• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Analisa Data 1. Uji Kualitas Data

5.3.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa gangguan pribadi, ekstern, organisasi dan kecakapan profesional berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa baik secara simultan maupun parsial telah terbukti.

Secara simultan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Siregar (2009) yang menyatakan bahwa secara simultan gangguan pribadi, ekstern organisasi dan kecakapan profesional berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Penelitian ini juga sejalan dengan Supriyono (1988) yang mengatakan bahwa 75% responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42% responden, sedangkan 34% responden menyatakan bahwa lama penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui oleh 27% sedangkan 8% responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Termasuk juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Purmalasari (2008) yang menyatakan tentang faktor lamanya bekerja, imbalan yang

diterima, religuitas, Emotional Quotient (EQ), dan integritas adalah sebagai faktor yang mempengaruhi integritas auditor independen di Pekanbaru.

Dengan demikian secara simultan hasil penelitian ini telah mematuhi dan mendukung Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada alinea empat belas, Pernyataan standar umum kedua menyebutkan bahwa:

“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi dan kecakapan profesional yang dapat mempengaruhi independensinya”.

Secara parsial hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh gangguan pribadi terhadap independensi pemeriksa menunjukkan positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi gangguan pribadi sebesar 0,222 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (3,150 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan pribadi adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan pribadi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila gangguan pribadi rendah/buruk maka gangguan independensi pemeriksa akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan pribadi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa.

Hal ini terbukti dari jawaban 38 responden yang rata-rata setuju bahwa hubungan pertalian darah memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa, kepentingan keuangan memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir, mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa, terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa juga berpengaruh terhadap independensi pemeriksa.

Rata-rata responden juga setuju bahwa adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa, memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa berpengaruh terhadap independensi pemeriksa.

Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu, pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa, pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa, mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan juga akan berpengaruh terhadap independensi pemeriksa.

Pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi pemeriksa dari hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi pemeriksa adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi gangguan ekstern sebesar 0,206 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,074 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan ekstern adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan ekstern yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila gangguan ekstern rendah/buruk maka gangguan independensi pemeriksa akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan ekstern mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa.

Hal ini terlihat dari jawaban 38 responden yang rata-rata setuju bahwa adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup

pemeriksaan secara tidak, terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel, pembatasan waktu yang tidak wjar untuk penyelesaian suatu, adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa, terdapat pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan akan berpengaruh terhadap independensi pemeriksa. Terdapat wewenang pihak ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan, adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa, atau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya, terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan juga akan mempengaruhi independensi pemeriksa.

Demikian juga pengaruh gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa, dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi gangguan organisasi sebesar 0,574 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (5,883 > 2,03). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan organisasi adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan organisasi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila

gangguan organisasi rendah/buruk maka independensi pemeriksa akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan organisasi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa. Dan variabel bebas yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah variabel gangguan organisasi sebesar 5,368.

Hal ini terlihat dari jawaban 38 responden yang menyatakan bahwa kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat pemeriksa tersebut ditugaskan menjadikan pemeriksa tidak independen dalam melakukan pemeriksaan, gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain.

Demikian juga pengaruh kecakapan profesional terhadap independensi pemeriksa, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kecakapan profesional terhadap independensi pemeriksa adalah negatif dan signifikan. Negatif terlihat dari koefisien regresi kecakapan profesional sebesar -0,088 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,013 > 2,03). Pengaruh negatif menunjukkan bahwa pengaruh kecakapan profesional adalah tidak searah dengan independensi pemeriksa atau dengan kata lain kecakapan profesional yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap independensi pemeriksa yang tidak baik/rendah, demikian sebaliknya bila kecakapan profesional rendah/buruk maka independensi pemeriksa akan tinggi/baik.

Hal ini terlihat dari jawaban 38 responden, rata-rata setuju bahwa auditor yang sudah pernah mengikuti training akuntansi, sudah pernah mengikuti training

mengenai audit (pemeriksaan) dan sudah pengalaman dalam melakukan pemeriksaan sebelumnya akan lebih independen daripada auditor yang belum pernah mengikuti training dan belum berpengalaman.

Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan pribadi, ekstern, organisasi dan kecakapan profesional mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan maupun menurunkan independensi pemeriksa. Dan variabel bebas yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah variabel gangguan organisasi sebesar 5,368.

Secara parsial hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009). Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono (1988). Hal ini dikarenakan Supriyono (1988) dalam penelitiannya yang variabel dependennya adalah independensi akuntan publik yang dipengaruhi oleh ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, persaingan antar kantor akuntan, pemberian jasa lain selain jasa audit, lama penugasan audit, besar kantor akuntan, dan besarnya fee audit sebagai variabel independen. Dengan responden yang dipilih meliputi direktur keuangan perusahaan yang telah go publik, partner kantor akuntan, pejabat kredit bank dan lembaga keuangan non-bank, dan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Dan dalam penelitian Purmalasari (2008) variabel dependennya adalah integritas auditor independent di Pekanbaru – Riau yang dipengaruhi oleh faktor lamanya bekerja, imbalan yang diterima, religuitas, dan Emotional Quotient (EQ) sebagai variabel independen. Sedangkan penelitian ini variabel dependennya adalah independensi

pemeriksa Badan Pemeriksa Keuangan yang dipengaruhi oleh gangguan pribadi, ekstern, organisasi dan kecakapan profesional sebagai variabel dependen. Sehingga secara parsial hasil penelitian ini telah mematuhi Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada alinea empat belas, Pernyataan standar umum kedua yang menyebutkan bahwa: “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi serta memiliki kecakapan profesional yang dapat mempengaruhi independensinya”.

Secara parsial untuk variabel kecakapan profesional tidak dapat diperbandingkan dengan penelitian sebelumnya, karena peneliti sebelumnya tidak menggunakan variabel kecakapan profesional sebagai variabel independen. namun penelitian ini telah sejalan dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada alinea empat belas, Pernyataan standar umum kedua yang menyebutkan bahwa: “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi serta memiliki kecakapan profesional yang dapat mempengaruhi independensinya”.

BAB VI

Dokumen terkait