• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA PRODUKTIF TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS TELADAN MEDAN. Oleh : SANNY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA PRODUKTIF TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS TELADAN MEDAN. Oleh : SANNY"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

Oleh : SANNY 130100236

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

SKRIPSI

" Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran "

Oleh : SANNY 130100236

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(3)

TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI PUSKESMAS TELADAN MEDAN

NAMA : Sanny

NIM : 130100236

Dosen Pembimbing I

(dr. Johny Marpaung, Sp.OG) NIP. 197102242008011007

Ketua Penguji

(dr. Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S) NIP. 198208202008012008

Dosen Pembimbing II

(dr. Setia Putra Tarigan, Sp.P) NIP. 197303272008011013

Anggota penguji

(Dr. dr. Sry Suryani Widjaya,M.Kes) NIP. 196407261989022001

Medan , Desember 2016 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) NIP. 196605241992031002

(4)

ABSTRAK

Pendahuluan Anemia defisiensi besi merupakan salah satu masalah gizi bagi wanita usia produktif di negara berkembang. Wanita memerlukan pengetahuan tentang hal-hal yang menjadi faktor risiko anemia defisiensi besi dan asupan yang baik untuk menambah zat besi karena mereka adalah calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan.

Metode Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu melibatkan seluruh pasien yang datang secara berurutan sebanyak 96 orang. Dari 96 orang yang menjadi responden, seluruhnya menjadi subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan progam komputer SPSS.

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari wanita usia produktif di Puskesmas Teladan memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 52,1%, tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 43,7%, dan hanya 4,2%

dengan tingkat pengetahuan yang buruk.

Kesimpulan Puskesmas sebaiknya menyediakan penyuluhan agar mencegah terjadinya anemia defisiensi besi pada wanita usia produktif. Selain itu, penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

Kata Kunci tingkat pengetahuan, wanita, produktif, anemia, zat besi

(5)

ABSTRACT

Introduction Iron deficiency anemia is one of the nutritional problems for women in productive age in developing countries. Women require knowledge about risk factors of iron deficiency anemia and intake of iron-rich food because they are mother-to-be who will give birth. Therefore, the purpose of this study is to

describe the level of knowledge of women in productive age about iron deficiency anemia in Teladan Health Center.

Methods This study is a descriptive study with cross-sectional design. The sampling technique in this research is consecutive sampling that involves all patients who come in sequence as many as 96 people. Of the 96 people who responded, all of them become the research subjects based on the inclusion and exclusion criteria. The data was collected by using a questionnaire. Consequently, data was analyzed using SPSS computer program.

Results The results showed that the preponderance of women in productive age in Teladan Health Center have enough knowledge level as much as 52.1%, good level of knowledge as much as 43.7%, and only 4.2% with a poor level of

knowledge.

Conclusion Health centers should provide counseling to prevent the occurrence of iron deficiency anemia in women in productive age. Furthermore, this study could be used as a reference for the next study.

Keywords level of knowledge, women, productive, anemia, iron

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan.

Penelitian yang akan dilaksanakan ini berjudul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif tentang Anemia Defisiensi Besi di Puskesmas Teladan”.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak dr. Johny Marpaung, Sp.OG(K), selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak dr. Setia Putra Tarigan, Sp.P(K), selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu dr. Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S, selaku Ketua Penguji yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

(7)

6. Ibu Dr. dr. Sry Suryani Widjaya, M.Kes selaku Anggota Penguji yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Ibu dr. Bugis Mardina, Sp. A(K), selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

8. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan skripsi ini.

9. Ibu dr. Kus Puji Astuti, selaku Kepala Puskesmas Teladan yang telah membantu kelancaran dan terlaksananya penelitian ini.

10. Bapak Irsan,selaku staf tata usaha dan staf lainnya di Puskesmas Teladan Medan yang telah membantu kelancaran dan terlaksananya penelitian ini.

11. Seluruh responden wanita usia produktif yang telah banyak berjasa secara sukarela meluangkan waktunya mengisi kuesioner sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

12. Orang tua penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dan pendidikan.

13. Rekan satu tim bimbingan penelitian Qien Jovan Fatraya yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik, dukungan materi dan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

14. Rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2013 yang telah memberi saran, kritik, dukungan moril dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi penelitian ini.

Medan, 11 Desember 2016 Peneliti

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan umum ... 3

1.3.2 Tujuan khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi ilmu pengetahuan ... 3

1.4.2 Bagi peneliti ... 3

1.4.3 Bagi pelayanan masyarakat ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Wanita Usia Produktif ... 4

(9)

2.1.1 Dewasa awal ... 4

2.1.2 Dewasa madya ... 5

2.2. Anemia ... 5

2.2.1 Definisi anemia ... 5

2.2.2 Manifestasi klinis anemia ... 5

2.2.3 Klasifikasi anemia ... 6

2.2.4 Etiologi anemia ... 8

2.2.5 Diagnosa anemia ... 8

2.2.6 Penatalaksanaan anemia ... 8

2.2.7 Pencegahan anemia ... 9

2.2.8 Prognosis anemia ... 9

2.3. Anemia Defisiensi Besi ... 9

2.3.1 Metabolisme besi ... 10

2.3.2 Absorbsi besi ... 11

2.3.3 Etiologi anemia defisiensi besi ... 12

2.3.4 Patogenesis anemia defisiensi besi ... 12

2.3.5 Manifestasi klinis anemia defisiensi besi ... 13

2.3.6 Penatalaksanaan anemia defisiensi besi ... 13

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP ... 14

3.1 Kerangka Teori Penelitian ... 14

3.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

4.1 Jenis Penelitian ... 15

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.3.1 Populasi ... 15

4.3.2 Sampel ... 15

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 16

4.4.1 Data Primer ... 16

(10)

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 16

4.5 Definisi Operasional ... 16

4.5.1 Tingkat pengetahuan ... 16

4.5.2 Wanita usia produktif ... 17

4.6 Metode Pengolahan Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 18

5.1. Hasil Penelitian ... 18

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 18

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 18

5.1.3 Hasil Analisa Data ... 20

5.2. Pembahasan ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

6.1. Kesimpulan ... 25

6.2. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Judul Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Anemia 6

Tabel 2.2 Ambang hemoglobin untuk mendefinisikan anemia

8

Tabel 2.3 Distribusi Zat Besi Pada Tubuh 11

Tabel 2.4 Hal yang mempermudah dan mengurangi absorbsi besi

14

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

18

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

19

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

20

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

20

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Usia

21

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Pendidikan Terakhir

22

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

22

Tabel 5.8 Perbandingan Hasil Penelitian 23

(12)

DAFTAR GAMBAR/SKEMA

Nomor Halaman Judul Halaman

Gambar 2.1 Normositik normokromik 10

Gambar 2.2 Mikrositik Hipokromi 10

Skema 3.1 Kerangka Teori Penelitian 14 Skema 3.2 Kerangka Konsep Penelitian 14

(13)

DAFTAR ISTILAH

BBLR Berat Badan Lahir Rendah CBC Complete Blood Count

D1 Diploma 1

D3 Diploma 3

DNA Deoxyribo Nucleic Acid

Fe Ferrum (besi)

Hb Hemoglobin

Hct Hematokrit

PNS Pegawai Negeri Sipil

S1 Sarjana 1

SD Sekolah Dasar

SMA Sekolah Menengah Atas SMP Sekolah Menengah Pertama

SPSS Statistical Product and Service Solutions TIBC Total Iron Binding Capacity

TTD Tablet Tambah Darah WHO World Health Organization

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan

LAMPIRAN 3 Lembar Persetujuan (Informed Consent) LAMPIRAN 4 Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN 5 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner LAMPIRAN 6 Hasil Output SPSS Hasil Penelitian LAMPIRAN 7 Dokumentasi Sewaktu Penelitian LAMPIRAN 8 Persetujuan Komisi Etik

LAMPIRAN 9 Izin Penelitian dari MEU

LAMPIRAN 10 Surat selesai penelitian di Puskesmas Teladan

(15)

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah gizi kesehatan bagi negara berkembang termasuk di Indonesia adalah anemia defisiensi besi. Kejadian anemia defisiensi besi sering terjadi pada wanita produktif termasuk ibu hamil. Wanita memiliki risiko tinggi mengalami anemia oleh karena wanita setiap bulannya mengalami siklus haid (menstruasi)1. Faktor yang juga mempengaruhi kejadian tersebut yaitu tingkat pengetahuan yang kurang tentang penyakit dan asupan gizi besi yang baik.

Kebiasaan mengonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi dan teh) sewaktu makan menyebabkan penyerapan zat besi semakin rendah.

Menurut WHO, prevalensi anemia pada wanita hamil sebesar 44,3%

(termasuk severe) dan wanita produktif sebesar 33,1% (termasuk moderate) 2. Sedangkan, prevalensi anemia defisiensi besi pada negara non-industri yaitu pada anak (0-4 tahun) sebesar 39 %, anak (5-14 tahun) sebesar 48,1 % , wanita (15-59 tahun) sebesar 42,3%, wanita hamil sebesar 52%, laki-laki (15-59 tahun) sebesar 30 %3. Sebuah survei yang dilakukan Fakultas Kedokteran di beberapa universitas di Indonesia pada 2012 menemukan 50-63% ibu hamil mengalami anemia dan 40% wanita usia produktif turut mengalami anemia4.

Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml darah. WHO menetapkan nilai normal kriteria anemia pada laki-laki dewasa adalah hemoglobin

< 13 g/dl, wanita dewasa tidak hamil hemoglobin < 12 g/dl, wanita hamil hemoglobin < 11 g/dl, anak umur 6-14 tahun hemoglobin < 12 g/dl, dan anak umur 6 bulan – 6 tahun hemoglobin < 11 g/dl. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang5. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau

(16)

Universitas Sumatera Utara hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa.

Akibat jangka panjang anemia defisiensi besi ini pada wanita usia produktif adalah apabila wanita tersebut nantinya hamil, maka ia tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya serta pada masa kehamilannya anemia ini dapat meningkatkan frekuensi komplikasi, risiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal.

Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi besi, maka wanita usia produktif perlu dibekali dengan pengetahuan tentang anemia defisiensi besi itu sendiri.

Belum adanya program untuk menanggulangi atau memberi pengetahuan pada wanita usia produktif mengenai anemia khususnya anemia defisiensi besi, program pemerintah baru ditunjukkan pada ibu hamil agar tidak melahirkan anak yang anemia. Padahal, jika mayoritas wanita menderita anemia terutama anemia defisiensi besi, dampaknya akan berlanjut. Mengingat, mereka adalah para calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus.

Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran, dan meningkatkan risiko bayi lahir prematur6.

Berdasarkan uraian diatas, anemia defisiensi merupakan suatu masalah yang sering dialami oleh wanita usia produktif, maka peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan?”.

(17)

Universitas Sumatera Utara 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan pada tingkat baik,cukup,dan buruk.

2. Mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan usia.

3. Mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan pendidikan terakhir.

4. Mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan pekerjaan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi ilmu pengetahuan

Penelitian ini dapat dijadikan wacana dan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang anemia defisiensi besi, khususnya pada wanita usia produktif.

1.4.2 Bagi peneliti

Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh yaitu tentang metodologi penelitian dan statistik kesehatan serta menambah pengalaman penelitidalam menyusun penelitian kesehatan khususnya tentang anemia defisiensi besi.

1.4.3 Bagi pelayanan masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi masyarakat terutama wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi.

(18)

Universitas Sumatera Utara

BAB 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Wanita Usia Produktif

Menurut Depkes RI, wanita berusia antara 15-49 tahun disebut wanita usia produktif. Wanita usia produktif termasuk usia dewasa awal dan usia madya.

Masa usia produktif yaitu dimana wanita telah mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya. Pada usia inilah manusia sedang berada pada puncak aktivitasnya. Aktivitas fisik yang dilakukan cenderung lebih berat daripada usia lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan gizi disaat usia produktif sangatlah penting.

2.1.1 Dewasa awal

Istilah young adult atau dewasa awal berasal dari bentuk kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa dewasa awal juga merupakan masa dimana individu tidak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis, maupun psikologis pada orangtuanya, serta masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan masyarakat, dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Tugas perkembangan pada individu dewasa awal, antara lain: 7,8 a. mulaibekerja

b. memilih pasangan c. mulai membina keluarga d. mengasuh anak

e. mengelola rumah tangga

f. mengambil tanggung jawab sebagai warga negara g. mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

(19)

Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Dewasa madya

Usia madya adalah masa usia antara 40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada usia 60-an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia lanjut dengan usia madya.7,8

2.2 Anemia

2.2.1 Definisi anemia

Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan di dalam masyarakat.

Beberapa anemia memiliki penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan manifestasi klinis.Penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah (hematopoiesis yang tidak efektif).

Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.

2.2.2 Manifestasi klinis anemia

Manifestasi klinis yang sering terjadi adalah badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang serta telinga mendenging15. Manifestasi klinis anemia timbul akibat konsentrasi Hb dalam jumlah yang sangat rendah dan anemia yang menetap dalam waktu lama.

(20)

Universitas Sumatera Utara Terdapat tanda spesifik anemia, yaitu:

a. Glossitis : terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi b.Stomatitisangular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.

c. Jaundice (kekuningan) : terjadi akibat anemia hemolitik dan anemia megaloblastik ringan.

d.Splenomegali : akibat anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.

e. Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell f. Deformitas tulang : terjadi pada talasemia

g.Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari defisiensi vitamin B12.

h. Garis biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.

2.2.3 Klasifikasi anemia

Tabel 2.1 Klasifikasi Anemia12 Klasifikasi

Menurut

Jenis Anemia Keterangan

Gangguan Eritropoiesis

Anemia Defisiensi Besi

Suplai besi yang tidak cukup mengakibatkan defek pada sintesis Hb, timbulnya sel darah merah yang hipokromik dan mikrositer.

Anemia

Megaloblastik

Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblast) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.

(21)

Universitas Sumatera Utara Anemia Aplastik Sumsum tulang gagal memproduksi

sel darah akibat hiposelularitas, hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta gen.

Anemia Mieloptisik

Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.

Ukuran sel Anemia Mikrositik

Penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia (gangguan Hb).

Anemia Normositik

Anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan ginjal.

Anemia Makrositik

Penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi alkohol, dan anemia megaloblastik.

2.2.4 Etiologi anemia

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :

1. Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, thalasemia.

2. Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, anemia defisiensi nutrisi.

3. Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis dan trauma.

(22)

Universitas Sumatera Utara 2.2.5 Diagnosa anemia

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC).

Table 2.2 Ambang hemoglobin untuk mendefinisikan anemia2 (1 g/dL = 0.6206 mmol/L)

Kelompok usia dan Jenis Kelamin

Ambang Hb (mg/dl) Ambang Hb (mmol/L)

Perempuan , tidak hamil (>15 tahun)

12.0 7.4

Laki-laki 13.0 8.1

2.2.6 Penatalaksanaan anemia

Penatalaksanaan langsung ditujukan pada penyebab anemia, dapat berupa : 1. Transfusi darah

2. Pemberian kortikosteroid atau obat-obatan lain yang dapat menekan sistem imun.

3. Pemberian eritropoietin, hormon yang berperan pada proses hematopoiesis, berfungsi untuk membantuk sumsum tulang pada proses hematopoiesis.

4. Pemberian suplemen besi, vitamin B12, vitamin-vitamin dan mineral lain yang dibutuhkan.

2.2.7 Pencegahan anemia

Cara mencegah anemia adalah :14 1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi

a. Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe)

(23)

Universitas Sumatera Utara b. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.

2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD). Anjuran minum yaitu minumlah satu tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum satu tablet setiap hari selama haid

3. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti : kecacingan, malaria, dan penyakit TBC.

2.2.8 Prognosis anemia

Pada semua anemia, penyebab anemia, keparahannya, dan kecepatan perkembangannya menentukan hasilnya. Usia pasien dan adanya penyakit penyerta seperti jantung,paru-paru,ginjal, atau penyakit hati juga dapat secara signifikan mempengaruhi hasil9.

2.3 Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh berkurangnya zat besi dalam tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai dengan gambaran sel darah merah yang mikrositik hipokromik disertai poikilositosis dan aniositosis, kadar besi serum dan saturasi (jenuh) transferin menurun, TIBC meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali10.

Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia khususnya pada wanita usia produktif karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama hamil.

(24)

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1.Normositik normokromik

Gambar 2.2.Mikrositik Hipokromik 2.3.1 Metabolisme besi

Besi merupakan elemen penting dalam fungsi seluruh sel, meskipun jumlah besi yang dibutuhkan tiap individu bervariasi. Besi yang diabsorbsi masuk sirkulasi berikatan dengan β-globulin, yang disebut apotransferin untuk membentuk transferin, kemudian ditrasportasi ke plasma. Pada plasma, besi tersimpan dalam bentuk feritin di jaringan hati. Transferin juga dikirim ke sumsum tulang untuk sintesis heme dalam pembentukan hemoglobin sel darah merah13.

Peranan utama besi pada mamalia adalah untuk membawa oksigen sebagai bagian hemoglobin. Distribusi besi pada tubuh dapat terlihat pada Tabel 2.3.

Tanpa besi, sel dapat kehilangan kapasitasnya untuk mengantar elektron dan

(25)

Universitas Sumatera Utara metabolisme energi. Pada sel eritrosit, sintesa hemoglobin yang buruk menghasilkan anemia dan penurunan hantaran oksigen ke jaringan11.

Tabel 2.3 Distribusi Zat Besi Pada Tubuh Distribusi Zat Besi pada

Tubuh

Kandungan Besi (mg) Pria dewasa (80 kg)

Kandungan Besi (mg) Wanita dewasa (60 kg)

Hemoglobin 2500 1700

Mioglobin/enzim 500 300

Besi transferin 3 3

Cadangan besi 600-1000 0-300

2.3.2 Absorbsi besi

Absorbsi besi bergantung tidak hanya pada jumlah besi pada makanan, namun juga, yang lebih penting, pada bioavaibilitas besi itu sendiri, dan kebutuhan akan besi. Absorbsi besi dapat dipengaruhi beberapa fase yang berbeda12.

Fase luminal, besi dalam makanan dapat diolah dalam lambung kemudian siap diserap di duodenum. Fase mukosal, proses penyerapan dalam mukosa usus yang merupakan suatu proses aktif. Fase corporeal, meliputi proses transportasi besi dalam sirkulasi, penggunaan besi oleh sel-sel yang memerlukan, dan penyimpanan besi oleh tubuh12.

Tabel 2.4 Hal yang mempermudah dan mengurangi absorbsi besi Faktor yang mempermudah Faktor yang mengurangi

1.Bentuk ferro 1.Bentuk ferri

2.Bentuk anorganik 2.Bentuk organic

3.Asam-HCl. Vitamin C 3.Alkali-antasida,sekresi pankreas 4.Zat yang melarutkan misalnya gula dan

asam amino

4.Zat pengendap : fitat,fosfat

5.Defisiensi besi 5.Kelebihan besi

6.Eritropoesis bertambah 6.Infeksi

7.Kehamilan 7.Teh

8.Haemokromatosis primer 8.Desferrioksamin

2.3.3 Etiologi anemia defisiensi besi Penyebab defisiensi besi adalah:

1. Asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi makan susu saja sampai usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu yang hanya memakan sayur- sayuran saja,

(26)

Universitas Sumatera Utara 2. Gangguan absorbsi seperti setelah gastrektomi, dan

3. Kehilangan darah yang menetap seperti pada menstruasi,perdarahan saluran cerna yang lambat karena polip, neoplasma, gastritis, varises esophagus, hemoroid dan konsumsi aspirin.

Sepanjang usia reproduktif, wanita akan mengalami kehilangan darah akibat peristiwa haid dan banyak wanita yang tidak sadar kalau darah haidnya terlalu banyak. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar antara 20-25 cc. Jumlah ini menyiratkan

kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau kira-kira sama dengan 0,4-0,5 mg sehari10.

2.3.4 Patogenesis anemia defisiensi besi

Walaupun dalam diet rata-rata terdapat 10 – 20 mg besi, hanya sampai 5% – 10% (1 – 2 mg) yang sebenarnya sampai diabsorpsi. Pada persediaan besi berkurang maka besi dari diet tersebut diserap lebih banyak. Setiap mililiter darah mengandung 0,5 mg besi. Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari 0,5-1 mg/hari. Namun wanita yang mengalami menstruasi kehilangan tambahan 15 sampai 28 mg/bulan. Walaupun kehilangan darah karena menstruasi berhenti selama hamil, kebutuhan besi harian tetap meningkat, hal ini terjadi oleh karena volume darah ibu selama hamil meningkat, pembentukan plasenta, tali pusat dan fetus, serta mengimbangi darah yang hilang pada waktu melahirkan.

Anemia defisiensi besi terjadi sebagai akibat dari gangguan keseimbangan zat besi yang negatif, jumlah zat besi (Fe) yang diabsorbsi tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama-tama ketidakseimbanagan Fe ini oleh tubuh diusahakan untuk diatasinya dengan cara menggunakan cadangan besi dalam jaringan-jaringan depot. Pada saat cadangan besi tersebut habis, baru anemia defisiensi besi menjadi manifestasi.

(27)

Universitas Sumatera Utara 2.3.5 Manifestasi klinis anemia defisiensi besi

Gejala umumnya sama seperti anemia lainnya,yaitu pucat,lemas,letih, konsetrasi berkurang. Terdapat pula gejala khas pada anemia defisiensi besi,yaitu:

a. Koilochnyia, yaitu kuku sendok (spoon nail), kuku menjadi rapuh, bergaris- garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.

b. Atrofi papil lidah, yaitu permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.

c. Stomatitis angularis (cheilosis), yaitu adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.

d. Disfagia, yaitu nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

2.3.6 Penatalaksanaan anemia defisiensi besi

Penatalaksanaan defisiensi besi adalah dengan suplemen besi untuk meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan persediaan besi. Sediaan besi tersedia ada dalam bentuk parenteral dan oral. Sebagian penderita memberi respon yang baik terhadap senyawa-senyawa oral seperti ferosulfat. Preparat besi parenteral digunakan secara sangat selektif, sebab harganya mahal dan mempunyai insidensi besar terjadi reaksi yang merugikan11.

Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing, dan kulit. Kehilangan basis ini diduga sebanyak 14 ug/kgBB/hari. Masa bayi dan anak-anak merupakan saat pertumbuhan yang cepat dan pada saat itu zat besi dibutuhkan dalam jumlah banyak. Begitu juga remaja, terutama remaja wanita yang mengalami haid, membutuhkan lebih banyak zat besi, karena zat besi yang hilang dari tubuh saat haid juga banyak. Pada ibu hamil dan menyusui, kebutuhan zat besi meningkat karena selain dibutuhkan oleh sang ibu, zat besi juga dibutuhkan oleh bayinya. Pada ibu hamil zat besi juga dibutuhkan oleh plasenta dan janinnya. Apabila kebutuhan yang tinggi ini tidak dapat dipenuhi maka kemungkinan terjadinya anemia gizi besi cukup besar.

(28)

Universitas Sumatera Utara

BAB 3

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Penelitian

3.1 Kerangka Teori Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dibahas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka Teori Penelitian

3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibahas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skema 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Wanita usia produktif di

Puskesmas

Tingkat Pengetahuan Baik Tingkat Pengetahuan Cukup

Tingkat Pengetahuan Kurang Anemia Defisiensi Besi

Faktor yang mempengaruhi:

1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Usia

4. Lingkungan 5. Sosial budaya dan ekonomi 6. Informasi/media massa

Tingkat Pengetahuan

(29)

Universitas Sumatera Utara

BAB 4

Metode Penelitian

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita usia produktif mengenai anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Teladan Medan selama bulan Mei- November 2016.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien di Puskesmas. Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien perempuan di Puskesmas.

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah 96 subyek perempuan yang datang ke Puskesmas Teladan akan diberi kuesioner. Sampel ini diambil di lingkungan Puskesmas Teladan Medan selama penelitian berlangsung serta memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling.

Estimasi besar sampel:

𝑛 =𝑍𝛼2𝑃𝑄 𝑑2

𝑛 =1,962× 0,5 × 0,5 0,12

= 96.04

≈ 96

(30)

Universitas Sumatera Utara P = proporsi dan keadaan yang akan dicari (dari pustaka)

Q = 1 – P

Zα = Nilai Z pada tingkat kemaknaan (ditetapkan)

d = Nilai ketepatan absolut yang dikehendaki (ditetapkan) Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah : 1. Kriteria Inklusi

a. Pasien berumur 15-49 tahun

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data.

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian. Oleh karena tujuan penelitian ini hanya untuk mengetahui tingkat pengetahuan, maka instrumen ini dimodifikasikan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan berdasarkan studi pustaka. Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang diisi oleh responden.

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan anemia defisiensi besi. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (cronbach alpha) dalam program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 30 subjek.

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner ini adalah valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,455 sampai 0,710 dan reliabel dengan koefisien alfa Cronbach sebesar 0,743.

(31)

Universitas Sumatera Utara 4.5 Definisi Operasional

4.5.1 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan merupakan tingkatan dari pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya.

Cara ukur : data dari hasil jawaban kuesioner

Alat ukur : kuesioner yang dimodifikasi terdiri dari 15 pertanyaan. Setiap kejadian tersebut diukur berdasarkan jawaban kuesioner responden, dalam bentuk skala sebagai berikut:

a. Responden yang menjawab benar diberi skor 2.

b. Responden yang menjawabsalah diberi skor1.

c. Responden yang menjawab tidak tahu diberi skor 0.

Hasil ukur:skor penilaian dari kuesioner diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan sebagai berikut :

a. Skor 24-30 (>80%): tingkat pengetahuan baik b. Skor 13-23 (40-80%): tingkat pengetahuan cukup c. Skor 0-12 (<40%): tingkat pengetahuan buruk Skala ukur: ordinal.

4.5.2 Wanita Usia Produktif

Wanita usia produktif merupakan wanita yang berusia 15-49 tahun yaitu sudah mengalami menstruasi.

Cara ukur : kuesioner

Alat ukur : data diri responden di kuesioner Hasil ukur : usia 15-49 tahun

Skala ukur : ordinal

4.6 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan suatu program statistik. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan dalam bentuk persentase

(32)

Universitas Sumatera Utara BAB 5

Hasil Penelitian dan Pembahasan

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Puskesmas Teladan yang beralamat di jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota. Pembagian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober – 31 Oktober dan dibagikan kepada responden wanita saat menunggu obat di farmasi puskesmas.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Subjek penelitian ini adalah pasien yang datang berobat ke Puskesmas Teladan. Dari 96 orang pasien wanita Puskesmas Teladan seluruhnya menjadi subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Berdasarkan usia, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi

(Orang)

Persentase (%)

15-24 tahun 22 22,9

25-34 tahun 34 35,4

35-49 tahun 40 41,7

Total 96 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penelitian ini diikuti oleh pasien yang berumur 15-49 tahun. Seperti yang terlihat pada tabel diatas, responden dengan kelompok usia 35-49 tahun memiliki frekuensi dan persentase terbesar yaitu 40 orang dengan 41,7%, kemudian diikuti oleh kelompok usia 25-34 tahun yaitu 34 orang (35,4%), dan terakhir oleh kelompok usia 15-24 tahun yaitu 22 orang (22,9%).

(33)

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pendidikan terakhir, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

SD 4 4,2

SMP 8 8,3

SMU 53 55,2

D1 1 1,0

D3 13 13,5

S1 17 17,7

Total 96 100

Tabel diatas ini menunjukkan bahwa penelitian diikuti oleh responden dengan pendidikan terakhir terbanyak adalah SMU dengan jumlah 53 orang (55,2%), kemudian S1 dengan jumlah 17 orang (17,7%), D3 dengan jumlah 13 orang (13,5%), SMP dengan jumlah 8 orang (8,3%), SD dengan jumlah 4 orang (4,2%), dan yang terkecil adalah D1 dengan jumlah 1 orang (1%).

Berdasarkan pekerjaan, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa penelitian diikuti oleh responden dengan pekerjaan paling banyak sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 51 orang (53,1%), mahasiswa dengan jumlah 14 orang (14,6%), pegawai dengan jumlah 12 orang (12,5%), wiraswasta dengan jumlah 11 orang (11,5%), pedagang dengan jumlah 4 orang (4,2%), swasta dengan jumlah 2 orang (2,1%), dan PNS dengan jumlah 2 orang (2,1%).

(34)

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (Orang)

Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 51 53,1

Pedagang 4 4,2

Wiraswasta 11 11,5

Mahasiswa 14 14,6

Pegawai 12 12,5

Swasta 2 2,1

PNS 2 2,1

Total 96 100

5.1.3 Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat pengetahuan wanita usia produktif di Puskesmas Teladan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

Variabel Kategori Frekuensi

(orang)

Persentase (%) Tingkat Pengetahuan Baik

Cukup Buruk

42 50 4

43.8 52.1 4.2

Total 96 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 50 orang (52,1%), tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 42 orang (43,8%), dan tingkat pengetahuan yang paling sedikit yaitu yang buruk sebanyak 4 orang (4,2%).

(35)

Universitas Sumatera Utara Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan karakteristik usia dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi BesiBerdasarkan Karakteristik Usia

Usia Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk Total %

n % n % n %

15-24 tahun 25-34 tahun 35-49 tahun

8 16 18

19 38,1 42,9

13 18 19

26,0 36,0 38,0

1 0 3

25,0 0 75,0

22 34 40

22,9 35,4 22,9 Total 42 100 50 100 4 100 96 100

Dari tabel diatas ini dapat dilihat tingkat pengetahuan baik pada responden berusia 35-49 memiliki proporsi paling banyak yaitu 18 orang (42,9%), diikuti responden berusia 25-34 dengan proporsi 16 orang (38,1 %) dan responden berusia 15-24 dengan proporsi 8 orang (19%). Demikian juga tingkat pengetahuan cukup pada responden berusia 35-49 memiliki proporsi paling banyak yaitu 19 orang (38%), diikuti responden berusia 25-34 dengan proporsi 18 orang (36 %) dan responden berusia 15-24 dengan proporsi 13 orang (26%). Tapi pada tingkat pengetahuan buruk responden yang berusia 35-49 memiliki proporsi 3 orang (75%) dan respoden yang berusia 15-24 memiliki proporsi 1 orang (25%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.6.

Dari tabel ini dapat dilihat tingkat pengetahuan baik pada responden yang berpendidikan terakhir sekolah memiliki proporsi lebih banyak yaitu 22 orang (52,4%), sedangkan yang berpendidikan terakhir kuliah yaitu 20 orang (47,6%).

Demikian juga pada tingkat pengetahuan cukup pada responden yang berpendidikan terakhir sekolah memiliki proporsi lebih banyak yaitu 39 orang (78%), sedangkan yang berpendidikan terakhir kuliah yaitu 11 orang (22%).

(36)

Universitas Sumatera Utara Tetapi pada tingkat pengetahuan yang buruk responden yang didapat semua adalah berpendidikan terakhir sekolah dengan proporsi 4 orang (100%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi BesiBerdasarkan Karakteristik Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk Total %

n % n % n %

Sekolah Kuliah

22 20

52,4 47,6

39 11

78,0 22,0

4 0

100 0

65 31

67,7 32,3 Total 42 100 50 100 4 100 96 100

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan karakteristik pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

Pekerjaan Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk Total %

n % n % n %

PNS Swasta Pegawai Mahasiswa Wiraswasta Pedagang

Ibu Rumah Tangga 1 2 6 5 9 2 17

2,4 4,8 14,3 11,9 21,4 4,8 40,5

1 0 6 9 2 1 31

2,0 0 12,0 18,0 4,0 2,0 62,0

0 0 0 0 0 1 3

0 0 0 0 0 25,0 75,0

2 2 12 14 11 4 51

2,1 2,1 12,5 14,6 11,5 4,2 53,1 Total 42 100 50 100 4 100 96 100 Dapat dilihat dari tabel 5.7. dimana tingkat pengetahuan baik responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga memiliki proporsi yang lebih banyak dibandingkan

(37)

Universitas Sumatera Utara pekerjaan lainnya yaitu 17 orang (40,5%) ,diikuti tingkat pengetahuan cukup yaitu 31 orang (62%), dan tingkat pengetahuan buruk yaitu 4 orang (75%).

5.2 Pembahasan

Penelitian dilakukan dengan menilai tingkat pengetahuan responden melalui kuesioner di Puskesmas Teladan pada wanita usia produktif sebanyak 96 orang. Berdasarkan hasil didapatkan semua responden berusia produktif yaitu responden berusia 15-24 sebanyak 22 orang, usia 25-34 sebanyak 34 orang, dan usia 35-49 sebanyak 40 orang.

Dari hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan mayoritas berada pada kategori cukup yaitu 50 orang dengan persentase 52,1% ,kategori baik yaitu 42 orang dengan persentase 43,8%, dan kategori buruk yaitu 4 orang dengan persentase 4,2%.

Tabel 5.8. Perbandingan hasil penelitian

Tingkat pengetahuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh saudari Sophie Novia Sihotang yang meneliti pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang anemia defisiensi besi di SMA Negeri 15 Medan yang hasilnya adalah mayoritas berkategori cukup (77,7%), berkategori baik (19,1%), dan masih adanya remaja puteri yang memiliki tingkat pengetahuan berkategori kurang (3,2%)16. Kesesuaian dapat terlihat dari tabel 5.8. yang memiliki gambaran hasil yang meningkat pada tingkat pengetahuan cukup.

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Buruk Cukup Baik

Hasil peneliti Hasil peneliti terdahulu

(38)

Universitas Sumatera Utara Tingkat pengetahuan responden berbanding lurus dengan kematangan usia. Seseorang yang lebih dewasa, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir serta bekerja17. Bertambahnya usia seseorang dibarengi juga dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Pengetahuan tentang suatu hal didapat dari penginderaan manusia.Oleh karena itu,responden dengan usia 35-49 memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik.

Salah satu sumber pengetahuan yaitu berasal dari pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu17. Di saat sekolah terdapat pelajaran biologi, oleh karena itu pada masa ini responden memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan pelajaran biologi tersebut sehingga lebih diingat. Sedangkan,bila saat kuliah, responden yang bukan mendalami bidang kesehatan tidak memiliki rasa ingin tahu akan pelajaran biologi dan telah dilupakan. Oleh karena itu, responden dengan tingkat pendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,dan SMA) memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan tingkat pendidikan terakhir kuliah (D1,D3 dan S1) .

Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan.

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja daat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik18. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang17. Namun terdapat perbedaan dengan teori yaitu dalam pada penelitian ini,responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga memiliki pengetahuan lebih baik. Hal ini dikarenakan umumnya para ibu telah mendapat informasi dari media (cetak, elektronik, internet) atau dokter tentang anemia defisiensi besi saat berkonsultasi, sehingga sebagian responden memahami informasi anemia defisiensi besi. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga lebih baik dibandingkan pekerjaan lainnya.

(39)

Universitas Sumatera Utara BAB 6

Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulanyang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Didapatkan dari 96 orang wanita usia produktif yang menjadi subjek penelitian sebanyak 43,8% (42 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan baik, 52,1% (50 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan cukup, dan 4,2% (4 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan buruk.

2. Tingkat pengetahuan berdasarkan usia menunjukkan bahwa 19% (8 orang) berusia 15-24 tahun, 38,1% (16 orang) berusia 25-34 tahun dan 42,9% (18 orang) berusia 35-49 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik. Lalu, 26%

(13 orang) berusia 15-24 tahun, 36% (18 orang) berusia 25-34 tahun dan 38% (19 orang) berusia 35-49 tahun memiliki tingkat pengetahuan cukup.

Kemudian, 25% (1 orang) berusia 15-24 tahun, 0% (0 orang) berusia 25- 34 tahun dan 75% (3 orang) berusia 35-49 tahun memiliki tingkat pengetahuan buruk.

3. Tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa 52,4% (22 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik adalah berpendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,SMA) dan 47,6% (20 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik adalah berpendidikan terakhir kuliah (D1,D3,S1). Lalu, 78% (39 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah berpendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,SMA) dan 22% (11 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah berpendidikan terakhir kuliah (D1,D3,S1).

Kemudian, semua responden memiliki tingkat pengetahuan buruk adalah berpendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,SMA).

4. Tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa 2,4% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 2% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan sebagai PNS. 4,8% (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dengan pekerjaaan swasta.

14,3% (6 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 12% (6 orang)

(40)

Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan sebagai pegawai.

11,9% (5 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 18% (9 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan sebagai mahasiswa. 21,4% (9 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 4% (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan wiraswasta. 4,8% (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik, 2% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 25% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan buruk dengan pekerjaaan sebagai pedagang.

Responden terbanyak adalah yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 40,5% (17 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik, 62%

(31 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 75% (3 orang) memiliki tingkat pengetahuan buruk.

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi subjek penelitian

Wanita usia produktif harus memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia defisiensi besi seperti tanda dan gejala dan makanan yang kaya zat besi agar dapat mencari pengobatan dan mampu melakukan pencegahan sedini mungkin.

2. Bagi puskesmas

Pemberian penyuluhan tentang anemia defisiensi besi dapat menambah pengetahuan wanita usia produktif agar mereka dapat mencegah terjadinya keadaaan anemia defisiensi besi sedini mungkin.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Jika peneliti lain akan melakukan penelitian yang sama maka penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan : a. Sampel penelitian yang mencakup puskesmas pada daerah pedalaman untuk menjangkau wanita dengan pendidikan rendah.

b. Sampel penelitian yang mencakup pekerjaan yang lebih bervariasi.

(41)

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

1. Tesfaye M, Yemane T, Adisu W, Asres Y, Gedefaw L.Anemia and iron deficiency among school adolescents;burden,severity,and determinant factors in southwest Ethiopia.2015:189-196.

2. WHO.Worldwide Prevalence of Anaemia.1993-2005: 26,32.

3. Geneva W.Iron Deficiency Anemia: Assessment Prevention and Control. A Guide for Programme Managers.2001:15.

4. Prevalensi Anemia di Indonesia Tinggi.2013.

(http://lampost.co/berita/prevalensi-anemia-di-indonesia-tinggi) [diakses pada 7 Mei 2016]

5. Bakta IM, Suega K, Dharmayuda TG.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.5th.rev.ed.Jakarta:Interna Publishing: 2009.1127.

6. Profil Kesehatan Replublik Indonesia.2014:91.

7. Perkembangan Dewasa Awal {http://www.psychoshare.com/file-

119/psikologi-dewasa/perkembangan-dewasa-awal.html} [diakses pada : 20 April 2016]

8. Pengertian Dewasa Awal Menurut Para Ahli

{http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-dewasa-awal-definisi- tugas.html} [diakses pada : 20 April 2016]

9. Maakaron JE.Anemia.Medscape.2015.

{http://emedicine.medscape.com/article/198475-overview#a7} [diakses pada 28 April 2016]

10. Adamson JW.Iron Deficiency Anemia.Fauzi AS, Braunwald:Harrison Principles of Internal Medicine.16th ed.United States:The McGraw-hill Companies:2005.588-92.

11. Jimenez K,Dabsch SK, Gasche C.Management of Iron Deficiency Anemia.Gastroenterol Hepatol(NY).2015;11(4):241–250.

{http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4836595/}

12. Hoffbrand AV,Petit JE,Moss PAH.Kapita Selekta Hematologi.Edisi 4.

Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC:2005.221, 295.

(42)

Universitas Sumatera Utara 13. Gaspard, Kathryn J..Alteration in Red Blood Cell.Pathophysiology

Concepts of Altered Health States. Lippincott: 217 14. Almatsier S.Prinsip Dasar Ilmu

Gizi.Jakarta:GramediaPustakaUtama.2009;250-58

15. Alamanda E, Nency YM, Kurniawan F. HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK PEMBERIAN ASI DAN MPASI PADA ANAK< 2 TAHUN DENGAN ANEMIA DI RSUP DR. KARIADI (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

16. Sihotang SD. Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri tentang Anemia Defisiensi Besi di SMA Negeri 15 Medan. Jurnal Keperawatan Holistik.

2012 Oct 31;1(2).

{http://download.portalgaruda.org/article.php?article=59062&val=4132}[di akses pada : 18 November 2016]

17. Suparyanto,dr, M.Kes. Konsep Pengetahuan.2011{http://dr-

suparyanto.blogspot.co.id/2011/08/konsep-pengetahuan.html}[diakses pada : 21 November 2016]

18. Sitompul MT. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Semasa Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tukka KabupatenTapanuli.

{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59142/4/Chapter%20II.p df}[diakses pada : 21November 2016]

19. Fuady M. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi. e-jurnal Fakultas Kedokteran USU. 2013 Feb 26;1(1).

20. Purbadewi L, Ulvie YN. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi. 2013;2(1).

(43)

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Sanny

Tempat/ TanggalLahir : Medan/ 09Februari 1996

Agama : Buddha

Alamat : Komp. Gesit Agung Blok E No.6 , Medan 20000 2. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 2000-2001 : TK Swasta SUTOMO 2 Medan b. Tahun 2001-2007 : SD Swasta SUTOMO 1 Medan c. Tahun 2007-2010 : SMP Swasta SUTOMO 1 Medan d. Tahun 2010-2013 : SMA Swasta SUTOMO 1 Medan 3. Riwayat Pelatihan

a. Seminar dan Workshop Basic Life Support dan Traumatologi 4. Riwayat Organisasi

a. Seksi Publikasi dan Dokumentasi Perayaan Kathina tahun 2013 b. Seksi Acara Perayaan Waisak tahun 2014

c. Seksi Acara Perayaan Waisak tahun 2015 d. Seksi Adm Kesek Perayaan Asadha tahun 2015

e. Bakti Sosial Keluaraga Mahasiswa Buddhis Jilid I tahun 2016 f. Bakti Sosial Keluaraga Mahasiswa Buddhis Jilid II tahun 2016 g. Bendahara MIND FK USU tahun 2016

(44)

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Salam Sejahtera

Dengan hormat,

Nama saya Sanny adalah mahasiswi program studi S-1 Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif tentang Anemia Defisiensi Besi di Puskesmas Teladan”

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dengan dorongan sikap perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang.

Tingkat pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup para wanita usia produktif terhadap dampak dari anemia defisiensi besi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat dijadikan wacana dan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang anemia defisiensi besi, khususnya pada wanita usia produktif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi masyarakat terutama wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu mengenai:

a. Data demografi seperti usia, pendidikan, dan pekerjaan.

b. Pengetahuan tentang anemia defisiensi besi.

Wawancara akan kami lakukan sekitar 15 menit. Petugas pewawancara adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU sebagai peneliti.

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Setiap data yang ada dalam penelitian ini dirahasiakan dan

(45)

Universitas Sumatera Utara digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Ibu tidak dikenakan biaya apapun.

Bila Ibu membutuhkan penjelasan,maka dapat menghubungi Saya:

Nama : Sanny

Alamat : Komp. Gesit Agung Blok E No. 6 Medan No. HP : 085760639560

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2016

Peneliti,

Sanny

(46)

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No.HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanitia Usia Produktif trentang Anemia Defisiensi Besi di

Puskesmas Teladan Medan” ,maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2016

___________________________

(Responden)

(47)

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 4

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI

No. Responden : I. Umur : tahun II. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah b. SD

c. SMP d. SMU

e. D1 f. D3 g. S1

III. Pekerjaan a. IRT b. Pedagang c. Wiraswasta d. Petani

e. Buruh

f. Pegawai Swasta g. PNS

h. Lain-lain

Berilah tanda centang ( √ ) pada jawaban yang anda anggap paling tepat !

PERTANYAAN/PERNYATAAN YA TIDAK TIDAK

TAHU 1. Anemia adalah suatu keadaan kurang darah di dalam

tubuh.

2. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kekurangan zat besi di dalam tubuh.

3. Sayur-sayuran lebih bagus dalam meningkatkan zat besi dibandingkan daging hewani.

4. Wanita lebih berisiko terkena anemia defisiensi besi karena mengalami menstruasi (haid) setiap bulan.

(48)

Universitas Sumatera Utara 5. Anemia dapat menimbulkan gangguan pada kehamilan,

yaitu dapat menimbulkan keguguran

6. Apakah seorang vegetarian berisiko mengalami anemia defisiensi besi?

7. Mengonsumsi makanan ber-vitamin C dapat menghambat penyerapan zat besi.

8. Tablet tambah darah dapat menanggulangi seseorang yang menderita anemia defisiensi besi.

9. Gejala-gejala penderita anemia defisiensi besi adalah lemas,letih,lesu dan mata berkunang-kunang.

10. Kebiasaan minum teh/kopi bersamaan sewaktu makan dapat menghambat penyerapan zat besi.

11. Wanita usia produktif perlu melakukan cek kesehatan rutin untuk mencegah anemia.

12. Wanita hamil membutuhkan zat besi dua kali lebih banyak daripada wanita tidak hamil.

13. Donor darah dapat dilakukab sebanyak mungkin selama setahun

14. Sumber makanan yang mengandung banyak zat besi adalah : daging,ikan,telur,produk susu atau makanan yang diperkaya zat besi.

15. Obat maag dapat menganggu pernyerapan zat besi.

(49)

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 5

VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Cronbach

Status

1 0,607 Valid 0,743 Reliabel

2 0,465 Valid 0,743 Reliabel

3 0,610 Valid 0,743 Reliabel

4 0,601 Valid 0,743 Reliabel

5 0,710 Valid 0,743 Reliabel

6 0,614 Valid 0,743 Reliabel

7 0,552 Valid 0,743 Reliabel

8 0,544 Valid 0,743 Reliabel

9 0,592 Valid 0,743 Reliabel

10 0,455 Valid 0,743 Reliabel

11 0,591 Valid 0,743 Reliabel

12 0,517 Valid 0,743 Reliabel

13 0,599 Valid 0,743 Reliabel

14 0,501 Valid 0,743 Reliabel

15 0,547 Valid 0,743 Reliabel

(50)

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 6

HASIL OUTPUT SPSS HASIL PENELITIAN

A. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Tingkat

pengetahuan

baik 42 43,8 43,8 43,8

cukup 50 52,1 52,1 95,8

buruk 4 4,2 4,2 100,0

Total 96 100,0 100,0

B. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Karakteristik Usia

pengetahuan

Total baik cukup buruk

umurklpk 15-24 tahun

Count 8 13 1 22

% within

pengetahuan 19,0% 26,0% 25,0% 22,9%

25-34 tahun

Count 16 18 0 34

% within

pengetahuan 38,1% 36,0% 0,0% 35,4%

35-49 tahun

Count 18 19 3 40

% within

pengetahuan 42,9% 38,0% 75,0% 41,7%

Total Count 42 50 4 96

% within

pengetahuan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Gambar

Gambar 2.2.Mikrositik Hipokromik  2.3.1 Metabolisme besi
Tabel 5.8. Perbandingan hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(4) Suami ist ri yang masing-masing mendapat izin unt uk menghuni Rumah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), pengalihan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Utama (2016) bahwa variabel Inflasi dan Jumlah Uang Beredar secara simultan berpengaruh positif terhadap Indeks

Dalam prosedur penelitian ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan sesuai dengan prinsip-prinsip PTK dengan melalui siklus-siklus dan banyaknya

Untuk mengetahui pengaruh current ratio dan return on equity terhadap price earning ratio secara simultan pada perusahaan industri logam dan sejenisnya

Selain itu, meski para kepala sekolah melaporkan bahwa guru pengganti kebanyakan adalah guru yang pada saat itu tidak dijadwalkan untuk mengajar di kelas yang lain, peneliti

Bagaimana pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi Bentuk Muka Bumi, Aktifitas Penduduk Di Indonesia, serta Potensi Bencana Alam Kelas VII di SMP

PENGARUH PENETAPAN LOKASI USAHA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA TOSERBA RELASI JAYA SURAKARTA TAHUN 2012 “...

[r]