• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Balita Terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Balita Terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PAINAN, KECAMATAN IV JURAI,

KABUPATEN PESISIR SELATAN, PROPINSI SUMATERA BARAT

OLEH :

ANITA DWI JAYANTI 110100086

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI PAINAN, KECAMATAN IV JURAI,

KABUPATEN PESISIR SELATAN, PROPINSI SUMATERA BARAT

OLEH :

ANITA DWI JAYANTI 110100086

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Latar Belakang : Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan maupun petani. Masalah gizipun masih cukup memprihatinkan, dimana masalah ini masih belum tuntas juga, terlihat dari data statistik dari Dinas kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan di Tahun 2013 sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Dalam mengambil sampel penelitian digunakan metode simple random sampling. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan spss.

Tujuan : Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita di Painan, kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

Hasil : prevalensi balita dengan gizi normal adalah sebesar 70,3%, gizi lebih adalah sebesar 4,1%. gizi kurang adalah sebesar 18,9%, dan gizi buruk sebesar 6,8%. tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (60,7%), tingkat pengetahuan cukup paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (63.6%), dan tingkat pengetahuan kurang adalah berada pada semua kelompok usia. Tindakan yang baik, cukup, dan kurang terbanyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun.

(5)

Penelitian ini menyatakan bahwa responden yang memilik tingkat pengetahuan baik yang paling banyak adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga. tindakan yang baik yang paling banyak adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Kesimpulan :Diketahui gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita di Painan, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat adalah sebagian besar baik.

(6)

ABSTRACT

Background:Pesisir Selatanis an areawhere most of the peopleworkasfishermen andfarmers. Nutritionalproblems nowadaysare stillquite alarming, wherethe issue is still beingunresolvedas well, seenfrom thestatisticsofthe Pesisir SelatanHealthDepartmentin theyear2013, so thatresearcher is interested in conductingthisresearch.

Methods: The research is adescriptive studywith across-sectionalstudydesign. The study population used isallmothersinPainan,IVJurai, Pesisir Selatan, West Sumatra. usedsimple random sampling method. Furthermore, the datawere analyzed usingSPSS.

Objective:To determine the description of thelevel ofknowledgeand action mothersagainstnutritional status of childreninPainan, IVJurai, Pesisir Selatan, West Sumatra.

Results: Theprevalence ofchildrenwithnormalnutritionisof 70.3%, morenutritionisof 4.1%. malnutritionisat 18.9%, and6.8%severe malnutrition. goodknowledgelevelmost arelocatedin the age group>29 years(60.7%), at mostlevelssufficientknowledgeisto bein the age group>29 years(63.6%), andthe level ofknowledgeis lacking islocatedin all age groups. The actionis good,pretty, andlackingmostarelocatedin the age group>29years.

(7)
(8)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Balita Terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat”.

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan sarjana kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Terwujudnya karya tulis ilmiah ini bukan merupakan jerih payah penulis sendiri, tetapi juga atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah Subhanahu wata’ala

2. Dr. dr. Dina Keumala Sari, MG, Sp. GK selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan memberi pengarahan dalam menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

3. Kedua orang tua tercinta yang telah memberi saran, arahan, dan dukungan yang tiada hentinya.

4. Pihak-pihak yang bersangkutan pada penelitian ini.

5. Teman-teman seperjuangan (stambuk 2011), dosen-dosen ataupun senior-senior yang tak bisa disebutkan satu per satu.

Medan, Juni 2014

(9)

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN…..………... i

ABSTRAK……….. ii

ABSRACT……….. iv

KATA PENGANTAR……….... vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

BAB 1 PENDAHULUAN……….. 1

1.1.Latar Belakang……… 1

1.2.Rumusan Masalah………... 4

1.3.Tujuan Penelitian………. 4

1.4.Manfaat Penelitian……… 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. 6

2.1. Pengetahuan……… 6

2.1.1. Definisi………. 6

2.1.2. Tingkat Pengetahuan……… 6

2.1.3. Sumber-sumber Pengetahuan……… 7

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan……….. 9

2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan……… 10

2.2. Tindakan……….. 11

2.2.1. Definisi………. 11

2.3. Status Gizi……… 12

(10)

2.3.3. Katagori Indeks Masa Tubuh……… 13

2.3.4. Masalah Kurang Gizi……… 14

2.3.5. Masalah Gizi Lebih……….. 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL………… 17

3.1. Kerangka Konsep………. 17

3.2. Definisi Operasional………. 17

3.2.1. Pengetahuan……….. 17

3.2.2. Tindakan……… 18

3.2.3. Status Gizi………. 19

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 21

4.1. Jenis Penelitian………. 21

4.2. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data……… 21

4.3. Populasi dan Sampel………. 21

4.3.1. Populasi……….. 21

4.3.2. Sampel……… 21

4.4. Metode Pengumpulan Data………... 22

4.5. Metode Analisi Data………. 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 24

5.1. Hasil Penelitian………. 24

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………... 24

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………... 24

5.1.3. Hasil Analisis Data……… 26

5.2. Pembahasan……….. 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 38

(11)

6.2. Saran………. 38 DAFTAR PUSTAKA……… 39 LAMPIRAN………... 42

DAFTAR TABEL

(12)

2.1. Kategori Ambang Batas IMT……… 13 2.2. Kategori IMT berdasarkan WHO………. 14

3.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak berdasarkan Indeks………. 19 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Sistem Informasi, dan Pekerjaan………... 25 5.2. Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Status Gizi Balita di Painan,

Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat……. 26 5.3. Tindakan Responden terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan

IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat……… 27 5.4. Status Gizi Balita……… 28 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Usia……… 29 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Sumber

Informasi……….. 30

5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan pekerjaan………… 31 5.8. Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Usia……….. 32 5.9. Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Sumber Informasi………. 32 5.10. Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Pekerjaan………. 33

DAFTAR LAMPIRAN

(13)

Lampiran 1. Riwayat Hidup……… 42

Lampiran 2. Lembar Penjelasan Penelitian……….. 43

Lampiran 3. Lembar Persetujuan kuesioner (Inform Consent)……… 44

Lampiran 4. Kuesioner………... 45

Lampiran 5. Hasil Output………. 53

Lampiran 6. Validitas Content……… 60

Lampiran 7. Persetujuan Komisi Etik……….. 61

Lampiran 8. Izin Penelitian………... 62

Lampiran 9. Izin Melakukan Penelitian………. 63

(14)

ABSTRAK

Latar Belakang : Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah dimana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan maupun petani. Masalah gizipun masih cukup memprihatinkan, dimana masalah ini masih belum tuntas juga, terlihat dari data statistik dari Dinas kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan di Tahun 2013 sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Dalam mengambil sampel penelitian digunakan metode simple random sampling. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan spss.

Tujuan : Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita di Painan, kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

Hasil : prevalensi balita dengan gizi normal adalah sebesar 70,3%, gizi lebih adalah sebesar 4,1%. gizi kurang adalah sebesar 18,9%, dan gizi buruk sebesar 6,8%. tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (60,7%), tingkat pengetahuan cukup paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (63.6%), dan tingkat pengetahuan kurang adalah berada pada semua kelompok usia. Tindakan yang baik, cukup, dan kurang terbanyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun.

(15)

Penelitian ini menyatakan bahwa responden yang memilik tingkat pengetahuan baik yang paling banyak adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga. tindakan yang baik yang paling banyak adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Kesimpulan :Diketahui gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita di Painan, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat adalah sebagian besar baik.

(16)

ABSTRACT

Background:Pesisir Selatanis an areawhere most of the peopleworkasfishermen andfarmers. Nutritionalproblems nowadaysare stillquite alarming, wherethe issue is still beingunresolvedas well, seenfrom thestatisticsofthe Pesisir SelatanHealthDepartmentin theyear2013, so thatresearcher is interested in conductingthisresearch.

Methods: The research is adescriptive studywith across-sectionalstudydesign. The study population used isallmothersinPainan,IVJurai, Pesisir Selatan, West Sumatra. usedsimple random sampling method. Furthermore, the datawere analyzed usingSPSS.

Objective:To determine the description of thelevel ofknowledgeand action mothersagainstnutritional status of childreninPainan, IVJurai, Pesisir Selatan, West Sumatra.

Results: Theprevalence ofchildrenwithnormalnutritionisof 70.3%, morenutritionisof 4.1%. malnutritionisat 18.9%, and6.8%severe malnutrition. goodknowledgelevelmost arelocatedin the age group>29 years(60.7%), at mostlevelssufficientknowledgeisto bein the age group>29 years(63.6%), andthe level ofknowledgeis lacking islocatedin all age groups. The actionis good,pretty, andlackingmostarelocatedin the age group>29years.

(17)

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh saja, yaitu dalam hal kesediaan energi, pembangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian secara luas yaitu disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan dalam belajar, dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, di Indonesia yang sekarang sedang membangun, faktor gizi disamping faktor-faktor lain dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dalam pengembangan sumber daya manusia berkualitas (Almatsier, 2010).

Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga dapat menunjang pertumbuhan optimal dan dapat mencegah penyakit-penyakit defisiensi, mencegah terjadinya keracunan, serta juga membantu mencegah timbulnya penyakit yang dapat mengganggu kelangsungan kehidupan anak (Soekirman, 2012).

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa titik berat dari pembangunan bangsa Indonesia dalam Pembangunan Jangka Panjang II (PJP II) yaitu penimbangan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan dan produktivitas kerja. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Indonesia sehat 2010 merupakan visi pembangunan kesehatan. Visi pembangunan di bidang gizi yaitu mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi masyarakat/ keluarga yang optimal (Depkes RI, 2000).

(18)

medis ataupun pelayanan kesehatan saja. Tetapi masalah gizi disamping merupakan suatu sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, juga menyangkut dalam aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.

Masalah gizi masih kurang tersebar luas di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Pada sisi lain, masalah gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia sebagai dampak keberhasilan di bidang ekonomi. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakkan bagi masyarakat guna perubahan perilaku untuk meningkatkan keadaan gizinya (Almatsier, 2010).

Masa pertumbuhan dan perkembangan paling pesat terjadi pada dua tahun awal kehidupan. Status gizi yang optimal pada balita merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya pada masyarakat sehingga penanganan tepat pada awal pertumbuhan akan mencegah terjadinya gangguan gizi yang dapat muncul saat dewasa. Anak dengan gizi baik juga harus mendapat perhatian gizi, hal ini disebabkan pada usia ini anak rentan sekali terkena gizi kurang sehingga bila tidak mendapat penanganan lebih lanjut dapat berakibat terjadinya penurunan status gizi buruk.

Pada usia dua tahun pertumbuhan dan perkembangan, anak membutuhkan gizi cukup yang dipengaruhi oleh faktor internal berupa genetik dan faktor eksternal berupa asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Berdasarkan data WHO 2011, prevalensi anak gizi kurang di Indonesia mencapai 13% dan untuk angka kematian akibat gizi buruk mencapai 54%. Salah satu penyebab gizi kurang pada anak adalah praktik pemberian makanan pada anak yang tidak tepat. Berdasarkan data WHO 2010, 1,5 juta anak meninggal akibat pemberian makanan yang tidak tepat dan 90% diantaranya terjadi di negara berkembang (Rakhmawati, 2013)

(19)

cukup memprihatinkan, dimana masalah ini masih belum tuntas juga, terlihat dari data statistik dari Dinas kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan di Tahun 2013.

Pemberian makanan pada anak dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan tindakan ibu serta adanya dukungan keluarga dan lingkungan. Pengetahuan dan tindakan ibu akan mempengaruhi asupan makanan yang ada di dalam keluarga terutama anak. Penelitian yang dilakukan oleh Rinda menunjukkan hanya sekitar 62,5% ibu yang dapat mempraktikkan perilaku pemberian makan seimbang pada anak, 75% yang mempunyai sikap positif dalam pemberian makanan bergizi seimbang dan 54,2% ibu yang hanya mengerti pemberian makanan bergizi seimbang namun tidak dapat mempraktikkan dengan baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Evan menunjukkan pendidikan gizi pada orang tua atau keluarga yang mempunyai anak dapat merubah perilaku dari keluarga terutama dalam pemberian makan. Penelitian yang dilakukan oleh Ertem menunjukkan pemberian asupan makan yang tepat akan banyak dipengaruhi oleh keluarga sehingga dapat mempengaruhi asupan makan dan status gizi anak. Pemberian makanan yang tepat meliputi pemberian makan utama dan camilan pada anak. Penelitian yang dilakukan oleh Askerning menunjukkan sikap ibu mengenai makanan pada anak akan mempengaruhi praktik ibu dalam pemberian makan anaknya. Sikap ibu dalam pemberian makan pada anak dapat mempunyai risiko 2,7 kali terhadap praktik ibu, dibandingkan dengan pengetahuan ibu yang tidak mempengaruhi perilaku (Rakhmawati, 2013).

Maka dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat dikarenakan di Kecamatan IV Jurai masalah gizi buruk dan gizi kurang merupakan prevalensi terbesar di Kabupaten Pesisir Selatan pada Tahun 2013.

(20)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai bagaimana gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita berdasarkan usia ibu.

2. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita berdasarkan sumber informasi.

3. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita berdasarkan pekerjaan orangtua.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yakni : Bidang Penelitian :

(21)

Bagi Pendidikan :

Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berpikir secara logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan metode yang baik dan benar.

Bagi Pelayanan Masyarakat :

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan juga raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dapat diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif adalah domain yang sangat penting dalam terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo 2010). Pengetahuan adalah penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya) (Taufik, 2010). 2.1.2. Tingkat Pengetahuan

(23)
(24)

2.1.3. Sumber-sumber Pengetahuan

(25)

menembus batas-batas fisis sampai pada hal-hal yang bersifat metafisis. Kalau panca indera hanya mampu menangkap hal-hal yang fisis menurut sisi tertentu, yang satu persatu, dan yang berubah-ubah, maka akal pikiran mampu menangkap hal-hal yang metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang seragam dan yang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah. Akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan yang lebih umum, objektif dan pasti, serta yang bersifat tetap, tidak berubah-ubah. Sumber kelimayaitu intuisi. Sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung. Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal pikiran. Ketika dengan serta-merta seseorang memutuskan untuk berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian, pengetahuan intuitif ini kebenarannya tidak dapat diuji baik menurut ukuran pengalaman indriawi maupun akal pikiran. Karena itu tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku secara personal belaka (Suhartono, 2008).

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

(26)

menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang. Dikatakan baik (> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (<60%) (Nursalam, 2008).

Menurut Notoadmodjo (2010) mengatakan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan skala Guttman dengan memberikan seperangkat alat test/ kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penelitian,yaitu untuk jawaban yang salah diberi nilai 0, untuk jawaban yang mendekati benar (cukup) diberi nilai 1, untuk jawaban yang benar diberi nilai 2. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100 % dan hasilnya berupa persentase dengan rumus yang digunakan yaitu N =

Sm 100 Sp×

. Dengan keterangan yaitu N (nilai pengetahuan), Sp (skor yang didapat), Sm (skor tertinggi maksimal). Selanjutnya persentase jawaban diinterprestasikan yaitu baik (nilai 76-100%), cukup (nilai 65-75%), dan kurang (nilai < 55%).

2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

(27)

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmojo, 1997). Faktor yang ketigayaitu usia, makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berusia belasan tahun (Singgih, 1998). Selain itu memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh usia (Abu Ahmadi, 2001). Bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu ataumenjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Abu Ahmadi, 2001). Faktor yang keempatyaitu informasi, informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A, 1996).

2.2. Tindakan

2.2.1. Pengertian Tindakan

Setelah seseorang mengetahui suatu stimulus, kemudian mengadakan suatu penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekan. Suatu sikap belum otomatis tewujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain.

(28)

Tingkatan yang kedua yaitu respon terpimpin, dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. Tingkatan yang ketiga yaitu mekanisme, dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain. Tingkatan yang keempat yaitu adopsi, suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2010).

2.3. Status Gizi 2.3.1. Definisi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2010).

Status gizi normal adalah suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai kebutuhan individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya (Nix, 2005). Status gizi normal adalah keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang (Apriadji, 1986).

Status gizi kurang atau yang sering disebut undernutrition

merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit daripada energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).

(29)

akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk (Apriadji, 1986).

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan dikarenakan oleh kekurangan gizi. Pada kelompok kelompok usia tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok usia yang lain. Kelompok-kelompok rentan gizi ini yaitu pada kelompok bayi usia 0-1 tahun, kelompok dibawah 5 tahun (balita) usia 1-5 tahun, kelompok anak sekolah usia 6-12 tahun, kelompok remaja usia 13-20 tahun, kelompok ibu hamil dan menyusui, kelompok usia lanjut (Notoatmodjo, 2010).

2.3.2. Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh diukur dengan membagi berat badan dalam satuan kilogram dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat (Gibson, 2005).

2.3.3. Kategori Indeks Massa Tubuh

[image:29.612.136.515.524.684.2]

Untuk mengetahui status gizi seseorang maka kategori ambang batas IMT yang digunakan di Indonesia, seperti dalam table 2.1. Tabel 2.1. Kategori Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT (kg/m2)

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat

< 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan

17,1 – 18,4

(30)

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan

25,1 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat

≥ 27,0

Sumber : Depkes, 2003

[image:30.612.137.510.299.547.2]

Pada tabel 2.2 dapat dilihat kategori IMT berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan oleh WHO.

Tabel 2.2. Kategori IMT berdasarkan WHO (2000)

Kategori IMT (kg/m2)

Underweight < 18,5

Normal 18,5 – 24,99

Overweight ≥ 25,00

Preobese 25,00 – 29,99

Obesitas tingkat 1 30,00 – 34,99 Obesitas tingkat 2 35,00 – 39,9 Obesitas tingkat 3 ≥ 40,0

2.3.4. Masalah Kurang Gizi

(31)

Gizi kurang merupakan suatu keadaan yang terjadi karena tidak terpenuhinya asupan makanan (Sampoerno, 1992). Gizi kurang terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi atau lebih di dalam tubuh (Almatsier, 2010).

Akibat yang terjadi apabila kekurangan gizi yaitu menurunnya kekebalan tubuh (mudah terkena penyakit infeksi), terjadinya gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, kekurangan energi yang dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja, dan sulitnya seseorang dalam menerima pendidikan dan pengetahuan mengenai gizi (Jalal dan Atmojo, 1998).

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi yang paling banyak dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan yang rendah, pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan perilaku belum sadar akan status gizi. Contoh masalah kekurangan gizi, antara lain KEP (Kekurangan Energi Protein), GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium), Anemia Gizi Besi (AGB) (Apriadji, 1986).

2.3.5. Masalah Gizi Lebih

Status gizi lebih adalah keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat badan, terjadi karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa lemak. Ada pula yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih identik dengan kegemukan. Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya yaitu dengan munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan ginjal dan masih banyak lagi yang lainnya (Soerjodibroto, 1993).

(32)
(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan masing-masing variable penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.2.1. Pengetahuan

Definisi :Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.

Tingkat Pengetahuan

Status Gizi

(34)

Cara Ukur :diukur dengan cara wawancara tertulis. Alat Ukur :lembar kuesioner

Hasil Ukur :pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan skala Guttman dengan memberikan seperangkat alat test/ kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penelitian,yaitu untuk jawaban yang salah diberi nilai 0, untuk jawaban yang mendekati benar (cukup) diberi nilai 1, untuk jawaban yang benar diberi nilai 2. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100 %. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang. Dikatakan baik (> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (<60%).

Skala Pengukuran : skala ordinal 3.2.2. Tindakan

Definisi :Tindakan adalah Setelah seseorang mengetahui suatu stimulus, kemudian mengadakan suatu penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekan. Suatu sikap belum otomatis tewujud dalam suatu tindakan. Agar terwujud sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain.

Cara Ukur :diukur dengan wawancara tertulis. Alat Ukur :lembar kuesioner

(35)

menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang. Dikatakan baik (> 75%), cukup (60-75%), dan kurang (<60%) (sugiyono, 2006).

Skala Pengukuran : skala ordinal 3.2.3. Status Gizi

Definisi :Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2010).

Cara ukur : diukur dengan cara mencari berat badan balita menggunakan timbangan injak, mencari tinggi badan balita menggunakan mikrotoa/ meteran tinggi badan, dan menanyakan usia balita tersebut.

Alat ukur : Timbangan, Meteran Tinggi Badan/ mikrotoa

Hasil Ukur : hasil pengukuran didapat dengan menggunakan kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks (lihat table 3.1) :

Tabel 3.1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Indeks Kategori status Gizi Ambang Batas (Z-Score)

Berat Badan menurut Usia (BB/U) Anak Usia 0-60

Bulan

Gizi Buruk <-3 SD

Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2SD

(36)

Gizi Lebih >2 SD

Panjang Badan menurut Usia (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Usia (TB/U)

Anak Usia 0-60 Bulan

Sangat Pendek <-3 SD

Pendek -3 SD sampai dengan <-2SD

Normal -2SD sampai dengan 2 SD

Tinggi >2 SD Berat Badan menurut

Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut

Tinggi Badan (BB/TB) Anak Usia 0-60 Bulan

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan <-2SD

Normal -2SD sampai dengan 2 SD

Gemuk >2 SD

Indeks Massa Tubuh menurut Usia (IMT/U)

Anak Usia 0-60 Bulan

Sangat Kurus <-3 SD

Kurus -3 SD sampai dengan <-2SD

Normal -2SD sampai dengan 2 SD

Gemuk >2 SD

Indeks Massa Tubuh menurut Usia (IMT/U)

Sangat Kurus <-3 SD

(37)

Anak Usia 5-18 Tahun <-2SD

Normal -2SD sampai dengan 1 SD

Gemuk >1 SD sampai dengan 1 SD

Obesitas >2 SD

Sumber:Kemenkes, 2011

(38)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi cross sectional.Penelitian ini bertujuan untuk menilai gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku ibu balita terhadap status gizi balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan

4.2. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten IV Jurai, Provinsi Sumatera Barat. Adapun pertimbangan memilih lokasi tersebut dengan beberapa alasan yaitu, Painan memiliki prevalensi gizi buruk tertinggi di Kecamatan IV Jurai dilihat data status gizi berdasarkan hasil pemantauan status gizi ( PSG ) Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013, sehingga penelitian mencakup jumlah populasi yang relatif banyak untuk dijadikan sampel penelitian dan dapat mewakili daerah lainnya, belum pernah diadakan penelitian pada daerah ini sebelumnya, serta lebih mudah dijangkau peneliti.

Pengukuran dan pengumpulan data akan dilaksanakan saat bulan Agustus tahun 2014 dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data.

4.3. Populasi dan Sampel Penilitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

4.3.2 Sampel

(39)

Adapun besar sampel yang dipakai adalah sebanyak 74 responden. Digunakan dengan rumus : n = (Z02 . P.Q) : d2

(keterangan: n = besar sample, Z0 = 1,96 (konstanta), P = proporsi, Q = 1-P, d=0,1 (Konstanta)

Didapat hasil perkalian untuk tingkat pengetahuan diambil dengan proporsi baik sebesar 26% yaitu :

n = (Z02 . P.Q) : d2

n = [(1,96)2. 26% . (1-26%)] : (0,1)2 n = 74

Didapat hasil perkalian untuk tindakan diambil dengan proporsi baik sebesar 2% yaitu :

n = (Z02 . P.Q) : d2

n = [(1,96)2. 2% . (1-2%)] : (0,1)2 n = 8

Maka diambillah besar sampel dari sampel yang paling besar yaitu sebesar 74 responden.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini adalah dengan memberikan kuesioner pengetahuan dan tindakan kepada Responden. Responden pada penelitian ini adalah ibu balita. Sedangkan data sekunder pada penelitian ini adalah data form rekapitulasi hasil pemantauan status gizi ( PSG ) ditingkat Kecamatan/Puskesmas.

Kemudian hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan yang diketahui, akan dicari status gizinya dengan menggunakan kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks.

4.5 Metode Analisis Data

(40)

data serta pengambilan kesimpulan dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Package for the Social Science) 2.1.

(41)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Painan adalah ibukota dari Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan IV Jurai yang dapat diakses melalui Jalan Raya Lintas Sumatera bagian Barat. Kota ini berada di sekitar Pesisir Pantai dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian nelayan dan bertani.

Berdasarkan data status gizi pada hasil pemantauan status gizi (PSG) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2013 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, diketahui bahwa Kecamatan IV Jurai memiliki prevalensi gizi buruk dan gizi kurang yang tertinggi di Kabupaten Pesisir Selatan. Jumlah gizi buruk adalah sebanyak 17 orang (4.6%) dan jumlah gizi kurang adalah sebanyak 60 orang (16.2%) dari 370 balita yang ditimbang.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(42)
[image:42.612.167.530.166.526.2]

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usiadan Pekerjaan

Usia (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

<25 13 17,6

25-29 16 21,6

>29 45 60,8

total 74 100

pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

PNS 12 16,2

Buruh/swasta 3 4,8

Wiraswasta 4 5,4

Ibu Rumah Tangga

55 74,3

total 74 100

(43)

5.1.3. Hasil Analisis Data 5.1.3.1. Status Gizi Balita

Status gizi balita dikelompokkan menjadi 4 kelompok berdasarkan BB/U yaitu buruk, kurang, baik, dan lebih. Berikut adalah tabel distribusi status gizi balita:

5.2. Tabel Status Gizi Balita berdasarkan BB/U

Status gizi Frekuensi (n) Persentase (%)

Buruk 5 6,8

Kurang 14 18,9

baik Lebih

52 3

70,2 4,1

Total 74 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan distribusi frekuensi status gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat yang menjadi sampel penelitian ini. Prevalensi balita dengan gizi baik adalah sebesar 70,3%, gizi lebih adalah sebesar 4,1%. gizi kurang adalah sebesar 18,9%, dan gizi buruk sebesar 6,8%.

5.1.3.2. Tingkat Pengetahuan Responden

(44)
[image:44.612.166.534.233.398.2]

(60%-75%), dan kurang (<60%). Berikut adalah tabel distribusi tingkat pengetahuan responden :

Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Baik 56 75,7

Cukup 15 20,3

Kurang 3 4,1

total 74 100

Berdasarkan tabel 5.3. diatas, diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap status gizi Balita di Painan terbanyak adalah memiliki pengetahuan yang baik dengan jumlah responden sebanyak 56 orang (75,7%) dan terendah adalah memiliki pengetahuan yang kurang dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (4,1%) serta sisanya adalah memiliki pengetahuan yang cukup dengan jumlah responden sebanyak 15 orang (20.3%).

5.1.3.3. Tindakan Responden

(45)

Tabel 5.4. Tindakan Responden terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 53 71,6

Cukup 19 25,7

Kurang 2 2,7

Total 74 100

Berdasarkan tabel 5.4. diatas, diketahui bahwa tindakan responden terhadap status gizi Balita di Painan terbanyak adalah memiliki tindakan yang baik dengan jumlah responden sebanyak 53 orang (71,6%) dan terendah adalah memiliki tindakan yang kurang dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2,7%) orang serta sisanya adalah memiliki tindakan yang cukup dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (25.7%).

(46)
[image:46.612.161.529.145.302.2]

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Usia

Usia (tahun)

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

<25 10 17,9 2 13,3 1 33,3

25-29 12 21,4 3 20,0 1 33,3

>29 34 60,7 10 66,7 1 33,3

Total 56 100 15 100 2 100

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menyatakan bahwa tingkat pengetahuan baik paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (60,7%), tingkat pengetahuan cukup paling banyak adalah berada pada kelompok usia >29 tahun (63.6%), dan tingkat pengetahuan kurang adalah berada pada semua kelompok usia.

5.1.3.5.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Sumber Informasi

(47)

5.6. Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

Media Cetak 6 10,7 3 20,0 0 0

Media

Elektronik 14 25,0 1 6,7 1 33,3 Petugas Kesehatan Lainnya 34 2 60,7 3,6 9 2 60,0 13,3 2 0 66,7 0

Total 56 100 15 100 3 100

Berdasarkan tabel 5.6 diatas menyatakan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang paling banyak secara keseluruhan bersumber dari petugas kesehatan.

5.1.3.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Pekerjaan

(48)
[image:48.612.141.516.551.702.2]

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan pekerjaan

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menyatakan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang paling banyak secara keseluruhan adalah Ibu Rumah Tangga.

5.1.3.7. Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Usia

Berikut adalah tabel distribusi frekuensi tindakan berdasarkan usia: 5.8. Tabel Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Usia

Usia (tahun)

Tindakan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

<25 7 13,2 6 31,6 0 0

25-29 12 22,6 4 21,1 0 0

>29 34 64,2 9 47,4 2 100

Total 53 100 19 100 2 100

Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

PNS 11 19,6 1 6,7 0 0

Nelayan/Petani 0 0 0 0 0 0

Buruh/Swasta 3 5,4 0 0 0 0

Wiraswasta 2 3,6 2 13,3 0 0 Ibu Rumah

Tangga 46 71,4 12 60,0 3 100

(49)

Berdasarkan tabel 5.8 diatas menyatakan bahwa responden yang memiliki tindakan yang paling banyak secara keseluruhan adalah berada pada kelompok usia >29 tahun.

5.1.3.8. Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Sumber Informasi

Berikut tabel distribusi frekuensi tindakan berdasarkan Sumber Informasi :

5.9. Tabel Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi

Tindakan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

Media Cetak 6 11,3 2 10,5 1 50

Media Elektronik 12 22,6 3 15,8 1 50 Petugas Kesehatan Lainnya 31 4 58,5 7,5 14 0 73,7 0 0 0 0 0

Total 53 100 19 100 2 100

Berdasarkan tabel 5.9 diatas menyatakan bahwa tindakan yang baik terbanyak adalah bersumber dari petugas kesehatan (58,5%), tindakan yang cukup terbanyak adalah bersumber dari petugas kesehatan (73,7%), tindakan yang kurang terbanyak adalah bersumber dari media cetak dan media elektronik (50%).

5.1.3.9. Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Pekerjaan

(50)

5.10. Tabel Distribusi Frekuensi Tindakan berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

Tindakan

Baik Cukup Kurang

n % n % n %

PNS 9 17,0 3 15,8 0 0

Nelayan/Petani 0 0 0 0 0 0

Buruh/Swasta 3 5,7 0 0 0 0

Wiraswasta 4 7,5 0 0 0 0

Ibu Rumah

Tangga 37 69,8 16 84,2 2 100

Total 53 100 19 100 2 100

Berdasarkan tabel 5.10 diatas menyatakan bahwa tindakan yang paling banyak secara keseluruhan adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga.

5.2. Pembahasan

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 74 orang. Sampel diambil di daerah Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar kuesioner di 10 posyandu yang ada di daerah Painan.

(51)
(52)
(53)
(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Semakin besar usia maka semakin besar pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita. Terbukti pada penelitian ini bahwa yang menyatakan baik adalah pada kelompok usia > 29 tahun sebanyak 60,7%, kelompok usia 25-29 tahun sebanyak 21,4%, dan 17,9%.

2. Tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita yang baik adalah bekerja sebagaiIbu Rumah Tangga.

3. Sebagian besar pengetahuan dan tindakan ibu balita menyatakan bersumber dari petugas kesehatan.

6.2. SARAN

1. Perlu ditingkatkan pengetahuan yang seiring dengan tindakan sehingga ada pendidikan mengenai gizi dan seiring dengan monitoritnya.

2. Diharapkan ibu lebih memperhatikan status gizi anak. Posyandu membentuk kelompok mengerti dan tanggap gizi serta lebih aktif dalam menemukan masalah gizi dilingkungannya.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Agria, I., Sari, R.N., Ircham., 2012. Gizi Reproduksi, Cetakan Kedua, Penerbit Fitramaya, Yogyakarta.

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan Kesembilan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Arikunto., 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Baliwati, F.Y., 2004. Pengantar Pangan dan Gizi, Penebar Swadaya, Jakarta.

Budiyanto, MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Press ; Malang.

Depkes RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta.

Dewi., S. F. 2013. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Status Gizi Balita di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agul Medan. Skripsi Program Studi Kebidanan DIII Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Prima Indonesia.

Fisher., E, Helenda, Amri., E., 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Status Gizi Balita di Desa Sioban Kabupaten Kepulauan Mentawai. Program Studi pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang.

(56)

Ghozali, Imam. 2001.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kruizenga, H.M., Wierdzsma, N.J., Bokhorst, M.A. E. V., 2003. Screening of Nutritional Status in The Netherlands. ClinicalNutritional (2003) 22(2):147-152.

Nainggalon, J., Zuraida, R., 2012. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Status Gizi Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Notoadmodjo, Soekidjo., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan Pertama. Penerbit PT Rineka Cipta,Jakarta.

Mahfoedz, I., 2010. Metodologi Penelitian, Fitramaya, Yogyakarta.

Mardiana. 2006. Hubungan Perilaku dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten, Skripsi Program S1 Ilmu kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakt Universitas Sumatera Utara.

Munthofiah., S. 2008. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Tesis Program Studi Kedokteran Keluarga.

(57)

Pertiwi., J. J, Haroen., H, Karwati, 2012. Hubungan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Status Gizi Balita di Desa Cipacing.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.

---, Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004.

Rakhmawati., N. Z, 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan anak usia 12-24 Bulan, Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Salam., 2009. Pengantar Filsafat, Cetakan Kedelapan. Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

(58)

Lampiran 1 – Riwayat Hidup

Nama : Anita Dwi Jayanti Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 16 Januari 1993 Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr. Soemarsono No. 5, Padang Bulan, Komplek USU, Medan

Riwayat Pendidikan : TK YWKA Sigli Tahun 1997-1999 SDN 08 Painan Selatan Tahun 1999-2005 SMPN 1 Painan Tahun 2005-2008

SMAN 2 Painan Tahun 2008-2011 FK USU Tahun 2011-Sekarang

Riwayat Pelatihan : Latihan Kader 1 (Basic Training)HMI Cabang Medan Tahun 2012

Training Center IDI “Be a Success Student Training”

Tahun 2013 Riwayat Organisasi :

(59)

Wakil Sekretaris Umum HMI Komisariat FK USU Semester 2 Periode 2012-2013

Sekretaris Umum HMI Komisariat FK USU Semester 1 Periode 2014-2015

Ketua Bidang Pelatihan dan Pengembangan Anggota Semester 2 Periode 2014-2015

Anggota Ikatan Mahasiswa Pesisir Selatan Sumatera Utara (IMAPS-SU)

(60)

Lampiran 2 – Lembar Penjelasan Penelitian Yth. Ibu Balita

Terimakasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk membaca dan mengisi surat persetujuan ini. Sebelumnya, perkenankan saya memperkenalkan diri. Nama saya Anita Dwi Jayanti, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2011. Saya sedang melakukan pengumpulan data penelitian untuk melengkapi Karya Tulis Ilmiah yang merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.

Adapun judul penelitian saya adalah “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Balita Terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat“. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita di Painan.

Oleh karena itu, saya memohon kesediaan anda untuk mengisi data identitas dan menjawab setiap pertanyaan mengenai pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita melalui kuesioner yang saya berikan. Bagi anda yang bersedia, mohon untuk mengisi lembar persetujuan yang tertera dihalaman berikutnya.

Setiap data yang anda berikan adalah rahasia, tidak akan disebarluaskan, dan hanya akan digunakan untuk mendukung penelitian saja. Saya harap anda dapat mengisi data-data tersebut dengan benar dan jujur. Atas kerjasama anda pada penelitian ini sangat saya hargai.

Demikian saya beritahukan, terima kasih atas kesediaan dan kerjasama anda, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(61)

Lampiran 3 - Lembar persetujuan kuesioner (inform consent)

Pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan tindakan ibu balita terhadap status gizi balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Bersedia berpartisipasi menjadi subjek penelitian yang akan dilakukan di Painan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Painan, _______________

Mengetahui,

Peneliti Responden

(62)

Lampiran 4 - Kuesioner KUESIONER IDENTITAS No. Responden :

Tanggal Pengukuran :

IDENTITAS DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama ibu :

2. Nama anak balita :

3. Jenis kelamin anak balita : 4. Tanggal lahir/umur anak balita* :

(* khusus untuk anak usia 1-5 tahun) 5. Berat badan anak balita :

6. Tinggi badan anak balita : 7. Alamat :

8. Sumber informasi Ibu : (a. media cetak, b. media elektronik, c. petugas kesehatan, d. lainnya ………….. (sebutkan jika ada) )

9. Umur Ibu : 10.Umur ayah : 11.Pekerjaan ibu : 12.Pekerjaan Ayah :

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINDAKAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA

Pengetahuan

1. Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap... a. Tidak tahu

b. 1 x seminggu c. 1 x sebulan

(63)

a. Tidak tahu

b. Untuk mengetahui berat badan bayi dan balita

c. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita 3. Pertumbuhan bayi yang normal terdapat pada pita berwarna... a. Merah

b. Kuning c. Hijau

4. Air Susu Ibu (ASI) adalah... a. Tidak tahu

b. Susu yang paling murah

c. Makanan bayi yang paling sempurna dan bersih serta mengandung kekebalan tubuh

5. ASI eksklusif adalah... a. Tidak tahu

b. ASI yang diberikan kepada bayi sesaat setelah ibu melahirkan

c. ASI yang diberikan pada bayi 0-6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman selain obat dan vitamin

6. ASI eksklusif diberikan kepada bayi usia... a. Tidak tahu

b. 0-4 bulan c. 0-6 bulan

7. Menurut ibu, manfaat ASI bagi bayi adalah... a. Tidak tahu

b. Mengurangi nafsu makan bayi

c. Sebagai makanan yang paling lengkap dan sempurna bagi bayi 8. Manfaat ASI eksklusif bagi Ibu sendiri adalah..

a. Tidak tahu

(64)

9. Makan beraneka ragam adalah makan makanan yang terdiri dari... a. Tidak tahu

b. Makanan pokok dan lauk hewani

c. Makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah 10.Manfaat makan beraneka ragam adalah...

a. Tidak tahu

b. Untuk memelihara agar tubuh tetap sehat

c. Untuk melengkapi zat gizi yang diperlukan tubuh agar terhindar dari penyakit kekurangan gizi

11.Makanan sumber tenaga terdapat pada... a. Tidak tahu

b. Tahu, tempe, daging, ikan c. Nasi, singkong, jagung

12.Makanan sumber protein terdapat pada a. Tidak tahu

b. Nasi, singkong, jagung c. Tahu, tempe, daging, ikan

13.Menurut Ibu, makanan sumber vitamin adalah... a. Tidak tahu

b. Tahu, tempe, daging, ikan c. bayam, melon, kangkung, apel

14.Garam yang baik digunakan untuk memasak adalah... a. Tidak tahu

b. Garam bata c. Garam beryodium

15.Garam beryodium adalah.... a. tidak tahu

(65)

16.Ibu menggunakan garam beryodium untuk memasak karena... a. Tidak tahu

b. Garam beryodium enak dan gurih

c. Garam beryodium dapat mencegah penyakit gondok 17.Kurangnya mengkonsumsi yodium dapat berakibat... a. Tidak tahu

b. Kurang darah c. Penyakit gondok

18.Kurangnya mengkonsumsi yodium pada anak-anak dapat berakibat... a. Tidak tahu

b. Lemas

c. Gangguan pertumbuhan

19.Berapa kali dalam setahun kapsul vitamin A diberikan kepada bayi dan balita?

a. Tidak tahu b. 1 kali c. 2 kali

20.Pemberian kapsul vitamin A dilakukan pada bulan... a. Tidak tahu

b. Februari

c. Februari dan Agustus

Tindakan

1. Apakah ibu telah menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan balitanya setiap bulan?

(66)

2. Apakah ibu memberi ASI pada balitanya? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

3. Apa ibu memberi susu formula pada anaknya? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

4. Apakah ibu menyajikan makanan dalam keluarga ibu? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

5. Apakah ibu memberi makanan beranekaragam? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

6. Apakah ibu memberikan anak makanan pokok seperti nasi pada anak? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

7. Apakah ibu setiap hari menyajikan makanan pokok dalam menu keluarga? a. Tidak pernah

(67)

d. Selalu

8. Apakah ibu memberikan lauk pauk pada anak seperti daging merah, ikan, telur, ayam, tempe, tahu?

a. Tidak pernah (sebutkan apa yang diberikan seperti selalu memberikan ikan asin, dll)

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

9. Apakah ibu setiap hari menyajikan lauk pauk dalam menu keluarga? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

10.Apakah ibu memberikan sayur dan buah pada anak? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

11.Apakah ibu setiap hari menyajikan sayur dan buah untuk balita? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

12.Apakah anak memakan makanan yang diberikan ibu? a. Tidak Pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

(68)

a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

14.Apakah ibu menyimpan garam beryodium di tempat yang kering dan tertutup? a. Tidak pernah

b. Kadang kadang c. Sering

d. Selalu

15.Apakah ibu memberikan suplemen tambahan pada anak? a. Tidak Pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

16.Apakah ibu memberikan ASI saat balitanya masih bayi? a. Tidak pernah

b. Kadang kadang c. Sering

d. Selalu

17.Apakah ibu memberikan ASI saja saat anak sudah berusia >6bulan? a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

18. Apakah saat anak usia 0 sampai 6 bulan ibu pernah memberikan makanan lain selain ASI (pisang, susu biasa, dll)?

(69)

d. selalu

19.Apa ibu sering memperhatikan gizi balitanya seperti melihat perkembangan dan pertumbuhan anaknya lewat KMS?

a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering

d. Selalu

20.Apakah balita di beri kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus? a. Tidak Pernah

b. Kadang-kadang c. Sering

(70)

Lampiran 5 – Hasil Output

1. Data Karakteristik Responden Statistics

Usia Ibu (tahun) Sumber

Informasi Ibu

Pekerjaan

N Valid 74 74 74

Missing 0 0 0

Usia Ibu (tahun)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

<25 13 17.6 17.6 17.6

25-29 16 21.6 21.6 39.2

>29 45 60.8 60.8 100.0

Total 74 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PNS 12 16.2 16.2 16.2

Buruh/Swasta 3 4.1 4.1 20.3

Wiraswasta 4 5.4 5.4 25.7

Ibu Rumah Tangga 55 74.3 74.3 100.0

(71)

2. Hasil Analisis Data 1. Status gizi balita

Status Gizi Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

buruk 5 6.8 6.8 6.8

kurang 14 18.9 18.9 25.7

normal 52 70.3 70.3 95.9

lebih 3 4.1 4.1 100.0

Total 74 100.0 100.0

2. Tingkat pengetahuan

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

baik 56 75.7 75.7 75.7

cukup 15 20.3 20.3 95.9

kurang 3 4.1 4.1 100.0

Total 74 100.0 100.0

3. Tindakan

Tindakan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

baik 53 71.6 71.6 71.6

cukup 19 25.7 25.7 97.3

kurang 2 2.7 2.7 100.0

(72)

4. Tingkat pengetahuan berdasarkan usia

Usia Ibu (tahun) * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan Total

baik cukup kurang

Usia Ibu (tahun)

<25

Count 10 2 1 13

% within Usia Ibu (tahun) 76.9% 15.4% 7.7% 100.0%

% within Tingkat Pengetahuan 17.9% 13.3% 33.3% 17.6%

25-29

Count 12 3 1 16

% within Usia Ibu (tahun) 75.0% 18.8% 6.3% 100.0%

% within Tingkat Pengetahuan 21.4% 20.0% 33.3% 21.6%

>29

Count 34 10 1 45

% within Usia Ibu (tahun) 75.6% 22.2% 2.2% 100.0%

% within Tingkat Pengetahuan 60.7% 66.7% 33.3% 60.8%

Total

Count 56 15 3 74

% within Usia Ibu (tahun) 75.7% 20.3% 4.1% 100.0%

(73)

5. Tingkat pengetahuan berdasarkan sumber informasi

Sumber Informasi Ibu * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan Total

baik cukup kurang

Sumber

Informasi

Ibu

Media Massa

Count 6 3 0 9

% within Sumber

Informasi Ibu

66.7% 33.3% 0.0% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

10.7% 20.0% 0.0% 12.2%

Media Elektronik

Count 14 1 1 16

% within Sumber

Informasi Ibu

87.5% 6.3% 6.3% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

25.0% 6.7% 33.3% 21.6%

Petugas Kesehatan

Count 34 9 2 45

% within Sumber

Informasi Ibu

75.6% 20.0% 4.4% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

60.7% 60.0% 66.7% 60.8%

Lainnya

Count 2 2 0 4

% within Sumber

Informasi Ibu

50.0% 50.0% 0.0% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

3.6% 13.3% 0.0% 5.4%

Total

Count 56 15 3 74

% within Sumber

Informasi Ibu

75.7% 20.3% 4.1% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

(74)

6. Tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation

Tingkat Pengetahuan Total

baik cukup kurang

Pekerjaan

PNS

Count 11 1 0 12

% within Pekerjaan 91.7% 8.3% 0.0% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

19.6% 6.7% 0.0% 16.2%

Buruh/Swasta

Count 3 0 0 3

% within Pekerjaan 100.0% 0.0% 0.0% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

5.4% 0.0% 0.0% 4.1%

Wiraswasta

Count 2 2 0 4

% within Pekerjaan 50.0% 50.0% 0.0% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

3.6% 13.3% 0.0% 5.4%

Ibu Rumah Tangga

Count 40 12 3 55

% within Pekerjaan 72.7% 21.8% 5.5% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

71.4% 80.0% 100.0% 74.3%

Total

Count 56 15 3 74

% within Pekerjaan 75.7% 20.3% 4.1% 100.0%

% within Tingkat

Pengetahuan

(75)

7. Tindakan berdasarkan usia

Usia Ibu (tahun) * Tindakan Crosstabulation

Tindakan Total

baik cukup kurang

Usia Ibu (tahun)

<25 Count 7 6 0 13

% within Tindakan 13.2% 31.6% 0.0% 17.6%

25-29 Count 12 4 0 16

% within Tindakan 22.6% 21.1% 0.0% 21.6%

>29 Count 34 9 2 45

% within Tindakan 64.2% 47.4% 100.0% 60.8%

Total Count 53 19 2 74

% within Tindakan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

8. Tindakan berdasarkan sumber informasi

Sumber Informasi Ibu * Tindakan Crosstabulation

Tindakan Total

baik cukup kurang

Sumber Informasi Ibu

Media Massa

Count 6 2 1 9

% within

Tindakan

11.3% 10.5% 50.0% 12.2%

Media Elektronik

Count 12 3 1 16

% within

Tindakan

22.6% 15.8% 50.0% 21.6%

Petugas Kesehatan

Count 31 14 0 45

% within

Tindakan

58.5% 73.7% 0.0% 60.8%

Lainnya

Count 4 0 0 4

% within

Tindakan

7.5% 0.0% 0.0% 5.4%

Total

Count 53 19 2 74

% within

Tindakan

(76)

9. Tindakan berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan * Tindakan Crosstabulation

Tindakan Total

baik cukup kurang

Pekerjaan

PNS

Count 9 3 0 12

% within Tindakan 17.0% 15.8% 0.0% 16.2%

Buruh/Swasta

Count 3 0 0 3

% within Tindakan 5.7% 0.0% 0.0% 4.1%

Wiraswasta

Count 4 0 0 4

% within Tindakan 7.5% 0.0% 0.0% 5.4%

Ibu Rumah Tangga

Count 37 16 2 55

% within Tindakan 69.8% 84.2% 100.0% 74.3%

Total

Count 53 19 2 74

(77)

Lampiran 6 –LEMBAR PERSETUJUAN VALIDITY CONTENT

Nama : Anita Dwi Jayanti Umur : 110100086

Judul : Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Balita terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat

Menyatakan bahawa mahasiswa tersebut di atas telah melakukan validity content oleh dokter Gizi untuk kelancaran proses karya tulis ilmiah ini

Medan, Juni 2014

(78)
(79)
(80)

Gambar

Tabel 2.1. Kategori Indeks Massa Tubuh
Tabel 2.2. Kategori IMT berdasarkan WHO (2000)
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usiadan
Tabel 5.3. Tingkat Pengetahuan  Responden terhadap Status Gizi Balita di
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran STM jauh lebih efektif karena dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas sehingga hasil belajar siswa meningkat, yang meliputi kemampuan kognitif,

memberikan angin yang segar bagi daerah. Pembentukan daerah otonom baru diharapkan mampu memanfaatkan peluang yang lebih besar dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya

Az Európai Unió érintett politikáinak (kül- és biztonsági, fejlesztési, szomszédsági) nagyobb koherenciájával, jelent ő sebb pénzügyi eszközök biztosításával,

Parameter berupa nilai kapasitansi yang diperoleh dari hasil pengukuran listrik dapat digunakan untuk menentukan nilai permitivitas relatif atau konstanta dielektrik

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi ini karena peneliti sudah melaksanakan praktik kerja di MNC Fashion pada februari-maret 2014 dimana peneliti berada

Pasien rawat inap di rumah sakit memiliki berbagai spektrum klinis be- rupa pasien dengan hipertensi sejak sebelum masuk rumah sakit dengan komorbid lain, Tatalaksana

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik observasi lingkungan berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

• Beberapa efek ini diakibatkan oleh peningkatan stimulasi postsinap reseptor 5-HT akibat peningkatan konsentrasi obat atau akibat stimulasi reseptor yang sama namun regio