GAMBARAN UMUM SEKOLAH
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
D. Pembahasan Hasil Penelitian
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini berarti bahwa status sosial
ekonomi orang tua merupakan faktor yang berpengaruh terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Semakin tinggi status sosial ekonomi
orang tua dari siswa yang bersangkutan semakin tinggi pula minat siswa
Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan r hitung sebesar
0,192. Pada r hitung sebesar 0,192 berada antara rentang r = 0,000 sampai
dengan r = 0,200 yang mempunyai interpretasi sangat rendah atau tidak
berkorelasi (Arikunto, 1998; 245). Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel
status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi mempunyai hubungan positif sangat rendah. Hal ini
berarti bahwa siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi bukan
didasarkan atas status sosial ekonomi orang tuanya. Berbagai faktor yang
mempengaruhi minat siswa melanjutkan studi keperguruan tinggi diduga
antara lain kemauan, tekad, kamampuan, dan motivasi yang ada dalam diri
siswa, dan lain sebagainya. Jadi status sosial ekonomi orang tua menjadi
faktor yang tidak begitu penting dalam hubungannya dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, atau dapat dikatakan hubungan
tersebut tidak berarti apa-apa.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara status
sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Hal ini dapat terjadi karena adanya beberapa
kemungkinan, diantaranya adalah kemungkinan siswa-siswi di SMA
Negeri 1 Wonosari pada saat mengerjakan kuesioner hanya asal mengisi,
karena pada waktu dibagikan kuesioner tersebut menjelang
dilaksanakannya Ujian Akhir Nasional (UAN). Kemungkinan yang lain
pengumpulan data, sehingga hasil yang diperoleh kurang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu diharapkan agar
peneliti-peneliti selanjutnya menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan masalah yang diteliti. Seandainya menggunakan teknik kuesioner
sebaiknya waktu yang tepat, tidak bertepatan dengan akan
dilaksanakannya ujian sehingga responden dapat mengisinya dengan
sungguh-sungguh.
2. Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan
studi ke perguruan tinggi.
Dari hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang
negatif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Hal ini berarti bahwa prestasi belajar siswa
mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Semakin tinggi prestasi belajar
siswa, semakin rendah minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Semakin tinggi prestasi belajar siswa, semakin rendah minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan semakin rendah prestasi belajar
siswa, semakin tinggi minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan r hitung sebesar
- 0,092. Pada r hitung sebesar - 0,092 berada antara rentang r = - 0,000
sampai dengan r = - 0,200 yang mempunyai interpretasi sangat rendah
atau tidak berkorelasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel prestasi
mempunyai hubungan negatif sangat rendah. Hal ini dapat terjadi karena
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi tidak dipengaruhi oleh
prestasi belajarnya saja, tetapi dapat disebabkan oleh faktor lingkungan
yang mengharuskan orang tersebut untuk melanjutkan studinya. Dorongan
dari orang tua dan keadaan ekonomi yang memungkinkan juga dapat
menjadi salah satu faktor seseorang mempunyai minat melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara
prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Hal ini dapat terjadi karena siswa-siswi di SMA Negeri 1
Wonosari mempunyai prestasi belajar yang baik namun tidak diikuti
dengan minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi,
kemungkinan dapat dikarenakan adanya latar belakang sosial ekonomi
orang tua yang kurang mampu, dorongan dari orang tua untuk segera
bekerja, pengaruh teman sebaya dan lain sebagainya.
3. Hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar merupakan
faktor yang berpengaruh terhadap minat siswa melanjutkan studi ke
bersangkutan semakin tinggi pula minat siswa tersebut untuk melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkan r
hitung sebesar 0,359. Pada r hitung sebesar 0,359 berada antara rentang
r = 0,200 sampai dengan r = 0,400 yang mempunyai interpretasi rendah
(Arikunto, 1998; 245). Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi
belajar dengan minat siswa melanjutkkan studi ke perguruan tinggi
mempunyai hubungan positif rendah. Hal ini berarti bahwa siswa yang
melanjutkan studi kepergururan tinggi dipengaruhi oleh motivasi
belajarnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan adanya
motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan terdorong untuk
mewujudkan minatnya tersebut karena siswa beranggapan bahwa motivasi
belajarnya akan tersalurkan saat mereka melanjutkan studinya ke
perguruan tinggi.
4. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa
dan motivasi belajar dengan miant siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara status sosial ekonomi, prestasi belajar siswa, dan
motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
siswa, dan motivasi belajar maka semakin tinggi pula minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan begitu pula sebaliknya. Hasil
analisis koefisien korelasi ganda menunjukkan Ry(1,2,3) sebesar 0,354 dan
menunjukkan interpretasi hubungan yang rendah. Koefisien korelasi
tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara status sosial
ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dengan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,125 termasuk dalam interpretasi yang rendah.
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya harga koefisien
korelasi ganda, maka digunakan uji F pada taraf signifikansi 5 %. Harga F
hitung sebesar 4,903 (lampiran hal.19), sedangkan F tabel dengan derajad
kebebasan pembilang 3 dan derajad kebebasan penyebut 103 sebesar 2,69.
Karena F hitung ≥ F tabel, maka hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah signifikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan
antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi
belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua,
prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa
Penulis juga menyajikan sumbangan relatif dan sumbangan efektif
untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut.
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Prestasi Belajar Siswa Motivasi Belajar Jumlah Sumbangan Relatif 32,96 % 0,28 % 66,76 % 100 % Sumbangan Efektif 4,12 % 0,035 % 8,35 % 12, 505 %
Perhitungan lihat lampiran 22.
Dari tabel di atas tampak bahwa sumbangan efektif dari variabel
status sosial ekonomi orang tua sebesar 4,12 %, prestasi belajar siswa
sebesar 0,035 %, dan motivasi belajar sebesar 8,35 %. Berdasarkan hasil
tersebut, motivasi belajar memberikan sumbangan efektif paling besar,
berarti berdasarkan perhitungan tersebut variabel motivasi belajar menjadi
faktor yang paling berpengaruh dengan minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, maka siswa
akan semakin terdorong minatnya untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Motivasi belajar itu tidak hanya berasal dari siswa itu sendiri tetapi
bisa berasal dari pihak luar atau ekstrinsik, yaitu bisa dari orang tua maupun
sekolah. Orang tua bisa memotivasi belajar anaknya yaitu dengan
memberikan kesempatan kepeda anak untuk mengikuti les-les tambahan
pelajaran di luar jam sekolah. Sekolah juga bisa memotivasi belajar
siswanya yaitu dengan memberikan dorongan belajar melalui pemilihan
siswa teladan, memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi,
memberikan solusi atau pemecahan bagi siswa yang mengalami kesulitan
BAB VI