• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

5.2.1.Karakteristik Responden

Pembahasan ini dikaitkan dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS. Responden dari penelitian ini adalah siswa/siswi yang mempunyai beberapa karakteristik . Dari segi usia, sesuai tabel 5.1. usia responden antara 15-18 tahun dengan usia terbanyak 16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk kategori kelompok remaja dan dewasa produktif (usia 15-24 tahun), dan menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terhadap HIV/AIDS (WHO, 2010).

Menurut tabel 5.11 dan tabel 5.24 responden yang berada pada kelas XII memiliki tingkat pengetahuan dan tindakan yang lebih baik dibandingkan kelas

XI. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan seseorang dengan tingkat pengetahuannya. Dari hasil penelitian Prihyugiarto (2008) yang dikutip Wijaya, 2010, faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang HIV/AIDS adalah tingkat pendidikan. Dikatakan bahwa pada kelompok yang berpendidikan tinggi akan memberikan tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dengan pendidikan rendah. Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan cara seseorang memahami dan mengolah informasi HIV/AIDS yang diperoleh dari berbagai sumber informasi seperti media cetak, media elektronik dan penyuluhan dari petugas kesehatan. Banyaknya informasi yang diperoleh seseorang dari sumber- sumber informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dalam hal ini sumber informasi responden kelas XI dan XII hampir sama baik dari media elekrtonik, jalur pendidikan maupun media cetak.

Menurut tabel 5.3., 93 orang responden tinggal bersama orang tuanya. Dan didapati responden yang tinggal bersama oran tua memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang lebih baik daripada yang tinggal dengan saudara ataupun kost. Hal ini mungkin menunjukkan adanya peran orang tua dalam membimbing anaknya terkhusus untuk penyakit HIV/AIDS.

Menurut tabel 5.10., tabel 5.16., dan 5.23., tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan tidak terlalu berbeda pada perempuan dan laki-laki. Ini berarti bahwa perbedaan jenis kelamin tidak menggambarkan tingkat perilaku. Hal ini mungkin terjadi karena adanya faktor tempat tinggal terutama di daerah perkotaan dan daerah yang rentan terjadi penularan HIV/AIDS sehingga menuntut masyarakat tersebut baik laki-laki maupun perempuan untuk mencari tahu tentang HIV/AIDS. Selain itu, faktor tempat tinggal terutama di perkotaan memudahkan siswa/siswi untuk memperoleh informasi tentang HIV/AIDS (Wijaya,2010).

5.2.2.Pengetahuan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 5.5., tabel 5.6., dan tabel 5.7., didapatkan 88 orang (88%) responden mengetahui definisi AIDS, sebagian besar responden yaitu 98 orang (98%) mengetahui virus HIV mengganggu tubuh dengan cara menyerang sistem

imun, sebanyak 93 orang (93%) mengetahui bayi bisa terkena HIV dari ibunya yang terinfeksi HIV/AIDS, 58 orang (58%) mengetahui dengan benar kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS, 82 orang (82%) mengetahui dengan benar cara penularan HIV/AIDS, 70 orang (70%) mengetahui orang yang baru terinfeksi HIV bisa terlihat normal/sehat, 83orang (83%) mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS, dan sebanyak 66 orang (66%) mengetahui tentang HIV/AIDS sudah bisa disembuhkan secara total dengan obat anti virus adalah salah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan responden mengenai HIV/AIDS baik . Hal ini juga terlihat pada tabel 5.8 bahwa 75% responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik mengenai HIV/AIDS dan tidak ada responden yang tingkat pengetahuannya kurang. Oleh sebab itu responden tahu dan mampu menyebutkan informasi yang diperolehnya. Hal ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan Wijaya, dimana hasil penelitiannya 54,8% responden dikategorikan baik dalam hal pengetahuan dalam pencegahan HIV/AIDS (Wijaya, 2010).

Menurut Notoadmodjo (2005) untuk mengukur seseorang tahu tentang sesuatu dapat menyebutkan dan menyatakan mengenai hal tersebut sedangkan tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan dengan benar. Dalam hal ini pengetahuan mengenai HIV/AIDS meliputi pengertian, penularan, pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS.

5.2.3.Sikap Responden terhadap penyakit HIV/AIDS

Sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS dapat dilihat pada tabel 5.13. Dalam tabel disebutkan bahwa 91 orang (91%) setuju akan pencegahan penularan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan tidak memakai narkoba, sebanyak 62 orang (62%) tidak setuju akan menjauhi teman yang terinfeksi HIV/AIDS, sebanyak 70 orang (70%) tidak setuju tidak akan mau bersalaman dengan orang yang terinfeksi HIV/AIDS, dan sebayak 67 orang (67%) setuju menghindari penggunaan kolam renang dan toilet yang sama dengan penderita HIV/AIDS. Tabel 5.14., menunjukkan bahwa 55% responden mempunyai tingkat sikap yang sedang, 23%

mempunyai tingkat sikap baik dan 22% mempunyai sikap yang kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden berada dalam tahap sedang menerima segala sesuatu pengetahuan dan memberikan perhatian terhadap informasi mengenai HIV/AIDS (Notoadmodjo,2005).

Hasil tersebut di atas tidak terlalu berbeda dengan apa yang diteliti oleh Wijaya (2010) yang menyebutkan sikap siswa/siswi terhadap pencegahan HIV/AIDS 72% dikategorikan cukup.

5.2.4.Tindakan Responden terhadap Penyakit HIV/AIDS

Berdasarkan tabel 5.20 menunjukkan bahwa 79 orang (79%) mencari informasi tentang penyakit HIV/AIDS, 54 orang (54%) mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan HIV/AIDS, 99 orang (99%) berusaha terhindar dari penyakit HIV/AIDS, dan 80 orang (80%) mengajak orang lain untuk mencegah penularan penyakit HIV/AIDS. Jika kita lihat tabel 5.21 didapatkan tingkat tindakan responden umumnya dikategorikan sedang yaitu 60 responden (60%). Dengan demikian tingkat tindakan adalah sebatas persepsi yaitu responden dapat mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambilnya.

Menurut Simanjuntak (2006), tindakan siswa/siswi terhadap HIV/AIDS 96% baik. Dan hal ini jauh berbeda dengan yang diperoleh pada penelitian ini.

Pada tabel 5.27 menunjukkan bahwa dari 23 orang yang memiliki sikap baik, 13 diantaranya memiliki tindakan sedang dan bahkan 1 orang memiliki sikap kurang. Hal ini menunjukkan bahwa suatu sikap tidak selalu berakhir dengan tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung antara lain fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoadmojo,2005). Ditambah lagi pada tabel 5.26 dapat dilihat bahwa dari 75 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik yang mempunyai tingkat tindakan yang baik hanya 28 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap dari responden. Tetapi tidak semata-mata itu saja, faktor-faktor lain seperti budaya, nilai-nilai, keyakinan, aturan dan norma memiliki peranan untuk menentukan sikap dari seseorang.

Dokumen terkait