87%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 total aset hanya didanai dengan Rp 21,87 modal sendiri yang tersedia.

Pada tahun 2012 rasio modal sendiri terhadap total aset yang dihasilkan adalah sebesar 20,67%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 total aset hanya didanai dengan Rp 20,67 modal sendiri yang tersedia. Pada tahun 2013 rasio modal sendiri terhadap total aset yang dihasilkan adalah sebesar 14,14%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang tidak baik, karena setiap Rp 100 total aset hanya didanai dengan Rp 14,14 modal sendiri yang tersedia.

Berdasarkan grafik 5.1 dapat pula diketahui bahwa kontribusi modal sendiri dalam pengembangan aset yang dimiliki KSP Jogja Sejahtera dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari persentase

rasio modal sendiri terhadap total aset yaitu 17,96% pada tahun 2010, 21,87% pada tahun 2011, 20,67% pada tahun 2012, dan 14,14% pada tahun 2013. Kenaikan rasio tersebut pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011, karena persentase kenaikan modal sendiri lebih besar dari pada persentase kenaikan total aset. Penurunan rasio modal sendiri terhadap total aset dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dikarenakan persentase kenaikan modal sendiri lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan total aset yang dimiliki KSP Jogja Sejahtera.

Dalam hal ini persentase kenaikan modal sendiri KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 44,48% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 28,80% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 23,09% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan total aset yang dimiliki KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 18,63% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 36,25% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 79,94% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan modal sendiri dan kenaikan total aset tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.1 halaman 217.

Berdasarkan tabel 5.2 halaman 95, dapat diketahui bahwa modal sendiri dan total aset KSP Jogja Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Kenaikan modal sendiri KSP Jogja Sejahtera terjadi karena adanya penambahan simpanan pokok dan simpanan wajib, adanya penanaman modal yang disetor, serta kenaikan cadangan pada KSP Jogja Sejahtera selama tahun 2010 sampai dengan

tahun 2013. Sedangkan kenaikan total aset KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan yang cukup signifikan pada akun-akun aktiva di dalam neraca. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada akun kas dan bank, serta kredit yang diberikan KSP Jogja Sejahtera. Kenaikan modal sendiri dan kenaikan total aset tersebut, dapat dilihat di neraca KSP Jogja Sejahtera pada lampiran 1 halaman 194-195.

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang Berisiko Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan modal sendiri KSP Jogja Sejahtera dalam menutup risiko atas pemberian pinjaman yang tidak didukung dengan agunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan. Berdasarkan tabel 5.3 halaman 97, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 493,17%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 pinjaman diberikan yang berisiko dijamin dengan Rp 493,17 modal sendiri yang tersedia. Pada tahun 2011 rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko diperoleh hasil sebesar 621,99%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 pinjaman diberikan yang berisiko dijamin dengan Rp 621,99 modal sendiri yang tersedia.

Pada tahun 2012 rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko diperoleh hasil sebesar 513,02%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 pinjaman diberikan

yang berisiko dijamin dengan Rp 513,02 modal sendiri yang tersedia. Pada tahun 2013 rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko diperoleh hasil sebesar 536,47%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 pinjaman diberikan yang berisiko dijamin dengan Rp 536,47 modal sendiri yang tersedia.

Berdasarkan grafik 5.2 dapat pula diketahui bahwa kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kerugian akibat pinjaman yang tidak didukung dengan agunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan. Hal tersebut terlihat dari persentase rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko yaitu 493,17% pada tahun 2010, 621,99% pada tahun 2011, 513,02% pada tahun 2012, dan 536,47% pada tahun 2013. Kenaikan rasio tersebut pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011, dikarenakan persentase kenaikan modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera. Penurunan rasio modal sendiri terhadap total aset dari tahun 2011 sampai tahun 2012 dikarenakan persentase kenaikan modal sendiri lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 rasio tersebut mengalami kenaikan, karena dalam hal ini persentase

kenaikan modal sendiri lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko.

Dalam hal ini persentase kenaikan modal sendiri KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 44,48% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 28,80% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 23,09% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 14,56% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 56,16% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 17,71% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan modal sendiri dan kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.1 halaman 217 dan halaman 218.

Berdasarkan tabel 5.3 halaman 97, dapat diketahui bahwa modal sendiri dan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Kenaikan modal sendiri terjadi karena adanya penambahan simpanan pokok dan simpanan wajib, adanya penanaman modal yang disetor, serta kenaikan cadangan pada KSP Jogja Sejahtera selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Sedangkan kenaikan pinjaman diberikan yang berisiko KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan jumlah pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera kepada anggota yang tidak menyertakan agunan. Kenaikan modal sendiri dan pinjaman diberikan yang berisiko tersebut, dapat dilihat di neraca

KSP Jogja Sejahtera pada lampiran 1 halaman 194-195 dan lampiran 3 halaman 199.

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan modal sendiri tertimbang KSP Jogja Sejahtera dalam menyerap kerugian akibat penurunan aset yang dimilikinya. Berdasarkan tabel 5.4 halaman 99, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 54,71%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 54,71 modal sendiri tertimbang yang tersedia. Pada tahun 2011 rasio kecukupan modal sendiri menunjukkan hasil sebesar 57,27%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 57,27 modal sendiri tertimbang yang tersedia.

Pada tahun 2012 rasio kecukupan modal sendiri menunjukkan hasil sebesar 57,15%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 57,15 modal sendiri tertimbang yang tersedia. Pada tahun 2013 rasio kecukupan modal sendiri menunjukkan hasil sebesar 72,78%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 penurunan aset KSP Jogja Sejahtera dijamin dengan Rp 72,78 modal sendiri tertimbang yang tersedia.

Berdasarkan grafik 5.3 dapat pula diketahui bahwa kemampuan modal sendiri tertimbang KSP Joga Sejahtera dalam menyerap kerugian akibat penurunan aset yang dimilikinya dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan. Hal tersebut terlihat dari persentase rasio kecukupan modal sendiri yaitu sebesar 54,71% pada tahun 2010, 57,27% pada tahun 2011, 57,15% pada tahun 2012, dan 72,78% pada tahun 2013. Kenaikan rasio tersebut dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011, dikarenakan persentase kenaikan modal sendiri tertimbang lebih besar dibandingkan persentase kenaikan ATMR. Penurunan rasio kecukupan modal sendiri dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 dikarenakan persentase kenaikan modal sendiri tertimbang lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan ATMR KSP Jogja Sejahtera. Pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 rasio tersebut mengalami kenaikan, karena dalam hal ini persentase kenaikan modal sendiri tertimbang lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan ATMR.

Dalam hal ini persentase kenaikan modal sendiri tertimbang KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 19,33% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 34,97% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 79,71% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan ATMR KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 14,00% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 35,26% dari

tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 41,11% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan modal sendiri tertimbang dan kenaikan ATMR tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.1 halaman 218-219.

Berdasarkan tabel 5.4 halaman 99, dapat diketahui bahwa modal sendiri tertimbang dan ATMR KSP Jogja Sejahtera mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Kenaikan modal sendiri tertimbang terjadi karena adanya penambahan simpanan pokok dan simpanan wajib, adanya penanaman modal yang disetor, kenaikan cadangan, kenaikan SHU belum dibagikan, kenaikan tabungan koperasi, kenaikan simpanan berjangka, serta kenaikan dana yang diterima KSP Jogja Sejahtera selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Sedangkan kenaikan ATMR KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan yang cukup signifikan pada akun-akun aktiva. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada akun kas dan bank, piutang kepada anggota, piutang kepada calon anggota, serta aktiva tetap KSP Jogja Sejahtera. Kenaikan modal sendiri tertimbang dan ATMR tersebut, seperti yang tampak pada lampiran 4.1 halaman 200-204.

2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif

Penilaian aspek kualitas aktiva produktif bertujuan untuk mengukur kekayaan KSP Jogja Sejahtera dalam mendatangkan penghasilan bagi koperasi tersebut. Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan rasio-rasio

aspek kualitas aktiva produktif berdasarkan hasil penilaian kinerja keuangan KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai dengan 2013, adalah sebagai berikut: a. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota terhadap Total Volume

Pinjaman Diberikan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam memenuhi seluruh pinjaman anggotanya. Berdasarkan tabel 5.5 halaman 102, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 80,00%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp 80,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2010 mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya. Pada tahun 2011 rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan menunjukkan hasil sebesar 40,00%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp 40,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2011 kurang mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya.

Pada tahun 2012 rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan menunjukkan hasil sebesar 30,00%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp

30,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2012 kurang mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya. Pada tahun 2013 rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan menunjukkan hasil sebesar 65,00%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera terdapat Rp 65,00 yang dipinjamkan kepada anggotanya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa KSP Jogja Sejahtera pada tahun 2013 cukup mampu memenuhi pinjaman bagi anggotanya.

Berdasarkan grafik 5.4 dapat pula diketahui bahwa kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam memenuhi seluruh pinjaman anggotanya dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami penurunan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan. Hal tersebut terlihat dari persentase rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan yaitu 80,00% pada tahun 2010, 40,00% pada tahun 2011, 30,00% pada tahun 2012, dan naik menjadi 65,00% pada tahun 2013. Penurunan rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan dari tahun 2010 sampai tahun 2011 dikarenakan adanya penurunan volume pinjaman anggota. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan pada volume pinjaman anggota, namun persentase kenaikannya lebih kecil dibandingkan persentase kenaikan total volume pinjaman yang

diberikan. Pada tahun 2013 rasio tersebut mengalami kenaikan, karena dalam hal ini persentase kenaikan volume pinjaman pada anggota lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan total volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera.

Dalam hal ini persentase penurunan volume pinjaman pada anggota yaitu sebesar 43,12% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan persentase kenaikan sebesar 1,64% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta persentase kenaikan sebesar 206,18% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera yaitu sebesar 13,76% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 35,52% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 41,32% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan atau penurunan volume pinjaman anggota dan volume pinjaman diberikan tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 219-220.

Dalam hal ini, kenaikan volume pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan anggota dan calon anggota yang melakukan pinjaman. Penambahan yang cukup signifikan terjadi pada jumlah calon anggota KSP Jogja Sejahtera yang melakukan pinjaman. Penambahan anggota dan calon anggota tersebut, dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 199.

b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang Diberikan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup risiko atas pinjaman yang memiliki kemungkinan macet atau tidak dapat tertagih. Berdasarkan tabel 5.6 halaman 105, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 4,57%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 4,57 yang merupakan pinjaman bermasalah. Pada tahun 2011 rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan menunjukkan hasil sebesar 4,67%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 4,67 yang merupakan pinjaman bermasalah.

Pada tahun 2012 rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan menunjukkan hasil sebesar 3,64%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 3,64 yang merupakan pinjaman bermasalah. Pada tahun 2013 rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan menunjukkan hasil sebesar 5,25%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 total volume pinjaman diberikan hanya terdapat Rp 5,25 yang merupakan pinjaman bermasalah.

Berdasarkan grafik 5.5 dapat pula diketahui bahwa kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup risiko atas pinjaman yang memiliki kemungkinan macet atau tidak dapat tertagih dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami penurunan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan yaitu 4,57% pada tahun 2010, 4,67% pada tahun 2011, 3,64% pada tahun 2012, dan 5,25% pada tahun 2013. Apabila diperhatikan jumlah pinjaman bermasalah terus-menerus mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan 2013. Hal tersebut dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan koperasi selanjutnya apabila persentase kenaikan pinjaman bermasalah lebih besar dibandingkan dengan persentase kenaikan pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera. Kenaikan volume pijaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera tahun 2010 sampai tahun 2013 dikarenakan terjadi penambahan anggota dan calon anggota yang melakukan pinjaman. Penambahan yang cukup signifikan terjadi pada jumlah calon anggota KSP Jogja Sejahtera yang melakukan pinjaman. Penambahan anggota dan calon anggota tersebut, dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 199.

Dalam hal ini persentase kenaikan pinjaman bermasalah KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 16,15% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 5,85% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta

kenaikan sebesar 103,68% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 persentase kenaikan pinjaman bermasalah sangat besar, hal tersebut dikarenakan banyak calon anggota yang mayoritas pedagang sekitar pasar Kranggan menunggak dalam pembayaran pinjaman dan bunganya. Persentase kenaikan pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera dapat pula diketahui yaitu sebesar 13,76% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 35,52% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 41,32% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan pinjaman bermasalah dan kenaikan pinjaman diberikan tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 221 dan halaman 220.

c. Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah

Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kerugian akibat pinjaman macet atau piutang tidak tertagih. Berdasarkan tabel 5.7 halaman 107, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 30,65%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 pinjaman bermasalah dijamin dengan Rp 30,65 cadangan risiko yang tersedia. Pada tahun 2011 rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah menunjukkan hasil sebesar 59,00%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang cukup baik, karena setiap Rp 100 pinjaman bermasalah dijamin dengan Rp 59,00 cadangan risiko yang tersedia.

Pada tahun 2012 rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah menunjukkan hasil sebesar 70,79%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang baik, karena setiap Rp 100 pinjaman bermasalah dijamin dengan Rp 70,79 cadangan risiko yang tersedia. Pada tahun 2013 rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah menunjukkan hasil sebesar 39,36%. Hasil tersebut menunjukkan kondisi yang kurang baik, karena setiap Rp 100 pinjaman bermasalah dijamin dengan Rp 39,36 cadangan risiko yang tersedia.

Berdasarkan grafik 5.6 dapat pula diketahui bahwa kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kerugian akibat pinjaman macet atau piutang tidak tertagih dari tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami kenaikan, dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami kenaikan, dan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah yaitu 30,65% pada tahun 2010, 59,00% pada tahun 2011, 70,79% pada tahun 2012, dan turun menjadi 39,36% pada tahun 2013. Kenaikan rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah dari tahun 2010 hingga tahun 2012, dikarenakan persentase kenaikan cadangan risiko lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kenaikan pinjaman bermasalah. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah, karena persentase kenaikan cadangan risiko lebih kecil dibandingkan dengan persentase kenaikan pinjaman bermasalah.

Dalam hal ini, persentase kenaikan cadangan risiko KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 123,56% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 27,00% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 13,25% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Persentase kenaikan pinjaman bermasalah KSP Jogja Sejahtera adalah sebesar 16,15% dari tahun 2010 sampai tahun 2011, dan kenaikan sebesar 5,85% dari tahun 2011 sampai tahun 2012, serta kenaikan sebesar 103,68% dari tahun 2012 sampai tahun 2013. Pada tahun 2012 sampai tahun 2013 persentase kenaikan pinjaman bermasalah sangat besar, hal tersebut dikarenakan banyak calon anggota yang mayoritas pedagang sekitar pasar Kranggan menunggak dalam pembayaran pinjaman dan bunganya. Persentase kenaikan cadangan risiko dan kenaikan pinjaman bermasalah tersebut, dapat dilihat pada lampiran 8.2 halaman 221.

Pada tabel 5.7 halaman 107, dapat diketahui bahwa jumlah cadangan risiko KSP Jogja Sejahtera mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Kenaikan tersebut terjadi karena seiring bertambahnya pula pinjaman yang diberikan KSP Jogja Sejahtera. Namun, dalam menentukan besarnya cadangan risiko pada tahun 2010 dan 2013 KSP Jogja Sejahtera kurang sesuai. Hal tersebut terlihat pada hasil rasio tahun 2010 dan 2013 sebelumnya yaitu cadangan risiko tahun 2010 dan 2013 kurang bisa menutup kerugian akibat pinjaman bermasalah.

d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan KSP Jogja Sejahtera dalam menutup kerugian akibat pinjaman yang tidak didukung dengan agunan memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan. Berdasarkan tabel 5.8 halaman 109, pada tahun 2010 rasio ini menunjukkan hasil sebesar 3,92%. Hasil tersebut

Dokumen terkait