• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Jumlah persalinan di RSU Haji Medan pada bulan Februari 2014 sampai April 2014 sebanyak 147 kasus. Dengan menggunakan rumus sampel purposif untuk kasus kontral didapatkan sampek sejumlah 64 kasus dengan mempetimbangkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Dari kasus ini terdapat kelompok kasus sebesar 17 orang (26,6%) dengan BBLR dan kelompok kontrol sebesar 47 orang (73,4%) dengan berat badan lahir normal.

Berdasarkan dari hasil penelitian, akan diuraikan pembahasan tentang perbedaan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan. Yakni pengaruh ibu hamill perokok pasif terhadap berat badan lahir.

1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil. a. Riwayat ibu hamil perokok pasif

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa dari 64 responden, ibu hamil perokok pasif ringan sebanyak 34 orang (53,1%), ibu hamil perokok pasif berat sebanyak 11 orang (29,7%).

Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (Jaya, 2009 hal 69). Ibu hamil perokok pasif merupakan ibu hamil yang tidak merokok tetapi terpapar asap rokok orang lain sewaktu kehamilan.

Data GATS 2011 perokok pasif atau orang yang menghisap asap rokok sekunder adalah 51,3% atau 14,6 juta orang dewasa yang bekerja dalam gedung terpapar asap rokok di tempat kerja, 78,4% atau 133,3 juta orang dewasa terpapar dengan asap rokok di rumahnya, 85,4% atau 44 juta orang dewasa yang berkunjung ke restoran terpapar asap rokok(Kemenkes, 2012, hal.34).

Seorang perokok pasif akan mempunyai resiko yang sama dengan perokok aktif 1-5 batang perhari. Perempuan yang merokok pada kehamilan trimester kedua dan tiga mempunyai resiko yang sama bila merokok selama kehamilan. Bayi yang lahir dari seorang perokok bukan hanya mempunyai berat badan lahir rendah, tetapi juga ukuran panjang tubuh, kepala dan dada yang lebih kecil. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok meliputi abortus, solusio plasenta, BBLR, dan plasenta previa. Hal ini akan meningkatkan kematian neonatus dan sindroma kematian jani n mendadak (SIDH). Selain itu komplikasi ketuban pecah dini dan persalinan kurang bulan juga dapat terjadi (Prawirohardjo, 2010, hal.950&951).

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan perokok pasif ringan. Sebagian besar dari perokok pasif ringan ini terpapar asap rokok di lingkungan rumah yaitu dari anggota keluarga yang merokok dan sebagain terpapar di tempat kerja.

b. Berat badan lahir

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 64 responden, didapatkan 17 bayi (26,6%) lahir dengan BBLR.

Faktor risiko BBLR antara lain dibagi menjadi risiko demografi, risiko medis, risiko perilaku dan lingkungan, dan faktor risiko fasilitas kesehatan. Faktor risiko perilaku dan lingkungan meliputi saat hamil seperi terkena paparan asap rokok, status nutrisi buruk, konsumsi alkohol, dan konsumsi narkoba serta faktor risiko fasilitas kesehatan, seperti perawatan kehamilan yang tidak rutin atau tidak ada sama sekali (Kartika, 2013, ¶ 4 & 7).

c. Riwayat berat badan lahir dari riwayat ibu hamil perokok pasif

Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 64 responden di dapatkan 17 bayi (26,6%) lahir dengan berat badan rendah 6 responden (9,4%) ibu hamil perokok pasif berat dan 10 responden (15,6%) ibu perokok pasif ringan.

Suatu analisis tentang akibat paparan asap rokok secara pasif pada kehamilan dan pada 3.000 perempuan menemukan paparan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan janin yang buruk, dan paparan yang sangat tinggi berkaitan dengan lebih tingginya kematian janin dan lahir prematur serta berat lahir rendah (Walker, Humphiries, 2012, hal.112).

Menurut Neil (2007, hal.28) rokok bagi pria terutama para perokok berat dapat mengurangi kesuburan dan menyebabkan kerusakan pada sperma. Tidak berarti orang yang tidak merokok luput dari bahaya tersebut. Karena para perokok

pasif memiliki resiko yang sama. Maka ibu hamil sebaiknya sebisa mungkin menghindari lingkungan berasap rokok.

Menurut asumsi peneliti semakin besar ibu hamil terpapar asap rokok maka semakin tinggi kejadian berat badan lahir rendah. Namun berat badan lahir rendah tidak sepenuhnya disebabkan oleh ibu hamil perokok pasif, masih ada faktor lain seperti status gizi, keadaan ekonomi, dan penyakit sewaktu kehamilan.

d. Riwayat ibu hamil perokok pasif terhadap berat badan lahir

Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 64 responden di dapatkan 34 (53,1) ibu perokok pasif ringan 10 bayi (15,6%) mengalami kejadian BBLR.

Menurut Rukiah (2013) karbonmonoksida yang bercampur dengan haemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat beracun, dan jika bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin mengurangi pernafasan pada fetus dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen dan nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, apnea (lumpuhnya pernafasan), BBLR sampai kematian janin.

Pada penelitian ini mayoritas ibu yang mengalami kejadian BBLR adalah ibu hamil perokok pasif ringan. Ini dikarenakan ibu hamil perokok pasif bukan merupakan faktor utama yang menyebabkan BBLR. Ada faktor lain yang merupakan faktor penyebab BBLR yaitu usia ibu, penyakit sewaktu kehamilan, kadar haemoglobin yang rendah, dan status gizi ibu hamil yang buruk. Jadi ada kemungkinan penyebab BBLR dari penelitia ini adalah faktor-faktor tersebut karena perokok pasif bukan merupakan faktor penyebab tunggal dari BBLR.

e. Pengaruh ibu hamil perokok pasif terhadap berat badan lahir

Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 64 responden di dapatkan 36 responden dengan perokok pasif didapatkan 16 (35,6%) ibu yang mengalami kejadian BBLR.

Dari hasil uji statistik chi-square terhadap 64 responden diperoleh nilai kemaknaan p = 0,028 (p ≤ 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara ibu hamil perokok pasif dengan berat badan lahir.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila Ramadhan (2012) dalam penelitiannya tentang Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Badan Layanan Umum Daerah RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2011 dengan sampel sejumlah 45 orang dengan tekhnik purposif sampling dan analisa data menggunakan uji

chi-square. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ibu

hamil perokok pasif dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Badan Layanan Umum Daerah RSU Meuraxa Banda Aceh Tahun 2011 dengan nilai kemaknaan p=0,004 (p≤0,05).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anne Rufaridah (2011) dalam penelitiannya tentang Pengaruh Perokok Pasif Terhadap Plasenta, Berat Badan Lahir, Apgar Score Bayi Baru Lahir Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2011 dengan jumlah sampel 43 orang dengan desain penelitian menggunakan studi kohort. Hasil uji analisa data chi-square di dapatkan nilai p =0,013 yang berarti terdapat pengaruh ibu hamil perokok pasif yang bermakna terhadap berat badan lahir di Kabupaten Padang Pariaman.

Menurut Walker dan Humphiries (2012, hal. 112) merokok pasif juga mungkin menjadi suatu bahaya bagi perempuan yang secara teratur terpapar asap rokok di tempat kerja atau rumah. Suatu analisis tetang akibat paparan asap rokok secara pasif pada kehamilan dan pada 3.000 perempuan menemukan paparan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan janin yang buruk, dan paparan yang sangat tinggi berkaitan dengan lebih tingginya kematian janin dan lahir prematur serta berat lahir rendah.

Menurut Rukiah (2013) karbonmonoksida yang bercampur dengan haemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat beracun, dan jika bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin mengurangi pernafasan pada fetus dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pada plasenta dan tali pusat sehingga mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen dan nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, apnea (lumpuhnya pernafasan), BBLR sampai kematian janin.

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori di atas, peneliti dapat berasumsi bahwa semakin berat seorang ibu hamil terpapr asap rokok maka semakin besar pula kemungkinan ibu tersebut akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, akan tetapi perokok pasif bukan merupakan suatu penyebab tunggal. Selain ibu hamil perokok pasif, status gizi ibu, dan sosial ekonomi dan kesehatan ibu sewaktu hamil merupakan faktor yang mempengaruhi berat badan lahir.

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian. Semakin banyaknya sampel semakin akurat pula data yang akan didapat, tetapi dengan keterbatasan waktu dan tempat, peneliti mengambil sampel penelitian ini sebanyak 64 responden, yang terdiri dari 2 kelompok yaitu 17 kelompok kasus dan 43 kelompok kontrol,dan disamping itu keterbatasan penelitian ini juga dikarenakan peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap responden. Peneliti tidak mengidentifikasi jarak paparan asap rokok terhadap ibu hamil perokok pasif dan peneliti juga tidak menjelaskan secara rinci dimana saja responden terpapar asap rokok.

3. Implikasi Penelitian

Bagi pelayanan kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan perhatian terhadap asuhan kebidanan kepada ibu hamil tentang pengaruh perokok pasif terhadap kehamilan khususnya pengaruh ibu hamil perokok pasif terhadap berat badan lahir, agar ibu dapat menjaga lingkungan sekitarnya dari tempat-tempat yang bebas asap rokok sehingga tidak mengakibatkan gangguan pada janinnya khusunya berat badan janin. Setelah membuktikan bahwa pengaruh ibu hamil perokok pasif terhadap berat badan lahir, maka diharapkan para pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi kepada ibu hamil tentang pengaruh ibu hamil perokok pasif terhadap berat badan lahir.

Dokumen terkait