• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Peneliti akan membahas kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan himpunan dengan pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have dan kelompok kontrol menggunakan strategi pembelajaran konvensional.

Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis antara kelompok eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have dengan kelompok kontrol yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Untuk menerapkan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have pada kelompok eksperimen, pembelajaran memanfaatkan LKS.

Strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have memfasilitasi siswa untuk mengamati ilustrasi serta melakukan kegiatan untuk menemukan konsep, menuangkan ide dan gagasannya dengan bertanya dan memberikan respon serta menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan himpunan yang disediakan pada LKS, inilah yang menstimulus siswa untuk berpikir. Berikut merupakan contoh hasil pekerjaan siswa dalam tahap mengamati ilustrasi dan melakukan kegiatan pada LKS 1:

Gambar 4.5

Tahap Mengamati Ilustrasi dan Melakukan Kegiatan pada LKS 1

Tahap awal pada Question Student Have berisi ilustrasi mengenai materi yang dipelajari, setiap siswa dituntut untuk mengamati setiap ilustrasi yang disajikan pada LKS. Setiap ilustrasi menyajikan kegiatan yang perlu dilakukan siswa sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini kemampuan yang dapat dikembangkan adalah kemampuan memfokuskan pertanyaan yaitu mengidentifikasi atau merumuskan masalah. Tahap selanjutnya setelah mengamati ilustrasi dan melakukan kegiatan di awal

LKS adalah merumuskan pertanyaan. Berikut merupakan contoh hasil pekerjaan siswa dalam tahap bertanya pada LKS 1:

Gambar 4.6

Tahap Bertanya pada LKS 1

Pada tahap ini setiap siswa dapat menuangkan ide dan gagasannya dengan bertanya dan memberikan respon. Pertanyaan siswa dapat mengenai kesulitan-kesulitan pada materi yang disajikan pada pertemuan tersebut. Setelah setiap siswa bertanya pada sebuah kolom yang disajikan pada LKS, siswa melakukan tahap pemberian respon disertai pemberian alasan mengenai pertanyaan siswa lainnya dalam kelompok. Tahapan memberikan respon terhadap pertanyaan ini memberikan kesempatan untuk siswa menuangkan isi pikirannya berupa pemahaman terhadap masalah yang dimiliki diri sendiri ataupun masalah dari teman sekelompoknya. Pada tahap bertanya dan memberikan respon, siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam mengidentifikasi asumsi dan mempertimbangkan kredibilitas kriteria sumber dalam lingkup memberikan alasan.

Setelah setiap siswa memberikan respon akan pertanyaan teman-teman sekelompoknya, pertanyaan yang mendapatkan respon terbanyak akan diajukan kepada kelompok lain untuk dicarikan pemecahan masalahnya. Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan dari kelompok lainnya. Tahap selanjutnya adalah tahap

penyelesaian masalah (pertanyaan) dari kelompok lain. Berikut merupakan contoh hasil pekerjaan siswa dalam tahap menyelesaikan masalah pada LKS 1:

Gambar 4.7

Tahap Penyelesaian Masalah pada LKS 1

Pada tahap penyelesaian masalah siswa melakukan proses diskusi untuk menemukan jawaban yang paling relevan atas pertanyaan dari kelompok lain. Setiap siswa dapat memberikan pendapat dan pada akhirnya menetapkan satu keputusan mengenai jawaban yang dianggapnya paling relevan. Tahap ini menuntut siswa untuk memutuskan suatu tindakan berupa mendapatkan solusi paling benar, jelas, fokus dan akurat.

Terlihat respon yang diberikan siswa saat pertama kali mengenal strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have sangat antusias, karena pembelajaran bersifat berkelompok dan menggunakan LKS berbeda dengan cara mereka belajar sebelumnya, namun respon yang baik ini belum sejalan dengan keefektifan pembelajaran berkelompok pada pertemuan pertama. Hal tersebut disebabkan karena siswa belum terbiasa. Siswa kurang percaya diri dalam mengerjakan LKS, hal ini terlihat dari seringnya siswa bertanya pada guru atas hasil pekerjaan mereka pada kegiatan dalam ilustrasi benar atau salah. Guru membimbing siswa secara lisan dan siswa mengikuti arahan yang diberikan guru. Selain itu siswa juga banyak bertanya pada tahap merumuskan pertanyaan. Pada awal pertemuan siswa kebingungan membuat pertanyaan yang akan diajukan.

Guru mengarahkan untuk membuat pertanyaan yang mereka belum pahami berkaitan dengan materi dalam ilustrasi yang diberikan. Pertemuan-pertemuan selanjutnya menunjukan perkembangan dari pertemuan pertama. Siswa mulai terbiasa melakukan setiap tahap dalam LKS.

Pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan strategi konvensional. Sebagai upaya meningkatkan berpikir kritis pada pembelajaran konvensional, pembelajaran dibuat bersifat lebih interaktif. Berbeda dengan kelas eksperimen yang pembelajarannya bersifat mandiri, pembentukan konsep pada kelas kontrol tidak secara langsung menemukan konsep, tetapi melalui penjelasan dari guru. Guru sebagai pusat pembelajaran memudahkan dalam mengajak siswa berpikir melalui cara berpikir guru tetapi jika siswa hanya melihat tanpa ikut dalam proses akan sulit melatih kemampuan berpikir kritisnya, maka diperlukan interaksi agar siswa tidak hanya melihat tetapi ikut berpikir dalam merumuskan konsep walaupun tidak secara langsung. Pada proses interaksi guru dengan siswa dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

Tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis untuk kelas eksperimen dilakukan pada hari yang sama dengan kelas kontrol. Soal tes kemampuan berpikir kritis matematis terdiri dari 9 soal uraian yang terdiri atas 4 indikator berpikir kritis.

a) Memfokuskan Pertanyaan

Indikator berpikir kritis yang pertama adalah memfokuskan pertanyaan (mengidentifikasi atau merumuskan masalah) terdapat 1 butir soal yang mengukur indikator ini, yaitu soal nomor 3.

Soal nomor 3

Diketahui himpunan-himpunan berikut: P = {bilangan prima kurang dari 11}

Q = {x| 3<x≤ 13, x ∈ bilangan ganjil} R = {semua faktor dari 20}

S = {4 bilangan pertama kelipatan dari 5}

a. P ∩ Q ∩ R = {5}

b. P ∪ Q ∪ R = {2, 3, 5, 7, 10, 20} c. P ∩ (R ∪ S) = {2, 5}

d. Q ∪ (R ∩ S) = {5, 7, 9, 10, 11, 13}

 Cara menjawab siswa kelompok kontrol

 Cara menjawab siswa kelompok eksperimen

Gambar 4.8

Cara Menjawab Soal Nomor 3 pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Pada Gambar 4.8 terlihat perbedaan dari hasil pekerjaan siswa kelompok kontrol dengan siswa kelompok eksperimen yaitu pada kelompok kontrol sebagian besar siswa tidak menuliskan himpunan dengan mendaftarkan anggota-anggotanya dan langsung menjawab kebenaran pernyataan yang mereka temukan, sedangkan pada siswa kelompok eksperimen sebagian besar siswa menuliskan terlebih dahulu himpunan dengan cara mendaftarkan anggota-anggotanya, hal ini memudahkan siswa untuk menemukan kebenaran dari pernyataan yang diberikan soal dan memudahkan siswa dalam mengecek hasil kerja yang sudah mereka lakukan.

Pada soal nomor 3 indikator memfokuskan pertanyaan, hasil persentase skor yang diperoleh terhadap skor ideal kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu 78,23% untuk kelompok eksperimen dan 68,55% untuk kelompok kontrol. Hal ini membuktikan bahwa siswa kelompok eksperimen lebih mampu memfokuskan pertanyaan dalam lingkup mengidentifikasi atau merumuskan masalah. Salah satu sebab keberhasilan siswa pada indikator memfokuskan pertanyaan kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol adalah siswa kelompok eksperimen lebih terbiasa dalam mengidentifikasi suatu masalah secara mandiri dikarenakan siswa melakukan sendiri tahap-tahap pembelajaran dengan bantuan LKS. Pada kelompok kontrol pembelajaran berlangsung dengan guru sebagai pusat pemberi informasi, siswa mengerjakan sesuai yang dicontohkan guru namun cara seperti ini cenderung membuat siswa kurang mampu mengidentifikasi secara mandiri pada saat mengerjakan soal post-test.

b) Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) sumber

Indikator berpikir kritis yang kedua adalah mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) sumber, terdapat 4 soal untuk indikator ini yaitu nomor 1, 4, 5, dan 7.

Soal nomor 1

Misalkan: A= himpunan bilangan ganjil kurang dari 8, B= himpunan bilangan genap kurang dari 9. Seorang siswa diminta untuk menentukan himpunan semesta dari dua himpunan tersebut, kemudian ia menjawab S= himpunan bilangan bulat.

Apakah jawaban siswa tersebut benar? berikan alasanmu! Temukan himpunan semesta yang lain dari kedua himpunan tersebut.

 Cara menjawab siswa kelompok kontrol

 Cara menjawab siswa kelompok eksperimen

Gambar 4.9

Cara Menjawab Soal Nomor 1 pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Soal nomor 1 termasuk ke dalam soal pada indikator mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) sumber dari 4 soal yang ada. Perbedaan yang nampak dari hasil pekerjaan siswa kelompok kontrol dan eksperimen adalah siswa pada kelompok kontrol sudah mampu menjawab dengan benar namun sebagian siswa tidak mampu dalam memberikan alasan yang relevan, hal ini berarti siswa kurang

mampu menuangkan ide pikirannya atas solusi yang dia buat. Pada kelompok ekperimen sebagian besar siswa sudah mampu menyelesaikan jawaban dengan benar dan memberikan alasan yang relevan.

Pada indikator ini persentase skor yang diperoleh terhadap skor ideal pada kelompok eksperimen sebesar 70,56% dan kelompok kontrol sebesar 63,71%, selisih pencapaian pada kemampuan ini adalah 6,85%. Kelompok eksperimen memperoleh persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, hal ini dapat dikarenakan dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik Question Student Have siswa sudah terbiasa dalam menuangkan isi pikiran (ide) pada lembar LKS baik dalam bentuk bertanya akan permasalahan yang dimiliki secara tertulis maupun memberikan respon serta alasan terhadap pertanyaan siswa lain. Pada kelompok kontrol siswa tidak terbiasa menuangkan ide pikirannya dalam menyelesaikan masalah karena siswa hanya mencontoh dari guru secara prosedural pengerjaan suatu masalah dan pada tahap tanya jawab yang disediakan hanya beberapa siswa yang berpartisipasi, sehingga menyebabkan lebih banyak siswa pada kelompok kontrol yang kurang mampu menyelesaikan soal-soal pada indikator mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) sumber dalam lingkup memberikan alasan.

c) Mengidentifikasi Asumsi

Indikator berpikir kritis yang ketiga adalah mengidentifikasi asumsi, terdapat 2 butir soal yang mengukur indikator ini, yaitu soal nomor 2 dan 6.

Soal nomor 2

SMP Tunas Bangsa telah mempersiapkan tiga orang siswanya, Ningsih, Nanda dan Taufan untuk mengikuti olimpiade matematika SMP tingkat provinsi. Persyaratan untuk mengikuti olimpiade adalah sekolah boleh mengirimkan satu orang siswa atau lebih dan boleh tidak mengirimkan wakilnya untuk mengikuti olimpiade tersebut. Buatlah kemungkinan cara yang dapat dilakukan SMP Tunas Bangsa untuk mengirimkan wakilnya mengikuti olimpiade matematika tersebut? Tulislah dengan menggunakan cara menyajikan himpunan yang kamu ketahui!

 Cara menjawab siswa kelompok kontrol

 Cara menjawab siswa kelompok eksperimen

Gambar 4.10

Cara Menjawab Soal Nomor 2 pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Soal nomor 2 termasuk ke dalam soal pada indikator mengidentifikasi asumsi dari 2 soal yang ada. Perbedaan pada hasil pekerjaan kelompok kontrol adalah terdapat beberapa siswa menuliskan dengan bentuk kalimat atau bahkan notasi, jika siswa menuliskan kemungkinan cara pada soal nomor 2 dengan kalimat atau notasi, maka tidak menjadikan himpunan-himpunan tersebut sebagai suatu kemungkinan cara, karena hanya ditulis ulang dari syarat pengiriman siswa pada soal. Pada kelompok eksperimen jarang ditemukan siswa yang menuliskan

kemungkinan cara dengan menyajikan himpunan menggunakan kalimat atau notasi, hanya saja kekurangan-kekurangan tetap ada pada hasil pekerjaan kelas eksperimen, seperti pada beberapa siswa yang menuliskan cara-cara yang mungkin dengan kurang lengkap, sebagian lagi sudah mampu mendapat skor sempurna pada soal nomor 2.

Pada indikator ini persentase skor yang diperoleh terhadap skor ideal pada kelas eksperimen adalah sebesar 66,94% dan kelas kontrol sebesar 45,16%, selisih pencapaian pada kemampuan ini adalah 21,78%. Dengan selisih yang begitu jauh antara kelompok eksperimen dengan kontrol dapat dikarenakan tahapan pembelajaran dengan Question Student Have membiasakan siswa untuk berpikir akan asumsi-asumsi melalui mengidentifikasi pertanyaan siswa dalam satu kelompok yang harus diberikan respon. Pada proses pemberian respon, siswa dituntut untuk menggunakan daya asumsinya mengenai pertanyaan siswa lain itu perlu dijadikan pertanyaan bersama atau tidak. Apabila tidak perlu maka dalam proses berpikirnya siswa sudah bisa mengasumsikan bahwa pertanyaan siswa lain itu tidak menjadi masalah baginya dan ia memiliki asumsi akan jawaban pertanyaan tersebut, karena itu tidak perlu dijadikan permasalahan kelompok yang diajukan. Sedangkan pada kelompok kontrol pembelajaran konvensional tidak memfasilitasi siswa untuk mengembangkan daya asumsi, sehingga siswa tidak terbiasa berpikir untuk menemukan asumsi-asumsi cara akan suatu permasalahan.

d) Memutuskan suatu tindakan

Indikator berpikir kritis yang keempat adalah memutuskan suatu tindakan, terdapat 2 butir soal yang mengukur indikator ini, yaitu soal nomor 8 dan 9.

Soal nomor 8

Pada suatu desa terdapat 450 jiwa penduduk yang berusia kurang dari 40 tahun, 350 jiwa penduduk berusia lebih dari 20 tahun, sedangkan 150 jiwa di antaranya memiliki usia 20 dan 40 tahun.

a. Berapa banyak cara yang kamu ketahui untuk dapat menentukan banyak penduduk di desa tersebut? Sebutkan!

b. Tentukanlah banyak penduduk di desa tersebut menggunakan cara yang menurutmu paling mudah!

 Cara menjawab siswa kelompok kontrol

 Cara menjawab siswa kelompok eksperimen

 Cara menjawab beberapa siswa kelompok kontrol dan eksperimen

Gambar 4.11

Soal nomor 8 termasuk ke dalam soal pada indikator memutuskan suatu tindakan dari 2 soal yang ada. Perbedaan yang nampak pada hasil pekerjaan kelompok kontrol dan eksperimen adalah dalam proses mengidentifikasi soal, siswa kelompok eksperimen seperti pada soal-soal lainnya melakukan proses kerja dimulai dengan mengidentifikasi soal baru kemudian menjawab pertanyaan soal, sedangkan siswa pada kelompok kontrol mengerjakan langsung jawaban yang diminta soal. Pada kedua kelompok dalam memutuskan suatu tindakan sebagian besar siswa memilih untuk menyelesaikan dengan diagram venn, karena dianggap lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan konsep himpunan, sebagian lagi ada yang menggunakan konsep-konsep diluar diagram venn atau konsep himpunan, mereka memberi nama dengan konsep penjumlahan. Konsep tersebut adalah kreasi siswa dalam menyelesaikan masalah himpunan pada soal nomor 8 ini, hal tersebut sebagai usaha siswa mencari alternatif termudah dan kemungkinan alasan utamanya karena beberapa siswa belum mampu dalam menyelesaikan masalah himpunan dengan 2 cara yang diajarkan.

Persentase skor yang diperoleh terhadap skor ideal pada indikator memutuskan suatu tindakan pada kelas eksperimen dan kontrol adalah 61,29%. Kedua kelas memiliki presentase ketercapaian yang sama, hal ini membuktikan bahwa pada indikator memutuskan suatu tindakan, kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan yang sama. Hal ini bisa disebabkan karena kedua kelas diberikan latihan-latihan yang sama dan cukup banyak pada materi menyelesaikan permasalahan himpunan dengan menggunakan diagram venn dan konsep himpunan meskipun dengan proses pembelajaran yang berbeda.

Langkah-langkah pada Question Student Have membantu menstimulus daya berpikir kritis siswa melalui tahapan-tahapan yang diberikan dengan memanfaatkan LKS. Siswa mampu unggul pada sebagian besar indikator berpikir kritis yang diambil dalam penelitian ini, sesuai dengan tujuan yang diungkapkan Abdullah Sani bahwa dengan mengajukan pertanyaan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Tahap mengamati ilustrasi dan melakukan kegiatan dalam Question Student Have mampu membantu siswa meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan. Pada tahap bertanya dan memberikan respon dalam Question Student Have mampu membantu siswa meningkatkan kemampuan memberikan alasan dan mengidentifikasi asumsi. Hal ini ditandai dengan rata-rata dan persentase skor pencapaian pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, sedangkan tahap menyelesaikan masalah dalam Question Student Have belum mampu secara optimal meningkatkan kemampuan dalam memutuskan suatu tindakan, ditandai dengan rata-rata dan persentase skor pencapaian kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

Dokumen terkait