• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu nifas yang memiliki luka perineum di Klinik Delima Belawan tahun 2015 diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 32 responden. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Karakteristik ibu nifas tentang perawatan luka perineum

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 32 ibu nifas yang diteliti ditemukan mayoritas ibu nifas berumur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (81,2%) dan minoritas ibu nifas berumur >35 tahun sebanyak 2 orang (6,3%). Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa Pengetahuan yang baik ini dapat dilatarbelakangi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.

Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu nifas berpendidikan SMA dan Perguruan tinggi yaitu 29 orang (90,6 %) dan minoritas ibu berpendidikan SMP sebanyak 3 orang (9,3 %). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat.

Pada pekerjaan ditemukan bahwa mayoritas ibu nifas bekerja yaitu sebanyak 20 orang (62,5 %) dan minoritas ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 12 orang (37,5 %). Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Hal tersebut karena lingkungan pekerjaan membuat adanya interaksi antar sesama sehingga pengetahuan akan perawatan luka perineumnya dapat dilaksanakan. Dalam hal ini ibu nifas bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Pegawai swasta dan Buruh yang menjadi acuan karena ibu nifas tesebut memiliki interaksi terhadap sesama rekan kerjanya.

Dilihat dari jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 1 orang anak yaitu 18 orang (56,2 %) dan minoritas ibu memiliki 4 orang anak (12,5 %). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun bayi yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dengan penyakit tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan luka perineum yaitu sebanyak 21 orang (65,6 %) dan minoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 orang (34,4 %).

Hal ini menyatakan bahwa ibu-ibu nifas yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah mengetahui tentang perawatan luka perineum di dapatkan dari pendidikan ibu.

2. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum

Berdasarkan hasil Table 5.3 diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan luka perineum yaitu sebanyak 21 orang (65,6 %) dan minoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 orang (34,4 %). Dan pengetahuan kurang tidak ada. Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003), bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi, lingkungan dan sosial ekonomi. Ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sekolah/pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi individu dan mempertinggi taraf intelegensi individu Notoadmodjo (2003). Tingkat pengetahuan juga dipengaruhi motivasi, rasa optimis keluarga untuk mencari tahu cara-cara dalam perawatan selama kehamilan dan melahirkan. Keluarga juga mendengar anjuran dan saran Bidan untuk selalu memberikan dukungan kepada isteri selama kehamilan dan melahirkan dalam merawat kesehatan dirinya.

Hal ini menyatakan bahwa ibu-ibu nifas yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah mengetahui tentang perawatan luka perineum di dapatkan dari

pendidikan ibu. Responden banyak menjawab pertanyaan benar pada pertanyaan no.2 yaitu pengetahuan tentang tujuan dari perawatan luka robek di daerah kemaluan ibu saat melahirkan sebanyak 28 orang (87,5%). Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup seseorang dalam meningkatkan kesehatan secara kondusif. Masih banyaknya responden yang berpengetahuan cukup pada pertanyaaan no.7 yaitu tentangapa yang dilakukan ibu untuk membersihkan luka robek pada daerah kemaluan nya yaitu sebanyak 13 orang (40,6%). Perawatan luka perineum dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang perawatan luka perineum pada ibu- ibu yang memiliki luka perineum.

3. Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum .

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 28 orang (87,5 %). Responden lebih banyak memilih sangat setuju pada pernyataan positif tentang Melakukan perawatan luka robek di daerah kemaluan harus dilakukan tiap hari karena untuk mempercepat proses penyembuhan luka yaitu sebanyak 18 orang (56,2%). Responden menjawab pertanyaan setuju sebanyak 20 orang (62,5%) yaitu tentang ibu nifas harus menjaga kebersihan dirinya agar luka pada kemaluannya cepat sembuh. Dan responden yang menjawab pernyataan kurang setuju sebanyak 13 orang (40,6%) yaitu tentang efek samping jika ibu tidak melakukan perawatan dengan baik yaitu akan terjadi infeksi. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat (Notoadmojdo, dalam Saragih, 2009) yang menyatakan bahwa sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segera berlalu akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang bertahan lama. Sikap dapat dipengaruhi pengalaman di lingkungan kehidupan sehari - hari. Sikap adalah cara mengkomunikasikan suasana hati (mood) dalam diri sendiri kepada orang lain. Selain itu Mubarak (2007) menyatakan bahwa sikap positif di pengaruhi oleh: orang lain, pengalaman, media massa dan faktor emosi dapat mempengaruhi pembentukan sikap. Dalam masa nifas dibutuhkan dukungan dari keluarganya sehingga ibu nifas dapat melewati masa nifasnya dengan nyaman. Dalam melakukan perawatan luka perineum saat melahirkan sangat berguna untuk mencegah terjadinya infeksi. Maka sebaiknya ibu nifas dalam melakukan perawatan luka perineum harus dengan cara yang tepat yang dianjurkan oleh Bidan sehingga mencapai hasil yang baik. Dalam pemulihan masa nifas ibu nifas dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi dan protein yang tinggi sehingga mempercepat proses penyembuhan luka perineumnya. Dan ibu nifas sebainya tidak memilih-milih makanan dalam proses penyembuhan luka perineumnya.

Untuk pernyataan yang negatif, responden mayoritas menjawab sangat tidak setuju yaitu sebanyak 4 orang (12,5 %) tentang tehnik yang dilakukan ibu nifas dalam melakukan perawatan luka daerah kemaluannya yaitu dari depan kebelakang. Hal ini sejalan dengan pendapat Newcomb (dalam soekidjo, 2007, hal.143) menyatakan bahwa dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan memegang peranan penting. Ini sesuai dengan pengetahuan responden yang mayoritas baik maka terciptalah sikap positif terhadap perawatan luka perineum. Pengetahuan yang baik maka sikap pun baik sehingga membentuk sikap yang bertahan lama.

Dokumen terkait