• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Analisis Data

Dalam dokumen PENGARUH PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER (Halaman 108-114)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data hasil eksperimen dapat dikemukakan fakta-fakta sebagai berikut :

1. Gambar 4.9 menunjukan bahwa emisi gas buang CO tanpa ignition booster, ignition booster di dekat busi, ignition booster di tengah, ignition booser dekat koil cenderung mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena penggunaan Ignition Booster, akan menstabilkan arus dari koil. Arus yang stabil akan mengakibatkan pengapian yang dihasilkan menjadi lebih baik, sehingga pembakaran yang terjadi menjadi lebih sempurna dan mengakibatkan emisi gas buang menurun.

2. Gambar 4.1, 4.3, 4.5 dan 4.7 diagram emisi gas buang CO tanpa ignition booster, ignition booster di dekat busi, ignition booster di tengah, ignition booser dekat koil menunjukan bahwa emisi gas buang CO mengalami penurunan pada setiap penambahan metanol. Penurunan emisi gas buang ini menunjukan bahwa terjadi penambahan atom oksigen pada bahan bakar dengan di tambahkannya metanol pada bahan bakar hal ini dikarenakan metanol termasuk senyawa oxygenetes, senya oxygenetes yaitu senyawa yang di dalam sistem molekulnya terkandung atom oksigen hal ini yang menjadikan suasana pembakaran banyak mengandung udara akibatnya emisi gas buang CO menurun.

3. Hasil uji Anava dua jalan didapat FAB Hitung= 11,9980 > Ftabel 0,01 (9,32)

= 3,01 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan Ignition Booster dan penambahan metanol pada bahan bakar premium terhadap emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun

commit to user

2007. Hal ini disebabkan karena penggunaan Ignition Booster akan menstabilkan arus yang dihasilkan oleh koil dan penambahan metanol kedalam bahan bakar premium menjadikan bahan bakar tersebut mengandung banyak atom oksigen, sehingga bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna dan tenaga yang dihasilkan dari ledakan hasil proses pembakaran bertambah tinggi yang mengakibatkan emisi gas buang CO menurun.

4. Hasil uji Komparasi Ganda Pasca Anava Dua Jalan yang dilakukan dengan Uji Scheffe menunjukkan bahwa emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun 2007 tidak semua perlakuan mempunyai perbedaan. Tabel 4.14 menunjukan hasil komparasi rataan antar baris (Penggunaan Ignition Booster) dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa Fobservasi lebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa pada penggunaan Ignition Booster berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun 2007. Pada Tabel 4.15 ditunjukkan hasil komparasi rataan antar kolom (variasi penambahan metanol) dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa Fobservasilebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa semua variasi penambahan metanol dalam Premium berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun 2007. Pada Tabel 4.16 ditunjukkan hasil komparasi rataan antar sel dalam baris yang sama dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak semua Fobservasilebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa tidak semua variasi Penambahan Metanol dalam Premium pada penggunaan Ignition Booster berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun 2007. Sedangkan Pada Tabel 4.17. ditunjukkan hasil komparasi rataan antar sel dalam kolom yang sama dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak semua Fobservasi lebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa tidak semua

commit to user

Penggunaan Ignition Booster pada variasi Penambahan Metanol dalam Premium berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun 2007.

5. Berdasarkan Tabel 4.6, yang merupakan rangkuman hasil penelitian emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun 2007 dapat dilihat bahwa emisi gas buang pada penggunaan ignition booster di dekat busi dan variasi penambahan metanol 30% adalah yang paling rendah kadar emisi gas CO, yaitu sebesar 0,399%. Hal ini disebabkan karena penggunaan ignition booster di dekat busi adalah yang paling efisien karena arus listrik yang berasal dari koil yang telah distabilkan dan difokuskan akan langsung ditembakkan ke busi sehingga percikan bunga api di busi menjadi besar akibatnya akan terjadi proses pembakaran yang sempurna, dan penambahan metanol 30% adalah penambahan metanol terbesar, dengan penambahan metanol yang banyak maka kandungan atom oksigen pada bahan bakar akan semakin banyaksehingga bahan bakar semakin mudah terbakar dan tercapailah proses pembakaran yang sempurna akibatnya emisi gas CO menurun.

2. Pembahasan Hasil analisis Data HC

Setelah dilakukan analisis data hasil eksperimen dapat dikemukakan fakta-fakta sebagai berikut :

1. Gambar 4.10 menunjukan bahwa emisi gas buang HC tanpa ignition booster, ignition booster di dekat busi, ignition booster di tengah, ignition booser dekat koil cenderung mengalami penurunan. Hal itu disebabkan karena penggunaan Ignition Booster, akan menstabilkan arus dari koil. Arus yang stabil akan mengakibatkan pengapian yang dihasilkan menjadi lebih baik, sehingga pembakaran yang terjadi menjadi lebih sempurna dan mengakibatkan emisi gas buang menurun.

commit to user

2. Gambar 4.2, 4.4, 4.6 dan 4.8 diagram emisi gas buang HC tanpa ignition booster, ignition booster di dekat busi, ignition booster di tengah, ignition booser dekat koil menunjukan bahwa emisi gas buang CO mengalami penurunan pada penambahan metanol sebesar 10%. Metanol merupakan senyawa kimia yang masih mengandung unsur air. Apabila metanol ditambahkan pada bahan bakar dalam jumlah yang banyak maka unsur air pada bahan bakar pun akan bertambah. Gas HC juga tersusun dari unsur air, jika bahan bakar yang banyak mengandung unsur air tidak terbakar dengan sempurna maka emisi gas buang HC akan meningkat karna air tersebut akan terbaca sebagai emisi HC. Dengan penambahan metanol sebanyak 10% maka unsur air pada bahan bakar tidak terlalu banyak selain itu kandungan atom oksigen pada bahan bakar akan bertambah sehingga terjadi suasana pembakaran yang banyak mengandung udara akibatnya emisi gas buang HC menurun.

3. Hasil uji Anava dua jalan didapat FAB Hitung= 20,9737 > Ftabel 0,01 (9,32)

= 3,01 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan Ignition Booster dan penambahan metanol pada bahan bakar premium terhadap emisi gas buang HC Honda Supra X 125 Tahun 2007. Hal ini disebabkan karena penggunaan Ignition Booster akan menstabilkan arus yang dihasilkan oleh koil dan penambahan metanol kedalam bahan bakar premium menjadikan bahan bakar tersebut mengandung banyak atom oksigen, sehingga bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna dan tenaga yang dihasilkan dari ledakan hasil proses pembakaran bertambah tinggi yang mengakibatkan emisi gas buang HC menurun.

4. Hasil uji Komparasi Ganda Pasca Anava Dua Jalan yang dilakukan dengan Uji Scheffe menunjukkan bahwa emisi gas buang HC Honda Supra X 125 Tahun 2007 tidak pada semua perlakuan mempunyai perbedaan. Tabel 4.18 menunjukan hasil komparasi rataan antar baris (Penggunaan Ignition Booster) dari data eksperimen yang telah

commit to user

dilakukan, dapat dilihat bahwa Fobservasi lebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa pada penggunaan Ignition Booster berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang HC Honda Supra X 125 Tahun 2007. Pada Tabel 4.19 ditunjukkan hasil komparasi rataan antar kolom (variasi penambahan metanol) dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa Fobservasilebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa semua variasi penambahan metanol dalam Premium berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang CO Honda Supra X 125 Tahun 2007. Pada Tabel 4.20 ditunjukkan hasil komparasi rataan antar sel dalam baris yang sama dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak semua Fobservasilebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa tidak semua variasi Penambahan Metanol dalam Premium pada penggunaan Ignition Booster berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang HC Honda Supra X 125 Tahun 2007. Sedangkan Pada Tabel 4.21 ditunjukkan hasil komparasi rataan antar sel dalam kolom yang sama dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak semua Fobservasi lebih besar daripada kriteria uji sehingga disimpulkan bahwa tidak semua Penggunaan Ignition Booster pada variasi Penambahan Metanol dalam Premium berbeda pengaruhnya terhadap emisi gas buang HC Honda Supra X 125 Tahun 2007.

5. Berdasarkan Tabel 4.7, yang merupakan rangkuman hasil penelitian emisi gas buang HC Honda Supra X 125 Tahun 2007 dapat dilihat bahwa emisi gas buang pada penggunaan ignition booster di dekat busi dan variasi penambahan metanol 10% adalah yang paling rendah kadar emisi gas HC, yaitu sebesar 633,33 ppm. Hal ini disebabkan karena penggunaan ignition booster di dekat busi adalah yang paling efisien karena arus listrik yang berasal dari koil yang telah distabilkan dan difokuskan akan langsung ditembakkan ke busi sehingga percikan bunga api di busi menjadi besar akibatnya akan

commit to user

terjadi proses pembakaran yang sempurna, dan penambahan metanol 10% adalah penambahan metanol yang akan memperbanyak jumlah atom oksigen di dalam bahan bakar dengan kandungan air yang sedikit. Meningkatnya kualitas pengapian dan bertambahnya atom oksigen dalam bahan bakar akan menjadikan pembakaran yang lebih baik sehingga emisi gas buang HC menurun.

commit to user

96

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Dalam dokumen PENGARUH PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER (Halaman 108-114)

Dokumen terkait