• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG

PERAWATAN LUKA PERINEUM DI KLINIK

DELIMA BELAWAN

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

FUJI LESTARIATIK

145102179

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI KLINIK DELIMA

BELAWAN 2015 ABSTRAK Fuji Lestariatik

Latar belakang : Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama. Perawatan luka perineum sangatlah penting dilakukan bagi ibu nifas karena luka bekas jahitan jalan lahir ini dapat masuk kuman dan menimbulkan infeksi jika tidak dilakukan dengan cara yang baik. Perawatan tersebut meliputi cara pelaksanaan luka perineum serta faktor yang mempengaruhi luka perineum.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di klinik delima belawan tahun 2015 .

Metode penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang memiliki luka perineum di klinik Delima Belawan yang berjumlah 32 orang. Besar sampel sebanyak 32 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai Mei 2013 dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner.

Hasil penelitian : Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas ibu nifas berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (65,6%), dan ibu nifas mayoritas memiliki sikap positif sebanyak 28 orang (87,5%).

Kesimpulan dan Saran : Dari penelitian yang dilakukan tentang pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum berpengetahuan baik dan bersikap positif sehingga diharapkan ibu – ibu nifas yang memiliki luka perineum dapat menjaga dan merawat kesehatan dirinya khususnya pada bagian perineum atau yang terdapat luka hecting di daerah vaginanya.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini yang berjudul “Pengetahuan Dan Sikap Ibu

Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Febrina Oktavinola Kaban, SST, M.Keb selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran-saran.

4. Evi Karota Bukit, SKp, Ns, MNS selaku penguji II dalam sidang Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberi petunjuk dan saran.

5. Dr. Juliandi Harahap, MA selaku penguji I dalam sidang Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran.

(6)

7. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moril serta doa kepada peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada abang dan kakak saya serta keluarga semua yang telah memberikan dukungan dan semangat serta doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

9. Teman-teman D-IV yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Semua pihak yang mendukung, membantu, dan mendoakan peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya, untuk itu peneliti mengaharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi peneliti khususnya.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2015 Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

2. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif. ... 6

B. Sikap... 8

2. Pengertian Perawatan Luka Perineum ... 13

3. Tujuan Perawatan Luka Perineum ... 13

4. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Luka Perineum 14 5. Ruang Lingkup Perawatan Luka Perineum ... 18

6. Waktu dan Cara Perawatan Luka Perineum ... 18

7. Penatalaksanaan Perawatan Luka Perineum. ... 20

(8)

C .Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu penelitian ... 27

E. Etika Penelitian... 28

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. Uji Validitas dan Realiabilitas ... 31

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

I. Rencana analisa Data ... 32

1. Pengolahan Data... 32

2. Analisa Data ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

1. Karakteristik Responden... 35

2. Pengetahuan responden ... 36

3. Sikap responden ... 38

B. Pembahasan ... 41

1 Karakteristik Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum 41 2. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum 43 3. Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum ... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

A. Kesimpulan ... 45

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan

Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 5 : Uji Validitas : Content Validity Index Lampiran 6 : Master Data Uji Validitas dan Reliabelitas Lampiran 7 : Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas

Lampiran 8 : Master Data Penelitian

Lampiran 9 : Surat Balasan Survei Penelitian Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 11 : Surat Balasan Penelitian

(12)

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI KLINIK DELIMA

BELAWAN 2015 ABSTRAK Fuji Lestariatik

Latar belakang : Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama. Perawatan luka perineum sangatlah penting dilakukan bagi ibu nifas karena luka bekas jahitan jalan lahir ini dapat masuk kuman dan menimbulkan infeksi jika tidak dilakukan dengan cara yang baik. Perawatan tersebut meliputi cara pelaksanaan luka perineum serta faktor yang mempengaruhi luka perineum.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di klinik delima belawan tahun 2015 .

Metode penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang memiliki luka perineum di klinik Delima Belawan yang berjumlah 32 orang. Besar sampel sebanyak 32 orang dengan metode pengambilan total sampling. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai Mei 2013 dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner.

Hasil penelitian : Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas ibu nifas berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (65,6%), dan ibu nifas mayoritas memiliki sikap positif sebanyak 28 orang (87,5%).

Kesimpulan dan Saran : Dari penelitian yang dilakukan tentang pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum berpengetahuan baik dan bersikap positif sehingga diharapkan ibu – ibu nifas yang memiliki luka perineum dapat menjaga dan merawat kesehatan dirinya khususnya pada bagian perineum atau yang terdapat luka hecting di daerah vaginanya.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 60% Angka Kematian Ibu terjadi pada periode ini. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyak wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup, (Dewi, 2012).

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama (Saifuddin, 2006).

Menurut WHO ada sekitar 800 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan atau melahirkan. Pada tahun 2010, sekitar 287.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Hampir 99% kematian ibu terjadi di negrara berkembang. Lebih dari setengah kematian tersebut terjadi di sub-Sahara Afrika dan sepertiga terjadi di Asia Selatan.

(14)

menjadi 102/100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2011). Pernyataan langsung kematian Ibu di Indonesia adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%), (SDKI, 2007).

Angka Kematian Ibu (AKI) pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar disuatu Negara. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359/100.000 ibu hamil/melahirkan. Angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara Negara-negara ASEAN, kemudian setelah Indonesia disusul oleh Vietnam 50/100.000 kelahiran hidup, Thailand 10/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 5/100.000 kelahiran hidup, Singapura 3/100.000 kelahiran hidup (www.bkkbn.go.id).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu mencapai 359/100.000 kelahiran hidup. Dalam survei yang sama, lima tahu lalu, angka kematian ibu hanya 228/100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 263/100.000 angka kelahiran hidup. Angka kematian ibu mulai menjadi sorotan terkait sulitnya mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2011).

(15)

Sebesar 57,93% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada waktu hamil sebesar 24,74% dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia produktif (20-35 tahun) sebesar 66,96%, kemudian pada kelompok umur >35 tahun sebesar 26,67% dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar 6,37% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012).

Penyebab kematian maternal berdasarkan data Dinas Kesehatan Indonesia 2013, dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian maternal yaitu perdarahan, eklamsi, infeksi serta komplikasi nifas. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian maternal terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, geografi serta budaya masyarakat (Hasnawati, dkk, 2008).

Pada masa nifas diperlukan nutrisi yang bermutu tinggi dengan cukup kalori, protein, cairan serta vitamin. Faktor nutrisi akan mempengaruhi proses penyembuhan luka jalan lahir. Berdasarkan status gizi dan cara perawatan luka perineum akan mempengaruhi penyembuhan luka. Pada sebagian pasien, penurunan kadar protein akan mempengaruhi penyembuhan luka.

(16)

perineum dan percaya masih ada makanan yang dapat mengganggu luka yang terjadi pada ibu nifas yang sebenarnya salah, mereka memberikan perlindungan yang bersifat sangat protektif terhadap ibu nifas sehingga keputusan untuk mengkonsumsi makanan ditentukan oleh pihak yang dianggap punya kewenangan atau pengetahuan yang lebih.

Menurut survey awal yang diambil dari Klinik Delima Belawan di dapatkan data mengenai ibu nifas yang mempunyai luka perineum sebanyak 32 orang dan 10 orang yang belum mengerti tentang cara merawat luka perineum. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa perawatan luka perineum penting dilakukan karena luka bekas jahitan jalan lahir ini dapat masuk kuman dan menimbulkan infeksi. Melihat data diatas dan uraian data-data diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang”Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang

Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(17)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Klinik Delima Belawan.

b. Untuk mengetahui sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Klinik Delima Belawan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Praktek Kebidanan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap ibu nifas dalam perawatan masa nifas.

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam menerapkan mata ajaran metode penelitian dan menambah wawasan pengetahuan peneliti dalam memeberikan asuhan kebidanan ibu nifas tentang perawatan luka perineum. 3. Bagi Institusi

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu, yang terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan merupakan hasil dari apa yang diketahui seseorang yang didapatkan secara formal maupun informal. Pengetahuan formal ini diperoleh dari pendidikansekolah, sedangkan pendidikan informal diperoleh dari luar sekolah seperti dari lingkungan keluarga, orang lain dalam pergaulan sehari-hari dan dapat juga diperoleh dari media informasi yaitu media cetak seperti: buku, majalah, media elektronik seperti tv, radio, dan internet (Notoatmodjo, 2007, hlm.139). 2. Tingkat pengetahuan didalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

a. Tahu (know)

(19)

b. Memahami (Comprehension)

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tenteng objek yang di ketahui, dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisi (Analysis)

Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkn materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesisi)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menhubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk ke seluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

(20)

B. Sikap (Attitude) 1. Defenisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoadmojo, 2007, hlm.124).

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang obyek tadi (Purwanto,1998. Hlm.62).

2. Kategori Sikap

a. Menurut Heri Purwanto, sikap terdiri dari :

1. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyayangi, mengharapka, obyek tertentu.

2. Sikap negative, terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Purwanto,1998.hlm.64). b. Menurut Notoatmodjo, sikap terdiri dari :

1. Menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulasi yang diberikan (obyek).

2. Merespon (responding)

(21)

tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, berarti bahwa seseorang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuting)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003).

Selain itu, Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, antara lain :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengethuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007, hlm.143).

Sedangkan fungsi sikap dibagi menjadi 4 golongan yaitu : 1. Sebagai alat untuk menyesuaikan

(22)

2. Sebagai alat pengatur tingkah laku

Pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa, dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang itu pada umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu.

3. Sebagai alat pengatur pengalaman

Manusia didalam menerima pengalaman-pengalaman secara aktif, artinya semua berasal dari dunia luar tidak semua dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana hal-hal yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman di beri penilaian lalu dipilih.

4. Sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya oleh karena itu sikap-sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut.

c. Pengukuran Sikap

(23)

C. Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Nugroho, 2014).

2. Kebijakan Program Masa Nifas

Pada kebijakan program masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah , mendeteksi, dan menagani masalah-masalah yang terjadi. Antara lain :

a. 6-8 jam setelah persalinan, tujuan :

 Mencegah perdarahan masa nifas karen atonia uteri.

 Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila

perdarahan berlanjut.

 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga,

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.  Pemberian ASI awal.

 Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

 Menjaga bayi tetap sehat, dengan cara mencegah hipotermia.

(24)

b. 6 hari setelah persalinan.

 Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan,

abnormal.

 Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan

istirahat.

 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

 Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari. c. 2 minggu setelah persalinan.

 Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan

meraba bagian rahim. d. 6 minggu setelah persalinan.

 Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

 Memberikan konseling untuk KB secara dini.

(25)

D. Luka Perineum

1. Pengertian Luka Perineum

Luka perineum adalah insisi pada perineum atau luka robek pada perineum orifisium vulva pada saat melahirkan bayi, (Farrer, 2004).

2. Pengertian Perawatan Luka Perineum

Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam tujuan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004).

Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000).

Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Nugroho, 2014).

3. Tujuan Perawatan Luka Perineum

Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan, (Nugroho, 2014).

(26)

a. Adanya darah yang keluar dari vagina selama masa nifas yang disebut lochea.

b. Secara anatomis, letak vagina bedekatan dengan saluran buang air kecil dan buang air besar yang setiap hari kita lakukan. Kedua saluran tersebut merupakan saluran pembuangan dan banyak mengandung microorganisme pathogen.

c. Adanya luka/trauma di daerah perineum yang terjadi akibat proses persalinan dan bila terkena kotoran dapat terinfeksi.

d. Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki mikroorganisme yang dapat menjalar kerahim.

4. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Luka Perineum

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi luka perineum yaitu sebagai berikut:

a. Gizi

(27)

2. Makanan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

4. Mengkonsumsi tablet zat besi selama 40 hari post partum. 5. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit.

(28)

Ibu nifas sering membatasi asupan kalori dengan alasan karena ada yang mengatakan masih pantang makanan di antaranya konsumsi ikan segar, dengan alasan bayi menetek akan muntah, pantang makan ikan ayam karena akan menimbulkan nyeri pada luka dan lama sembuhnya, juga pantang ikan asin karena akan menimbulkan gatal-gatal. Padahal proses penyembuhan luka perineum yang normal adalah 6-7 hari post partum.

b. Ambulasi

Ambulasi setelah melahirkan sangatlah penting dilakukan. Oleh karena itu, ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka. Mobilisasi sebaiknya diklakukan secara bertahap. Diawali dengan gerakan miring kekanan dan kekiri diatas tempat tidur, duduk kemudian berjalan setelah 2-3 jam pertama setelah melahirkan. Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya dan berjalan 24-28 jam setelah melahirkan. Adapun keuntungan dari ambulasi dini, antara lain :

1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat.

2. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.

3. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai cara merawat bayinya.

(29)

c. Obat-obatan

1. Steroid : dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon inflantasi normal.

2. Antikoagualan : dapat menyebabkan hemoragi.

3. Antibiotik spectrum luas/spesipik : efektif bila diberikan segera sebelum pembedahan untuk patologi spesipik atau kontaminasi bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena koagulasi intravascular.

d. Keturunan

Statgenetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan diri dalam penyembuhan luka salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori.

e. Sarana prasarana

Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptic.

f. Budaya dan keyakinan

(30)

2003). Padahal kepercayaan tersebut belum tentu bermanfaat, malah kadang dapat membahayakan dirinya sendiri, seperti halnya tradisi berpantang makanan setelah melahirkan. Bisa juga disebabkan oleh ibu yang tidak bekerja, karena ibu yang tidak bekerja sering mengikuti kegiatan kelompok– kelompok yang diadakan masyarakat di sekitarnya (seperti arisan, kelompok kajian, dll). Dari kegiatan itu, biasanya ibu mempunyai perilaku–perilaku mengenai kesehatan. Padahal perilaku tersebut belum tentu bermanfaat, bahkan dapat merugikan kesehatannya sendiri, salah satunya adalah pantangan atau tabu.

5. Ruang Lingkup Perawatan Luka Perineum

Menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah sebagai berikut : a. Mencegah kontaminasi dari rektum

b. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma c. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

(Nugroho, 2014).

6. Waktu dan Cara Perawatan Luka Perineum a. Saat mandi

(31)

dibersihkan, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum (Dewi, 2012).

b. Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil, kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum siramilah vagina dengan air bersih. Basuhlah dari arah depan kebelakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar vagina baik itu urine maupun feses yang mengandung mikroorganisme dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.

c. Setelah buang air besar.

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

d. Bila keadaan vagina terlalu kotor, cucilah dengan sabun atau cairan antiseptic yang berfungsi untuk menghilangkan mikroorganisme yang terlanjur berkembang di daerah tersebut.

e. Bila keadaan luka perineum terlalu luas atau ibu dilakukan episiotomi, upaya menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptic selama 10 menit setelah BAB dan BAK. f. Keringkan vagina dengan tisu atau handuk lembut setiap kali selesai

(32)

Pembalut harus diganti setiap kali selesai BAB dan BAK atau minimal 3 jam sekali atau bila ibu sudah merasa tidak nyaman.

g. Bila ibu membutuhkan salep antibiotic, dapat dioleskan sebelum memakai pembalut yang baru (Dewi, 2012).

7. Penatalaksanaan perawatan luka perineum a. Persiapan perawatan luka perineum

1. Ibu Pos Partum dengan luka perineum

Perawatan perineum sebaiknya dilakukan setelah mandi dan setelah BAB dan BAK dan sebelumnya luka perineum harus keringkan dengan tisu atau handuk bersih terlebih dahulu.

2. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk perawatan luka perineum Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau shower air

hangat dan handuk bersih. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air hangat, pembalut nifas baru dan antiseptik (Ferer, 2010).

b. Penatalaksanaan perawatan luka perineum

Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut:

1. Mencuci tangannya

2. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat

(33)

4. Berkemih dan BAB ke toilet

5. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air

6. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang.

7. Pasang pembalut dari depan ke belakang. 8. Cuci kembali tangan

8. Evaluasi

Parameter yang digunakan dalam evaluasi hasil perawatan adalah: perineum tidak lembab, posisi pembalut itu tepat, ibu merasa nyaman.

Ada beberapa hal yang biasa dilakukan untuk mendorong proses penyembuhan dan juga untuk membantu mengurangi rasa nyeri:

a. Anda boleh meletakkan beberapa potong es didalam sebuah kantung plastik, menutupnya dengan sehelai kain bersih dan lembab, lalu meletakkannya diatas daerah genetalia anda dan untuk menurunkan pembengkakan dan juga untuk menganestesinya daerah tersebut. Biarkan potongan es tersebut berada diatas daerah tersebut selama kurang lebih 20 menit, dua atau tiga kali sehari.

(34)

c. Anda bisa melakukan apa yang dinamakan kegel exercises untuk memperbaiki sirkulasi darah didaerah tersebut untuk membantu memulihkan tonus otot perineal anda seakan sebuah escalator. Ketika anda relaks, escalator tersebut berada dilantai satu. Secara perlahan, gerakan otot anda untuk menaikkannya ke lantai dua, tiga dan empat. Ketika sudah kelantai empat, tahan disana selama beberapa detik lalu kemudian kendurkan daerah tersebut secara perlahan. Ini bias dikerjakan dimanapun dan kapanpun. Anda bisa mengetahui dengan benar hanya jika otot perineal anda saja yang bergerak dan bukan otot paha atau otot pantat anda (Rukiyah, 2012).

9. Manfaat Dari Perawatan Luka Perineum

Perawatan luka perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini :

a. Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.

b. Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

(35)

1. Suhu tubuh pada aksila melebihi 37,50C 2. Ibu menggigil, pusing, dan mual

3. Keputihan yang berbau

4. Keluar cairan seperti nanah dari vagina yang disertai baud an rasa nyeri 5. Terasa nyeri diperut

(36)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang perawatan luka perineum. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep dibawah ini :

──

Skema. 1. Skema Kerangka Konsep Penelitian - Pengetahuan

- Sikap

(37)
(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan pendekatan cross sectional penelitian yang dilakukan hanya sekali waktu saja. Desain ini digunakan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang bisa diteliti, (Notoatmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang memiliki luka perineum berjumlah 32 orang di klinik bersalin Delima Belawan.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi tersebut (Notoatmodjo, 2002). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang memiliki luka perineum berjumlah 32 orang di klinik Delima Belawan. Kriteria sampel dapat dikemukakan sebagai berikut :

(39)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Delima Belawan, karena pada lokasi ini terdapat ibu nifas, sehingga cukup memadai untuk mendapatkan jumlah responden penelitian.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2015 sampai Mei 2015 dan dalam kurun waktu tersebut akan dilakukan pengumpulan data dan analisis data.

Tabel 4.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No .

Uraian kegiatan

Bulan ke

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 1. Pengajuan Judul

2. Pembuatan Proposal

(40)

E. Etika Penelitian

Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat persetujuan dari institusi pendidikan yakni ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Peneliti mengajukan permohonan kepada pimpinan Delima Belawan untuk melakukan penelitian di klinik tersebut. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menyerahkan lembar persetujuan kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin timbul selama pengumpulan data. Apabila responden bersedia untuk diteliti maka responden harus menandatangani lembar persetujuan, responden yang menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai haknya. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau kuesioner yang telah diisi. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang telah disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu :

a. Karakteristik responden

Data demografi : umur, paritas, pendidikan terakhir dan pekerjaan. b. Data pengetahuan

(41)

=1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut skala guttman (Riduan, 2010, hal.43). Berdasarkan rumus statistika

P =

kelas Banyak

(R) Rentang

1. Menentukan nilai rentang (R)

2. Rentang = skor tertinggi – skor terkecil = 10 – 0 = 10

3. Menentukan panjang kelas ( i )

Panjang kelas ( i ) =

4. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut :

(42)

Sangat Setuju (SS) :diberi nilai 4

Setuju (S) :diberi nilai 3

Tidak Setuju :diberi nilai 2 Sangat Tidak Setuju (STS) :diberi nilai 1 jika pernyataan negative maka jawaban:

Sangat Setuju (SS) :dibei nilai 1

Setuju (S) :diberi nilai 2

Tidak Setuju (TS) :diberi nilai 3 Sangat Tidak Setuju (STS) :diberi nilai 4 (Aziz, A hlm. 102).

Maka total tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10.

Berdasarkan rumus statiska P =

kelas Banyak

(R) Rentang

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan dengan menentukan skor

tertinggi dan skor terendah.

a. Skor tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10 b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor tertinggi –skor terendah = 40-10 = 30

c. Menentukan panjang kelas (P )

(43)

Untuk menentukan kategori sikap sebagai berikut :

- Jika skor responden 26 – 40 maka sikap responden positif - Jika skor responden 10 - 25 maka sikap responden negatif G. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan cara content validity yaitu diuji oleh Master kebidanan (Hj. Juliani, SST. MARS) sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur. Dimana tahap pertama ada perbaikan pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum dan tahap yang kedua dinyatakan valid dengan nilai CVI (Content Validity Indeks) pengetahuan 0,87 dan untuk sikap nilai CVI nya 0,84.

H. Uji Reliabilitas

(44)

I. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Pimpinan Klinik Bersalin Delima Belawan, setelah mendapat izin maka meminta persetujuan responden menjadi responden secara sukarela, setelah responden bersedia maka diminta untuk menanda tangani lembar persetujuan (informed consent), menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan. Peneliti didampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh responden dalam waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Dalam pengumpulan data dilakukan di Klinik Delima Belawan.

J. Rencana Analisa Data 1. Pengolahan Data

a. Editing

(45)

b. Coding

Lembaran atau kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

c. Data Entry

Yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulasi

Yakni membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariant

Analisis univarian yaitu semua variabel dianalisa secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya.

(46)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada BAB ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di klinik Delima Belawan Tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Februari s.d. Mei 2015 di Klinik Delima Belawan dengan jumlah responden 32 orang.

(47)

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, pekerjaan dan jumlah paritas. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Nifas di Klinik Delima Belawan

Tahun 2015.

(48)

2. Pengetahuan Responden

a. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan soal kuisioner tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik

Delima Belawan Tahun 2015

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1. Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah vagina, vulva dan anus pada ibu dalam masa nifas merupakan….

25 78,1 7 21,9

2. Tujuan dari perawatan luka robek di daerah kemaluan ibu saat melahirkan adalah…

28 87,5 4 12,5

3. Ibu dapat melakukan perawatan luka robek daerah kemaluannya pada saat ?

27 84,4 5 15,6 melakukan perawatan luka robek daerah kemaluannya adalah..

27 84,4 5 15,6

7. Apa yang dilakukan ibu untuk membersihkan luka robek pada daerah kemaluannya ?

19 59,4 13 40,6

10. Efek apakah yang terjadi bila ibu tidak melakukan perawatan luka dengan baik ?

(49)

Berdasarkan Tabel 5.2 pilihan jawaban pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di klinik delima belawan tahun 2015, didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan benar yaitu pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 28 orang (87,5 %), sedangkan ibu nifas yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 7 sebanyak 13 orang (40,6%).

b. Distribusi frekuensi berdasarkan keseluruhan pengetahuan responden tentang perawatan luka perineum adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima

Belawan Tahun 2015

Kategori F (%)

Baik 21 65,6

Cukup 11 34,4

Kurang 0 0

Total 32 100

(50)

3. Sikap Responden

a. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan jawaban pernyataan soal tingkat sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik

Delima Belawan Tahun 2015

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat berguna untuk mencegah terjadinya infeksi.

13 40,6 15 46,9 4 12,5 0 0

2. Setelah ibu nifas BAB atau BAK sebaiknya mengeringkan bagian luka kemaluannya dengan handuk bersih atau tisu.

11 34,4 14 43,8 7 21,9 0 0

3. Melakukan perawatan luka robek di daerah kemaluan harus dilakukan tiap hari karena untuk mempercepat proses penyembuhan luka.

18 56,2 7 21,9 7 21,9 0 0

4. Ibu nifas seharusnya mengganti pembalutnya 2 kali dalam 1 hari.

14 43,8 11 34,4 7 21,9 0 0 5. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi

makanan yang mengandung gizi.

11 34,4 16 50,0 4 12,5 1 3,1 6. Tehnik yang dilakukan ibu nifas dalam

melakukan perawatan luka daerah kemaluannya yaitu dari depan kebelakang.

8 25,0 12 37,5 8 25,0 4 12,5

7. Ibu nifas harus menjaga kebersihan dirinya agar luka pada kemaluannya cepat sembuh.

5 15,6 20 62,5 5 15,6 2 12,5

8. Ibu nifas sebaiknya mengkonsumsi sayuran dan lauk pauk seperti telur dan ikan segar.

5 15,6 18 56,2 6 18,8 3 9,4

(51)
(52)

b. Distribusi frekuensi jawaban responden berdasarkan keseluruhan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum adalah sebagai berikut :

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima

Belawan Tahun 2015

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Positif 28 87,5

Negatif 4 12,5

Total 32 100

(53)

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu nifas yang memiliki luka perineum di Klinik Delima Belawan tahun 2015 diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 32 responden. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Karakteristik ibu nifas tentang perawatan luka perineum

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 32 ibu nifas yang diteliti ditemukan mayoritas ibu nifas berumur 20-35 tahun sebanyak 26 orang (81,2%) dan minoritas ibu nifas berumur >35 tahun sebanyak 2 orang (6,3%). Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa Pengetahuan yang baik ini dapat dilatarbelakangi oleh umur, pendidikan dan pekerjaan. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.

(54)

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat.

Pada pekerjaan ditemukan bahwa mayoritas ibu nifas bekerja yaitu sebanyak 20 orang (62,5 %) dan minoritas ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 12 orang (37,5 %). Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Hal tersebut karena lingkungan pekerjaan membuat adanya interaksi antar sesama sehingga pengetahuan akan perawatan luka perineumnya dapat dilaksanakan. Dalam hal ini ibu nifas bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, Pegawai swasta dan Buruh yang menjadi acuan karena ibu nifas tesebut memiliki interaksi terhadap sesama rekan kerjanya.

(55)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan luka perineum yaitu sebanyak 21 orang (65,6 %) dan minoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 orang (34,4 %).

Hal ini menyatakan bahwa ibu-ibu nifas yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah mengetahui tentang perawatan luka perineum di dapatkan dari pendidikan ibu.

2. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum

Berdasarkan hasil Table 5.3 diketahui bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan luka perineum yaitu sebanyak 21 orang (65,6 %) dan minoritas responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 orang (34,4 %). Dan pengetahuan kurang tidak ada. Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003), bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi, lingkungan dan sosial ekonomi. Ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sekolah/pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi individu dan mempertinggi taraf intelegensi individu Notoadmodjo (2003). Tingkat pengetahuan juga dipengaruhi motivasi, rasa optimis keluarga untuk mencari tahu cara-cara dalam perawatan selama kehamilan dan melahirkan. Keluarga juga mendengar anjuran dan saran Bidan untuk selalu memberikan dukungan kepada isteri selama kehamilan dan melahirkan dalam merawat kesehatan dirinya.

(56)

pendidikan ibu. Responden banyak menjawab pertanyaan benar pada pertanyaan no.2 yaitu pengetahuan tentang tujuan dari perawatan luka robek di daerah kemaluan ibu saat melahirkan sebanyak 28 orang (87,5%). Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup seseorang dalam meningkatkan kesehatan secara kondusif. Masih banyaknya responden yang berpengetahuan cukup pada pertanyaaan no.7 yaitu tentangapa yang dilakukan ibu untuk membersihkan luka robek pada daerah kemaluan nya yaitu sebanyak 13 orang (40,6%). Perawatan luka perineum dipengaruhi oleh berbagai factor seperti kurangnya penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan tentang perawatan luka perineum pada ibu-ibu yang memiliki luka perineum.

3. Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum .

(57)

merupakan sikap yang bertahan lama. Sikap dapat dipengaruhi pengalaman di lingkungan kehidupan sehari - hari. Sikap adalah cara mengkomunikasikan suasana hati (mood) dalam diri sendiri kepada orang lain. Selain itu Mubarak (2007) menyatakan bahwa sikap positif di pengaruhi oleh: orang lain, pengalaman, media massa dan faktor emosi dapat mempengaruhi pembentukan sikap. Dalam masa nifas dibutuhkan dukungan dari keluarganya sehingga ibu nifas dapat melewati masa nifasnya dengan nyaman. Dalam melakukan perawatan luka perineum saat melahirkan sangat berguna untuk mencegah terjadinya infeksi. Maka sebaiknya ibu nifas dalam melakukan perawatan luka perineum harus dengan cara yang tepat yang dianjurkan oleh Bidan sehingga mencapai hasil yang baik. Dalam pemulihan masa nifas ibu nifas dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi dan protein yang tinggi sehingga mempercepat proses penyembuhan luka perineumnya. Dan ibu nifas sebainya tidak memilih-milih makanan dalam proses penyembuhan luka perineumnya.

(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan luka perineum di klinik delima belawan tahun 2015 diperoleh :

1. Mayoritas responden dari segi karakteristik ibu nifas berdasarkan umur sebagian besar responden 26 orang (81,25 %) pada rentang usia 20-35 tahun. Sedangkan sebagian besar pendidikan responden sebanyak 29 orang (90,6%) adalah SMA dan Perguruan tinggi. Dan berdasarkan pekerjaan, sebagian besar adalah ibu yang bekerja sebanyak 20 orang (62,5%). Serta berdasarkan jumlah paritas, sebagian besar adalah ibu yang mempunyai anak ke-1 sebanyak 18 orang (56,2%).

2. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang perawatan luka perineum adalah berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (65,6 %).

(59)

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah : 1. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberikan informasi dan pemahaman tentang perawatan luka perineum pada ibu nifas saat setelah bersalin.

2. Bagi ibu nifas

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki luka perineum sehingga dapat merawat dan menjaga kesehatan dirinya khususnya pada bagian perineum atau yang terdapat luka hecting di daerah vaginanya. 3. Bagi Peneliti Lanjut

Bagi peneliti di masa yang akan datang jumlah sampelnya lebih banyak dan dapat meneruskan penelitian ini dengan yang lebih spesifik dalam memberikan informasi tentang perawatan luka perineum bagi ibu nifas.

4. Bagi Pendidikan Kesehatan

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A.2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisi Data, Jakarta:Salemba Medika

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.

Budiarto, E. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Danis. 2000. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas III. Jakarta : EGC.

Dinas Kesehatan Propinsi Tengah. 2012. Profil Kesehatan. Jawa Tengah : http://www.scholar. googel.co.id

Fareer, H. 2004. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Hamilton. 2002. Perawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika.

Hardjanti, A.I., Viska, Y.A., Youliana, R. 2013. Journal Kebidanan : http://www. Scholar.google.co.id

Hasnawati, dkk. 2008. Asuhan Kesehatan Maternal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Anlisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Maritalia D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mubarak, I. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

(61)

Purwanto, H. Metodologi Penelitian Dan Analisis Data. Jakarta : Rineka Cipta.

Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., Liana, M. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta : Trans Info Media.

Saifuddin. 2006. Ilmu Kebidanan dan Patologi Kebidanan. Jakarta : Rineka Cipta.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

(62)

Kuesioner penelitian

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum Di Klinik Delima Belawan Tahun 2015

A. Data Demografi pada ibu dalam masa nifas merupakan….

a. Pengertian perawatan luka robek pada daerah kemaluan saat melahirkan. b. Tujuan perawatan luka robek pada saat melahirkan.

c. Kebutuhan pada saat melahirkan.

2. Tujuan dari perawatan luka robek di daerah kemaluan ibu saat melahirkan adalah…

a. Mencegah terjadinya perdarahan b. Mencegah terjadinya infeksi

c. Mencegah terjadinya trauma setelah melahirkan.

3. Ibu dapat melakukan perawatan luka robek pada daerah kemaluannya? a. Pada waktu santai

b. Pada waktu bayinya sedang tertidur

c. Pada waktu mandi dan setelah BAK,BAB dan jika pembalutnya sudah mulai tidak nyaman untuk dipakai

4. Cara yang baik untuk membersihkan vagina ibu adalah … a. Dari arah depan kebelakang

b. Disiram dengan air bersih c. Di bersihkan dengan tisu

(63)

b. 2 kali dalam 1 hari dan bila ibu merasa pembalutnya sudah mulai penuh dan tidak nyaman untuk dipakai

c. 3 kali dalam 1 hari

6. Prosedur awal yang dilakukan ibu sebelum melakukan perawatan luka robek daerah kemaluannya adalah..

a. Mencuci tangan b. Memakai pembalut

c. Membersihkan daerah kemaluannya

7. Apa yang dilakukan ibu untuk membersihkan luka robek pada daerah kemaluannya ?

a. Vulva hygien

b. Memberi cairan bethadine pada luka tersebut c. Membersihkan dengan tisu

8. Ibu nifas dianjurkan untuk miring kanan miring kiri serta duduk pada watu yang telah dianjurkan yaitu?

a. 1 jam setelah melahirkan b. 2-3 jam setelah melahirkan c. 4-5 jam setelah melahirkan

9. Factor utama dalam penyembuhan luka robek daerah kemaluan ibu adalah? a. Pemenuhan gizi yang cukup serta kebersihan diri ibu harus tetap dijaga

dan mengkonsumsi obat yang telah dianjurkan. b. Kesehatan ibu

c. Penkes yang diberikan oleh bidan

10.Efek apakah yang terjadi bila ibu tidak melakukan perawatan luka dengan baik?

a. Infeksi

(64)

B. Pernyataan mengenai sikap 1. Melakukan perawatan luka

robek di daerah kemaluan ibu saat melahirkan berguna untuk mencegah terjadinya infeksi.

2. Setelah ibu nifas BAB atau BAK sebaiknya mengeringkan bagian luka kemaluannya dengan handuk bersih atau tisu.

3. Melakukan perawatan luka robek di daerah kemaluan harus dilakukan tiap hari karena untuk mempercepat proses

penyembuhan luka.

4. Ibu nifas seharusnya men gganti pembalutnya 2 kali dalam 1 hari.

5. Ibu nifas sebaiknya

mengkonsumsi makan yang mengandung gizi.

6. Tehnik yang dilakukan ibu nifas dalam melakukan perawatan luka daerah kemaluannya yaitu dari depan kebelakang.

7. Ibu nifas harus menjaga kebersihan dirinya agar luka pada kemaluannya cepat sembuh. proses penyembuhan luka tidak terhambat.

(65)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Nama saya Fuji LestariAtik, sedang menjalani pendididkan di program D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “ Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan

Luka Perineum Di Klinik Belawan Tahun 2014”. Penelitian ini merupakan salah satu

kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan USU.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden

dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan ibu dalam melakukan

pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya.

Partisipasi ibu dalam penelian ini bersifat suka rela, sehingga ibu bebas untuk

mengundurkan diri setiap saat tanpa apa pun. Identitas pribadi ibu semua informasi untuk

yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

Untuk peneliti ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan

penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Fuji LestariAtik

Alamat : Jln. Perjuangan no.159

No. Hp : 085348405440

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang

berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu

bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, Februari 2015 Peneliti

(66)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No. Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “ Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum Di Klinik Delima Belawan Tahun 2014 “. Maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Februari 2015 Responden

(67)

Contenct Validity

1. Petunjuk pengisian

Isi table dibawah ini yang Anda anggap paling cocok, dengan penilaian sebagai

berikut :

0,80-1.00 : Sangat Tinggi

0,60-0,79 : Tinggi

0,40-0,599 : Cukup Tinggi

0,20-0,399 : Rendah

0.00-0.199 : Sangat Rendah (Tidak Valid)

2. Tabel penilaiaan Pengetahuan

No Pertanyaan Pengetahuan Score

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1.0

1. Pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu dalam masa nifas merupakan….

(68)

4. Cara yang baik untuk membersihkan vagina ibu setelah melahirkan adalah …

a. Dari arah depan

kebelakang

b. Disiram dengan air bersih c. Di bersihkan dengan tisu 5. Ibu nifas dianjurkan

mengganti pembalutnya .... sehari

a. 1 kali dalam 1 hari

b. 2 kali dalam 1 hari dan bila ibu merasa pembalutnya sudah mulai penuh dan tidak nyaman untuk dipakai

c. 3 kali dalam 1 hari

6. Prosedur awal yang dilakukan ibu sebelum melakukan perawatan luka robek daerah kemaluannya adalah..

dibutuhkan ibu untuk

pemulihan luka yang

a. 1-2 jam setelah melahirkan b. 2-3 jam setelah melahirkan c. 3-4 jam setelah melahirkan

9. Factor utama dalam

penyembuhan luka robek daerah kemaluan ibu adalah? a. Pemenuhan gizi yang

cukup serta kebersihan diri ibu harus tetap dijaga dan mengkonsumsi obat yang telah dianjurkan.

b. Kesehatan ibu

(69)

10. Efek apakah yang terjadi bila ibu tidak melakukan perawatan luka dengan baik ?

a. Akan terjadi infeksi dan luka lama sembuhnya b. Luka akan cepat sembuh c. Terjadi perdarahan

Total score

Peneliti Diuji Oleh

(70)

2. Tabel penilaian sikap

No. Pernyataan sikap Score

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1.0 1. Melakukan

perawatan luka robek di daerah kemaluan antara paha dibatasi vulva dan anus pada ibu dalam masa nifas. 3. Melakukan

(71)

proses penyembuhan luka.

8. Ibu nifas

diperbolehkan makanan seperti sayuran hijau dan lauk pauk seperti telur dan ikan segar. 9. Ibu sebaiknya tidak

memilih-milih makanan agar dalam proses penyembuhan luka tidak terhambat. 10. Efek samping jika ibu

tidak melakukan perawatan dengan baik yaitu akan terjadi infeksi.

Total Score

Peneliti Diuji Oleh

(Fuji Lestariatik) (Juliani, SST, MARS)

(72)

Lembar Pernyataan Contenct Validity

Nama : Fuji Lestariatik Nim : 145102179

Judul : “Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Klinik Delima Belawan Tahun 2015”.

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas telah melakukan Contenct Validity terhadap kuesioner yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Medan, Maret 2015 Diuji Oleh

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fuji Lestariatik

Tempat/Tanggal Lahir : Sumberejo, 04 April 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : Sakiman

Nama Ibu : Suliyem

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Alamat : Desa Sumberejo Dsn Sri Mulya B

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1996 – 2002 : SD NEGERI NO. 105359

Tahun 2002 – 2005 : SMP SWADAYA SUMBEREJO

Tahun 2005 - 2008 : SMA SETIA BUDI ABADI PERBAUNGAN Tahun 2008 – 2011 : AKADEMI KEBIDANAN CIPTO MEDAN Tahun 2014 – 2015 : D-IV BIDAN PENDIDIK

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.1
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan
+4

Referensi

Dokumen terkait

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum di Klinik Fajar.. tahun

Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat pengetahuan ibu pasca salin terhadap perawatan luka perineum”.. Umumnya kebutuhan dasar ibu postpartum adalah kebutuhan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang hubungan antara sikap ibu nifas terhadap makanan gizi seimbang dengan penyembuhan luka perineum di klinik bersalin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Srandakan Bantul, diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang termasuk

Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar kesembuhan luka perineumnya sudah baik, tetapi masih ada penyemuhan luka perineum ibu nifas yang masih basah di

Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar kesembuhan luka perineumnya sudah baik, tetapi masih ada penyemuhan luka perineum ibu nifas yang masih basah di

Dari hasil analisis didapatkan tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas terhadap perawatan luka perenium dengan (P value 0,02), tingginya pengetahuan yang

Dari hasil analisis tersebut dapat digambarkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang buruk memiliki kecenderungan tidak sembuh dengan sempurna luka