• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Analisis SWOT untuk Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada sekolah SD Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN Jimbaran 01 di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek perencanaan dan pengadaan (kekuatan – kelemahan )

98

adalah 0,51. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Beberapa faktor kekuatan seperti Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang telah disusun bersama – sama dengan para guru dapat mengatasi faktor kelemahan jika alokasi dana sekolah tidak mencukupi. RKS yang telah disusun juga telah mempertimbangkan faktor jumlah peserta didik yang ada dan minimnya bantuan dana dari orang tua siswa atau komite. Minimnya usulan kebutuhan perabot sekolah juga disiasati sekolah dengan mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPBS) yang matang.

Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan (peluang - tantangan) adalah 0,34. Kemajuan di bidang pendidikan dasar dan penyederhanaan alur birokrasi dalam proses perencanaan dan pengadaan dapat dimanfaatkan sekolah – sekolah untuk menghadapi tantangan –

tantangan yang ada seperti tuntutan modernisasi kebutuhan berdasarkan kematangan peserta didik.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana berada pada titik (0,51 ; 0,34) yang berada pada kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah –

sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan

99 kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.

c. Analisis SWOT untuk Aspek Penyimpanan dan

Inventarisasi

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek penyimpanan dan inventarisasi (kelemahan - kekuatan) adalah 0,59. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kelemahan yang ada lebih besar daripada faktor kekuatan. Meskipun sekolah telah mengadakan invetarisasi yang rutin setiap tahun namun tidak diimbangi dengan penataan barang

– barang yang tersimpan kurang secara baik dan tidak adanya administrasi dalam gudang penyimpanan.

Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal aspek penyimpanan dan inventarisasi (peluang - tantangan) adalah 0,77. Kondisi lingkungan sekitar relatif aman dalam menyimpan barang – barang disekolah menjadi faktor peluang eksternal yang paling kuat. Lingkungan eksternal faktor tantangan seperti pelaporan inventarisasi dan resiko kerusakan barang di luar jam operasional sekolah dianggap belum mampu mengimbangi faktor peluang yang ada.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana berada pada titik (-0,59 ; 0,77) yang berada pada kuadran WO (Weakness - Opportunity). Hal ini

100

merupakan situasi yang kurang menguntungkan karena sekolah – sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal memiliki kelemahan di dalam lingkungan internalnya namun masih terdapat peluang yang yang dapat dimanfaatkan sehingga perlu diterapkan strategi

agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan mengurangi kelemhahan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.

d. Analisis SWOT untuk Aspek Pemeliharaaan

dan Pemanfaatan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan pada sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek pemeliharaan dan pemanfaatan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,71. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Beberapa faktor kekuatan seperti minat belajar siswa yang tinggi mendorong pemanfaatan sarana menjadi lebih maksimal, beberapa lemari telah disediakan oleh sekolah untuk pemeliharaan alat peraga dan faktor kehatihatian guru dalam penggunaan sarana yang ada ikut memelihara kondisi barang dalam keadaan yang baik.

Pada faktor EFAS skor akhir lingkungan eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan (peluang - tantangan) adalah 0,57. Sekolah telah mampu

101 mengoptimalkan otonomi penuh yang didapat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mengoptimalkan pemanfaatan sarana yang ada. Peluang

– peluang di lingkungan eksternal telah mampu menjawab berbagai tantangan yang ada.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana berada pada titik (0,71 ; 0,57) yang berada pada kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah –

sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.

d. Analisis SWOT untuk Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal aspek penghapusan dan pengawasan pada sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek penghapusan dan pengawasan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,59. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Faktor kekuatan terdapat pada kemampuan sekolah yang telah dapat mengelompokkan barang – barang yang telah layak untuk dihapus, sehingga memudahkan dalam hal

102

inventarisasinya, ditambah faktor lain seperti tidak adanya cidera yang dialami peserta didik dalam hal penggunaan sarana dan prasarana.

Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek perencanaan dan pengadaan (tantangan - peluang) adalah 0,43. Prosedur penghapusan yang banyak persyaratannya membuat sekolah jarang melakukan penghapusan. Faktor peluang seperti nilai ekonomis yang masih terdapat pada barang – barang yang sudah tidak terpakai dirasa belum dapat menjadi harapan.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana berada pada titik (0,59 ; -0,43) yang berada pada kuadran ST (Strength - Threath). Hal ini merupakan situasi yang kurang menguntungkan karena sekolah –

sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal memiliki kekuatan namun tantangan faktor eksternal dirasa menjadi penghambat sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk menghadapi tantangan dari lingkungan eksternal.

4.3.2 Rencana Strategis

a. Rencana Strategis untuk Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strength - Opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung

103 pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang – peluang yang ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya tata kelola untuk aspek perencanaan dan pengadaan di sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana.

Renstra pertama, mendorong guru dan komite sekolah untuk lebih aktif mengajukan usulan pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, hal ini dapat dilihat dari faktor kekuatan yang dapat menggambarkan kekompakan personel sekolah dalam penyusunan rencana kebutuhan. Dorongan komite sekolah yang berinisiatif mengadakan alat – alat kebutuhan belajar diharapakan dapat meringankan beban sekolah dalam anggaran.

Renstra kedua, melakukan seleksi kebutuhan dalam Rencana Kerja Sekolah. Seleksi yang dimaksud agar pengadaan perabot sekolah dapat melihat dari urgensi kebutuhan yang ada terlebih dahulu dibanding mengadakan barang – barang yang bersifat sekunder.

Renstra ketiga, kemajuan dalam bidang pendidikan tidak lepas dari antusiasme komponen masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah dapat menangkap antusiasme masyarakat yang mampu dengan mengajukan proposal pengadaan sarana untuk lebih meningkatkan jumlah yang ada sehingga kegiatan operasional belajar mengajar dapat lebih berjalan dengan lancar.

104

Renstra keempat, sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana dapat saling bekerja sama dalam hal meminjam peralatan kebutuhan sehingga efisiensi dalam hasil pengadaan lebih maksimal serta mengurangi gangguan dalam deviasi nilai anggaran yang didasarkan pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

Renstra kelima, Menetapkan skala prioritas dalam fungsi pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Skala prioritas dimaksudkan agar aspek perencanaan dan pengadaan dapat terjadi balance atau keseimbangan. Skala prioritas yang ditetapkan sekolah dapat memaksimalkan pengadaan agar tepat sasaran sesuai distribusi penggunaan.

b. Rencana Strategis untuk Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek penyimpanan dan inventarisasi maka strategi yang perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal dalam komponen sarana dan prasarana khususnya dalam tata kelola aspek penyimpanan dan inventarisasi adalah sebagai berikut :

Renstra pertama, sekolah perlu mencetak kode –

kode barang untuk kemudian ditempelkan pada setiap aset – aset sekolah yang telah dimiliki. Kode – kode yang telah ditempelkan pada barang – barang untuk

105 kemudian dapat dilihat oleh para guru dan pegawai lainnya, agar data yang telah tercatat dalam buku inventaris dapat dikontrol keberadaannya.

Renstra kedua, hal pertama yang perlu dilakukan dengan kondisi gudang yang tidak layak adalah dengan berinisiatif untuk membersihkannya. Tempat yang telah bersih dapat membantu minat personel sekolah untuk mulai menata dan mengelompokkan barang – barang yang ada, agar nantinya menjadi rapi.

Renstra ketiga, sekolah perlu mengelompokkan jenis perabot berdasarkan macam dan bentuknya (tunggal atau ganda, individual atau klasikal) kemudian dalam penataannya perlu memperhatikan : (1) perbandingan luas lantai dengan ukuran perabot yang digunakan, (2) kelonggaran, (3) jarak antar perabot, dan (4) kesesuaian dan keseimbangan.

Renstra keempat, barang – barang yang berukuran kecil seperti ATK disimpan pada wadah khusus kemudian menempatkannya pada posisi yang mudah dijangkau dan ditemukan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah kehilangan pada barang –

barang tersebut, sehingga diharapkan dapat mengurangi beban pembelian.

Renstra kelima, jika gudang yang tersedia tidak mencukupi kepala sekolah menugaskan penjaga sekolah untuk membuat ruang sementara untuk menyimpan barang – barang sehingga barang – barang yang telah tidak terpakai tidak mengganggu kenyamanan dalam lingkungan sekolah.

106

c. Rencana Strategis untuk Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek pemeliharaan dan pemanfaatan maka strategi yang perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal dalam komponen sarana dan prasarana khususnya dalam tata kelola aspek pemeliharaan dan pemanfaatan adalah sebagai berikut :

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memaksimalkan fungsi kepala sekolah dapal memelihara sarana dan sarana. Kepala sekolah dapat memberikan contoh kepada guru dan pegawai lain untuk lebih giat dalam memelihara barang – barang yang ada, sehingga barang – barang yang telah terpelihara dengan baik mendorong minat siswa dan guru untuk memanfaatkannya secara maksimal.

Hal yang kedua adalah menyusun jadwal pemakaian sarana yang ada. Sekolah yang tidak mampu membeli barang – barang dengan jumlah yang mencukupi dapat mensiasatinya dengan mengadakan pemakaian secara bergiliran.

Ketiga, perabot dan sarana pembelajaran yang ada diberikan petunjuk teknis pemakaian dan pemeliharaan berkala dengan diberi tulisan yang mudah untuk dipahami. Hal ini agar setiap perabot sarana yang digunakan dapat lebih awet dan mempermudah dalam pemakaiannya.

107 Rencana keempat adalah dengan membina personel sekolah agar mampu memahami dan mengimplementasikan aspek efisiensi dalam pemanfaatan sarana yang ada. Efisiensi yang dilakukan dalam penggunaan sarana terhadap barang – barang yang dapat berkurang pakai seperti cat, tinta, kertas print dan lainnya dapat mengurangi biaya operasional agar keuangan sekolah dapat dialihkan untuk pengadaan sarana lain yang dibutuhkan.

Rencana kelima, Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan tempat penyimpanannya kepada setiap siswa agar siswa dapat mendorong guru untuk meningkatkan pemanfaatannya. Di sisi lain diharapkan juga agar perabot yang telah diperkenalkan siswa dengan aspek pemeliharaaan dan pemanfaatannya diharapkan dapat menumbuhkembangkan rasa memiliki siswa terhadap sarana sekolah.

d. Rencana Strategis untuk Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek penghapusan dan pengawasan maka strategi yang perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal dalam komponen sarana dan prasarana khususnya dalam tata kelola aspek penghapusan dan pengawasan adalah sebagai berikut :

Renstra pertama, standar pengawasan terhadap sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan membuat suatu Standar Operasional Prosedur (SOP)

108

yang didiskusikan bersama - sama dengan sekolah –

sekolah pada Gugus Mina Kencana. Standar pengawasan yang dibuat didasarkan pada aspek lingkungan internal yang terdapat pada Gugus Mina Kencana.

Renstra kedua, kepala sekolah mengawasi perencanaan bersama dan menilai efisiensi yang ada untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu, dan materiil. Hal ini dapat dimungkinkan ketika dalam pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan perencanaan yang ada sehingga faktor non teknis yang terjadi berdampak pada pemborosan tenaga, waktu dan biaya operasional.

Renstra ketiga, pengawasan dalam aspek pemanfaatan sarana yang ada dikontrol kepala sekolah dengan membuat minimal catatan kecil untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap pekannya. Jika pemanfaatan sarana yang ada tidak berdampak positif dan mendukung peningkatan akademis siswa, kepala sekolah dapat mendiskusikannya bersama guru.

Renstra keempat, setiap personel sekolah tanpa terkecuali temasuk kepala sekolah mendapatkan pembagian tugas untuk mengawasi sarana yang telah dikelompokkan sebelummnya. Pembagian tugas yang jelas dapat meningkatkan kekompakkan warga sekolah dan meringankan beban tanggung jawab pengawasan oleh kepala sekolah saja.

Renstra kelima, kemampuan sekolah yang telah mengelompokkan barang–barang yang telah layak hapus

109 perlu diikuti dengan menyediakan data dan informasi yang jelas. Data–data tersebut dapat berisi informasi mengenai kondisi barang yang ada, jenis kerusakan dan usaha perbaikan yang telah dilakukan.

Dokumen terkait