• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 74 orang. Sampel diambil di daerah Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner di 10 posyandu yang ada di daerah Painan.

Pada penelitian ini, diketahui bahwa distribusi karakteristik responden berdasarkan usia terbanyak adalah pada kelompok usia >29 tahun dan terendah adalah pada kelompok usia <25 tahun serta sisanya adalah pada kelompok usia 25-29 tahun. Distribusi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga dan terendah adalah Buruh/Swasta serta sisanya adalah Wiraswasta sebanyak dan PNS. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak berada usia >29 tahun, bersumber dari petugas kesehatan, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga.Pada penelitian ini, diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden

terhadap status gizi Balita di Painan terbanyak adalah memiliki pengetahuan yang baik dengan jumlah responden sebanyak 56 orang (75,7%) dan terendah adalah memiliki pengetahuan yang kurang dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (4,1%) serta sisanya adalah memiliki pengetahuan yang cukup dengan jumlah responden sebanyak 15 orang (20.3%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peduduk yang ada di Painan sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang baik terhadap status gizi balita.Pada penelitian ini, diketahui bahwa tindakan responden terhadap status gizi Balita di Painan terbanyak adalah memiliki tindakan yang baik dengan jumlah responden sebanyak 53 orang (71,6%) dan terendah adalah memiliki tindakan yang kurang dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2,7%) orang serta sisanya adalah memiliki tindakan yang cukup dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (25.7%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang ada d Painan memiliki tindakan yang baik terhadap status gizi balita.Pada penelitian ini diketahui bahwa prevalensi balita dengan gizi baik adalah sebesar 70,3%, gizi lebih adalah sebesar 4,1%. gizi kurang adalah sebesar 18,9%, dan gizi buruk sebesar 6,8%. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa masih adanya masalah gizi yang terdapat di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat yaitu didapat balita yang memiliki gizi buruk, gizi kurang dan gizi lebih. Hal ini juga didukung juga dari data statistik Dinas kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013 yang menyatakan bahwa jumlah gizi buruk yang ada dikecamatan IV Jurain sebanyak 17 orang (4,6%) dan gizi kurang sebanyak 60 orang (16,2%) dari 370 jumlah balita yang ditimbang.Penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (60,7%), tingkat pengetahuan cukup paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (63.6%), dan tingkat pengetahuan kurang adalah berada pada semua kelompok usia. Tindakan yang baik, cukup, dan kurang terbanyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun. Hal ini diketahui bahwa semakin besar usia maka semakin besar pengetahuan dan tindakan yang didapat. Hal ini diperkuat dengan pernyataanyang

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berusia belasan tahun (Singgih, 1998). Dan juga diperkuat pada penelitian Susan Fatma Dewi tahun 2013 yang menyimpulkan bahwa bertambah usia seseorang maka pola piker dan kreatif seseorang juga semakin bertambah dan dengan serta taraf berpikir seseorang akan semakin matang dan dewasa. Menurut asumsi peneliti bahwa pengetahuan dan tindakan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia seiring bertambahnya pengalaman dalam mengasuh anak termasuk dalam hal asupan makanan bagi anaknya sehingga kebutuhan gizi menjadi lebih diperhatikan. Pada penelitian ini diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang paling banyak secara keseluruhan bersumber dari petugas kesehatan. Tindakan yang baik terbanyak adalah bersumber dari petugas kesehatan (58,5%), tindakan yang cukup terbanyak adalah bersumber dari petugas kesehatan (73,7%), tindakan yang kurang terbanyak adalah bersumber dari media cetak dan media elektronik (50%). Hal ini menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan tindakan terhadap status gizi balita sebagian besar bersumber dari petugas kesehatan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang menyatakan bahwa kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan baru (Mubarok, 2012). Menurut asumsi peneliti bahwa, hal dikarenakan petugas kesehatan sering melakukan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan secara langsung jika dibandingkan media elektronik maupun media massa yang kadang diabaikan karena tidak terlalu bermakna. Penelitian ini menyatakan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik, cukup, dan kurang, yang paling banyak adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga. tindakan yang baik, cukup, dan kurang, semua adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan dan tindakan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak

langsung (Mubarok, 2012). Pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pekerjaan mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap status gizi balita, dapat dilihat bahwa mayoritas pengetahuan baik ditemukan pada responden yang mempunyai pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan minoritas pengetahuan kurang ditemukanpada responden yang memiliki pekerjaan Ibu Rumah Tangga (Dewi, 2013). Namun hal ini malah bertolak belakang pada penelitian ini yang menyatakan bahwa responden yang memiliki pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) memiliki pengetahuan baik terbanyak yaitu sebesar 71,4% dan memiliki tindakan terbanyak sebesar 69,8%. Menurut asumsi peneliti, bahwa pekerjaan juga dapat mempengaruhi pengetahuan dan tindakan seseorang karena banyaknya interaksi dengan orang lain sehingga lebih banyak informasi yang didapat baik dari lingkungan pekerjaannya maupun diluarnya mengenai kesehatan dan gizi balita sehingga ibu dapat merawat balitanya dengan baik. Namun juga tidak dipungkiri juga kepada IRT, pada penelitian ini membuktikan bahwa IRT juga memiliki pengetahuan dan tindakan yang baik karena tidak hanya sibuk mengurus anak di Rumah tapi juga karena adanya interaksi dengan lingkungan diluarnya seperti suami, media elektronik, media cetak, petugas kesehatan, dll seperti yang telah diungkapkan pada penelitian sebelumnya.

Dokumen terkait