• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, hasil pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan atau serempak variabel CAR, NPL, NIM, LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas

(ROA) perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai 2014.

Nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2= , . Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel ROA sebesar 17,1%, sisanya sebesar 82,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

1. Pengaruh CAR terhadap ROA

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi CAR bernilai negatif sebesar -1,358 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel CAR adalah 0,177. Karena nilai probabilitas CAR, yakni 0,177, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara CAR dengan ROA tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai

|� | < |� |, yakni |− , | < | , |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kecukupan modal (CAR) suatu bank tidak menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank dalam memperoleh untung yang tinggi.

Tidak signifikannya CAR terhadap ROA, hal ini kemungkinan dikarenakan peraturan BI yang mengharuskan setiap bank untuk menjaga CAR dengan ketentuan minimal 8%, sehingga para pemilik bank menambah modal bank dengan menyediakan dana (fresh money) untuk mengantisipasi skala usaha

yang berupa expansi kredit atau pinjaman yang diberikan agar rasio kecukupan modal (CAR) bank dapat memenuhi ketentuan BI. Sedangkan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada saat dilakukannya penelitian kurang baik yang ditandai dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah yang terlihat dari dana pihak ketiga yang berupa simpanan dana masyarakat tidak terlalu besar.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho (2012) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa Besar kecilnya kecukupan modal bank (CAR) belum tentu menyebabkan besar kecilnya keuntungan bank. Bank yang memiliki modal besar namun tidak dapat menggunakan modalnya itu secara efektif untuk menghasilkan laba, maka modal yang besar pun tidak signifikan terhadap profitabilitas. Akan tetapi dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Frederick (2014) dan Dawood (2014) menunjukkan hasil penelitian bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank akan semakin besar, karena semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya, sehingga kinerja bank juga akan meningkat. Defri (2012) dan Sianturi (2012) menunjukkan hasil penelitian bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dimana didalam penelitian ini menunjukkan bahwa bank yang diteliti juga memiliki modal yang tinggi, tetapi kepercayaan

masyarakat masih rendah, hal ini tidak akan berdampak kepada profitabilitas bank.

2. Pengaruh NPL terhadap ROA

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi NPL bernilai negatif sebesar -1,838 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel NPL adalah 0,068. Karena nilai probabilitas NPL, yakni 0,068, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara NPL dengan ROA tidak signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai

|� | < |� |, yakni |− , | < | , |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Nilai NPL yang tinggi terjadi pada LDR yang overlikuid (LDR yang overlikuid menggambarkan jumlah kredit yang kecil dibandingkan dana yang tersimpan di bank), sehingga dampaknya tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat diartikan walaupun nilai NPL semakin tinggi pada bank, tetapi hal itu kemungkinan tidak memberikan dampak menurunnya tingkat ROA pada bank tersebut. Hal itu disebabkan nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) masih dapat menutupi kredit bermasalah. Laba perbankan masih dapat meningkat dengan NPL yang tinggi karena bank masih dapat memperoleh sumber lain seperti fee based income yang juga memberikan pengaruh yang relatif tinggi terhadap tingkat ROA (Masyhud, 2004:487).

NPL yang tinggi pada bank mencerminkan buruknya manajemen piutang dalam mengelola risiko kredit yang berakibat pada kredit dalam kondisi kurang lancar, diragukan maupun macet sehingga banyaknya piutang yang tidak tertagih. Pengelolaan kredit yang buruk tentunya akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya yang akan mengakibatkan keuntungan yang berkurang akibat tidak lancarnya pelunasan pokok dan bunga kredit sehingga labanya menurun.

Pengaruh yang negatif antara NPL terhadap ROA menurut teori (Kasmir, 2008:40) disebabkan karena tingginya nilai NPL sama dengan tingginya jumlah kredit bermasalah yang sedang dihadapi perbankan. Jika NPL tinggi maka kesempatan bank dalam memperoleh laba dari bunga kredit dan pengembalian kredit akan hilang. Hilangnya kesempatan memperoleh laba dari kredit yang macet akan mempengaruhi proyeksi keuntungan yang direncanakan sehingga secara langsung berpengaruh terhadap ROA karena dengan berkurangnya keuntungan akan menyebabkan penurunan ROA. Dalam upayanya menjaga agar nilai NPL kurang dari 5% secara operasional hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara perpanjangan masa pelunasan, memperkecil jumlah angsuran kredit, mengurangi tingkat bunga, menambah modal kerja debitur jika dirasa masih kurang, penghapusan kredit atau penghapus bukukan kredit apabila kredit menurut pertimbangan bank sudah sulit untuk dilakukan proses penagihan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Frederick (2014) dan Sianturi (2012) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dimana, penelitian ini

menunjukkan bahwa pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh NPL mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank yang ditunjukkan dalam NPL maka akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui ROA dan tidak signifikannya NPL terhadap Profi tabilitas karena Perbankan cenderung untuk menginvestasikan dananya dengan hati-hati dan lebih menekankan pada survival bank sehingga NPL tidak berpengaruh banyak terhadap Profitabilitas bank. Akan tetapi dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Herawati (2014), Gremi (2013) dan Almazari (2014) menunjukkan hasil penelitian bahwa NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar NPL maka ROA yang diperoleh akan semakin kecil. Peningkatan NPL akan mempengaruhi profitabilitas bank, karena semakin tinggi NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar.

3. Pengaruh NIM terhadap ROA

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi NIM bernilai positif sebesar 4, 619 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel NIM adalah 0,000. Karena nilai probabilitas NIM, yakni 0,000, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara NIM dengan ROA signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai

|� | > |� |, yakni | , | > | , |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. NIM yang merupakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih, pendapatan bunga bersih tersebut diperoleh dari pendapatan bunga. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank. Dengan demikian semakin besar pendapatan maka semakin besar tingkat profitabilitas bank (Rivai, et al, 2007:711).

Dengan demikian setiap peningkatan 1% NIM akan mengakibatkan peningkatan ROA sebesar 4,619 apabila variabel lain konstan. Hal ini terjadi karena setiap peningkatan pendapatan bunga bersih, yang merupakan selisih antara total biaya bunga dengan total pendapatan bunga mengakibatkan bertambahnya laba sebelum pajak, yang pada akhirnya mengakibatkan peningkatan ROA.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sianturi (2012), Dewi dan Herawati (2014) dan Nugroho (2012) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa NIM berpengaruh Positif dan signifikan terhadap ROA. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya NIM menunjukkan bahwa pendapatan bunga bersih lebih besar dari total aktiva produktif, sehingga dengan meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Akan tetapi dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Frederick (2014) menunjukkan hasil penelitian bahwa NIM berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap ROA. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi NIM, semakin rendah ROA dan sebaliknya semakin rendah NIM, semakin tinggi pula ROA pada perusahaan.

4. Pengaruh LDR terhadap ROA

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi LDR berniliai negatif sebesar -2,445 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel LDR adalah 0,016. Karena nilai probabilitas LDR, yakni 0,016, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara LDR dengan ROA signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai

|� | > |� |, yakni |− , | > | , |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Berpengaruh negatif menunjukkan Semakin tinggi LDR maka semakin kecil tingkat ROA suatu bank. Sebaliknya, semakin kecil LDR maka tingkat ROA akan semakin tinggi. Ini mungkin disebabkan oleh kenaikan LDR yang tidak selalu diikuti oleh kenaikan ROA. Pengaruh LDR terhadap ROA yang signifikan menandakan bahwa setiap pertambahan LDR mengakibatkan likuiditas turun yang mengindikasikan kenaikan pada ROA. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan (Dendawijaya, 2005:55), bahwa tingginya rasio LDR menunjukkan rendahnya likuiditas dan rendahnya likuiditas akan menyebabkan laba meningkat. Sebaliknya, rendahnya rasio LDR menunjukkan tingginya likuiditas dan menyebabkan laba menurun.

Menurut Bank Indonesia, penilaian aspek likuiditas mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola tingkat likuiditas yang memadai guna memenuhi kewajibannya secara tepat waktu dan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Disamping itu juga bank harus dapat meminjam kegiatan dikelola secara efisien dalam arti bahwa bank dapat menekan biaya pengelolaan likuiditas yang sangat tinggi serta setiap saat bank dapat melikuidasi assetnya secara tepat dengan kerugian yang minimal (SE. Intern BI, 2004).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Almazari (2014) pada bank Saudy Arabia dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa LDR berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap ROA. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pihak bank harus menilai calon debitur yang mempunyai karakter kuat, kemampuan mengembalikan uang, jaminan yang berharga, dan kondisi perekonomian yang aman. Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Almazari (2014) pada bank Jordan, Dawood (2014), Dewi dan Herawati (2014) menunjukkan hasil penelitian bahwa LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menyatakan bahwa nilai positif yang dihasilkan LDR menunjukkan bahwa semakin tinggi kredit yang disalurkan dan akan semakin besar ROA. Defri (2012), Sianturi (2012) menunjukkan hasil penelitian bahwa LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya pemberian kredit tidak didukung dengan kualitas kredit.

5. Pengaruh BOPO terhadap ROA

Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi BOPO bernilai positif sebesar 2,149 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel BOPO adalah 0,033. Karena nilai probabilitas BOPO, yakni 0,033, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara BOPO dengan ROA signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai

|� | > |� |, yakni | , | > | , |. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Adanya pengaruh positif ini diduga terjadi karena kenaikan terhadap biaya operasional perusahaan masih mampu diimbangi oleh peningkatan pendapatan operasional. Hal ini mengakibatkan perusahaan tetap mampu menjaga tingkat kesehataanya dengan cara meningkatkan pendapatan operasionalnya, walaupun perusahaan mengalami peningkatan terhadap biaya operasional. Hal ini juga menunjukkan peningkatan biaya oleh perusahaan lebih disebabkan adanya peningkatan aktivitas operasi, dan terjadi bukan disebabkan karena besarnya beban administrasi dari kegiatan rutin perusahaan. Bila semua kegiatan yang dilakukan bank berjalan secara efisien, maka laba yang akan didapat juga semakin besar yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan tersebut.

BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA, dimana bagi Investor sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi investasinya yaitu dengan cara memperhatikan profitabilitas suatu perusahaan dengan melihat BOPO

sebelum berinvestasi tanpa mengabaikan faktor lain. Sedangkan, bagi Manajemen Bank lebih menjaga BOPO dengan tingkat signifikansi yang ada untuk menjaga tingkat efisiensi bank dan meningkatkan kinerja perusahaan sehingga profitabilitas perusahaan dapat meningkat dan menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan perbankan tersebut.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho (2012) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh Positif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa bank yang dilakukan selama penelitian belum memaksimalkan sumber dana yang ada untuk biaya-biaya operasional yang menunjang dalam penyaluran kredit. Akan tetapi penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Almazari (2014) pada bank Jordan dan Saudy Arabia, Dawood (2014), Frederick (2014), Dewi dan Herawati (2014), dan Defri (2012) menunjukkan hasil penelitian bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa jika BOPO meningkat berarti efisien menurun, maka ROA yang diperoleh oleh bank akan menurun. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning yang dihasilkan oleh bank tersebut.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait