• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DI MTS PAKEL KABUPATEN TULUNGAGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DI MTS PAKEL KABUPATEN TULUNGAGUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

60

KABUPATEN TULUNGAGUNG

Arlinah;Riza Tsalatsatul Mufida;Erma Retnaningtyas

Stikes Surya Mitra Husada Kediri

ABSTRACT

Anemia is reduced to below normal mature red blood cells that carries oxygen throughout the network run by a protein called hemoglobin ( Hb ) with normal levels between 11.5 to 16.5 g / dL for women and 12.5 - 18.5 g / dL for men - men . One adolescent nutritional problems associated AKI is iron deficiency anemia . The purpose of the study to analyze the relationship between knowledge and attitudes of young women about the prevention of iron deficiency anemia of student at Pakel Tulungagung subdistrict.

The study design was cross sectional study . The population is young women in junior All Pakel , sample 68 respondents with a sampling technique with total sampling . The independent variable knowledge about the young women of iron deficiency anemia , the dependent variable attitudes of young women about the prevention of iron deficiency anemia . Data was collected using a questionnaire and then performed statistical analysis chi-square with 5% significance level.

The results showed 53 (77.94 %) have a good knowledge and 37 (54.41%) to be positive about the prevention of iron deficiency anemia . Chi-square statistical test results obtained price chi Chi-square (13 257 > 5.99), so that Hi is accepted and Ho is rejected , meaning that there is a relationship. Cmax values obtained with the value of Q = 0.707 0.571 means there is moderate correlation between the attitudes of young women with knowledge about the prevention of iron deficiency anemia in student at MTs Pakel Tulungagung districts.

Young women expected more able to maintain and improve knowledge and attitudes , to seek information about the prevention of iron deficiency anemia , not only through education in the classroom but also through the health care team , the mass media or electronic media so that young women can be more proactive in doing treatment of iron deficiency anemia earlier .

Keywords : Knowledge, Attitude, teen daughter, Iron Deficiency Anemia.

Latar Belakang

Anemia yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah merupakan berkurangnya hingga dibawah normal sel darah merah matang yang membawa oksigen keseluruh jaringan yang dijalankan oleh protein yang disebut hemoglobin (Hb) dengan level normal antara 11,5 – 16,5 gr/dL untuk perempuan dan 12,5 – 18,5 gr/dL

untuk laki – laki (Suryoprajogo, 2009). Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan AKI adalah anemi defisiensi besi. Jenis defisiensi besi merupakan jenis kasus anemi yang paling sering dijumpai. Data WHO menyebutkan sekitar 2 milyar penduduk dunia terkena penyakit tersebut (Juanita, 2008).

(2)

61

Remaja merupakan individu baik perempuan maupun laki – laki yang berada pada masa atau usia antara anak – anak dan dewasa. Batasan usia ini menurut World Health Organization (WHO) adalah usia 10– 19 tahun, yang ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat (Adolescence Growth Spurt), sehingga mereka memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya (Sediaoetama, 2009). Dalam hal ini remaja putri memerlukan perhatian khusus dalam hal kesehatan, karena pada masa ini merupakan masa tumbuh kembang dan persiapan untuk menjadi seorang ibu. Kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat dengan adanya pertumbuhan dan datangnya menstruasi, sehingga pada remaja putri sangat rentan sekali terjadi anemia

Anemia defisiensi besi merupakan penyebab tersering dan terbesar di Indonesia dan Negara yang sedang berkembang, seseorang dikatakan anemia bila kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11,5 gr/dL (Surtiretno, 2006). Anemia defisiensi besi disebabkan oleh beberapa faktor seperti halnya kurang asupan zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan masa pertumbuhan, masih terbatasnya pengetahuan remaja mengenai anemia, pola hidup remaja putri yang semula teratur menjadi tidak teratur makannya, menstruasi setiap bulanya pada remaja putri yang dapat menyebabkan pengeluaran darah sehingga remaja putri sangat rentan sekali terjadi anemia dan adanya sikap remaja yang kurang terhadap pencegahan anemia (Lukman, 2004). Anemi dapat mempengaruhi fungsi kognitif serta konsentrasi belajar rendah dan memperlambat daya tangkap pada anak usia sekolah,

remaj putri dan kelompok usia lainya (ismiati, 2007).

Menurut World Health Organization (WHO) Regional Office SEARO tahun 2008, salah satu masalah gizi pada remaja putri di Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kira – kira 25–40% remaja putri menjadi korban anemia dari tingkat ringan hingga berat. Di Amerika Serikat (AS), penderita anemia defisiensi besi cukup besar, yaitu 20% dari anak-anak kecil dan 5-10% dari wanita usia 15-45 tahun. Pada tahun 2008 berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT ) terdapat 57% anak putri (10–14 tahun) dan 39,5% perempuan (15–45 tahun) diketahui menderita anemia. Penelitian oleh Depkes RI pada tahun 2008 di 2 propinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur yang meliputi 10 kabupaten menemukan bahwa sekitar 82% remaja putri mengalami anemia (Hb < 11,5 gr/dL) (Sunarko, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari,et all. di SMU Cibinong, Ciawi, Leuwang dan Parung Kabupaten Dati II Bogor pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi anemia remaja putri (16-19 tahun) sebesar 50,5% yang meliputi anemia ringan sebesar 47,3% dan anemia sedang 3,2%. Penelitian lain juga dilakukan di perkampungan miskin di Jakarta Utara menunjukkan prevalensi anemia remaja putri (15-19 tahun) adalah 71,4% (Surjadi, 2009). Hingga kini belum ada program yang

dimasukkan dakam Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) untuk menanggulangi anemi khususnya anemi defisiensi besi pada remaja putri di sekolah (Rianto, 2010).

Dari survai Dinas kesehatan kabupaten Tulung agung tahun 2010 di Pondok Pesantren salah satunya di Pondok Pesantren Pesantren

(3)

62

Ma’dinul Ulum Desa Blumbang Kecamatan Campurdarat dengan jumlah remaja putri yaitu 102 remaja putri didapatkan sebanyak 56 remaja putri (54,9%) yang mengalami anemia. Dan pada terakhir pemeriksaan tahun 2009 dari 98 remaja putri terdapat 56 remaja putri (57,14%) mengalami anemia dan sisanya 42 remaja putri (42,86%) tidak mengalami anemia.

Dari data yang telah didapatkan saat studi pendahuluan di MTs Pakel kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung yang dilakukan oleh Puskesmas Pakel didapatkan dari sejumlah remaja putri di MTs. Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung pada tahun 2013 dalam periksaan rutin tahun 2013 untuk kelas 1 didapatkan sebanyak 33 siswi didapatkan sebanyak 17 pada pelajar remaja putri (51,5%) yang mengalami anemia, dan sisanya 16 remaja putri (48.5%) tidak mengalami anemia.

Meskipun sudah dilakukan penyuluhan oleh puskesmas namun pada kenyataanya saat dilakukan wawancara pada sebagian remaja putri yang ditemui di MTs Pakel pada bulan Agustus 2013 pada waktu skrining atau penjaringan kelas satu yaitu 10 orang remaja putri sebanyak 6 remaja putri (60%) masih belum mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan pencegahan dari anemia defisiensi besi , dan lain diantaranya yaitu hanya 4 remaja putri (40 %) mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan pencegahan dari anemia dan sebagian remaja putri meminta perlunya penyuluhan rutin tentang anemi atau kurang darah.

Dari Pengetahuan dan dan sikap remaja putri tentang anemi yang kurang dengan adanya konsep K-A-P (Knowledge-Attitude-Practice)

dapatnya diberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada remaja putri, khususnya tentang anemia, akan

memberikan penambahan

pengetahuan akan hal apa saja yang perlu di lakukan oleh remaja putri untuk mendapatkan kesehatan yang maksimal, sehingga dengan pengetahuan yang baik, akan memberikan sikap yang positif pada remaja putri untuk mencegah dan mengobati bila ada tanda dan gejala anemia. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi (Study Cros Sectional) pada Siswi MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putrid tentang pencegahan anemia defisiensi besi. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang pencegahan anemia defisiensi besi, mengetahui sikap remaja tentang pencegahan anemia defisiensi besi dan untuk

menganalisa hubungan

pengetahuan dan sikap remaja tentang pencegahan anemia defisiensi besi.

Metode Penelitian Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Azrul Azwar, 2003).

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional, dimana peneliti melakukan obsevasi satu kali saja dan pengukuran variable subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.

(4)

63

Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi (Study Cross Sectional) pada Siswi MTs Pakel, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung pada tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan 30 Oktober 2013 dengan jumlah sampel sebanyak 68 responden.

Karakteristik Responden Umur Responden

Tabel 4.1 Karakteristik Responden menurut umur di MTs Pakel Kecamatan Pakel No Umur Jumlah % 1 13 th 32 47.06 2 14 th 24 35.29 3 15 th 12 17.65 Total 68 100

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas diketahui sebagian besar umur responden di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung Tahun 2013 yaitu umur 13 tahun sebanyak 32 (47.06%) .

Kelas Responden

Tabel 4.2 Karakteristik Responden menurut kelas di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung No Kelas Jumlah % 1 I 23 33.82 2 II 23 33.82 3 III 22 32.35 Total 68 100

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas diketahui sebagian besar kelas responden di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulung agung Tahun 2013 yaitu kelas I sebanyak 23 (33.82%) dan II yaitu ada 23 (33.82%) .

Informasi Responden

Tabel 4.3 Karakteristik Responden menurut Informasi tentang pencegahan anemia defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung No Informasi Jumlah % 1 Pernah 65 95.59 2 Belum Pernah 3 4.41 Total 68 100

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas diketahui sebagian besar responden mengetahui informasi tentang pencegahan anemia defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulung agung Tahun 2013 termasuk kelompok yang pernah mengetahui informasi yaitu ada 65 (95.59%) dari total 68 responden.

Sumber Informasi Responden Tabel 4.4 Karakteristik Responden

mengetahui Sumber Informasi tentang pencegahan anemia defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung N o Sumber Informasi Jumla h % 1 Tenaga Kesehatan 2 3.08 2 Sekolah 36 55.3 8 3 Media Massa 5 7.69 4 Media Elektronik 18 27.6 9 5 Keluarga,Tema n Dan Saudara 4 6.15 Total 68 100

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas diketahui sebagian besar responden mengetahui sumber informasi

(5)

64

tentang pencegahan anemia defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulung agung Tahun 2013 termasuk kelompok yang pernah mengetahui sumber informasi dari sekolah yaitu ada 36 (55.38%) dari total 68 responden Pengetahuan Responden

Tabel 4.5 Pengetahuan Responden tentang pencegahan anemia defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung No Pengetahuan Jumlah % 1 Baik 53 77.94 2 Cukup Baik 13 19.12 3 Kurang Baik 2 2.94 4 Tidak Baik 0 0 Total 68 100

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang pencegahan anemia defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulung agung Tahun 2013 yaitu ada 53 (77.94%) dari total 68 responden.

Sikap Responden

Tabel 4.6 Sikap Responden tentang pencegahan anemi defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung.

No Sikap Jumlah %

1 Positif 37 54.41

2 Negatif 31 45.59

Total 68 100

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas diketahui sebagian besar responden mempunyai sikap di positif tentang pencegahan anemia defisiensi besi di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulung agung Tahun 2013 yaitu ada 37 (54.41%) dari total 68 responden.

Tabel Silang Antar Variabel

Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Siswi MTs Pakel,

Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung Sikap Pengeta huan Nega tif Posit if Total J m l % J m l % J m l % Kurang baik 2 2, 9 0 0 2 2 , 9 Cukup Baik 1 1 1 6, 2 2 2, 9 1 3 1 9 , 1 Baik 1 8 2 6, 5 3 5 5 1, 5 5 3 7 7 , 9 Jumlah 3 1 4 5, 6 3 7 5 4, 4 6 8 1 0 0 Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari total 68 responden sebagian besar dari responden mempunyai pengetahuan baik dan bersikap positif tentang pencegahan anemia defisiensi besi, yaitu sebanyak 35 responden (51,5%).

Hasil Uji Statistik

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Siswi MTs Pakel, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 13.257(a) 2 .001 Likelihood Ratio 14.652 2 .001

(6)

65

Linear-by-Linear Association 12.465 1 .000 N of Valid Cases 68

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dari uji statistic analisa SPSS didapatkan nilai Chi Square dengan df = 2 lebih besar dari pada chi square tabel (13.257>5.99), dan nilai p value lebih kecil dari nilai alpha (α) (0.000 < 0.05), sehingga Hi diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan. Dengan nilai cmaks 0,707 didapatkan nilai Q = 0,571 artinya ada korelasi bersifat sedang antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang pencegahan anemia defisiensi besi (study cross sectional) pada siswi MTs Pakel kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung.

Pembahasan

Pengetahuan Remaja Putri tentang pencegahan Anemia Defisiensi Besi

Berdasarkan hasil penelitian di MTs Pakel Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung pada tabel 4.5 didapatkan bahwa sebagaian besar yaitu 53 responden (77.94%) mempunyai pengetahuan baik, hal ini didukung oleh Tabel 4.3 diketahui sebagian besar mengetahui informasi tentang pencegahan anemia defisiensi besi yaitu ada 65 responden (95.59%) dan dari Tabel 4.4 diketahui sebagian besar mengetahui sumber informasi tentang pencegahan anemia defisiensi besi dari sekolah yaitu ada 36 responden (55.38%) . Dan ini terbukti berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada responden, dimana responden bisa menjawab dengan baik dari pengetahuan tentang anemia yang terdiri dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara pencegahan dan penangganan anemia.

Menurut Notoatmojo (2007) Pengetahuan merupakan hasil dari “ tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera penglihatan, penciuman, perasa dan perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, sehingga hal yang dapat dipahami karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya sikap seseorang . Pengetahuan seorang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor antaranya adalah umur, informasi dan sumber informasi. Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian diperoleh pengetahuan remaja putri tentang pencegahan anemia defisiensi sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu ada 53 (77.94%) dari total 68 responden.

2. Dari hasil penelitian diperoleh sikap remaja putri tentang pencegahan anemia defisiensi besi diketahui sebagian besar responden mempunyai sikap positif yaitu ada 37 (54.41%) dari total 68 responden.

3. Terjadi ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri tentang pencegahan anemia defisinsi besi dengan df = 2 lebih besar dari pada chi square tabel (13.257>5.99), dan nilai p value lebih kecil dari nilai alpha (α) (0.0000 < 0.05), sehingga Hi diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan. Dengan nilai cmaks 0,707 didapatkan nilai Q = 0,571

(7)

66

artinya ada korelasi bersifat sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikuto,Suharsimi.(2005).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek.Jakarta:Rineka Cipta Azwar,Saifudin.(2003).Sikap Manusia

Teori dan

pengukurannya.Yogyakarta:Pu staka Pelajar

Alimul Azis,(2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salimba Medika ___________.(2007).Metode

Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data.Jakarta:Salemba Medika

Azwar,Saifudin,(2003). Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar,Azrul,(2003). Metodologi

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Bina Rupa Aksara Crowin,Elizabeth

J.(2003).Patofisiologi.Jakarta:E GC

Lukman,Abdul.(2004).Remaja Hari Ini Adalah Pimpinan Masa Depan.Jakarta:Bkkbn Notoatmojo,Sukidjo.(2007).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta. _______.(2003).PendidikanDan Perilaku Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta _______.(2005).Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta _______.(2007).Promosi Kesehatan Dan Ilmu Peilaku.Jakarta:Rineka Cipta Nursalam.(2003).Pendekatan

Praktek Metodologi Riset Keperawatan.Jakarta:ISBN _______.(2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta:Salemb a Medika .(2008).Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta:Salemb a Medika Nurchasanah.(2009).Ensiklopedi Kesehatan Wanita.Yogyakarta:Familia Ridwan.(2010).Pengantar Statistika Untuk Penelitian . Bandung:Alfabeta. Sugiono.(2006).Statistika Untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta Sudjana, DR, Prof. (1998) Metode

Statistika. Bandung: Tarsito Suryoprajogo,Nadine.(2009).Kupas

Tuntas Kesehatan Remaja dari A-Z.Yogyakarta:Diglosia Printika

Walgito,Bimo.(2003).Psikologi Sosial.Yogyakarta:EGC Sediaoetomo, (2009). Anemia Pada

Remaja

(8)

67

ika/anemi). Diakses tanggal 23 Agustus 2013 Tobing.(2005). Anemia.(http://Indonesia Institut.org/2002). Diakses tanggal 23 Agustus 2013 Wikipedia Bahasa Indonesia.(2004).Anemi Remaja, (http://id.wikipedia.org/wiki/su ryati/anemia). Diakses tanggal 24 Agustus 2013 _______.(2011).Klasifikasi Anemia, (http://id.wikipedia.org/anemi a). Diakses tanggal 24 Agustus 2013

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 5.4 dapat diketahui mayoritas responden menjawab sangat setuju (SS) tentang anemia defisiensi besi adalah pada pernyataan nomor 7 yaitu mengkonsumsi makanan sumber

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang pencegahan anemia defisiensi besi masuk ke dalam kategori cukup yaitu

Dari pengetahuan terhadap pencegahan anemia defisiensi zat besi diperoleh dari 50 ibu hamil di Klinik Cahaya sebanyak 26 orang (52%) berpengetahuan cukup, berpengetahuan baik ada

Selama periode september 2010 sampai dengan November 2010 telah dilakukan penelitian secara cross sectional dengan memeriksa kadar HbA2 pada 30 orang penderita anemia defisiensi

untuk mengetahui pengetahuan tentang anemia defisiensi besi ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil di Puskesmas Karangdowo Klaten

Remaja putri di MTs Ma’Arif Nyatnyono yang mempunyai pola makan dalam kategori baik tetapi mengalami anemia karena konsumsi gizi yang tidak tepat.. Terjadinya defisiensi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hub ungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Dengan Pola Makan Untuk Pencegahan Anemia Di SMA Swasta

52 Aulia Dewi Fitripancari, 2023 HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DAN VITAMIN C, FREKUENSI KONSUMSI MINUMAN BERISIKO, DAN PERILAKU DIET DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI REMAJA PUTRI SMAN 6