• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

5.2.1. Stadium dengan Sistem TNM

Stadium adalah suatu keadaan atau tingkatan suatu penyakit yang biasanya menunjukkan perkembangan suatu penyakit dan dikenal pada keadaan keganasan atau kanker. Stadium sistem TNM yaitu mencakup bagaimana keadaan ukuran kanker itu sendiri, keadaan kanker dengan kelenjar getah bening disekitarnya, dan keadaan metastase atau penyebaran kanker ke tempat jauh misalnya ke paru-paru, liver, tulang, otak, dan lain-lain (Hapsari et al, 2011)

Untuk menentukan suatu stadium kanker, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan juga pemeriksaan penunjang yaitu histopatologi, USG, mamografi, dan lain-lain. sehingga dapat menilai keadaan kanker, penyebarannya, dan metastase jauhnya.

Penentuan stadium sistem TNM merupakan cara penentuan stadium yang paling banyak digunakan saat ini. Sistem TNM yang digunakan yaitu sistem TNM menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) dengan kategori stadium awal (I, IIA, IIB, IIIA) dan stadium lanjutan (IIIB, IIIC, IV) (Hartaningsih & Sudarsa, 2013).

5.2.2. Analisa distribusi kanker payudara berdasarkan stadium TNM Berdasarkan hasil penelitian, dari 212 orang penderita kanker payudara di tahun 2012-2013, stadium sistem TNM yang menunjukkan stadium 3B merupakan kasus terbanyak, yaitu sebanyak

103 kasus (48.6%), kemudian disusul dengan stadium 4 sebanyak 50 kasus (23.6%). Hal ini menunjukkan kejadian kanker payudara terbanyak yaitu termasuk pada kategori stadium lanjut. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Hartaningsih & Sudarsa (2014) yang menyatakan bahwa mayoritas pasien kanker payudara pada wanita usia muda didiagnosis dengan kanker stadium 3B presentase mencapai 36,7%, disusul oleh pasien dengan stadium 4 mencapai 31,2%.

Sedangkan menurut Megawati (2012), menunjukkan distribusi stadium klinis pasien kanker payudara terbanyak yaitu stadium 4 dengan presentase 46,4%, stadium terbanyak berikutnya adalah stadium 3 sebesar 34,1%. Hasil ini menunjukkan perbedaan terbanyak kejadian kanker payudara berdasarkan stadiumnya, tetapi masih dapat disesuaikan dengan penelitian ini karena stadium terbanyak yang dimaksudkan masih dalam kategori stadium lanjut. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian Lemieux et al (2009) di Kanada yang menyatakan bahwa stadium 2 merupakan stadium terbanyak dengan jumlah persentase 69%, disusul oleh stadium 1 sebesar 24.1%, penelitian ini merupakan salah satu contoh kejadian stadium awal atau stadium dini.

Berdasarkan bebagai penelitian, dikatakan bahwa di Negara maju kasus kanker payudara sering ditemukan pada stadium dini seperti di Amerika dan Kanada. Menurut Leong et al (2010) dalam Anggo et al (2013) menunjukkan kejadian kanker payudara stadium I menduduki angka terbanyak pada kedua Negara tersebut sebesar 60%.

Kejadian kanker payudara di Negara berkembang dan Negara maju sangat berbeda. Di Negara berkembang menunjukkan stadium lanjut lebih sering terjadi, berbeda dengan Negara maju yaitu

pengetahuan masyarakat untuk deteksi dini dan pengobatan cepat. Kejadian kanker payudara berdasarkan stadium TNM pada penelitian ini telah menunjukkan terbanyak terjadi pada stadium lanjut. Hal tersebut berhubungan dengan deteksi dini dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara yang masih terbatas. Dihubungkan dengan data pendidikan pasien yang menunjukkan pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan tingkat SD (39.2 %).

5.2.3. Gambaran histopatologi

Gambaran histopatologi merupakan pemeriksaan yang dilakukan di Instalasi Patologi Anatomi dengan menggunakan zat warna untuk sediaan histologi Hematoksilin dan Eosin (HE) sesuai prosedur standar pengecatan. Setelah pewarnaan tersebut, dilakukan pengamatan histopatologi dengan melihat secara makroskopis maupun mikroskopis untuk mengamati sifat karsinogenisitas seluler pada jaringan.

Pada klasifikasi histopatologi juga ada penentuan grading histopatologi yang terbagi menjadi grade 1, grade 2 dan grade 3. Grading histopatologi ini merupakan suatu indikator untuk menentukan prognosis dari suatu kanker termasuk kanker payudara. Sampai saat ini, sistem grading histopatologi yang umum digunakan adalah modifikasi Elston-Ellis dari sistem grading Scarff-Bloom- Richardson yang menjelaskan bahwa semakin tinggi suatu grade, maka semakin ganas suatu kanker payudara (Anggo et al, 2013).

5.2.4. Analisa distribusi kanker payudara berdasarkan gambaran histopatologi

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran histopatologi tipe karsinoma duktal invasif sebanyak 181 orang

(85.3%) secara keseluruhan merupakan tipe histopatologi kanker payudara tersering dan selanjutnya disusul dengan tipe karsinoma lobular invasif sebanyak 17 orang (8%) secara keseluruhan. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Kholifah (2011) yang menunjukkan bahwa tipe karsinoma duktal invasif merupakan tipe terbanyak, yaitu sebanyak 58.2%, kemudian disusul oleh tipe karsinoma lobular invasif sebanyak 20.9%. Penelitian lain yang mendukung hasil yaitu Hartaningsih & Sudarsa (2013) didapatkan tipe kanker payudara terbanyak adalah karsinoma duktal invasif dengan presentase sebanyak 81.9% dan tipe karsinoma lobular invasif sebanyak 3.5%. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Wang et al (2012) yang menunjukkan kasus terbanyak yaitu karsinoma duktal invasif dengan presentase 82.4%. penelitian Lemieux et al (2009) juga mendukung penelitian ini yaitu didapatkan angka kejadian terbanyak adalah tipe karsinoma duktal invasif dengan jumlah presentase 89.7% dan diikuti tipe karsinoma lobular invasif 8%.

Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya bahwa tipe karsinoma duktal invasif (IDC) merupakan tipe kanker payudara tersering, yaitu sekitar 80-90% dari keseluruhan tipe kanker payudara invasif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan hal yang serupa yaitu tipe karsinoma duktal invasif merupakan kejadian tersering. Kejadian berdasarkan gambaran histopatologi di Negara maju dan Negara berkembang tidak banyak memiliki perbedaan. Selain itu, tipe karsinoma duktal invasif memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan tipe kanker lainnya.

Pada penelitian ini, keseluruhan pasien adalah perempuan dan usia tersering adalah usia 40-49 tahun (35.8 %) dan disusul dengan usia 50-59 tahun (34.4 %). Hal ini menunjukkan bahwa kanker

(usia menopause). Jenis kelamin dan usia merupakan faktor risiko kanker payudara terbesar. Perempuan memiliki risiko lebih besar dibanding laki-laki dan semakin meningkatnya usia, maka semakin meningkat risiko kanker payudara. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, baik ketidakseimbangan hormon dalam tubuh maupun riwayat keluarga menderita kanker payudara, terpapar radiasi pengion, dan gaya hidup yang tidak baik.

Dokumen terkait