PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENCEGAHAN
ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM KEHAMILAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSAT
PEKAN BARU TAHUN 2009
Oleh :
HOTMAULI
NIM : 085102018
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIKFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LANGSAT PEKAN BARU TAHUN 2009
KARYA TULIS ILMIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya tulis ilmiah orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau terbitan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juni 2009
Yang menyatakan
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAKarya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Hotmauli
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru Tahun 2009
viii + 36 hal + 8 tabel + 1 skema + 9 lampiran Abstrak
Anemia karena defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil. Kejadian anemia yang masih tinggi menunjukkan bahwa anemia bukanlah masalah yang mudah ditanggulangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi di wilayah kerja puskesmas langsat Pekanbaru. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah populasi sebanyak 52 orang ibu hamil. Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara total sampling, sebanyak 52 orang ibu hamil. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Januari 2009. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 20 - 35 tahun sebanyak 43 orang (82,7%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 28 orang (53,8%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 41 orang (78,8%). Berdasarkan gravida , mayoritas responden dengan kehamilan ketiga sebanyak 16 (30,8). Secara keseluruhan, responden berpengetahuan Cukup yaitu 26 (50,0%), berpengetahuan baik yaitu 16 (30,8) dan berpengetahuan kurang yaitu 10 (19,2).Dari hasil penelitian diharapkan agar responden lebih meningkatkan pengetahuannya dengan adanya peran serta dan kerjasama dari tenaga medis dan tim kesehatan dalam memberikan informasi yang tepat, akurat, serta berkesinambungan melalui penyuluhan kepada ibu hamil, agar ibu hamil mengerti tentang pencegahan anemia defisiensi besi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu hamil, Pencegahan Anemia Defisiensi besi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat Tahun 2009”.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. dr.Chairuddin Lubis DTM&Sp.A (K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD&KGEH selaku Dekan FK USU.
3. dr. Murniati Manik, MSc, Sp.KK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik FK USU dan selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik FK USU.
5. Kedua orang tua tercinta yaitu H. Syarifuddin Siregar dan Rosmi Lubis, yang telah memberikan kasih sayang, dorongan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kakanda Andi Johan Hakim dan Roy Sander yang tercinta yang tidak bosan memberikan doa, nasehat, dan dukungan kepada penulis dalam menghadapi setiap masalah dan juga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Jasmi, dan Dini dll telah memberikan bantuan dan dukungan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menghadapi setiap rintangan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR……… ii
DAFTAR ISI...………... vi
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR BAGAN………. vii
LAMPIRAN... viii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. 1
B. Perumusan Masalah………. 4
C. Tujuan Penelitian………. 4
D. Manfaat Penelitian……… 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan………..……….. 6
1. Pengertian Pengetahuan ... 6
2. Cara Mendapatkan Pengetahuan ... 7
3. Tingkat Pengetahuan ... 8
4. Pengukuran Pengetahuan ... 9
B. Konsep Anemia Defesiensi Besi Dalam Kehamilan……… 10
1. Pengertian Anemia Defesiensi Besi ... 10
2. Penyebab Anemia Defesiensi Besi ... 11
3. Makanan Sumber Zat Besi ... 14
4. Tablet Tambah Darah (TTD) ... 15
BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL B. Kerangka Konsep……….. 19
BAB IV : METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian...………..……..……… 22
B. Populasi Dan Sampel………. 22
a. Populasi……….... 22
b. Sampel………. 22
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian……….... 22
a. Lokasi……….. 22
b. Waktu Penelitian………. 22
D. Pertimbangan Etik ………. 23
E. Instrumen Penelitian……….. 23
F. Validitas Instrumen………... 24
G. Pengumpulan Data……….. 24
H. Analisa Data………..….. 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... ………... 26
B. Pembahasan...………... 31
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 35
B. Saran………. 36 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.Angka Anemia Pada Ibu Hamil Berdasarkan 17 Puskesmas Di Kota
Pekanbaru Dengan Kadar Hb <11 Gr(%) Tahun 2007... 3 Tabel 2.1. Rata-Rata Kebutuhan Zat Besi Wanita Hamil... 12 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan anemia Defesiensi Besi
di Wilayah Kerja Puskesmas langsat Tahun 2009... 26 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan
anemia Defesiensi Besi di Wilayah Kerja Puskesmas langsat Tahun
2009... 28 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Pengetahuan ibu hamil entang pencegahan
Anemia Defesiensi Besi berdasarkan pengertian Anemia... 28 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan ibu hamil entang pencegahan
Anemia Defesiensi Besi berdasarkan penyebab Anemia... 29 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi Pengetahuan ibu hamil entang pencegahan
Anemia Defesiensi Besi berdasarkan Makanan sumber zat
besi... 29 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin Penelitian dari D IV Bidan Pendidik
2. Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas Langsat Pekanbaru 3. Lembar Content Validity
4. Lembar Persetujuab Menjadi Responden 5. Kuesioner Penelitian
6. Master Tabel
7. Tabel Distribusi Frekuensi 8. Curriculum Vitae
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara, AKI di Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara lain. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003, AKI di Indonesia berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2006).
Faktor penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia dalam kehamilan (Arisman, 2004).
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-37%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. Tiga puluh enam persen (atau sekitar 1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% (SKRT, 2001). Lautan J dkk (2001) melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 (74%) menderita anemia, dan 13 (42%) menderita kekurangan besi.
Kejadian anemia pada ibu hamil yang masih tinggi menunjukkan bahwa anemia bukanlah masalah yang mudah ditanggulangi, karena tidak hanya menyangkut aspek medis tetapi juga nonmedis yaitu : faktor ekonomi, sosial budaya, perilaku dan ketidaktahuan. Perilaku dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil tersebut.
Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga menjadi suatu masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia besi khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui puskesmas atau posyandu akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil, maka program ini tampak berjalan lambat (Notoatmodjo, 2003).
Program pembangunan kesehatan di propinsi Riau untuk mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat telah ditetapkan visi Riau Sehat 2008, program utama dalam visi tersebut adalah perbaikan gizi masyarakat.
diatas terlihat masih tingginyaa kejadian anemia pada ibu hamil, hal ini menunjukkan keadaan gizi ibu hamil yang kurang baik. Kurangnya konsumsi makanan bergizi tinggi merupakan faktor terpenting yang menyebabkan rendahnya gizi ibu tersebut. Salah satu sasaran program pembangunan kesehatan di Provinsi Riau adalah menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20% dan keluarga telah mandiri sadar gizi sebesar 70%/ (Dep.Kes, 2001). Oleh sebab itu upaya pencegahan anemia gizi besi merupakan salah satu prioritas program gizi di Indonesia. Hasil pengumpulan data sekunder dari laporan faktor resiko dan resiko tinggi di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru terlihat jumlah ibu hamil dengan anemia yang berkunjung ke Puskesmas sebagai berikut :
Tabel 1.1
Angka Anemia Pada Ibu Hamil
Berdasarkan 17 Puskesmas di Kota Pekanbaru Dengan Kadar HB < 11 gr %
Data yang ditemukan dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru ibu hamil yang mengalami anemia tertinggi ditemukan pada Puskesmas Langsat dari 17 Puskesmas yang ada di kota Pekanbaru. Berdasarkan data tersebut maka penulis merasa tertarik untuk meneliti pengetahuan ibu hamil tentang Pencegahan anemia defisiensi besi di wilayah kerja puskesmas Langsat tahun 2009.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah “Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat Tahun 2009”?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi di wilayah kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.1. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Sebagai bahan bacaan tambahan dan menambah informasi tentang pencegahan anemia defisiensi besi.
2. Bagi Instansi Terkait
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi instansi dalam memberikan penyuluhan tentang pencegahan anemia defisiensi besi
3. Bagi penelitian selanjutnya
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAKarya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Hotmauli
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru Tahun 2009
viii + 36 hal + 8 tabel + 1 skema + 9 lampiran Abstrak
Anemia karena defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil. Kejadian anemia yang masih tinggi menunjukkan bahwa anemia bukanlah masalah yang mudah ditanggulangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi di wilayah kerja puskesmas langsat Pekanbaru. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah populasi sebanyak 52 orang ibu hamil. Tehnik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara total sampling, sebanyak 52 orang ibu hamil. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Januari 2009. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa mayoritas responden berusia 20 - 35 tahun sebanyak 43 orang (82,7%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 28 orang (53,8%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 41 orang (78,8%). Berdasarkan gravida , mayoritas responden dengan kehamilan ketiga sebanyak 16 (30,8). Secara keseluruhan, responden berpengetahuan Cukup yaitu 26 (50,0%), berpengetahuan baik yaitu 16 (30,8) dan berpengetahuan kurang yaitu 10 (19,2).Dari hasil penelitian diharapkan agar responden lebih meningkatkan pengetahuannya dengan adanya peran serta dan kerjasama dari tenaga medis dan tim kesehatan dalam memberikan informasi yang tepat, akurat, serta berkesinambungan melalui penyuluhan kepada ibu hamil, agar ibu hamil mengerti tentang pencegahan anemia defisiensi besi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu hamil, Pencegahan Anemia Defisiensi besi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil “Tahu“ dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What“, misal: apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut ( Istiarti, 2000)
2. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi :
1) Cara Coba Salah (Trial Dan Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
4) Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran.
b.Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah (Notoatmodjo, 2005).
3. Tingkat Pengetahuan
Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan karena didasari oleh kesadaran, rasa tertarik, dan adanya pertimbangan dan sikap positif. Tingkatan pengetahuan terdiri atas 6 tingkat yaitu :
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan secara benar tentang objek yang diketahui, dapat menjelaskan materi tersebut dengan benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen–komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2005).
4. Pengukuran Pengetahuan
diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005).
B. Konsep Anemia Defisiensi Besi Dalam Kehamilan 1. Pengertian Anemia
Anemia adalah penyakit kekurangan darah dengan kadar Hb berada dibawah normal (Francin paath, 2004).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) ibawah 11 g% (Prawirohardjo, 2002).
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia dan pengobatannya relatif mudah bahkan murah (Manuaba, 2000).
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwoto, 2007).
Derajat Anemia
Derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut WHO : Ringan sekali : Hb 10 g/dl – Batas normal
Ringan : Hb 8 g/dl – 9.9 g/dl Sedang : Hb 6 g/dl – 7.9 g/dl Berat : Hb < 6 g/dl
Departemen Kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai berikut : Ringan sekali : Hb 11 g/dl – Batas Normal
Sedang : Hb 5 g/dl - < 8 g/dl Berat : Hb < 5 g/dl
Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hiprokromik (konsentrasi hemoglobin kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan hemoglobin sehingga konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang, hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Tarwoto,2007).
Zat besi adalah suatu unsur gizi yang merupakan komponen pembentukan Hb atau sel darah merah (Zulhaida, 2003).
2. Penyebab Anemia Defisiensi Besi a. Asupan yang tidak adekuat
ke petugas kesehatan. Faktor lain yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah adanya kebiasaan mengkonsumsi kopi dan teh secara bersamaan pada waktu makan.
b. Peningkatan kebutuhan
Ibu hamil memerlukan zat besi yang lebih tinggi, sekitar 200-300% dari kebutuhan wanita tidak hamil. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan pembentuk darah ibu. Jika peningkatan kebutuhan tidak di imbangi intake yang tidak adekuat maka akan terjadi ketidakseimbangan atau kekurangan zat besi (Tarwoto,2007).
Tabel 2.1
Rata-rata Kebutuhan Zat Besi Wanita Hamil
Sumber : (Nadesul H, 2004)
Jumlah sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30%. Oleh karena itu, dibutuhkan tambahan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Selain akan mendukung proses kehamilan, penambahan sel darah ini dibutuhkan pula pada proses persalinan dan menyusui (Huliana M, 2001).
Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis.
Sebagai gambaran beberapa banyak kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan : Meningkatkan sel darah ibu 500 mgr Fe
Terdapat dalam plasenta 300 mgr Fe
Untuk darah janin 100 mgr Fe
Jumlah 900 mgr Fe
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 mg. jumlah peningkatn sel darah 18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr % dan Hb akan menjadi 8,5 sampai 10 gr %.
Setelah persalinan dengan lahirnya plasenta dan pendarahan ibu akan kehilangan zat besi sekitar 900 mgr. Saat laktasi, ibu masih memerlukan kesehatan jasmani yang optimal sehingga dapat menyiapkan Air Susu Ibu (ASI) untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam keadaan anemia, laktasi tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik (Manuaba, 1998).
3 Makanan sumber zat besi
sebagai fraksi yang relative kecil dari seluruh masukan zat besi. Dibanyak negara sedang berkembang, masukan zat besi yang berasal dari hem lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan.
Zat besi yang bukan berasal dari hem, merupakan sumber yang lebih penting dan ditemukan dalam tingkat yang berbeda-beda pada seluruh makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan serta serelia, dalam jumlah yang sedikit terdapat didalam daging, telur, ikan.
Mengkonsumsi pangan hewani dan nabati yang cukup beraneka ragam baik jumlah maupun kualitasnya dapat membantu mencegah anemia gizi besi (Wirakusumah, 2002).
Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
Sumber makanan berzat besi tinggi diperoleh dari hati. Itu sebabnya, ibu hamil perlu banyak makan hati. Pilihan lain diperoleh dari daging, telur, kacang-kacangan dan sayuran berwarna hijau (Nadasul H, 2001).
Zat besi juga diperoleh dari ikan teri, kerang, kuning telur, susu, tempe dan susu kedelai, bayam juga makanan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga dan sebagainya. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi (Huliana M, 2001). 4. Tablet Tambah darah (TTD)
Tablet Tambah Darah (Ben-Folat) adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan anemia gizi yang setiap tablet mengandung Fero Sulfat 200 mg atau setara 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.
Adapun cara minum tablet tambah darah yaitu :
a. Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid
b. Untuk ibu hamil minumlah 1 (satu) tablet tambah darah setiap hari paling Sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari.
1) Minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang
2) Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam
3) Untuk mengurangi gejala sampingan, minumlah TTD setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum TTD disertai makan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, dll.
4) Simpanlah TTD ditempat yang kering, terhindar dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak. Dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. TTD yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli merah darah)
5) Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah
Kegiatan suplementasi ini untuk setiap kelompok sasaran mempunyai strategi operasional yang berbeda. Anemia pada kehamilan umumnya terjadi akibat kekurangan zat besi didalam tubuh. Selama kehamilan absorpsi zat besi berlangsung lebih efisien dan sangat memberikan respon yang sangat baik terhadap pengobatan ferro sulfat secara oral. Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dan diobati dengan memberikan ferro sulfat setiap hari.
penanggulangan langsung anemia gizi besi pada suatu penduduk disamping fortifikasi bahan makanan. Besarnya dosis yang dianjurkan untuk suplementasi zat besi memerlukan pertimbangan terhadap beberapa faktor. Pada populasi dimana prevalensi defisiensi zat besi tinggi terutama bagi wanita yang akan memasuki kehamilan, banyak yang mengalami anemia, maka dosis yang lebih tinggi perlu diberikan, dibandingkan dengan daerah seperti pada negara maju, dimana wanita sebelum hamil mempunyai reserve zat besi rata-rata antara 200 - 300 mg di dalam hati. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kenaikan kebutuhan zat besi pada kehamilan dan mencegah terjadinya defisiensi anemia besi ringan (Mahdin, 1989).
Untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sudah sejak tahun 1970 melalui program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG) telah mendistribusikan tablet besi dimana 1 tablet berisi 200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat, ditujukan pada semua ibu hamil yang mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Pemberian tablet diutamakan pada kehamilan trimester III dengan dosis 1 tablet per hari. Ferro sulfat yang terdapat dalam tablet besi yang dibagikan pada ibu hamil mengandung 30% unsur besi. Setiap ibu hamil diharapkan meminum paling sedikit 90 tablet. Dari 90 tablet tersebut diperkirakan 84% ferro sulfat yang dapat diabsorpsi oleh tubuh untuk mencukupi kebutuhan zat besi perlu didapat dari makanan.
apabila kadar Hb kurang dari 11 gr/dl maka diberikan dosis 3 x 1 tablet menurut Mahdin (1989), efek samping yang ditemukan pemberian pil besi adalah yang berhubungan dengan saluran pencernaan atas seperti mual, muntah dan nyeri perut, yang berhubungan dengan saluran pencernaan bawah seperti diare dan konstipasi.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep untuk penelitian yang berjudul pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi di wilayah kerja puskesmas Langsat tahun 2009 yang dijelaskan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi
Pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi meliputi :
-Pengertian anemia -Penyebab anemia
-Makanan sumber zat besi -Tablet Tambah Darah
Karakteristik - Umur
B. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional
Kuisioner Wawancara 1……..tahun Rasio
2 Pendidikan Jenjang pendidikan formal ibu yang terakhir dan memiliki ijazah
Kuisioner Wawancara 1. SD 2. SMP 3. SMU 4. Diploma 5. Sarjana
Ordinal
3 Pekerjaan Kegiatan rutin yang dilakukan oleh ibu
Kuisioner Wawancara 1. IRT 2. Wiraswasta 3.pegawai swasta
4.pegawai negri
Nominal
4 Gravida Kehamilan saat ini yang dialami oleh ibu saat penelitian ini dilakukan.
Kuesioner Wawancara 1.Pertama 2. Kedua
- Makanan sumber zat besi
- Tablet Tambah Darah
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi di wilayah kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru tahun 2009.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Langsat Pekanbaru pada tangga 22 Desember 2008- 4 Januari 2009 yang berjumlah 52 orang
2. Sampel
Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan tekhnik pengambilan sampel dengan metode nonprobability sampling yaitu total sampling (total sampel), dimana pengambilan sampel dengan cara semua jumlah populasi menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 orang.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2008 sampai 04 Januari 2009
D. Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala Puskesmas langsat Pekanbaru, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela, responden berhak mengundurkan diri dari penelitian. Sebagai bukti persetujuan menjadi responden, maka peneliti memberikan lembar persetujuan sebelum mengisi lembar jawaban kuesioner
Untuk menjaga kerahasiaan, nama responden tidak dicantumkan pada lembar kuesioner. Nama responden digantikan dengan nomer kode pada setiap lembaran tersebut dan informasi yang diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa formulir demografi dan kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang anemia defisiensi besi yang berisikan pertanyaan tentang :
2. Kuesioner pengetahuan
Kuesioner tentang Pengetahuan pencegahan anemia defisiensi besi meliputi pengertian anemia, penyebab anemia, makanan sumber zat besi, Tablet Tambah Darah (TTD) dengan 20 pertanyaan.(dimana pertanyaan 1-4 berisi pertanyaan tentang pengertian anemia, pertanyaan 5-8 berisi tentang penyebab, pertanyaan 9-13 berisi tentang Makanan sumber zat besi, pertanyaan 14-20 berisi tentang Tablet Tambah Darah )
Sebelum menentukan kategori baik, cukup, dan kurang terlebih dahulu menentukan tolak ukur/ kriteria yang akan dijadikan penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 20 pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan yang salah diberi bobot 0 dengan kategori :
Baik bila menjawab 16 – 20 pertanyaan benar 76 % - 100 % Cukup bila menjawab 12 – 15 pertanyaan benar 56 % - 75 % Kurang bila menjawab 11 – 0 pertanyaan benar ≤ 55 %
F. Validitas Instrumen
Untuk menguji validitas instrument, maka telah dilakukan pengujian terhadap instrument penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara content Validity yaitu dengan cara memberikan kuesioner kepada orang yang lebih ahli dalam bidang gizi, yaitu ahli gizi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan alat ukur yang sahih, dapat dilaksanakan dan dapat diandalkan.
G. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat surat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di puskesmas langsat pekanbaru tahun 2009.Setelah mendapat persetujuan, peneliti melaksanakan pengumpulan data dimana responden sesuai dengan kriteria penelitian. Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden dan menjelaskan tentang tujuan penelitian dan menanyakan kesediaan calon responden. Setelah calon responden bersedia dan diminta untuk menandatangani surat persetujuan.Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk menjawab semua pertanyaan dengan batas waktu 20 menit.Setelah kuesioner diisi oleh responden, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi
G. Analisa Data
BAB V
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden yang ditanyakan pada penelitian ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, dan gravida responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat
Pada Tahun 2009
No Karakteristik Responden
Jumlah Persentase (%) 1 Umur
3 Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
4 Gravida Jumlah Persentase (%)
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 43 orang ( 82,7%) responden rata-rata berumur antara 20-35 tahun, dan hanya 2 orang (3,8%) responden yang berumur <20 tahun
Dilihat dari segi pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 28 orang (53,8%), sedangkan pendidikan terendah responden adalah setingkat SD yaitu sebanyak 3 orang (5,8%)
Pada distribusi karateristik pekerjaan responden yang tampak pada tabel, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak bekerja, atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 41 orang (78,8%), sedangkan responden yang bekerja sebagai pegawai negri 5 orang (2,9%)
2. Pengetahuan Responden
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi di Wilayah Kerja Puskesmas Langsat
Tahun 2009
No Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Baik 16 30,8
2 Cukup 26 50,0
3 Kurang 10 19,2
Jumlah 52 100
Pengetahuan responden tentang pencegahan anemia defisiensi besi terbagi dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Dari tabel distribusi kategori pengetahuan responden di atas, diketahui bahwa rata-rata responden memilki pengetahuan yang cukup tentang pencegahan anemia defisiensi besi, yaitu sebanyak 26 orang (50,0%). Sedangkan hanya 10 orang responden (19,2%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang pencegahan anemia defisiensi besi.
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Pengertian
Anemia Defisiensi Besi
No Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Baik 32 61,5
2 Cukup 13 25,0
3 Kurang 7 13,5
Jumlah 52 100
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Penyebab
Anemia Defisiensi Besi
No Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Baik 26 50,0
2 Cukup 14 26,9
3 Kurang 12 23,1
Jumlah 52 100
Dari tabel diatas mayoritas ibu hamil mempunyai pengetahuan baik mengenai penyebab anemia defisiensi besi yaitu 26 orang (50,0 %), dan hanya sebagian kecil ibu hamil mempunyai pengetahuan kurang yaitu 12 orang (23,1 %).
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan
Makanan Sumber Zat Besi
No Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Baik 17 32,7
2 Cukup 11 21,2
3 Kurang 24 46,2
Jumlah 52 100
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan
Tablet Tambah Darah
No Kategori Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Baik 6 11,5
2 Cukup 35 67,3
3 Kurang 11 21,2
Jumlah 52 100
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas umur responden antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 43 orang (82,7%). Menurut pendapat Anderson (1975) yang dikutip Azhari menyatakan bahwa umur merupakan salah satu bagian yang dimiliki seseorang yaitu faktor yang dapat mempengaruhi memori atau daya ingat seseorang. Dengan bertambahnya umur seseorang, maka pengetahuan yang diperolehnya juga akan mengalami pertambahan dan lebih matang dalam berfikir serta mudah untuk menerima perubahan-perubahan yang mengarah kepeningkatan kualitas, hal ini juga di dukung oleh pendapat Hurlock yang dikutip oleh Nursalam, 2001, semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja. Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an. Dengan adanya kematangan dalam berfikir pada usia responden 20-35 tahun, memungkinkan responden dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pencegahan anemia defisiensi besi
besar responden hanya berpendidikan sampai SMU, hal ini mungkin mempengaruhi seseorang untuk memperoleh informasi yang baik, sulit menerima penjelasan yang diberikan sehingga para responden hanya memiliki pengetahuan yang cukup.
Dilihat dari sisi pekerjaan, hampir semua responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 41 orang (78,8%). Seperti yang telah dikemukakan oleh Istiarti, 2003, bahwa pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti media massa ataupun elektronik. Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekeja di luar rumah, karena menurut Notoadmodjo, (1997), bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh juga kemungkinan kurang. Dari hasil penelitian bahwa responden mayoritas tidak bekerja hal ini memungkinkan responden lebih banyak memperoleh informasi daripada ibu yang bekerja.
kehamilan selanjutnya. Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experient is the best teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmojo, 2005 : 13).
2. Pengetahuan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang pencegahan anemia defisiensi besi masuk ke dalam kategori cukup yaitu sebanyak 26 orang (50,0%), namun masih banyak juga responden yang kurang mengetahui tentang pencegahan anemia defisiensi besi yaitu sebanyak 10 orang (19,2%).
jangkau. Ibu hamil masih ada yang memganggap makanan yang bergizi hanya terdapat pada makan-makanan yang harganya mahal, tanpa mengetahui manfaat dari makanan tersebut hal ini karena kurangnya informasi tentang makanan sumber zat besi. Sedangkan mengenai tablet tambah darah ibu hamil mempunyai pengetahuan cukup.Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dan di obati dengan memberikan tablet tambah darah setiap hari akan tetapi ibu hamil lebih khawati terhadap efek samping yang terjadi setelah mengkonsumsi tablet tambah darah seperti diare,konstipasi, mual muntah dan nyeri perut dan selain efek samping tablet tambah darah, ibu hamil belum teratur minum tablet tambah darah. Adapun alasan tidak teratur adalah karena malas dan lupa, hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang malas dan lupa dapat disebabkan masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk meningkatkan kesadarannya serta kesehatan janin yang dikandungnya. Rendahnya kesadaran ini dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi di wilayah kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru tahun 2009 diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Responden berumur 20-35 tahun sebanyak 43 orang (82,7%), berpendidikan SMA sebanyak 28 orang (53.8%), bekerja sebagai rumah tangga sebanyak 41 orang (78,8%), dan responden hamil ketiga sebanyak 16 orang (30,8). 2. Responden mempunyai pengetahuan cukup tentang pencegahan anemia
defisiensi besi sebanyak 26 orang (50,0),
6.2. Saran-saran
Beberapa saran untuk memperbaiki pengetahuan responden tentang pencegahan anemia defisiensi besi ini adalah:
1. Kepada institusi D-IV Bidan Pendidik FK-USU
Kepada pihak D-IV Bidan Pendidik FK-USU diharapkan lebih banyak lagi memfasilitasi para mahasiswanya dalam melakukan penelitian sejenis, antara lain dengan memperbanyak koleksi buku kepustakaan yang relevan.
2. Kepada institusi kesehatan
yang diberikan, dapat melalui penyuluhan ataupun konseling secara langsung pada saat memberikan pelayanan kesehatan.
3. Kepada peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,Sunita. 2001. prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Ed-V. Jakarta: Rineka Cipta. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Asnah, Asiah, dan Manik. 2008. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Program D IV Bidan Pendidik.
Danim, Sudarwan. 2003. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : EGC. Dep.Kes R.I. 2001.Profil Kesehatan Nasional, Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2007. Profil Angka Anemia Ibu.
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metodologi Penelitian Kebidana Teknik Analisa Data . Jakarta : Salemba Medika.
Huliana,Mellyna. 2001, Panduan Menjalani Kehamilan Sehat, Jakarta : Puspa Swara.
Istiarti, T. 2000. Menanti Buah Hati, Kaitan Antara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta : Media Pressindo.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 19998 Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Nadesul,Handrawan 2004, Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil, Jakarta: Puspa Swara Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet-2. Jakarta : EGC.
. 2003 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cet -3. Jakarta : EGC 2003 Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Paath.Erna Francin. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.
Prasetyo, Bambang. 2007. Metode Penelitian Kuntitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Samin, Ahmad. 2008. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Universitas Sumatra Utara Press
Tarwoto, Wasnidar 2007. Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info Media
Zulhaida, 2003, http://www.co.id, Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya terhadap Bayi Yang Di Lahirkan di peroleh tanggal 20 september 2008.
.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESONDEN Kepada Yth.
Ibu Responden
Di wilayah kerja Puskesmas Langsat Pekanbaru
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa program studi D IV Bidan Pendidik, saya akan melakukan penelitian tentang anemia defisiensi besi, yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan anemia defisiensi besi.
Atas keperluan tersebut, saya mohon ibu bersedia/ tidak bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon ibu bersedia/ tidak bersedia untuk mengisi kuisioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara dijamin kerahasiaannya.
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA DEFESIENSI BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANGSAT PEKANBARU
TAHUN 2008
No. Responden :……… Diisi oleh peneliti 1. Data Demografi
Petunjuk pengisian
a. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan
b. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tanda checklist (√) pada jawaban yang telah disediakan
1. Umur :………Tahun
2. Pendidkan ibu : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Diploma 5. Sarjana
3. Pekerjaan ibu : 1.Ibu rumah tangga 2. Wiraswasta
3. Pegawai swasta
4. Pegawai negeri
4. Gravida : 1. Pertama 2. Kedua
3. Ketiga
2.Pengetahuan ibu hamil
A.Pengertian Anemia
1. Menurut ibu apakah yang disebut dengan anemia……….. a.Kekurangan darah
b. Darah rendah
c. Kelebihan darah merah
2. Ibu hamil dikatakan anemia, apabila cek darah ke labor dengan hasil pemeriksaan….
a. Hb kurang dari 11 gr% b. Hb 13 gr %
c. Hb lebih dari 12 gr %
3. Anemia dalam kehamilan disebut juga dengan anemia kekurangan …..
a. Protein
b. Zat besi
c. lemak
4. Standar penggolongan Anemia (kurang darah) pada ibu hamil adalah…. a. Anemia ringan,sedang, berat
b. Anemia ringan dan berat c. Anemia berat saja B. Penyebab Anemia
5. Kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dapat mengakibatkan…..
a. Kegemukan
b. Anemia (kekurangan darah) c. Tekanan darah tinggi
6. Kebutuhan zat besi lebih meningkat atau lebih banyak dibutuhkan oleh……….. a. Laki-laki
b. Wanita hamil c. Wanita Tidak hamil
7. Menurut ibu anemia kekurangan zat besi disebabkan karena berkurangnya….. a. Cadangan karbohidrat dalam tubuh
8. Salah satu faktor penghambat penyerapan zat besi yang mengakibat kan terjadi anemia defisiensi besi adalah…
a. Kebiasaan ibu makan besamaan dengan air tehI dan kopi b. Kebiasaan ibu makan bersamaan dengan air putih c. Kebiasaan ibu makan dengan pisang dan pepaya C. Makanan Sumber Zat besi
9. Anemia zat besi pada ibu hamil dapat di cegah dengan banyak mengkonsumsi …….
a. Makanan yang berlemak seperti coklat
b. Makanan sumber zat besi, seperti daging sapi, hati ayam c. Makanan yang lunak. Seperti bubur
10. Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan penambah darah yang berasal dari hewani adalah
a. Ikan dan nasi b. Tahu dan tempe
c. Hati ayam dan daging sapi
11.Dibawah ini yang merupakan makanan sumber zat besi atau makanan penambah darah yang berasal dari nabati adalah………
a. Kankung dan bayam b. Tahu dan tempe c. Ikan dan nasi
12.Vitamin yang sangat berperan dalam meningkatkatkan zat besi adalah a. Vitamin A
b. Vitamin C c. Vitamin D
13.Vitamin C merupakan zat gizi yang sangat berperan dalam meningkatkan penyerapan …..
a. Karbohidrat b. Lemak c. Zat Besi D. Tablet Tambah Darah (TTD)
14.Selain makanan, ibu hamil membutuhkan tambahan zat besi. Menurut ibu sumber zat besi dapat berupa…
a. Tablet tambah darah b. Kalsium
15.Salah satu efek samping dari memgkonsumsi tablet tambah darah yaitu… a. Pada saat buang air besar kotoran ibu berwarna hitam b. Berat badan ibu bertambah
c. Berat badan ibu berkurang
16.Tablet tambah darah yang dibutuhkan selama kehamilan sebanyak…. a. 70 tablet
b. 80 tablet. c. 90 tablet
17.Untuk tidak mengurangi manfaat Tablet tambah darah, sebaiknya diminum dengan...
a. Air putih b. Air kopi. c. Air teh
18.Setelah meminum tablet tambah darah akan lebih baik disertai makan buah-buahan seperti….
a. Salak, anggur,Rambutan, b. Durian, langsat,Alvokad c. Pisang, Pepaya, Jeruk
19.Untuk mengurangi gejala sampingan tablet tambah darah pada ibu hamil sebaiknya diminum pada saat…..
a. Setelah makan siang b. Setelah sarapan pagi c. Setelah makan malam
20.Dibawah ini yang merupakan gejala ringan mengkonsumsi Tablet tambah darah adalah ...
a. Berat badan ibu berkurang b. Tekanan darah tinggi