• Tidak ada hasil yang ditemukan

IPS RATA-RATA

4.1.2.8. TENAGA KEPENDIDIKAN / STAF STATUS KEPEGAWAIAN STATUS KEPEGAWAIAN

J ML KET PNS AL PNS / DPK GTY GTT-B GTT 2 - 20 1 39 62 S1 = 53 S2 = 9 Keterangan

GTY : Guru Tetap Yayasan GTT : Guru Tidak Tetap

GTT – B : Guru Tidak Tetap – Bulanan

4.1.2.8. TENAGA KEPENDIDIKAN / STAF STATUS KEPEGAWAIAN

J ML KET

TNI AL KTY KTT-B KOMITE

- 16 9 - 25 D-2 : 3 D-3 : 1 S1 : 2 SMA : 7 SMK : 7 Keterangan

KTY : Karyawan Tetap Yayasan

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 J umlah peserta didik dalam satu kelas.

Sasaran kajian dari fokus ini adalah untuk mendiskripsikan kondisi dan meyakinkan bahwa satu kelas jumlah murid tidak melebihi 40 orang murid Tentang jumlah peserta didik dalam satu kelas di SMA Negeri 1 Waru dari informan yang dihubungi dalam hal ini seorang guru dengan tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan MAsyarakat yang bernama Tri Mugiarti mengatakan bahwa: jumlah siswa yang ada di SMA Negeri I Waru 800 siswa. Siswa per kelas 30 sampai 36 siswa, sesuai dengan standar. (wawancara,19 Juni 2012)

Dalam ketentuan yang ada di dalam Permendiknas Nomor 63 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan dinyatakan bahwa “Jumlah siswa SMA/MA per kelas antara 30-40 siswa”

Jika melihat data dari profil SMA Negeri 1 Waru tahun 2012 yaitu pada tabel yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa, pada tabel 1 tentang rincian jumlah siswa kelas X diketahui bahwa jumlah banyaknya kelas sebanyak 10 kelas, jumlah siswanya berkisar antara 35-36 per kelas. Sedang pada tabel 2 kelas XI Alam yang jumlahnya 5 kelas, rata-rata perkelas diisi antara 30-36 siswa. Untuk tabel 3 tentang rincian jumlah siswa kelas X Sosial menunjukkan bahwa dari 3 kelas untuk jurusan Sosial rata-rata per kelasnya diisi sebanyak 28 siswa. Sementara itu untuk kelas XII Alam yang terdapat pada tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah kelas XII Alam ada 5 kelas dan rata-rata per kelas diisi antara 33-36 siswa. Pada

tabel 5 yang menjelaskan tentang rincian jumlah siswa kelas XII Sosial dijelaskan bahwa perkelas diisi antara 33-34 siswa, kelas XII Sosial ada sebanyak 3 kelas.

Mendasarkan pada hasil wawancara di atas dan data dokumen yang ada tentang rincian jumlah siswa perkelas yang ada serta merujuk ketentuan yang ada dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 menunjukkan bahwa tidak ada kelas manapun yang ada di SMAN 1 Waru yang kelasnya diisi lebih dari 40 siswa/kelas. Sehingga dapat dikatakan bahwa dilihat dari fokus tentang jumlah peserta didik dalam satu kelas pada SMAN 1 Waru, maka kinerja pelayanan pendidikan di SMAN 1 Waru adalah baik.

Sedang di SMA Hang Tuah 2 tentang jumlah perserta didik dalam satu kelas melebihi dari ketentuan yang ada. Hal ini seperi dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah yang bernama Siti Aisyah, S.Pd. umur 40 tahun mengatakan :

Bahwa tentang jumlah murid di kelas adalah belum seimbang karena jumlah kelas yang ada di SMA ini masih kurang sehingga saat ini sekolah melakukan penambahan ruangan kelas untuk kelas yang ada bisa seimbang agar dapat meningkatkan kualitas siswa. (wawancara 14 Juni pada hari Senin, 2012)

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa terdapat adanya kesenjangan antara jumlah siswa dengan jumlah ruang kelas yang dimiliki. Hal ini kalau dibandingkan dengan data yang ada seperti pada tabel 11

tentang jumlah siswa Hang Tuah 2 Sidoarjo menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2011/2012 total jumlah siswa sebanyak 1671 orang. Sedang dalam tabel 12 tentang Sarana dan Prasarana yang dimiliki SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo menunjukkan bahwa jumlah kelas yang dimiliki sekolah sebanyak 34 ruang. Mendasarkan data tersebut jika seluruh jumlah siswa yang dimiliki SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo sebanyak 1671 orang dibagi jumlah kelas sebanyak 34 ruang, maka akan didapat jumlah murid per kelas sebanyak 49 orang.

Sementara itu sesuai dengan aturan yang telah disebutkan di atas, bahwa setiap kelas harus berisi antara 30-40 siswa. Jika dari perhitungan data di lapangan menunjukkan bahwa jumlah siswa perkelas sebanyak 49 orang, maka dilihat dari fokus ini dapat dikatakan bahwa kinerja pendidikan SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dapat dikatakan belum memenuhi syarat. Atau dengan kata lain bahwa kinerja pelayanan pendidikan SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo belum memenuhi standar.

4.2.2 Keter sediaan r uang gur u, Kepala Sekolah dan staf kependidikan.

Fokus ini mendiskripsikan atau menjelaskan tentang kondisi dan meyakinkan bahwa terdapat ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap guru; terdapat ruang kepala sekolah yang terpisah dengan ruang guru maupun staf kependidikan, dan ruang staf kependidikan dengan sarana pelaksanaan tugas-tugasnya.

Setelah peneliti terjun ke SMA – SMA yang diteliti, maka dapatlah dikemukakan hasil penelitian bahwa di SMA Negeri 1 Waru tersedia

ruang guru, ruang Kepala Sekolah dan ruang untuk staf pendidikan yang masing-masing terpisah. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 tahun sebagai Wakil Kepala SMAN 1 Waru bahwa Ruang guru kurang luas dibandingkan dengan jumlah guru yang ada, sarana dan prasarana standar sudah cukup, misalnya : di kelas sudah tersedia LCD, ruang untuk staf cukup / sudah mencukupi. ( wawancara 19 Juni 2012 pada hari Selasa)

Mendasarkan pada pengakuan informan di atas menunjukkan bahwa memang terdapat adanya ruang Kepala Sekolah dan Ruang Guru yang terpisah. Kebenaran pengakuan informan di atas dapat peneliti yakinkan dengan dokumen/foto tentang keadaan ruang guru yang dimiliki seperti gambar di bawah ini.

Gambar foto di atas menunjukkan bahwa terdapat ruang guru yang terpisah dengan ruang Kepala Sekolah maupun ruang staf administrasi lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dilihat dari fasilitas ruang yang dimiliki dan tempat yang terpisah seperti ruang guru, kepala sekolah dan ruang lainnya menunjukkan kinerja pelayanan pendidikan di SMA Negeri 1 Waru sudah baik.

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dimiliki oleh SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo bahwa di sekolah ini juga terdapat ruang kepela sekolah dan ruang guru ataupun ruang lainnya yang terpisah antara satu dengan lainnya. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Siti Aisyah, S.Pd. umur 40 tahun yang bertindak sebagai Wakil Kepala Sekolah, ia mengatakan bahwa:

Jumlah sarana dan prasaran perusahaan khususnya untuk guru kapala sekolah dan staf pendidikan semuanya lengkap; masing-masing guru punya ruangan sendiri; sarana dan prasarana yang ada di ruang guru lengkap artinya tersedianya buku, untuk mengajar, selain itu juga disediakan leptop untuk guru, LCD dan tersedia buku pelajaran. Pokoknya cukup lengkap. (tanggal wawancara 14 Juni 2012 pada hari Senin)

Data informan di atas yang mengaku bahwa terdapat ruang kepala sekolah dan ruang guru serta ruangan lain yang masing-masing terpisah adalah memang benar adanya. Hal ini dapat dikemukakan bahwa sesuai dengan data yang diperoleh peneliti menunjukkan kesesuaian. Berikut ini dikemukakan kembali tabel 12 yang menunjukkan kebenaran dari informasi yang disampaikan informan di atas.

Tabel 12

SARANA dan PRASARANA

Luas Tanah : 6340 m2 Luas Bangunan : 4075 m2

NO J ENIS RUANG J UM/SAT LUAS (M2) KETERANGAN

1. Kepala Sekolah 1 Ruang 33

2. W. Kasek 1 Ruang 56

3. Guru 1 Ruang 68

4. Bagian Umum 1 Ruang 68

5. Bagian Keuangan 1 Ruang 25

6. BK 1 Ruang 68

7. UKS 1 Ruang 9

8. Osis / Tatib 1 Ruang 35

9. Gudang 2 Ruang 46

10. KM Guru 5 Ruang 2

11. KM Siswa 5 Ruang 17

12. Aula 1 Ruang 132

13. Lab. Komputer 1 Ruang 110

14. Lab. Bahasa 1 Ruang 110

15. Perpustakaan 1 Ruang 110

16. Rapat 1 Ruang 689

17. Dapur 1 Ruang 9

18. Lab. Biologi / Kimia 1 Ruang 110

19. Masjid 1 Ruang 252

20. Kantin 5 Ruang 137

21. Informasi 1 Ruang 10

22. Kelas 34 Ruang 72 10 Kelas, Led 13 Proses 13 ber AC

23. Pos Satpam 1 Ruang 14

24. Multimedia 1 Ruang 45

25. Lab. Fisika 1 Ruang 110

26. Pasuruh 1 Ruang 6

27. Studi Musik 1 Ruang 21

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang administrasi, dan ruang lainnya adalah memiliki sendiri-sendiri. Mendasarkan pada data primer dan sekunder yang ada, maka dapat dikatakan bahwa dilihat dari fokus ini kinerja pelayanan pendidikan di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dapat dikatakan baik.

4.2.3 Rasio per bandingan gur u dan mur id.

Bahwa mengenai kecukupan rasio guru dengan murid di SMA Negeri 1 Waru dapat dikemukakan bahwa berdasarkan keterangan Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 tahun bahwa Guru di sekolah SMA 1 Waru sudah cukup, jumlah guru di SMA 1 Waru 59 guru termasuk yang tidak tetap 1 guru. (tanggal wawancara 19 Juni 2012 pada hari Selasa)

Data dokumen yang ada tentang jumlah tenaga pendidik seperti dikemukakan di atas dijelaskan bahwa jumlah tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Waru berjumlah 59 orang Sedang jumlah siswa dari kelas X sampai dengan kelas XII keseluruhan berjumlah 1046 siswa. Dengan demikian, jika dibuat perbandingan antara guru dan murid, maka dapatlah diperoleh perbandingan 59 : 1046; atau dengan kata lain perbandingannya 1 : 27. Perbandingan ini masih jauh dari pembatasan yang telah ditentukan dalam ketentuan pemerintah yaitu 1 : 40. Atau dengan kata lain rasio perbandingan antara guru dan murid di SMA Negeri 1 Waru bisa dikatakan sangat ideal.

Sedang di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo rasio perbandingan antara guru dengan murid bisa dicermati dari pernyataan Siti Aisyah, S.Pd. wakil

Kepala Sekolah umur 40 tahun Siti Aisyah, S.Pd. umur 40 tahun yang mengatakan bahwa:

Sudah cukup lengkap dengan masing-masing guru telah diberi tugas dan tanggung jawab masing-masing satu guru membawa bidang studi / mata pelajaran masing-masing. (tanggal wawancara 14 Juni pada hari Senin)

Dari pernyataan informan di atas mengindikasikan bahwa rasio antara guru dan siswa sudah mencukupi. Namun jika dilihat persoalan ini dalam profile sekolah SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo menunjukkan bahwa jumlah siswa sampai dengan Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 1671 orang (tabel 11), sedang jumlah total Guru yang ada di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo sebanyak 62. Dengan demikian, maka rasio antara guru dengan siswa perbandingannya adalah 1:27. Sementara itu dalam aturan yang ada perbandingan atau rasio guru dan siswa tidak melebihi 1:40.

Mendasarkan pada data primer dan sekunder yang ada, maka dapat dikatakan bahwa dilihat dari fokus ini kinerja pelayanan pendidikan di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dapat dikatakan baik.

4.2.4 Kulifikasi pendidik;

Sasaran kajian ini adalah mendiskripsikan seberapa guru yang memiliki kualifikasi pendidikan/yang sudah berijazah S1/D4 dan berapa yang sudah memiliki sertifikasi pendidik.

Guru merupakan komponen penting yang mempengaruhi kinerja pelayanan pendidikan di sekolah. Guru dengan kualifikasi pendidikan

yang memadai akan mampu menhasilkan lulusan yang baik dan bermutu. Di SMA Negeri 1 Waru menurut Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 tahun semuanya berkualifikasi pendidikan S1 dan S2 (tanggal wawancara 19 Juni pada hari Selasa)

Dari data yang sudah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa di SMA Negeri 1 Waru dari 59 Guru yang ada, hanya 2 (dua) orang yang berkualifikasi pendidikan Sarjana Muda/Diploma selebihnya lulusan S1 dan S2. Secara rinci dari tabel 9 diketahui bahwa Guru yang lulusan S1 sebanyak 32 orang sedang yang lulusan S2 sebanya 25 orang.

Mendasarkan pada data di atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pelayanan pendidikan dilihat dari kualifikasi tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Waru dapat dikatakan baik.

Sementara itu di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo terkait dengan kulaifikasi pendidikan para guru disampaikan Siti Aisyah, S.Pd. umur 40 tahun bahwa :

Semua guru yang ada di SMA Hang Tuah-2 memiliki ijazah S1 dan S2 tidak ada guru yang punya sertifikasi D4, ada guru yang memiliki ijasah S2 itu jumlah 8 orang / guru. (tanggal wawancara 14 Juni pada hari Senin)

Mendasarkan pada informasi di atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pelayanan pendidikan di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dilihat dari kualifikasi guru dapat dikatakan baik.

4.2.5 Keter sediaan buku tek s dan buku untuk pengayaan.

Sasaran kajian fokus ini adalah mendiskripsikan tentang ketersediaan buku teks terutama untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS serta buku-buku untuk pengayaan.

Buku merupakan bagian tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar. Ketersediaan buku yang memadai dapat mendukung dan mendorong tidak hanya lancarnya proses pembelajaran tetapi juga menambah kemudahan para siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan.

Di SMA Negeri 1 Waru ketersediaan buku-buku pelajaran khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS serta buku-buku untuk pengayaan menurut Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 tahun dinayatakan bahwa : Di perpustakaan, disiapkan buku pelajaran dan yang lainnya di siapkan oleh murid sesuai dengan buku pelajaran , buku pengayaan itu kurang ada di perpustakaan (tanggal wawancara 19 Juni pada hari Selasa)

Mendasarkan pada pernyataan informan di atas, maka kecukupan buku-buku pelajaran dan ataupun buku pengayaan dipenuhi tidak saja oleh sekolah tapi juga peran murid juga diperlukan bagi ketersediaan buku-buku pelajaran.

Pada gambar/foto di bawah ini menunjukkan kondisi koleksi buku-buku yang dimiliki perpustakaan di SMA Negeri 1 Waru. Dari foto tersebut sepintas tidak terlalu banyak dan padat buku-buku yang ada di rak

buku. Peneliti tidak bisa memperoleh berapa jumlah koleksi buku-buku pelajaran yang dimiliki. Dokumen tentang jumlah koleksi dan judul-judul bukunya tidak bisa diperoleh. Sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan tentang persoalan dalam fokus ini.

Gambar suasa na per pustakaan

Gambar suasana per pustakaan..

Mendasarkan pada data-data yang diperoleh di atas, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa kinerja pelayanan pendidikan di SMA Negeri 1 Waru dilihat dari kecukupan buku-buku pelajaran dan pengayaan dapat dikatakan cukup memadai.

Sementara itu tentang fokus yang sama yaitu tentang ketersediaan buku-buku pelajaran khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS serta buku-buku untuk pengayaan yang ada di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dikemukakan oleh Siti Aisyah, S.Pd. umur 40 tahun bahwa:

Semua buku mata pelajaran lengkap bahkan semua siswa memiliki buku masing-masing., tidak terkecuali buku-buku untuk pengayaan; untuk IPA lengkap dan IPA juga lengkap. (tanggal wawancara 14 Juni pada hari Senin)

Gambar suasana perpustakaan

Mendasarkan pada data-data yang diperoleh di atas, maka dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa kinerja pelayanan pendidikan di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dilihat dari

4.2.6 Keter sediaan alat per aga;

Sasaran kajian fokus ini adalah mendiskripsikan ketersediaan alat peraga IPA. Alat peraga merupakan sarana pembelajaran guna memberi

kemudahan pemahanan bagi siswa dalam mempelajari mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok mata pelajaran IPA. Keberadaan alat peraga tersebut mutlak diperlukan sebagai bagian dari indikator dalam melihat mutu pembelajaran.

Ketersediaan alat peraga IPA di SMA Negeri 1 Waru menurut Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 tahun alat peraga untuk jurusan IPA sudah cukup untuk praktek. (tanggal wawancara 19 Juni pada hari Selasa).

Mendasarkan pada penjelasan informan di atas menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga untuk jurusan IPA di SMA Negeri 1 Waru cukup memadai. Hal ini bisa dikuatkan dengan keberadaan dari ruang laboratorium yang tersedia sebagai penunjang untuk mata pelajaran IPA yang meliputi mata pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi. Untuk masing-masing Laboratorium sudah dilengkapi alat peraga ataupun sarana dan prasarana lain untuk menunjang siswa dalam memahami kelompok mata pelajaran IPA.

Di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo keberadaan alat peraga IPA juga sudah tersedia secara lengkap. Hal ini seperti disinggung oleh Siti Aisyah, S.Pd. umur 40 tahun di Hang Tuah-2 memiliki laboratorium fisika dan

Kimia juga memiliki Lap untuk bahasa Inggris dan Lap.

Komputer.(tanggal wawancara 14 Juni pada hari Senin). Apa yang dikatakan informan tersebut menyiratkan bahwa setiap laboratorium yang ada sudah dilengkapi dengan alat peraganya.

Hang Tuah 2 memiliki 1 (satu) ruang laboratorium Biologi/Kimia dan 1 (satu) ruang laboratorium Fisika. Data ini menunjukkan bahwa keberadaan laboratorium ini sudah dilengkapi dengan alat peraga yang cukup memadai.

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pelayanan pendidikan di SMA Negeri 1 Waru dan SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dilihat dari alat peraga yang tersedia sudah baik karena telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.

4.2.7 Pr oses penyelenggaraan pembelajaran

Sasaran kajian fokus ini adalah mendiskripsikan tentang jumlah jam perminggu proses penyelenggaraan pembelajaran baik untuk siswa maupun untuk guru.

Dalam hal proses penyelenggaraan pembelajaran untuk guru per minggu menurut ketentuan adalah 24 jam. Tentang hal ini seperti disampaikan oleh Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 tahun yang mengatakan bahwa:

Jam mengajar guru yang ada sudah memenuhi standar, maksimal guru mengajar 24 jam per minggu, Perminggu guru diharuskan mengajar di kelas total 24 jam ( tanggal wawancara 19 Juni pada hari Selasa).

Pendapat di atas menunjukkan bahwa di SMA Ngeri 1 Waru bahwa guru dalam proses pembelajaran sudah memenuhi standar jam mengajarnya yaitu 24 jam per minggu. Kondisi yang sama juga terjadi di SMA Hang Tuah 2. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Siti Aisyah, S.Pd.

umur 40 tahun bahwa:

Di SMA Hang Tuah-2 mengikuti jam mengajar yang telah ditentukan oleh dinas pendidikan yaitu para guru harus mengajar 24 jam perminggu, sudah cukup karena standar jam yang ada telah ditentukan oleh dinas pendidikan tentunya melalui suatu proses analisis jam untuk mengajar yaitu perminggu guru harus mengajar 24 jam. (tanggal wawancara 14 Juni pada hari Senin).

Mendasarkan pernyataan informan di atas menunjukkan bahwa di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo, guru-guru telah memenuhi keawajiban ngajarnya sesuai dengan ketentuan yaitu 24 jam perminggu. Sehingga dengan demikian, maka dapatlah dikatakan bahwa kinerja pelayanan pendidikan di Sidoarjo dilihat dari aspek jumlah jam perminggu setiap guru khususnya di SMA Negeri 1 dan SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dapat dikatakan baik.

4.2.8 Pener apan Kur ikulum;

Sasaran kajian fokus ini mendiskripsikan mengenai kurikulum yang digunakan dalam proses penyelenggaraan pembelajaran.

Setiap penyelenggaraan pendidikan disetiap satuan pendidikan pasti terdapat apa yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman kegiatan penyelenggaraan proses belajar mengajar di satuan pendidikan/sekolah.

Di SMA Negeri 1 Waru kurikulum yang dipakai adalah berdasarkan KTSP, hal ini sebagaimana dikatakan oleh Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 yang mengatakan bahwa “ Di SMA kami kurikulum yang dipakai berdasarkan KTSP yang sesuai dengan mendiknas KTSP (kriteria standar pendidikan) (tahun tanggal wawancara 19 Juni pada hari Selasa).

Pernyataan informan di atas dikuatkan oleh Sri Rahaju umur 49 tahun salah asatu guru di SMA Negeri 1 Waru yang menyatakan bahwa : Kurikulum yang dilaksanakan sesuatu dengan kriteria tingkatan satuan pendidikan (KTSP) ( tanggal wawancara 18 Juni pada hari Senin)

Mendasarkan keterangan informan di atas menunjukkan bahwa di SMA Negeri 1 Waru kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan kurikulum KTSP (Kriteria Tingkat Satuan Pendidikan). Kurikulum ini menurut guru lain yang bernama Asmadi umur 34 tahun dinyatakan bahwa sejak diterapkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mulai tahun 2006 dimana kurikulum ini memberikan kesempatan kepada sekolah untuk menggali potensi yang ada di sekolah dengan standart yang ditetapkan oleh dinas pendidikan.

Sementara di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Guru PPKN dan Kebaharian yang bernama Zenal Mustafa, Drs, umur 49 tahun dia mengatakan bahwa :

mengikuti ketentuan dari Mendiknas yaitu KTSP.(tanggal wawancara 16 Juni pada hari Rabu).

Pernyataan informan di atas senada dengan yang disampaikan oleh Guru Biologi yaitu Erni Dwiyanti, S.Pd, umur 38 tahun. Pendapat ibu guru tersebut tentang kurikulum yang digunakan dalam proses penyelenggaraan pembelajaran adalah bahwa: “kurikulum yang digunakan di SMA Hang Tuah-2 telah sesuai dengan standar nasional yaitu KTSP”. (tanggal wawancara 15 Juni pada hari Selasa).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompenetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa kurikulum yang digunakan disetiap jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Mendasarkan data-data yang disebutkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pelayanan pendidikan di SMA Negeri 1 Waru dan SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo dilihat dari kurikulum yang digunakan adalah sudah baik karena sudah mengikuti ketentuan pemerintah.

4.2.9. Pener apan dan pengembangan gur u

Pada fokus ini sasaran adalah untuk mendiskripsikan persiapan guru dalam proses belajar dan penerapan evaluasi guru untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.

Waru, jika akan mengajar, maka guru harus menyiapkan apa saja yang akan diajarkan. Dalam hal ini Tri Mugiarti, Spd, MM, umur 50 tahun mengatakan bahwa:

Setiap guru, sebelum mengajar harus sudah siap rencana program pengajaran (RPP) selama 1 tahun. Pelajaran yang sudah siap a tahun harus ditanda tangan oleh kepala sekolah. (tanggal wawancara 19 Juni pada hari Selasa).

Hal senada tentang persiapan guru dalam memulai proses belajar mengajar disampakan oleh Sri Rahaju umur 49 tahun bahwa:

Guru dituntut untuk membuat program pengajaran selama 1 tahun, misalnya membuat silabus pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa atau mempersiapkan (RPP) rencana program pendidikan. (tanggal wawancara 18 Juni pada hari Senin).

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Asmadi umur 34 tahun bahwa: Tingkat Keberhasilan guru dalam mengajar harus ada

Dokumen terkait