• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Anemia Defisiensi Besi

2.3.6 Penatalaksanaan anemia defisiensi besi

Penatalaksanaan defisiensi besi adalah dengan suplemen besi untuk meningkatkan hemoglobin dan mengembalikan persediaan besi. Sediaan besi tersedia ada dalam bentuk parenteral dan oral. Sebagian penderita memberi respon yang baik terhadap senyawa-senyawa oral seperti ferosulfat. Preparat besi parenteral digunakan secara sangat selektif, sebab harganya mahal dan mempunyai insidensi besar terjadi reaksi yang merugikan11.

Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing, dan kulit. Kehilangan basis ini diduga sebanyak 14 ug/kgBB/hari. Masa bayi dan anak-anak merupakan saat pertumbuhan yang cepat dan pada saat itu zat besi dibutuhkan dalam jumlah banyak. Begitu juga remaja, terutama remaja wanita yang mengalami haid, membutuhkan lebih banyak zat besi, karena zat besi yang hilang dari tubuh saat haid juga banyak. Pada ibu hamil dan menyusui, kebutuhan zat besi meningkat karena selain dibutuhkan oleh sang ibu, zat besi juga dibutuhkan oleh bayinya. Pada ibu hamil zat besi juga dibutuhkan oleh plasenta dan janinnya. Apabila kebutuhan yang tinggi ini tidak dapat dipenuhi maka kemungkinan terjadinya anemia gizi besi cukup besar.

Universitas Sumatera Utara

BAB 3

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep Penelitian

3.1 Kerangka Teori Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dibahas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka Teori Penelitian

3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dibahas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skema 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Wanita usia produktif di

Puskesmas

Tingkat Pengetahuan Baik Tingkat Pengetahuan Cukup

Tingkat Pengetahuan Kurang Anemia Defisiensi Besi

Faktor yang mempengaruhi:

1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Usia

4. Lingkungan 5. Sosial budaya dan ekonomi 6. Informasi/media massa

Tingkat Pengetahuan

Universitas Sumatera Utara

BAB 4

Metode Penelitian

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan wanita usia produktif mengenai anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Teladan Medan selama bulan Mei-November 2016.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi target penelitian ini adalah seluruh pasien di Puskesmas. Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien perempuan di Puskesmas.

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah 96 subyek perempuan yang datang ke Puskesmas Teladan akan diberi kuesioner. Sampel ini diambil di lingkungan Puskesmas Teladan Medan selama penelitian berlangsung serta memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling.

Estimasi besar sampel:

๐‘› =๐‘๐›ผ2๐‘ƒ๐‘„ ๐‘‘2

๐‘› =1,962ร— 0,5 ร— 0,5 0,12

= 96.04

โ‰ˆ 96

Universitas Sumatera Utara P = proporsi dan keadaan yang akan dicari (dari pustaka)

Q = 1 โ€“ P

Zฮฑ = Nilai Z pada tingkat kemaknaan (ditetapkan)

d = Nilai ketepatan absolut yang dikehendaki (ditetapkan) Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah : 1. Kriteria Inklusi

a. Pasien berumur 15-49 tahun

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data.

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian. Oleh karena tujuan penelitian ini hanya untuk mengetahui tingkat pengetahuan, maka instrumen ini dimodifikasikan dengan menggunakan pernyataan-pernyataan berdasarkan studi pustaka. Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang diisi oleh responden.

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan anemia defisiensi besi. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi โ€œproduct momentโ€ dan uji Cronbach (cronbach alpha) dalam program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 30 subjek.

Hasil uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner ini adalah valid dengan nilai Pearson Correlation sebesar 0,455 sampai 0,710 dan reliabel dengan koefisien alfa Cronbach sebesar 0,743.

Universitas Sumatera Utara 4.5 Definisi Operasional

4.5.1 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan merupakan tingkatan dari pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya.

Cara ukur : data dari hasil jawaban kuesioner

Alat ukur : kuesioner yang dimodifikasi terdiri dari 15 pertanyaan. Setiap kejadian tersebut diukur berdasarkan jawaban kuesioner responden, dalam bentuk skala sebagai berikut:

a. Responden yang menjawab benar diberi skor 2.

b. Responden yang menjawabsalah diberi skor1.

c. Responden yang menjawab tidak tahu diberi skor 0.

Hasil ukur:skor penilaian dari kuesioner diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan sebagai berikut :

a. Skor 24-30 (>80%): tingkat pengetahuan baik b. Skor 13-23 (40-80%): tingkat pengetahuan cukup c. Skor 0-12 (<40%): tingkat pengetahuan buruk Skala ukur: ordinal.

4.5.2 Wanita Usia Produktif

Wanita usia produktif merupakan wanita yang berusia 15-49 tahun yaitu sudah mengalami menstruasi.

Cara ukur : kuesioner

Alat ukur : data diri responden di kuesioner Hasil ukur : usia 15-49 tahun

Skala ukur : ordinal

4.6 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan suatu program statistik. Analisis statistik untuk data deskriptif dilakukan dalam bentuk persentase

Universitas Sumatera Utara BAB 5

Hasil Penelitian dan Pembahasan

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Puskesmas Teladan yang beralamat di jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota. Pembagian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober โ€“ 31 Oktober dan dibagikan kepada responden wanita saat menunggu obat di farmasi puskesmas.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Subjek penelitian ini adalah pasien yang datang berobat ke Puskesmas Teladan. Dari 96 orang pasien wanita Puskesmas Teladan seluruhnya menjadi subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Berdasarkan usia, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi

(Orang)

Persentase (%)

15-24 tahun 22 22,9

25-34 tahun 34 35,4

35-49 tahun 40 41,7

Total 96 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penelitian ini diikuti oleh pasien yang berumur 15-49 tahun. Seperti yang terlihat pada tabel diatas, responden dengan kelompok usia 35-49 tahun memiliki frekuensi dan persentase terbesar yaitu 40 orang dengan 41,7%, kemudian diikuti oleh kelompok usia 25-34 tahun yaitu 34 orang (35,4%), dan terakhir oleh kelompok usia 15-24 tahun yaitu 22 orang (22,9%).

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pendidikan terakhir, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel diatas ini menunjukkan bahwa penelitian diikuti oleh responden dengan pendidikan terakhir terbanyak adalah SMU dengan jumlah 53 orang (55,2%), kemudian S1 dengan jumlah 17 orang (17,7%), D3 dengan jumlah 13 orang (13,5%), SMP dengan jumlah 8 orang (8,3%), SD dengan jumlah 4 orang (4,2%), dan yang terkecil adalah D1 dengan jumlah 1 orang (1%).

Berdasarkan pekerjaan, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa penelitian diikuti oleh responden dengan pekerjaan paling banyak sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah 51 orang (53,1%), mahasiswa dengan jumlah 14 orang (14,6%), pegawai dengan jumlah 12 orang (12,5%), wiraswasta dengan jumlah 11 orang (11,5%), pedagang dengan jumlah 4 orang (4,2%), swasta dengan jumlah 2 orang (2,1%), dan PNS dengan jumlah 2 orang (2,1%).

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

5.1.3 Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat pengetahuan wanita usia produktif di Puskesmas Teladan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Responden

Variabel Kategori Frekuensi

(orang)

Persentase (%) Tingkat Pengetahuan Baik

Cukup

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan cukup memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 50 orang (52,1%), tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 42 orang (43,8%), dan tingkat pengetahuan yang paling sedikit yaitu yang buruk sebanyak 4 orang (4,2%).

Universitas Sumatera Utara Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan karakteristik usia dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi BesiBerdasarkan Karakteristik Usia

Usia Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk Total %

Dari tabel diatas ini dapat dilihat tingkat pengetahuan baik pada responden berusia 35-49 memiliki proporsi paling banyak yaitu 18 orang (42,9%), diikuti responden berusia 25-34 dengan proporsi 16 orang (38,1 %) dan responden berusia 15-24 dengan proporsi 8 orang (19%). Demikian juga tingkat pengetahuan cukup pada responden berusia 35-49 memiliki proporsi paling banyak yaitu 19 orang (38%), diikuti responden berusia 25-34 dengan proporsi 18 orang (36 %) dan responden berusia 15-24 dengan proporsi 13 orang (26%). Tapi pada tingkat pengetahuan buruk responden yang berusia 35-49 memiliki proporsi 3 orang (75%) dan respoden yang berusia 15-24 memiliki proporsi 1 orang (25%).

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.6.

Dari tabel ini dapat dilihat tingkat pengetahuan baik pada responden yang berpendidikan terakhir sekolah memiliki proporsi lebih banyak yaitu 22 orang (52,4%), sedangkan yang berpendidikan terakhir kuliah yaitu 20 orang (47,6%).

Demikian juga pada tingkat pengetahuan cukup pada responden yang berpendidikan terakhir sekolah memiliki proporsi lebih banyak yaitu 39 orang (78%), sedangkan yang berpendidikan terakhir kuliah yaitu 11 orang (22%).

Universitas Sumatera Utara Tetapi pada tingkat pengetahuan yang buruk responden yang didapat semua adalah berpendidikan terakhir sekolah dengan proporsi 4 orang (100%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi BesiBerdasarkan Karakteristik Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan Medan berdasarkan karakteristik pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Anemia Defisiensi Besi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan

Pekerjaan Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Buruk Total % Dapat dilihat dari tabel 5.7. dimana tingkat pengetahuan baik responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga memiliki proporsi yang lebih banyak dibandingkan

Universitas Sumatera Utara pekerjaan lainnya yaitu 17 orang (40,5%) ,diikuti tingkat pengetahuan cukup yaitu 31 orang (62%), dan tingkat pengetahuan buruk yaitu 4 orang (75%).

5.2 Pembahasan

Penelitian dilakukan dengan menilai tingkat pengetahuan responden melalui kuesioner di Puskesmas Teladan pada wanita usia produktif sebanyak 96 orang. Berdasarkan hasil didapatkan semua responden berusia produktif yaitu responden berusia 15-24 sebanyak 22 orang, usia 25-34 sebanyak 34 orang, dan usia 35-49 sebanyak 40 orang.

Dari hasil penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi di Puskesmas Teladan mayoritas berada pada kategori cukup yaitu 50 orang dengan persentase 52,1% ,kategori baik yaitu 42 orang dengan persentase 43,8%, dan kategori buruk yaitu 4 orang dengan persentase 4,2%.

Tabel 5.8. Perbandingan hasil penelitian

Tingkat pengetahuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh saudari Sophie Novia Sihotang yang meneliti pengetahuan dan sikap remaja puteri tentang anemia defisiensi besi di SMA Negeri 15 Medan yang hasilnya adalah mayoritas berkategori cukup (77,7%), berkategori baik (19,1%), dan masih adanya remaja puteri yang memiliki tingkat pengetahuan berkategori kurang (3,2%)16. Kesesuaian dapat terlihat dari tabel 5.8. yang memiliki gambaran hasil yang meningkat pada tingkat pengetahuan cukup.

0.00%

Universitas Sumatera Utara Tingkat pengetahuan responden berbanding lurus dengan kematangan usia. Seseorang yang lebih dewasa, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir serta bekerja17. Bertambahnya usia seseorang dibarengi juga dengan bertambahnya pengalaman seseorang. Pengetahuan tentang suatu hal didapat dari penginderaan manusia.Oleh karena itu,responden dengan usia 35-49 memiliki tingkat pengetahuan yang paling baik.

Salah satu sumber pengetahuan yaitu berasal dari pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu17. Di saat sekolah terdapat pelajaran biologi, oleh karena itu pada masa ini responden memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan pelajaran biologi tersebut sehingga lebih diingat. Sedangkan,bila saat kuliah, responden yang bukan mendalami bidang kesehatan tidak memiliki rasa ingin tahu akan pelajaran biologi dan telah dilupakan. Oleh karena itu, responden dengan tingkat pendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,dan SMA) memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan tingkat pendidikan terakhir kuliah (D1,D3 dan S1) .

Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan.

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja daat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik18. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang17. Namun terdapat perbedaan dengan teori yaitu dalam pada penelitian ini,responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga memiliki pengetahuan lebih baik. Hal ini dikarenakan umumnya para ibu telah mendapat informasi dari media (cetak, elektronik, internet) atau dokter tentang anemia defisiensi besi saat berkonsultasi, sehingga sebagian responden memahami informasi anemia defisiensi besi. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan responden dengan pekerjaan ibu rumah tangga lebih baik dibandingkan pekerjaan lainnya.

Universitas Sumatera Utara BAB 6

Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulanyang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Didapatkan dari 96 orang wanita usia produktif yang menjadi subjek penelitian sebanyak 43,8% (42 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan baik, 52,1% (50 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan cukup, dan 4,2% (4 orang) dikategorikan tingkat pengetahuan buruk.

2. Tingkat pengetahuan berdasarkan usia menunjukkan bahwa 19% (8 orang) berusia 15-24 tahun, 38,1% (16 orang) berusia 25-34 tahun dan 42,9% (18 orang) berusia 35-49 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik. Lalu, 26%

(13 orang) berusia 15-24 tahun, 36% (18 orang) berusia 25-34 tahun dan 38% (19 orang) berusia 35-49 tahun memiliki tingkat pengetahuan cukup.

Kemudian, 25% (1 orang) berusia 15-24 tahun, 0% (0 orang) berusia 25-34 tahun dan 75% (3 orang) berusia 35-49 tahun memiliki tingkat pengetahuan buruk.

3. Tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa 52,4% (22 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik adalah berpendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,SMA) dan 47,6% (20 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik adalah berpendidikan terakhir kuliah (D1,D3,S1). Lalu, 78% (39 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah berpendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,SMA) dan 22% (11 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah berpendidikan terakhir kuliah (D1,D3,S1).

Kemudian, semua responden memiliki tingkat pengetahuan buruk adalah berpendidikan terakhir sekolah (SD,SMP,SMA).

4. Tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa 2,4% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 2% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan sebagai PNS. 4,8% (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dengan pekerjaaan swasta.

14,3% (6 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 12% (6 orang)

Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan sebagai pegawai.

11,9% (5 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 18% (9 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan sebagai mahasiswa. 21,4% (9 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 4% (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan pekerjaaan wiraswasta. 4,8% (2 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik, 2% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 25% (1 orang) memiliki tingkat pengetahuan buruk dengan pekerjaaan sebagai pedagang.

Responden terbanyak adalah yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 40,5% (17 orang) memiliki tingkat pengetahuan baik, 62%

(31 orang) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 75% (3 orang) memiliki tingkat pengetahuan buruk.

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi subjek penelitian

Wanita usia produktif harus memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia defisiensi besi seperti tanda dan gejala dan makanan yang kaya zat besi agar dapat mencari pengobatan dan mampu melakukan pencegahan sedini mungkin.

2. Bagi puskesmas

Pemberian penyuluhan tentang anemia defisiensi besi dapat menambah pengetahuan wanita usia produktif agar mereka dapat mencegah terjadinya keadaaan anemia defisiensi besi sedini mungkin.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Jika peneliti lain akan melakukan penelitian yang sama maka penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan : a. Sampel penelitian yang mencakup puskesmas pada daerah pedalaman untuk menjangkau wanita dengan pendidikan rendah.

b. Sampel penelitian yang mencakup pekerjaan yang lebih bervariasi.

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

1. Tesfaye M, Yemane T, Adisu W, Asres Y, Gedefaw L.Anemia and iron deficiency among school adolescents;burden,severity,and determinant factors in southwest Ethiopia.2015:189-196.

2. WHO.Worldwide Prevalence of Anaemia.1993-2005: 26,32.

3. Geneva W.Iron Deficiency Anemia: Assessment Prevention and Control. A Guide for Programme Managers.2001:15.

4. Prevalensi Anemia di Indonesia Tinggi.2013.

(http://lampost.co/berita/prevalensi-anemia-di-indonesia-tinggi) [diakses pada 7 Mei 2016]

5. Bakta IM, Suega K, Dharmayuda TG.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.5th.rev.ed.Jakarta:Interna Publishing: 2009.1127.

6. Profil Kesehatan Replublik Indonesia.2014:91.

7. Perkembangan Dewasa Awal

{http://www.psychoshare.com/file-119/psikologi-dewasa/perkembangan-dewasa-awal.html} [diakses pada : 20 April 2016]

8. Pengertian Dewasa Awal Menurut Para Ahli

{http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-dewasa-awal-definisi-tugas.html} [diakses pada : 20 April 2016]

9. Maakaron JE.Anemia.Medscape.2015.

{http://emedicine.medscape.com/article/198475-overview#a7} [diakses pada 28 April 2016]

10. Adamson JW.Iron Deficiency Anemia.Fauzi AS, Braunwald:Harrison Principles of Internal Medicine.16th ed.United States:The McGraw-hill Companies:2005.588-92.

11. Jimenez K,Dabsch SK, Gasche C.Management of Iron Deficiency Anemia.Gastroenterol Hepatol(NY).2015;11(4):241โ€“250.

{http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4836595/}

12. Hoffbrand AV,Petit JE,Moss PAH.Kapita Selekta Hematologi.Edisi 4.

Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC:2005.221, 295.

Universitas Sumatera Utara 13. Gaspard, Kathryn J..Alteration in Red Blood Cell.Pathophysiology

Concepts of Altered Health States. Lippincott: 217 14. Almatsier S.Prinsip Dasar Ilmu

Gizi.Jakarta:GramediaPustakaUtama.2009;250-58

15. Alamanda E, Nency YM, Kurniawan F. HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK PEMBERIAN ASI DAN MPASI PADA ANAK< 2 TAHUN DENGAN ANEMIA DI RSUP DR. KARIADI (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

16. Sihotang SD. Pengetahuan dan Sikap Remaja Puteri tentang Anemia Defisiensi Besi di SMA Negeri 15 Medan. Jurnal Keperawatan Holistik.

2012 Oct 31;1(2).

{http://download.portalgaruda.org/article.php?article=59062&val=4132}[di akses pada : 18 November 2016]

17. Suparyanto,dr, M.Kes. Konsep

Pengetahuan.2011{http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2011/08/konsep-pengetahuan.html}[diakses pada : 21 November 2016]

18. Sitompul MT. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Semasa Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tukka KabupatenTapanuli.

{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/59142/4/Chapter%20II.p df}[diakses pada : 21November 2016]

19. Fuady M. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi. e-jurnal Fakultas Kedokteran USU. 2013 Feb 26;1(1).

20. Purbadewi L, Ulvie YN. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi. 2013;2(1).

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Data Pribadi

Nama : Sanny

Tempat/ TanggalLahir : Medan/ 09Februari 1996

Agama : Buddha

Alamat : Komp. Gesit Agung Blok E No.6 , Medan 20000 2. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 2000-2001 : TK Swasta SUTOMO 2 Medan b. Tahun 2001-2007 : SD Swasta SUTOMO 1 Medan c. Tahun 2007-2010 : SMP Swasta SUTOMO 1 Medan d. Tahun 2010-2013 : SMA Swasta SUTOMO 1 Medan 3. Riwayat Pelatihan

a. Seminar dan Workshop Basic Life Support dan Traumatologi 4. Riwayat Organisasi

a. Seksi Publikasi dan Dokumentasi Perayaan Kathina tahun 2013 b. Seksi Acara Perayaan Waisak tahun 2014

c. Seksi Acara Perayaan Waisak tahun 2015 d. Seksi Adm Kesek Perayaan Asadha tahun 2015

e. Bakti Sosial Keluaraga Mahasiswa Buddhis Jilid I tahun 2016 f. Bakti Sosial Keluaraga Mahasiswa Buddhis Jilid II tahun 2016 g. Bendahara MIND FK USU tahun 2016

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Salam Sejahtera

Dengan hormat,

Nama saya Sanny adalah mahasiswi program studi S-1 Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul โ€œ Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Produktif tentang Anemia Defisiensi Besi di Puskesmas Teladanโ€

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dengan dorongan sikap perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang.

Tingkat pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup para wanita usia produktif terhadap dampak dari anemia defisiensi besi. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat dijadikan wacana dan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang anemia defisiensi besi, khususnya pada wanita usia produktif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi masyarakat terutama wanita usia produktif tentang anemia defisiensi besi.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu mengenai:

a. Data demografi seperti usia, pendidikan, dan pekerjaan.

b. Pengetahuan tentang anemia defisiensi besi.

Wawancara akan kami lakukan sekitar 15 menit. Petugas pewawancara adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU sebagai peneliti.

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Setiap data yang ada dalam penelitian ini dirahasiakan dan

Universitas Sumatera Utara digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Ibu tidak dikenakan biaya apapun.

Bila Ibu membutuhkan penjelasan,maka dapat menghubungi Saya:

Nama : Sanny

Alamat : Komp. Gesit Agung Blok E No. 6 Medan No. HP : 085760639560

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2016

Peneliti,

Sanny

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : No.HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian โ€œ Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanitia Usia Produktif trentang Anemia Defisiensi Besi di

Puskesmas Teladan Medanโ€ ,maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2016

___________________________

(Responden)

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 4

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI

No. Responden : I. Umur : tahun II. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah

Berilah tanda centang ( โˆš ) pada jawaban yang anda anggap paling tepat !

PERTANYAAN/PERNYATAAN YA TIDAK TIDAK

TAHU 1. Anemia adalah suatu keadaan kurang darah di dalam

tubuh.

2. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kekurangan zat besi di dalam tubuh.

3. Sayur-sayuran lebih bagus dalam meningkatkan zat besi dibandingkan daging hewani.

4. Wanita lebih berisiko terkena anemia defisiensi besi karena mengalami menstruasi (haid) setiap bulan.

Universitas Sumatera Utara 5. Anemia dapat menimbulkan gangguan pada kehamilan,

yaitu dapat menimbulkan keguguran

6. Apakah seorang vegetarian berisiko mengalami anemia defisiensi besi?

7. Mengonsumsi makanan ber-vitamin C dapat menghambat penyerapan zat besi.

8. Tablet tambah darah dapat menanggulangi seseorang yang menderita anemia defisiensi besi.

9. Gejala-gejala penderita anemia defisiensi besi adalah lemas,letih,lesu dan mata berkunang-kunang.

10. Kebiasaan minum teh/kopi bersamaan sewaktu makan

10. Kebiasaan minum teh/kopi bersamaan sewaktu makan