• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.2 Pembahasan

Secara garis besar, hasil penelitian yang telah dijalankan di sekolah SMA Raksana medan mengenai gambaran tingkat pengetahuan tentang diet seimbang didapati 71.1% dari responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Sedangkan 20% lagi dinilai mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang dan sisa 8.9% mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang. Dibandingkan dengan hasil penelitian pada siswa SMA negeri 3 Binjai tahun 2009 (Daniaty.L,2009) yang terdiri dari 127 responden, didapati bahawa 79.53% responden dikategorikan sebagai kurang, 15.75% sebagai sedang, dan hanya 4.72% dikategorikan sebagai baik. Peneliti memberi alasannya disebabkan amalan kurang membaca pada kalangan siswa sekolah tersebut. Selain itu ketidak pedulian tentang perkara gizi dan kurangnya perangsangan terhadap isu-isu gizi juga merupakan antara sebab kenapa pengetahuannya kurang pada sejumlah besar siswa sekolah tersebut.

Hasil jawaban siswa untuk petanyaan pertama yaitu mengenai maksud diet seimbang didapati bahwa 72.2% siswa jawab betul manakala 27.8% menjawabnya dengan salah. Kebanyakkan yang menjawab salah memilih jawaban sebagai makanan yang kaya dengan karbohidrat dan protein. Ini adalah karena kesalahfahaman pada kalangan rakyat yang menganggap diet seimbang adalah makanan yang cukup memenuhi sumber energi. Ini merupakan suatu fahaman yang salah dan harus dibetulkan karena disebabkan ini remaja yang harus diasupi dengan pelbagai aneka ragam makanan

yang memenuhi semua jenis nutrient akan mengalami defisien nutrisi yang bisa menghambat tumbuh kembang remaja.

Pertanyaan tentang efek gizi berlebihan didapati 86.7% menjawab dengan betul sementara 13.3% menjawabnya dengan salah. Yang menjawab salah kebanyakkannya memilih jawabannya sebagai menjadikan kuat. Didapati pada kalangan rakyat kita ada yang masih berpendapat sebegini. Terutamanya orangtua yang merasa senang apabila melihat anaknya banyak makan mengingatkan ia membantu untuk tumbuh kembang normal anak. Sedangkan yang idealnya adalah porsinya harus sesuai dengan umur dan kebutuhannya untuk pertumbuhan, perkembangan, aktivitas otot, metabolisme, untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan tulang yang dapat disebabkan oleh cedera atau sakit (Soetjiningsih, 2004).

Untuk pertanyaan mengenai cara konsumsi makanan yang baik, 57.8% menjawabnya dengan betul dan 43.2% lagi menjawab salah. Sebagian besar daripada yang menjawab salah memilih jawabannya sebagai makan nasi dan lauk sahaja setiap hari. Cara pemakanan ini hanya mampu menyajikan sumber energi utama . Ini tidak mencukupi bagi mereka yang masih dalam fase tumbuh kembang dari segi mental dan fisikal, justeru menyebabkan obesitas.

Pertanyaan mengenai vitamin untuk kebaikan mata dijawab dengan betul oleh 91.1% siswa manakala 8.9% menjawabnya dengan salah. Ini terbukti siswa SMA Raksana medan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai nutrisi untuk mata.

Pertanyaan berikutnya mengenai makanan yang mana yang sesuai dijadikan sebagai sarapan pagi? Ini dijawab betul oleh 92.2%. Hanya 8.8% yang menjawabnya dengan salah. Ini adalah karena pengetahuan ibubapanya mengenai sarapan pagi buat siswa-siswa sekolah ternyata benar pemilihannya. Hanya segelintir kecil yang memilih burger dan kokakola yang merupakan fast food sebagai sarapan pagi mereka. Jenis makanan ini tidak sesuai dijadikan sebagai sarapan pagi dengan mempertimbangkan kandungannya yang kaya lemak dan aspartat menyebabkan anak-anak kurang segar dan

Pertanyaan seterusnya mengenai nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan darah adalah pertanyaan yang penting bagi remaja. Khususnya bagi siswa perempuan yang kehilangan darah secara rutin melalui menstruasi yang boleh menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan berbanding dengan laki-laki yang kehilangannya melalui cedera. Soal ini dijawab betul oleh 67.8% dan sisanya menjawab salah.

Pertanyaan mengenai vitamin D yang didapat dari cahaya matahari dijawab betul oleh 87.8% dan 12.2% menjawabnya dengan salah. Vitamin D ini merupakan antara vitamin yang penting untuk regulasi konsentrasi kalsium dan fosfat dalam darah yang penting untuk pemadatan tulang supaya tulangnya kuat. (Karsatapoetra, 2008). Maka ini berarti paparan sinar matahari pada anak-anak dan remaja muda penting bagi kesehatan tulangnya.

Pertanyaan yang menanyakan efek daripada kurangnya konsumsi karbohidrat, protein dan lemak dijawab dengan betul oleh 88.9% siswa dan salah 11.1%. Ini menunjukkan bahawa 11.1% siswa mempunyai kesalahfahaman atau kurang pengetahuan mengenai cara diet yang benar. Kerana kesemua 11% yang menjawab salah telah pilih jawaban mengurangkan berat badannya dan menjadi langsing. Para siswa juga harus waspada bahwa pola makan ini berpotensi menyebabkan mudah lesu, kurang ghairah dan senang terinfeksi dengan menurunnya daya tahan tubuh.

Pertanyaan seterusnya mengenai definisi menu seimbang. Definisi sebenarnya adalah menu yang terdiri dari makanan yang beraneka ragam dan memenuhi kebutuhan seseorang meliputi pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh. Pertanyaan ini dijawab betul oleh 63.3% siswa. Sejumlah besar siswa dari 36.7% yang jawab salah menjawabnya sebagai nasi putih, lauk,ikan dan sayur. Walaupun jenis makanan ini sudahpun mengandungi kebanyakkn dari nutrisi yang harus dikonsumsi malah didapati masih kekurangan buah-buah dan biji-bijian yang juga penting untuk penghadaman dan pencernaan. Maka konsumsi makanan yang beraneka ragam dari semua kelompok nutrisi sudah pasti membantu memenuhi semua jenis nutrient daripada konsumsi satu jenis makanan.

Yang terakhir adalah pertanyaan mengenai efek dari kekurangan asupan serat. Pertanyaan ini dijawab betul oleh 46.7% dan salah oleh 53.3%. Soalan ini merupakan soal yang dijawab salah oleh mayoritas siswa. Ini menunjukkan siswa kurang pengetahuan mengenai gejala yang timbul dari kekurangan konsumsi produk makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian. Pengetahuan ini harus disampaikan pada para siswa supaya dapat diterapkannya dalam pola makannya.

Secara garis besar, hasil penelitian terlihat bahwa tingkat pengetahuan siswa yang baik terdapat pada 64 siswa (71.1%) dan pengetahuan dengan tingkat sedang ditemui pada 18 siswa (20%) dan hanya 8 orang siswa (8.9%) dengan tingkat pengetahuan yang kurang.

Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas dari siswa SMA Raksana Medan merupakan golongan dengan pengetahuan yang baik. Ini menunjukkan bahwa informasi tentang diet seimbang sudah pun diketahui secukup-cukupnya oleh siswa sekolah ini. Keberhasilan ini tidak boleh dicapai tanpa peranan yang baik dari pihak sekolah terutama tenaga pengajar pendidikan kesehatan dan jasmani yang menyampaikannya secara betul dan teliti sehingga ia benar-benar menambahkan ilmu pengetahuan siswa.

Selain faktor tenaga pengajar di sekolah, faktor media massa juga memainkan peranan yang penting untuk menambahkan pengetahuan para siswa. Media massa seperti fit, gatra, prevention,gadis yang merupakan media cetak yang mudah didapati dengan harga yang berpatutan.

Selain faktor-faktor yang disebut tadi, faktor lokasi sekolah juga memainkan peranan yang kecil. Yaitu lokasinya di tengah-tengah kota medan berdekatan dengan toko buku gramedia dimana sumber-sumber bacaan media cetak seperti naskah-naskah harian dan bulanan, media elektronik mudah didapati oleh siswa-siswa.

Apabila siswa mendapat ilmu pengetahuan mengenai sesuatu perkara yang sama dari pelbagai sumber maka ia berpotensi menambahkan kepercayaan terhadap fakta tersebut dan mengingatnya dengan senang sehingga siwa dapat jawab dengan betul sewaktu ditanya mengenainya (Lorayne,2001). Tingkat pengetahuan yang rendah adalah

tahu dimana tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali suatu materi yang dipelajari sebelumnya (Notoatmojo,2002).

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada para siswa semuanya berbasiskan pengetahuan tentang pedoman umum gizi seimbang (PUGS) yang memuat pesanan tentang tatacara penyusunan makanan yang mengandung zat-zat gizi yang seimbang sesuai dengan keperluan dan umurnya. Apabila pengetahuan ini diterapkan oleh remaja pada pola makan harian mereka maka boleh dijamin bahwa konsumsi mereka adalah benar sesuai keperluan mereka dan proses tumbuh kembang berjalan lancar.

Jadi pengetahuan tentang diet seimbang snagat diperlukan oleh remaja dalam kehidupannya sehingga remaja dapat menentukan jenis makanan yang akan dikonsumsi sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki tentangnya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh notoatmojo (2002) bahwa, prilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan lebih langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.

BAB 6

Dokumen terkait