ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR SISWA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus pada Siswa Kelas III SMA Negeri I Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta
Clara Mahardhita 021334114
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (3) hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (4) hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta pada bulan Maret sampai dengan April 2007. Jumlah populasi penelitian adalah 213 siswa dan jumlah sampel penelitian adalah 107 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
accidental sampling. Untuk menguji hipotesis 1,2,3 digunakan analisis koefisien korelasi product moment, sedangkan untuk menguji hipotesis 4 digunakan analisis
koefisien korelasi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan tetapi sangat rendah antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,192 ; ρ= 0,026), (2) tidak ada hubungan yang positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = - 0,092 ; ρ= 0,941), (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,359 ; ρ= 0,002), (4) ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (R = 0,354 ; ρ= 0,067).
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN SOCIAL STATUS OF PARENTS’ ECONOMY, LEARNING ACHIEVEMENT OF THE STUDENTS AND LEARNING MOTIVATION, AND THE INTEREST OF THE STUDENTS
TO CONTINUE THEIR STUDY TO HIGHER EDUCATION
A Case Study of The Third Year Students of One State Senior High School in Wonosari
Gunungkidul Yogyakarta Clara Mahardhita
021334114
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
This research aims to know: (1) the relation between social status of parents’ economy and the interest of the students to continue their study to higher education, (2) the relation between learning achievement of the students and the interest of the students to continue their study to higher education, (3) the relation between learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education, (4) the relation between social status of parents’ economy, learning achivement of the students and learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education.
This research was conducted at one state senior high school in Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta from March to April 2007. The population of this research was 213 students the samples are 107 students. Technique of data collect were questionnaire, interview and documentation. Technique of taking samples was accidental sampling. To test the hypothesis first, second and the third of correlation coefficient of product moment was applied, while to test the fourth hypothesis double correlation coefficient analysis.
The research indicates that: (1) there is positive and significant relation between social status of parents’ economy and the interest of the students to continue their study to higher education (r = 0,192; ρ = 0,026), (2) there isn’t any positive relation between learning achievement of the students and the interest of the students to continue their study to higher education ( r = - 0,092; ρ = 0,941), (3) there is positive and significant relation between learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education (r = 0,359; ρ = 0,002), (4) there is positive and significant relation between social status of parents’ economy, learning achievement of the students and learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education ( R = 0,354; ρ = 0,067).
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Negeri I Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Clara Mahardhita
021334114
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini idak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar putaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Oktober 2007
Penulis
Clara Mahardhita
Motto
“ Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam
nama-Ku, Mintalah maka kamu akan menerima, supaya
penuhlah sukacitamu… “.
Yohanes 16 : 24
Ora et’s Labora
Sukses adalah sebuah pilihan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
T uha n Y e sus, ya ng t e la h m e m be rik a n k e k ua t a n k e pa da sa ya da la m m e nge rja k a n sk ripsi ini.
Ayahanda ku yang tercinta bapak Sutarta dan ibuku Christina Rastuti Winarni yang telah mendukung saya dalam banyak hal
Adiku Cornelius Beny Corda dan Stefany
Laksita Nurmala Dewi yang selalu mendukung saya
dalam doa.
Teman, Sahabat dan sekaligus kekasihku mas Tri Isbudiyono yang telah banyak berkorban untukku selama ini.
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR SISWA, DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN
MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI
Studi Kasus pada Siswa Kelas III SMA Negeri I Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta
Clara Mahardhita 021334114
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (3) hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (4) hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta pada bulan Maret sampai dengan April 2007. Jumlah populasi penelitian adalah 213 siswa dan jumlah sampel penelitian adalah 107 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
accidental sampling. Untuk menguji hipotesis 1,2,3 digunakan analisis koefisien korelasi product moment, sedangkan untuk menguji hipotesis 4 digunakan analisis
koefisien korelasi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan tetapi sangat rendah antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,192 ; ρ= 0,026), (2) tidak ada hubungan yang positif antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = - 0,092 ; ρ= 0,941), (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (r = 0,359 ; ρ= 0,002), (4) ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (R = 0,354 ; ρ= 0,067).
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN SOCIAL STATUS OF PARENTS’ ECONOMY, LEARNING ACHIEVEMENT OF THE STUDENTS AND LEARNING MOTIVATION, AND THE INTEREST OF THE STUDENTS
TO CONTINUE THEIR STUDY TO HIGHER EDUCATION
A Case Study of The Third Year Students of One State Senior High School in Wonosari
Gunungkidul Yogyakarta Clara Mahardhita
021334114
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
This research aims to know: (1) the relation between social status of parents’ economy and the interest of the students to continue their study to higher education, (2) the relation between learning achievement of the students and the interest of the students to continue their study to higher education, (3) the relation between learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education, (4) the relation between social status of parents’ economy, learning achivement of the students and learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education.
This research was conducted at one state senior high school in Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta from March to April 2007. The population of this research was 213 students the samples are 107 students. Technique of data collect were questionnaire, interview and documentation. Technique of taking samples was accidental sampling. To test the hypothesis first, second and the third of correlation coefficient of product moment was applied, while to test the fourth hypothesis double correlation coefficient analysis.
The research indicates that: (1) there is positive and significant relation between social status of parents’ economy and the interest of the students to continue their study to higher education (r = 0,192; ρ = 0,026), (2) there isn’t any positive relation between learning achievement of the students and the interest of the students to continue their study to higher education ( r = - 0,092; ρ = 0,941), (3) there is positive and significant relation between learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education (r = 0,359; ρ = 0,002), (4) there is positive and significant relation between social status of parents’ economy, learning achievement of the students and learning motivation and the interest of the students to continue their study to higher education ( R = 0,354; ρ = 0,067).
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas segala rahmat, berkat, karunia dan
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar Siswa, dan Motivasi Belajar dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu pada kesempatan ini dengan segala hormat penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu guna memberikan bimbingan, pengarahan dan
petunjuk yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Natalina Premastuti B., S.Pd. selaku dosen tamu dalam ujian sarjana.
6. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., SIP. M.Pd selaku dosen tamu dalam
ujian sarjana
7. Bapak Drs. A. Joko Wicoyo, S.Pd., M.S. selaku dosen pembimbing bahasa
Inggris yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya
8. Bapak Drs. Mulyoto selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Wonosari yang
telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
yang bersangkutan.
9. Bapak Drs. Sutarman selaku Wakasek urusan kesiswaan yang telah
memberikan bantuannya terhadap penulisan skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu, terimakasih telah sabar, mendoakan penulis agar lancar
mengerjakan skripsi serta memberikan apapun yang tak dapat disebutkan
satu persatu.
11. Adikku Benny&Fani, terima kasih untuk doa dan dukungannya selama ini
sampai mbak akhirnya lulus.
12. Mas ‘’TRIE’’, terimakasih untuk dukungan doanya, terimakasih untuk
semangat, perhatian, kasih sayang, dan semua bantuan yang mas berikan
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
13. Pak Wawiek dan mbak Aris, terima kasih atas pelayanan sekretariatnya dan
bantuannya selama ini.
14 Teman-temanku PAK C angkatan 2002 Universitas Sanata Dharma, terima
kasih untuk persahabatan dan kebersamaannya selama ini.
15. Tante Tutik, thanks ya…..buat pinjaman bukunya,makasi juga buat
supportnya.Buat Om Lukas juga, thanks…..
16. Espete, makasih untuk pinjaman buku dan informasinya.
17. Teman-teman kosku, rina, andri, gunawan, nowo, makasi buat doanya, moga
kalian juga cepat lulus.
18. Mas Jo & Yoyok, thanks buat pinjaman printernya.
19. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis
menghaapkan masukan dan saran dari pembaca yang berguna bagi
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi
semua pihak.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING --- ii
HALAMAN PENGESAHAN --- iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA --- iv
MOTTO--- v
PERSEMBAHAN --- vi
ABSTRAK --- vii
ABSTRACT--- viii
KATA PENGANTAR --- ix
DAFTAR ISI --- xii
DAFTAR TABEL --- xv
DAFTAR LAMPIRAN --- xvii
BAB I. PENDAHULUAN --- 1
A. Latar Belakang Masalah --- 1
B. Batasan Masalah --- 3
C. Rumusan Masalah --- 3
D. Tujuan Penelitian --- 4
E. Manfaat Penelitian --- 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA--- 6
A. Tinjauan Teoritik --- 6
1. Minat --- 6
2. Perguruan Tinggi --- 8
3. Status Sosial Ekonomi --- 9
4. Prestasi belajar --- 16
5. Motivasi Belajar --- 17
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan--- 21
C. Rasionalitas Penelitian --- 21
D. Paradigma Penelitian --- 24
E. Hipotesis --- 25
BAB III. METODE PENELITIAN --- 26
A. Jenis Penelitian --- 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian--- 27
C. Subyek dan Obyek Penelitian --- 27
D. Populasi dan Sampel --- 27
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya --- 28
F. Teknik Pengumpulan Data --- 34
G. Uji Coba Instrumen--- 35
H. Teknik Analisis Data --- 41
BAB IV.GAMBARAN UMUM SEKOLAH --- 48
A. Data Kelembagaan Sekolah --- 48
B. Visi dan Misi Sekolah--- 48
C. Sejarah Berdirinya Sekolah--- 49
D. Daftar Nama Kepala Sekolah --- 50
E. Guru dan Karayawan SMA Negeri 1 Wonosari --- 51
F. Data Siswa SMA Negeri 1 Wonosari --- 56
G. Fasilitas SMA Negeri 1 Wonosari--- 57
H. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Wonosari --- 59
I. Kriteria Penilaian Budi Pekerti Siswa--- 66
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN--- 69
A. Deskripsi Data --- 69
B. Pengujian Persyaratan Analisis --- 77
C. Pengujian Hipotesis --- 81
D. Pembahasan Hasil Penelitian--- 83
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN &SARAN 90 A. Kesimpulan --- 90 B. Keterbatasan Penelitian --- 91 C. Saran-saran --- 91
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1 Tingkat Pendidikan Orang Tua... 30
III.2 Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 30
III.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 31
III.4 Fasilitas Keluarga ... 31
III.5 Kisi-Kisi Kuesioner ... 35
III.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Siswa ... 37
III.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 38
III.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar... 39
III.9...Hasil Pengujian Reliabilitas... 40
IV.1 Kepala Sekolah SMAN 1 Wonosari ... 51
IV.2 Guru SMAN 1 Wonosari ... 52
IV.3 Karyawan TU SMAN 1 Wonosari ... 56
IV.4 Data Siswa SMAN 1 Wonosari ... 57
IV.5 Daftar Sarana dan Prasarana... 58
IV.6 Struktur Organisasi Sekolah ... 66
V.1 PAP II Variabel Minat Siswa ... 70
V.2 Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 71
V.3 Komposisi Responden Menurut Jenis Pekerjaan... 71
V.4 Komposisi Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 72
V.5 Kriteria Penilaian Pada Tingkat Pendapatan... 73
V.6 Komposisi Fasilitas yang dimiliki Orang Tua ... 73
V.7 Kriteria Penilaian Fasilitas yang dimiliki Orang Tua ... 74
V.8 Distribusi Frekuensi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 75
V.9 Interpretasi Penilaian Variabel Prestasi Belajar Siswa... 76
V.10 Interpretasi Penilaian Variabel Motivasi Belajar... 77
V.11 Hasil Pengujian Normalitas ... 78
V.12 Hasil Pengujian Linearitas... 80
V.13 Hasil Pengujian Linearitas... 81
V.14 Hasil Pengujian Linearitas... 81
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Angket Kuesioner ... 1
Data Induk Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua... 7
Data Induk Variabel Minat Siswa ... 10
Data Induk Variabel Motivasi Belajar ... 12
Data Induk variabel Prestasi Belajar Siswa ... 14
Tabel Validitas Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 15
Tabel Reliabilitas Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi... 15
Tabel Validitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua... 16
Tabel Reliabilitas Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 16
Tabel Validitas Motivasi Belajar ... 17
Tabel Reliabilitas Motivasi Belajar... 17
Korelasi Product Moment ... 18
Uji Analisis Korelasi Ganda ... 19
Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbagan Efektif... 21
Daftar Distribusi Frekuensi ... 24
Penilaian Acuan Patokan II... 33
Tabel r Product Moment ... 38
Surat Ijin Penelitian... 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu prioritas pembangunan adalah peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat ditempuh dengan
peningkatan kualitas generasi muda. Generasi muda adalah generasi penerus suatu
bangsa yang berperan sebagai motor dalam pembangunan. Kemajuan bangsa akan
sangat ditentukan oleh kualitas generasi mudanya.
Peningkatan kualitas generasi muda dapat dilakukan dengan peningkatan
kualitas lingkungan tempat mereka melakukan aktifitas sehari-hari, yaitu keluarga,
masyarakat dan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut mempunyai pengaruh yang kuat.
Lingkungan memberi fasilitas dan ruang bermain bagi setiap individu anggotanya untuk
mengembangkan fungsi fisik dan psikisnya. Kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan akan cenderung menciptakan mental buruk bagi kualitas dan
perkembangan generasi muda.
Perkembangan terhadap generasi muda khususnya dalam lingkup sekolah tidak
bisa dilepaskan dari peranan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pelajaran, latihan agar dapat
berperan di masa yang akan datang. Hal ini juga dijelaskan dalam Undang-Undang
Pendidikan Nasional no. 2 tahun 1989, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk
mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, dan latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang. Dari pengertian pendidikan tersebut dapat diketahui bahwa
kegiatan pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang disengaja dan mempunyai
tujuan yang jelas yaitu menyiapkan peserta didik untuk berperan di masa yang akan
datang.
Pendidikan juga sering dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang lebih
baik dikemudian hari. Oleh karena itu orang tua tidak ragu-ragu dalam memberikan
pengorbanan berupa biaya untuk pendidikan anaknya. Namun biaya pendidikan yang
terlalu tinggi seringkali menjadi kendala bagi mereka yang berasal dari keluarga yang
kurang mampu. Banyak di antara mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu dan
putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Pada akhirnya
ketika siswa mengambil keputusan terhadap sekolah lanjutannya, mereka harus
mempertimbangkan beberapa hal (Winkel, 1984; 91) yaitu kemampuan keuangan, bakat
khusus, cita-cita hidup. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta
kewajiban keluarga.
Dari sekian banyak faktor yang dapat dipilih, beberapa faktor yang diduga
dominan berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan studinya adalah status
sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa prestasi belajar siswa dapat mempengaruhi minat siswa dalam
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Minat siswa dalam melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar lebih giat. Karena
kenyataan tersebut menarik bagi penulis untuk mengadakan penelitian, maka penulis
Tua, Prestasi Belajar Siswa dan Motivasi Belajar, dengan Minat Siswa Melanjutkan
Studi ke Perguruan Tinggi”.
B. Batasan Masalah
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi agar
penelitian lebih terarah dan menyingkat waktu, penelitian hanya dibatasi pada faktor
status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, motivasi belajar dan
hubungannya terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?
2. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan
studi ke perguruan tinggi ?
4. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar
siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua
dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua,
prestasi belajar siswa, dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan
studi ke perguruan tinggi.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
Sebagai gambaran untuk menentukan sikap dan tindakan setelah lulus dari
Sekolah Menengah Atas.
2. Bagi Sekolah Menengah Atas
Sebagai masukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan yang
berhubungan dengan studi lanjut siswa.
3. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman dan pengetahuan serta dapat menerapkan teori yang
4. Bagi Universitas
Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dan menambah perbendaharaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretik 1. Minat
a. Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu
pilihan seseorang. Selain itu minat juga merupakan salah satu faktor
psikologis yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Seseorang
yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat, pada umumnya akan
memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung pada bidang itu (Winkel, 1983; 30). Pendapat lain
mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang
menaruh perhatian terhadap obyek tertentu disertai dengan adanya
kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif (Bimo Walgito,1977; 38).
Berdasarkan uraian di atas maka minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang
mengarahkan siswa untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMA, yang
ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi,
perasaan tertarik, dan perasan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut
dengan kebutuhannya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan
Tinggi menurut Giatama (Giatama, 1990; 6) digolongkan menjadi dua:
1) Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam
individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat
timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat,
jenis kelamin, dan intelegensia.
2) Minat secara ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat
pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara
lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua, dan teman
sebaya.
Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan
berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi dan proses interaksi di
sekolah, masyarakat dan di dalam keluarga. Winarno Surakhmat
(1978; 64) mengatakan bahwa minat dipengaruhi oleh jenis kelamin,
intelegensia, kesempatan, lingkungan dan apa yang menjadi minat teman
sebayanya. Dalam hal ini Andi Mappiare (1980; 64) mengatakan minat
dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial
dan pengalaman.
Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang, dalam hal ini
adalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tetapi dalam hal ini
1) Status sosial ekonomi orang tua, biasanya hanya meliputi tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan. Tetapi dalam
penelitian ini akan ditambahkan dengan fasilitas yang dimiliki
keluarga.
2) Prestasi belajar siswa.
3) Motivasi belajar.
2. Perguruan Tinggi
Dalam lingkup usaha-usaha pendidikan GBHN 1983 menegaskan
bahwa Perguruan tinggi dijadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta pusat kegiatan penelitian sesuai dengan kebutuhan
pembangunan masa sekarang dan masa yang akan datang. Perguruan tinggi
mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar
terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi mengembangkan tata
kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral
Pancasila dan berkepribadian Indonesia (S.V.Wissenschaft, 1957).
a. Tujuan pendidikan tinggi
1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu
2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya
untuk peningkatan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
budaya nasional.
b. Bentuk-bentuk perguruan tinggi
1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan kejuruan yang lingkungannya biasa dikenal sebagai
pendidikan profesional .
2) Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu
bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas
dan terdiri dari satu atau lebih jurusan.
3) Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang
pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau
seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri
dari satu atau lebih jurusan.
4) Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program
pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Terdiri dari banyak
fakultas dan jurusan.
3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Menurut Astrid S. Susanto (1977; 99) “Status” adalah perbandingan
masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah
laku manusia.
Pendapat lain mengatakan “Kedudukan” diartikan sebagai tempat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan
orang lain dalam kelompok tersebut (Soerjono Soekanto, 1999; 233).
Sedangkan Mayor Polak (1964; 307) berpendapat bahwa status sosial
dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam
masyarakatnya. Selanjutnya status mempunyai 2 aspek :
a. Aspek yang agak statis (struktural) dimaksudkan sifatnya hirarkis
ialah mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya secara relatif
terhadap status lain.
b. Aspek yang relatif lebih dinamis (aspek fungsional) dimaksudkan
peranan sosial diharapkan dari seseorang yang menduduki status
tersebut.
Sehubungan dengan konsep status dalam aspeknya yang struktural,
maka setiap orang yang satu dengan orang yang lain, sehingga setiap
orang mempunyai status atau kedudukan yang berbeda satu dengan
lainnya, tergantung posisinya dalam masyarakat.
Adanya perbedaan kedudukan-kedudukan tersebut menyebabkan
sistem pelapisan sosial atau sosial stratification yaitu perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara
hierarkis yang dapat menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis dalam
Barang merupakan sesuatu yang dihargai masyarakat biasanya
berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, bisa juga
berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan beragama dan
juga keturunan dari keluarga yang terhormat (Selo Sumarjan dan
Sulaiman Sumardi, 1964; 271).
Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam
kedudukan yaitu (Soerjono Soekanto; 217-218) :
a. Ascribed Status yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran.
b. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh
melalui kelahiran akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja
dan ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam
mengejar dan mencapai tujuannya.
Dengan demikian sistem pelapisan dalam masyarakat dapat
terjadi dengan sendirinya. Dalam proses pertumbuhan masyarakat itu
ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama yang biasanya menjadi alasan terjadinya sistem pelapisan
tersebut adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan
kekerabatan, seseorang pemuka masyarakat dan mungkin juga harga
dalam batas-batas tertentu. Sedangkan yang biasa dipakai sebagai
dengan yang lainnya adalah sebagai berikut (Soerjono Soekanto;
231-232):
a. Ukuran kekayaan
Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran,
barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam
lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam
bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadi, cara
menggunakan pakaian, serta bahan pakaian yang dipakainya,
kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.
b. Ukuran kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai
wewenang, menempati lapisan yang tertinggi.
c. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan
dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini
banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka
adalah golongan tua atau mereka pernah berjasa pada
masyarakat.
d. Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dan dipakai oleh masyarakat
Setiap orang dalam suatu keluarga akan mempunyai
unsur-unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit
banyaknya unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kuantitas maupun
kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi
yang dimilikinya. Melly G-Tan (1977; 53) menyatakan bahwa konsep
kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sudah
sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, dan penghasilan.
Oleh karena itu penulis mengkaji status sosial ekonomi orang
tua ini menjadi tiga segi yaitu:
a. Pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang
dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan
membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan
hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga
berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan , kekayaan, dan
status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan
cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga
dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada
umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan
b. Jenis pekerjaan orang tua
Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan
yang ditekuni sebagai suatu profesi. Pekerjaan dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu (BPS; 12):
1) Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh
seseorang sebagai sumber utama penghasilan, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah
tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum
mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya
penghasilan lain diluar penghasilan pokok, yang disebut sebagai
pekerjaan dengan penghasilan tambahan.
2) Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau
dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh
penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat
pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh
terhadap penghasilan seseorang, kemudian juga berpengaruh terhadap
Dr. J. James Spillange membuat table jenis pekerjaan orang tua
menjadi 25 pekerjaan. Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis
pekerjaan menjadi 5 jenis berdasarkan prestise dalam masyarakat.
a) pegawai negeri.
b) pegawai swasta.
c) wiraswasta/ pedagang.
d) petani/ pengrajin.
e) buruh.
c. Pendapatan orang tua
Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh
sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap
proses produksi (Gilarso, 1991; 63). Jadi yang dimaksud dengan
pendapatan orang tua adalah segala bentuk balas karya, balas karya
yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas sumbangan
orang tua sebagai proses produksi. Pendapatan keluarga dapat
bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, hasil dari
milik. Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan
penghasilan, bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian
tersebut.
Pendapatan oleh keluarga dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Gilarso
tergantung pada berbagai hal, antaera lain :
2) besarnya keluarga.
3) tingkat harga kebutuhan keluarga.
4) tingkat pendidikan keluarga.
5) lingkungan sosial ekonomi keluarga.
6) kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan
keluarga.
4. Prestasi Belajar Siswa
Belajar adalah suatu proses aktifitas yang dapat membawa
pembaharuan pada individu (Roestiyah 1982; 149). Pendapat lain
mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan
sikap (W.S Winkel 1987; 36).
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil
yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Dari definisi
tersebut maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
hasilnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau angka. Sedangkan
pengertian umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang dicapai
seseorang dalam bidang tertentu. Apabila seseorang belajar maka ia akan
memperoleh hasilnya.
Hasil adalah perubahan di dalam diri si pelajar, di mana ia dapat
mempunyai hasil yang berbeda-beda dari apa yang telah dipelajari.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak
dalam prestasi yang diraihnya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari
hasil evaluasi belajarnya.
Untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan
mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun
praktek yang kemudian diberi skor. Hasil dari pengukuran ini merupakan
informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang
disebut prestasi belajar (Masrun, 1975; 1). Prestasi belajar siswa nampak
dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai rapor .
Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian prestasi
akademik meliputi dari dalam dan luar diri siswa. Intelegensia, bakat,
minat, aspirasi, harapan, keuletan, kerajinan, dan kemandirian merupakan
faktor dari dalam. Faktor yang berasal dari luar meliputi kondisi
lingkungan belajar, guru sebagai fasilitator dan pembimbing belajar
sarana dan prasarana yang tersedia.
5. Motivasi Belajar
Motivasi menurut Mc. Donald adalah perubahan energi dari diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan yang akan dicapai
(Sardiman, 1986; 73). Pengertian ini mengandung tiga elemen penting
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” pada
diri seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu,
demi mencapai suatu tujuan (Ws. Winkel, 1989; 92). Motivasi belajar
adalah dorongan yang ada pada diri siswa baik dari dalam ataupun
dari luar untuk belajar disertai usaha atau cara-cara untuk
meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran baik di sekolah,
maupun di luar sekolah.
1) Jenis-Jenis motivasi
Menurut Sardiman (1986; 84), motiasi dapat dibedakan menjadi :
a) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:
1) Motivasi bawaan, motivasi ini ada tanpa dipelajari.
2) Motivasi yang dipelajari.
b) Motivasi Menurut Pembagian Woodworth dan Marquis:
1) Motivasi organis.
2) Motivasi darurat.
3) Motivasi obyektif.
d) Motivasi intrinsik dan ektrinsik.
1) Motivasi intrinsik, merupakan motivasi yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik, bukan merupakan bentuk motivasi
yang berasal dari individu karena motivasi belajar selalu
berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh
orangnya sendiri, walaupun orang lain mungkin
memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu.
2) Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Ali Imron (1996; 100), ada beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
a) Cita-cita atau aspirasi pembelajaran.
Setiap manusia mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu
dalam hidupnya yang senantiasa dikejar dan diperjuangkan.
Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang akan dihadapi
seseorang akan tetap berusaha untuk meraihnya. Oleh karena
itu, cita-cita sangat mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
b) Kemampuan Pembelajar
Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga
Sebab orang yang berkemampuan rendah akan susah
menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi.
c) Kondisi Pembelajaran
Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan
psikologis.
d) Kondisi lingkungan Belajar
Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar
tersebut belajar dan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan
seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.
3) Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar
Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivsi belajar menurut
Brown, (Ali Imron, 1996 ; 88) adalah sebagai berikut :
a) tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap
acuh tak acuh.
b) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
c) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya terutama pada guru.
d) ingin selalu bergabung dalam kelas.
e) ingin identitas dirinya diakui orang lain.
f) tindakan kebiasaannya dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
g) selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan.
Wahyu Yuniarti (2002; 30) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan
antara status soasial ekonomi orang tua, dan prestasi belajar siswa dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi “ studi kasus pada SMU Stella Duce
kelas 3 tahun ajaran 2002/2003 bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Peneliti menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar siswa dengan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
C. Rasionalitas Penelitian
1. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
“Status” adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, pencerminan
hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan
kewajiban dalam tingkah laku manusia. Pendapat lain mengatakan
“Kedudukan” diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok
tersebut. Dalam hubungannya dengan pendidikan anak, orang tua dengan
tingkat pendidikan yang tinggi, jenis pekerjaan yang tinggi, dan tingkat
pendapatan yang besar biasanya lebih menginginkan anaknya untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena mereka tidak mengalami
pendidikannya rendah, jenis pekerjaannya rendah, dan tingkat pedapatan yang
kecil biasanya mereka akan berulang kali berpikir agar anaknya melanjutkan
studi ke perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang tua
yang lebih mampu dalam hal status sosial ekonomi berpeluang lebih besar
melanjutkan pendidikan anaknya melanjutkan studi ke perguruan tinggi,
sedangkan orang tua yang kurang mampu dalam hal ekonomi berpeluang
lebih kecil dalam melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi.
2. Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil
yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Prestasi belajar siswa
sering digunakan sebagai alat seleksi penerimaan mahasiswa baru, karena
diduga bahwa prestasi belajar ikut berpengaruh terhadap munculnya minat
siswa menentukan sekolah lanjutannya. Dalam kaitannya dengan hal ini,
biasanya siswa yang prestasi belajarnya tinggi cenderung mempunyai minat
yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dibandingkan
dengan siswa yang prestasi belajarnya rendah.
3. Hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu, demi mencapai suatu
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah
atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat akan
mempunyai energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam
kaitannya dengan minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi ,
motivasi belajar memegang peranan yang amat penting. Siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi cenderung memiliki minat yng tinggi pula untuk
melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dibandingkan siswa yang motivasi
belajarnya rendah.
4. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan
motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, pencerminan
hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan
kewajiban dalam tingkah laku manusia. Prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Prestasi belajar siswa
sering digunakan sebagai alat seleksi penerimaan mahasiswa baru, karena
diduga bahwa prestasi belajar ikut berpengaruh terhadap munculnya minat
siswa menentukan sekolah lanjutannya. Motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
itu, demi mencapai suatu tujuan.
Dari sekian banyak faktor yang dapat dipilih, beberapa faktor yang
diduga dominan berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan
motivasi belajar dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa prestasi belajar
siswa dapat mempengaruhi minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Minat siswa dalam melanjutkan ke perguruan tinggi dapat
mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar lebih giat.
D. Paradigma Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi
orang tua, prestasi belajar siswa, motivasi belajar dengan minat siswa kelas 3
SMA untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Peneliti menyimpulkan bahwa
ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, dan
motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
X1
X2
X3
Y
X1,X2,X3
X1 = variabel bebas, yaitu status sosial ekonomi orang tua .
X2 = variabel bebas, yaitu prestasi belajar siswa.
X3 = variabel bebas, yaitu motivasi belajar .
Y = variabel terikat, yaitu minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang
tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
4. Ada hubungan positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang
tua, prestasi belajar siswa dan motivasi belajar dengan minat siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh penulis meliputi:
1 Deskriptif
Deskriptif adalah suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan
maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sebagai
pengungkapan fakta (Consuelo, 1993; 71). Penulis menggunakan metode
deskriptif karena penelitian ini mendeskripsikan mengenai minat siswa di
SMA Negeri 1 Wonosari untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2 Studi Kasus
Studi Kasus adalah penelitian tentang subyek tertentu, di mana subyek
tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada
subyek yang diteliti (Consuelo; 1993; 73). Penulis menggunakan metode
studi kasus karena penelitian ini hanya terbatas pada SMA Negeri 1
Wonosari dan tidak diberlakukan pada SMA lain.
3 Studi Ex Post Facto
Studi ex post facto adalah suatu pengumpulan data setelah semua data yang
dipersoalkan berlangsung, data yang diperoleh tidak dapat dimanipulasi
(Consuelo, 1993; 124). Penulis menggunakan studi ex post facto tersebut
karena penelitian ini dibatasi pada data yang sudah ada.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
SMA Negeri 1 Wonosari kelas 3 jurusan IPA dan IPS.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2007.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai
pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa-siswi SMA Negeri
1 Wonosari kelas 3 jurusan IPA dan IPS.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah suatu yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian. Dalam penelitian yang menjadi obyek adalah status
sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar siswa, motivasi belajar, minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
D. Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari sejumlah elemen
yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedan itu
dalam penelitian ini adalah Siswa SMA Negeri 1 Wonosari kelas 3 jurusan
IPA dan IPS.
2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dari
siswa yang berjumlah 213 orang diambil sampel sebanyak 107 orang. Hal
ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998; 112) yang
menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 orang, maka
diambil seluruhnya. Selanjutnya jika lebih besar dari 100 orang, diambil
antara 10 % s/d 15 % atau 20% s/d 25%, tergantung dari kemampuan
peneliti. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti
adalah Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Secara kebetulan SMA
Negeri I Wonosari menentukan kelas III IPA 1, III IPA 2, dan III IPS 1
yang digunakan sebagai sampel, maka ketiga kelas tersebutlah yang
digunakan oleh peneliti sebagai sampelnya. Dengan jumlah seluruh
siswanya 107 siswa, dengan rincian sebagai berikut III IPA I sebanyak 36
siswa, III IPA 2 sebanyak 36 siswa, dan III IPS 1 sebanyak 35 siswa.
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel dalam Penelitian ini dalah sebagai berikut:
a. Variabel independen (variabel bebas)
1) Status sosial ekonomi orang tua (X1)
3) Motivasi belajar (X3)
b. Variabel dependen (terikat)
Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y)
2. Pengukuran Variabel
a. Status sosial ekonomi orang tua
Status sosial ekonomi orang tua, biasanya hanya meliputi tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan
1) Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal
tertinggi yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal
yang dicapai oleh orang tua dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Tabel III.1
Tingkat Pendidikan Orang Tua
No Keterangan Skor
1. 2. 3. 4. 5.
Lulus SD Lulus SLTP
Lulus SMU/ sederajad Akademi/ Sarjana Muda Lulus S1 ke atas
1 2 3 4 5
2) Jenis pekerjaan orang tua
Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh penghasilan yang di
tekuni sebagai suatu profesi. Jenis pekerjaan orang tua dan
Tabel III.2
Jenis Pekerjaan Orang Tua
No Keterangan Skor
1. 2. 3. 4. 5. Buruh
Petani / Pengrajin Pedagang / Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri 1 2 3 4 5
3) Pendapatan orang tua
Pendapatan orang tua adalah segala bentuk balas karya, balas
karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas
sumbangan orang tua sebagai proses produksi. Pendapatan
orang tua adalah seluruh penghasilan yang diterima dari
pekerjaan pokok maupun sampingan selama satu bulan.
Pendapatan orang tua dan pengkurannya adalah sebagai berikut
(UMP DIY, periode Nov. 2006).
Tabel III.3
Tingkat Pendapatan Orang Tua No Keterangan (Dalam Rupiah) Skor 1. 2. 3. 4. 5. 6.
< 500.000 500.000 - 750.000 750.000 - < 1.000.000 1.000.000 - < 1.250.000 > 1.250.000,00 - < 1.500.000 > 1.500.000 1 2 3 4 5 6
4) Fasilitas keluarga
Fasilitas keluarga adalah segala sesuatu baik berupa harta
diukur dari banyak sedikitnya fasilitas khusus, benda dan
barang yang dimiliki keluarga responden. Masing-masing
fasilitas yang dimiliki keluarga reponden diberi skor sebagai
berikut
Tabel III.4 Fasilitas Keluarga
No. Jenis fasilitas yang dimiliki Skor
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Alat Transportasi : a. Sepeda
b. Sepeda Motor c. Mobil
Fasilitas Lain :
a. Video / VCD Player b. Televisi
c. Radio
d. Tape Recorder e. Lemari Es
f. Pesawat telephon g. Ponsel
h. Mesin cuci i. Komputer
j. Langganan surat kabar Lokasi tinggal :
a. Desa b. Semi kota c. Kota
Tempat tinggal : a. Rumah famili b. Rumah kontrakan c. Rumah pribadi d. Rumah dinas Dinding rumah : a. Papan
b. Setengah tembok c. Tembok seluruhnya Lantai rumah :
a. Plester b. Tegel c. Keramik d. Marmer
7.
8.
9.
10.
Jenis penerangan : a. Lampu minyak b. Lampu listrik c. Diesel
Sumber air : a. Sumur umum b. Sumur timba c. Sumur pompa d. Air PAM
Jumlah kamar mandi/ WC: a. 1 buah
b. 2 buah
c. Lebih dari 2 buah Lahan :
a. Tidak punya b. Tegal/ kebun c. Sawah
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Selanjutnya untuk fasilitas lain-lain tersebut dijumlahkan kemudian
diberi skor. Berikut skor untuk masing-masing nilai :
No . Keterangan Skor 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat rendah 0-10 Rendah 11-20 Sedang 21-30 Tinggi 31-40 Sangat tinggi 41-50
1 2 3 4 5
b. Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar menunjukkan hasil setelah proses belajar yang
merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses
belajar yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai
siswa. Prestasi belajar siswa diukur dengan nilai rapor khususnya
c. Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada diri siswa baik dari
dalam ataupun dari luar untuk belajar disertai usaha atau cara-cara
untuk meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran baik di
sekolah ataupun di luar sekolah. Dalam penelitian ini, variabel
motivsasi diukur dengan menggunakan skala Likert dengan 4
alternatif jawaban sebagai berikut.
Skor untuk keterangan No. Keterangan Positif Negatif 1. 2. 3. 4. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
4 3 2 1 1 2 3 4
d. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan
yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan
tinggi. Untuk mengukur variabel ini digunakan skala sikap likert
dengan 4 alternatif jawaban sebagai berikut.
Skor untuk keterangan No. Keterangan Positif Negatif 1. 2. 3. 4. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis
meliputi:
1. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan
jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Kuisioner
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang status sosial ekonomi
orang tua, motivasi belajar dan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.
Tabel III.5
Kisi-kisi Penyusunan Koesioner
Variabel Indiktor Nomor
Butir
Status sosial ekonomi orang tua
a) Tingkat pendidikan orang tua b) Jenis pekerjaan orang tua c) Tingkat pendapatan orang tua d) Pemilikan barang berharga
1,2 3,4 5,6 7-16 Motivasi belajar a) Ketekunan dan keuletan dalam
memacahkan masalah atau soal b) Keinginan untuk belajar
c) Usaha untuk belajar
d) Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik
e) Keinginan untuk mencapai tujuan belajar 1,2,3 4,6 7,8,9 5 10 Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
a) Adanya perasaan senang untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
b) Adanya perasaan tertarik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
1,2
c) Kesesuaian dengan keinginan pribadi
d) Kecenderungan untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih baik
e) Perhatian
6,7
8,9,10
11,12
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang berupa tanya jawab
langsung dengan guru dan karyawan maupun siswa untuk memperoleh data
sekunder. Model wawancara ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai gambaran umum sekolah dalam hal ini SMA Negeri 1 Wonosari.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data primer dan data-data
monografi dari sekolah tentang keadaan sekolah.
G. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur perubahan instrumen, maka
terlebih dahulu diuji coba dengan maksud untuk mengetahui tingkat kesahihan
(validitas), dan tingkat keandalan (reliabilitas) dari instrumen tersebut. Untuk
lebih jelasnya akan diuraikan tentang uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen.
Instrumen dikatakan sahih jika mempunyai validitas tinggi, sebaliknya jika
(Suharsimi, 1990; 223). Uji validitas dalam rumus korelasi Product
Moment dari Pearson sebagai berikut (Suharsimi, 1990; 498).
( )( )
( )
{
}
{
( )
}
[
∑
∑
∑
∑
]
∑
∑
∑
− − − = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :rxy = koefisien korelasi
N = jumlah responden
x = nilai skor masing-masing item
y = nilai skor seluruh item
Untuk mengetahui sahih tidaknya dapat diketahui dengan besarnya r tabel
dari r hitung. Apabila r hitung dari suatu butir koesioner sama atau lebih
besar daripada r tabel, maka butir tersebut dikatakan valid. Sebaliknya
apabila r hitung lebih kecil daripada r tabel, maka butir tersebut dikatakan
tidak valid.
Untuk korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan menunjukkan
tingkat validitas instrumen yang diukur. Selanjutnya harga koefisien
korelasi ini dibandingkan dengan harga r korelasi Product Moment pada
tabel. Jika r perhitungan lebih besar daripada r tabel, maka soal tersebut
dapat dikatakan valid, Sebaliknya jika perhitungan lebih kecil daripada r
tabel maka soal tersebut dikatakan tidak valid. Untuk proses perhitungan
validitas, penulis menggunakan SPSS.
2. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dilakukan dengan mengambil sampel 30
sejumlah itu nilai df = N-2(dk =30-2=28), sehingga didapatkan nilai
koefisien r tabel = 0,239. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan
Statistical Package Social Sciences (SPSS) versi 13.0.
a. Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi Tabel III.6
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
No r hitung r tabel Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 0,776 0,640 0,469 0,657 0,466 0,731 0,572 0,667 0,316 0,673 0,460 0,803 0,239 0,239 0,239 0,239 0,230 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
b. Status sosial ekonomi orang tua
Tabel III.7 Hasil Pengujian Validitas
Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua
No. r hitung r tabel Keterangan
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 0,344 0,625 0,379 0,443 0,545 0,463 0,721 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
c. Motivasi belajar
Tabel III.8
Hasil Pengujian Validitas Motivasi Belajar
No r hitung r tabel Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 0,247 0,281 0,607 0,494 0,374 0,682 0,590 0,655 0,501 0,519 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada tingkat kehandalan, ketepatan, dan
ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Reliabilitas adalah istilah
yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana pengukuran relatif
konsisten apabila pengukurannya diulang dua kali atau lebih (Suharsimi,
1991; 142). Jadi reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut
secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang
penelitian ini digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut (Iqbal Hasan, 2002;120). ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − =
∑
2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan :r 11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan / item
∑
2b
σ = jumlah variasi butir
2
t
σ = variasi total
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah
sebagai berikut (Suharsimi, 1998; 245).
Besarnya nilai r Interpretasi
a. b. c. d. e.
0,800 s.d 1,00 0.600 s.d 0.799 0,400 s.d 0.599 0,200 s.d 0,399 0,000 s.d 0,199
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat Rendah
Untuk proses reliabilitas penulis menggunakan SPSS.
4. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan mengambil sampel 30 responden di
SMA Negeri I Wonosari Gunungkidul. Pengujian reliabilitas dilakukan
Tabel III.9
Hasil Pengujian Reliabilitas
No Variabel Penelitian Koefisien r11
Koefisien r tabel
Kesimpulan
1.
2.
3.
Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Status ekonomi orang tua Motivasi belajar
0,886
0,886 0,814
0,239
0,239 0,239
Reliabel
Reliabel Reliabel
Hasil-hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r 11) untuk
variabel minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y)
adalah 0,886. Koefisien korelasi tersebut lebih besar dibandingkan
dengan nilai r tabel sebesar 0,239 dengan taraf signifikansi 5%, maka
kuesioner untuk variabel minat siswa melanjutkan studi ke perguruan
tinggi reliabel.
2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r 11) untuk
variabel status sosial ekonomi orang tua (X1) adalah 0,886.
Koefisien korelasi tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r
tabel sebesar 0,239 dengan taraf signifikansi 5%, maka kuesioner
untuk variabel status sosial ekonomi orang tua reliabel.
3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien alpha (r 11) untuk
tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel sebesar 0,239
dengan taraf signifikansi 5%, maka kuesioner variabel motivasi
belajar reliabel.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang tepat, diperlukan analisis data
yang benar, sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk
mengetahui hal tersebut digunakan rumus Kolmogorav-Smirnov.
Menurut Sugiyono (1999; 225) dinyatakan dalam rumus :
( )
( )
[
1 2]
maximum Sn X Sn X
D = −
Keterangan :
D maximum = deviasi maximum
(
X1Sn
)
= distribusi kumulatif yang ditentukan(
X2Sn
)
= distribusi kumulatif yang diobservasib. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Uji
signifikansi nilai F. Menurut Sudjana (1996; 322) rumusan yang dicari
untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut.
E TC
S
S
F
22
=
Keterangan :
F = harga bilangan F untuk garis regresi
TC
S2
= varians tunai cocok dicari dengan cara
( )
2
−
K Tc Jk
E
S2
= varians kekeliruan dicari dengan cara
( )
K n
G Jk
−
Setelah didapat f (F hitung) kemudian diuji dengan taraf signifikansi 5%
dengan dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k). jika f hitung ≥ hipotesis regresi ditolak.
2. Pengujian Hipotesis
a. Perumusan hipotesis (Suharsimi Arikunto, 1998; 256):
1) Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (X1) dengan minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi (Y).
Ho