• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas umur responden antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 43 orang (82,7%). Menurut pendapat Anderson (1975) yang dikutip Azhari menyatakan bahwa umur merupakan salah satu bagian yang dimiliki seseorang yaitu faktor yang dapat mempengaruhi memori atau daya ingat seseorang. Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan mengalami pertambahan dan lebih matang dalam berfikir serta mudah untuk menerima perubahan-perubahan yang mengarah kepeningkatan kualitas, hal ini juga di dukung oleh pendapat Hurlock yang dikutip oleh Nursalam, 2001, semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja. Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an. Dengan adanya kematangan dalam berfikir pada usia responden 20-35 tahun, memungkinkan responden dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pencegahan anemia defisiensi besi

Untuk tingkat pendidikan, mayoritas responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 28 orang responden (53,8%). Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip Nursalam, 2001, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki dan hal ini juga didukung oleh pendapat Cahyani (2003) bahwa dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media masa, semakin banyak informasi yang masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Namun dilihat dari hasil penelitian hampir sebagian

besar responden hanya berpendidikan sampai SMU, hal ini mungkin mempengaruhi seseorang untuk memperoleh informasi yang baik, sulit menerima penjelasan yang diberikan sehingga para responden hanya memiliki pengetahuan yang cukup.

Dilihat dari sisi pekerjaan, hampir semua responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 41 orang (78,8%). Seperti yang telah dikemukakan oleh Istiarti, 2003, bahwa pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti media massa ataupun elektronik. Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekeja di luar rumah, karena menurut Notoadmodjo, (1997), bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh juga kemungkinan kurang. Dari hasil penelitian bahwa responden mayoritas tidak bekerja hal ini memungkinkan responden lebih banyak memperoleh informasi daripada ibu yang bekerja.

Di lihat dari Gravida (Hamil Ke) berdasarkan penelitian bahwa mayoritas responden hamil ketiga yaitu sebanyak 16 orang (30,8%), dapat kita ketahui bahwa semakin banyak ibu mendapatkan pengalaman semakin banyak pula ibu mendapatkan pengetahuan, sebagai mana yang dikemukakan Prasetya, 2007, pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita mliki. Keadaan ini dapat menunjukkan pengalaman atau hal yang pernah dialami oleh seorang wanita berkaitan dengan kehamilannya, baik itu kehamilan sebelumnya, kehamilan saat ini, ataupun

kehamilan selanjutnya. Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmojo, 2005 : 13).

2. Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang pencegahan anemia defisiensi besi masuk ke dalam kategori cukup yaitu sebanyak 26 orang (50,0%), namun masih banyak juga responden yang kurang mengetahui tentang pencegahan anemia defisiensi besi yaitu sebanyak 10 orang (19,2%).

Hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa mayoritas ibu hamil mempunyai pengetahuan yang baik mengenai pengertian anemia defisiensi besi sebanyak 32 orang (61,5%) dan mempunyai pengetahuan baik mengenai penyebab anemia defisiensi besi sebanyak 26 orang (50,0%), akan tetapi ibu hamil mempunyai pengetahuan kurang mengenai makanan sumber zat besi sebanyak 24 orang (46,2%), dan mempunyai pengetahuan cukup mengenai tablet tambah darah sebanyak 35 orang (67,3%). Hal ini mungkin masih kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang makanan sumber zat besi baik dari tenaga kesehatan maupun dari sumber informasi lainnya, padahal makanan sumber zat besi merupakan salah satu cara untuk mencegah anemia defisiensi besi yang biasa terjadi pada ibu hamil. Makanan sumber zat besi selain sangat ekonomis juga mudah di dapat dan di

jangkau. Ibu hamil masih ada yang memganggap makanan yang bergizi hanya terdapat pada makan-makanan yang harganya mahal, tanpa mengetahui manfaat dari makanan tersebut hal ini karena kurangnya informasi tentang makanan sumber zat besi. Sedangkan mengenai tablet tambah darah ibu hamil mempunyai pengetahuan cukup.Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dan di obati dengan memberikan tablet tambah darah setiap hari akan tetapi ibu hamil lebih khawati terhadap efek samping yang terjadi setelah mengkonsumsi tablet tambah darah seperti diare,konstipasi, mual muntah dan nyeri perut dan selain efek samping tablet tambah darah, ibu hamil belum teratur minum tablet tambah darah. Adapun alasan tidak teratur adalah karena malas dan lupa, hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang malas dan lupa dapat disebabkan masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk meningkatkan kesadarannya serta kesehatan janin yang dikandungnya. Rendahnya kesadaran ini dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan.

Menurut Istiarti, 2000, bahwa pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Pengetahuan juga dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya. Ibu hamil yang banyak mengetahui pencegahan anemia defisiensi besi akan lebih tahu bagaimana cara bertindak dalam mengatur pola hidup sehat selama masa kehamilannya. Begitupun sebaliknya, ibu yang kurang bahkan tidak ada mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pencegahan anemia, maka ibu tidak akan termotifasi untuk berbuat sesuatu dalam meningkatkan hidup sehatnya.

BAB VI

Dokumen terkait