• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang kepuasan pasien

dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin

Adenan.

5.2.1. Kepuasan Pasien Berdasarkan Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat kepuasan pasien

dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat jalan Rumah Sakit Adenin

Adenan sangat memuaskan (78,88%). Hal ini dapat dilihat dari perhitungan

tingkat kepuasan pasien dalam mutu pelayanan keperawatan pada setiap dimensi

yang mana hasilnya sangat memuaskan, yaitu dimensi reliability (76,35%),

responsiveness (79,5%), assurance (80,28%), empathy (79,33%) dan tangible

(79,73%).

Dimensi reliability (keandalan) dalam mutu pelayanan keperawatan di

ruang rawat jalan sangat memuaskan (76,35%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu

pemberian pelayanan yang tepat waktu (89,74%), memberikan informasi yang

dan mudah dimengerti (86,45%) dan perawat menyiapkan alat medis yang

dibutuhkan dengan rapi dan baik (93,38%).

Reliability (keandalan) merupakan kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan (Zeithalm, 1988 dalam

Umar, 2000). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang

mempersepsikan kesesuaian antara harapan dengan pelayanan yang diterimanya

rata-rata memiliki tingkat kesesuaian yang sangat tinggi. Tingkat kesesuaian yang

memiliki skor paling rendah pada dimensi reliability adalah kemampuan perawat

dengan cepat memberikan informasi yang dibutuhkan pasien.

Dimensi responsiveness (daya tanggap) dalam mutu pelayanan

keperawatan di ruang rawat jalan sangat memuaskan (79,5%). Hal ini dapat

dilihat dari tingkat kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan

pasien, yaitu perawat memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien dengan

cepat (91,37%), cepat dan tanggap dalam menanggapi keluhan pasien (88,12%),

cepat memberikan penyuluhan yang dibutuhkan pasien (80,42%) dan perawat

meminta izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan (94,07%).

Responsiveness (daya tanggap) merupakan respon atau kesigapan

karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap (Zeithalm, 1988 dalam Umar, 2000). Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa jumlah responden yang mempersepsikan kesesuaian antara harapan dengan

pelayanan yang diterimanya rata-rata memiliki tingkat kesesuaian yang sangat

responsiveness adalah kemampuan perawat memberikan penyuluhan yang

dibutuhkan pasien dengan cepat.

Dimensi assurance (kepastian) dalam mutu pelayanan keperawatan di

ruang rawat jalan sangat memuaskan (80,28%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu perawat

menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan (90,06%), memberikan

penjelasan dengan sopan dan ramah (90,67%), memberikan penyuluhan sesuai

keluhan yang dirasakan pasien (85,93%) dan perawat memberikan pelayanan

secara aman dan nyaman (99,36%).

Assurance (kepastian) meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan

produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam

memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan

dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan

kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan

(Zeithalm, 1988 dalam Umar, 2000).

Dimensi empathy (empati) dalam mutu pelayanan keperawatan di ruang

rawat jalan sangat memuaskan (79,33%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu perawat

mendengarkan keluhan pasien (90,20%), perawat menjalin komunikasi yang baik

(91,27%), Perawat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan (87,05%) dan

perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan (93,13%).

Empathy yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempersepsikan kesesuaian antara

harapan dengan pelayanan yang diterimanya rata-rata memiliki tingkat kesesuaian

yang sangat tinggi. Tingkat kesesuaian yang memiliki skor paling rendah pada

dimensi empathy kemampuan perawat bersikap sabar dalam memberikan

penyuluhan.

Dimensi tangible (berwujud) dalam mutu pelayanan keperawatan di

ruang rawat jalan sangat memuaskan (79,73%). Hal ini dapat dilihat dari tingkat

kesesuaian antara kenyataan yang diterima dengan harapan pasien, yaitu perawat

bersikap ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan (90,90%), informasi

yang diberikan perawat mudah dimengerti (80,54%), perawat berpenampilan rapi

dan menarik dalam memberikan penyuluhan (98,34%) dan perawat terampil

dalam memberikan pelayanan (97,33%).

Tangible (berwujud) meliputi penampilan fasilitas fisik (Zeithalm, 1988

dalam Umar, 2000). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden

yang mempersepsikan kesesuaian antara harapan dengan pelayanan yang

diterimanya rata-rata memiliki tingkat kesesuaian yang sangat tinggi. Tingkat

kesesuaian yang memiliki skor paling rendah pada dimensi tangible adalah

informasi yang diberikan perawat mudah dimengerti.

Citra pelayanan akan tumbuh dari penampilan fisik seseorang yang

memberikan pelayanan dan sarana kerja tempat pelayanan. Misalnya, pada

penampilan fisik perawat yang meliputi tata rambut, pakaian seragam dan atribut

cara berjalan, cara bertutur kata, maupun penggunaan dan kepekaan terhadap

bahasa tubuh yang akan memberikan citra yang prima (Koentjoro, 2007).

Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Latief, et al (2005) mengenai

kualitas pelayanan dan kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum

Daerah Labuang Biji Makassar. Dimana deskripsi jawaban responden mengenai

kualitas pelayanan keperawatan memberikan hasil yang memuaskan karena

responden meskor memuaskan untuk semua dimensi. Yaitu reliability (77,7%),

responsiveness (89,7%), assurance (91,0%), empathy (96,9%) dan tangible

(85,9%).

Kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap dipenuhinya kebutuhan

dan harapan (Oliver, 1997 dan Koentjoro, 2007), Pohan (2006) menjelaskan

kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat

dari kenyataan layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Jika, kenyataan lebih dari

yang diharapkan, maka layanan keperawatan dapat dikatakanbermutu sedangkan

jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan keperawatandikatakan

tidak bermutu. Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan

keperawatan disebut memuaskan (Parasuraman, et al., 1998 dalam Lupiyoadi,

2001).

Pelayanan yang bertujuan memperoleh kepuasan pelanggan bukanlah

suatu yang mudah untuk dilakukan (Julita, 2001). Berdasarkan karakteristik

respoden Rumah Sakit Adenin Adenan Medan, didapatkan hasil mayoritas

kepuasan pasien, karena menurut penelitian Anjaswarni, et al (2002) makin tinggi

tingkat pendidikan klien maka tingkat kepuasannya makin rendah. Hal ini cukup

beralasan, karena biasanya orang yang berpendidikan rendah tidak mempunyai

harapan yang terlalu tinggi kepada orang lain atas dirinya. Mereka sudah cukup

puas bila kebutuhan dasarnya terpenuhi. Sebaliknya, orang yang berpendidikan

tinggi biasanya mempunyai harapan yang tinggi terhadap orang lain atas dirinya.

Hal ini dicerminkan dengan keinginan diperlakukan berbeda dengan orang lain

atau dihargai pendapatnya. Hal ini tentu memacu para penyelenggara kesehatan

untuk terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan

(Aditama, 2003).

Hal ini didukung oleh penelitian Fachruddin (2004) dimana manusia

cenderung tidak dapat bertahan lama di dalam suatu skor kepuasan tetapi segera

menaikkan harapannya pada suatu pelayanan yang lebih baik. Fenomena ini

penting digaris bawahi karena secara teoritis perbaikan mutu harus dilakukan

secara terus menerus untuk mencapai kondisi yang selalu memuaskan pelanggan

di setiap saat.

Pada penelitian Panjaitan (1999) mutu pelayanan mempunyai kekuatan

untuk mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat jalan. Hasil ini secara teoritis

5.2.2. Prioritas Atribut-Atribut Mutu Pelayanan Keperawatan berdasarkan

Diagram Kartesius

Pengukuran kepuasan pelanggan perlu dilakukan secara periodik karena

dapat memberikan informasi kepada rumah sakit mengenai tingkat kepuasan

pasien dan mendapatkan informasi yang berhubungan dengan prioritas perbaikan

kinerja pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasa pasien. Suatu rumah sakit

dituntut untuk menciptakan program kepuasan pasien yang efektif dan efisien,

informasi yang akurat mengenai atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan yang

perlu diperbaiki dan ditingkatkan perlu diketahui agar biaya dan investasi tidak

dikeluarkan secara sia-sia (Rahmatika, 2004).

Teknik Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk

memberikan informasi kepada rumah sakit mengenai atribut-atribut mutu

pelayanan keperawatan yang menjadi prioritas perbaikan dalam upaya

meningkatkan kepuasan pasien rawat jalan melalui pemetaan yang terbagi

menjadi empat kuadran. Sebagai garis pembaginya digunakan skor rata-rata dari

skor rata-rata tingkat kenyataan yaitu sebesar 3,1615 dan skor rata-rata dari skor

rata-rata tingkat harapan sebesar 3,529 (Rahmatika, 2004). Hasil perolehan skor

rata-rata tingkat kenyataan dan tingkat harapan dapat dilihat pada tabel 5.5.

Penjabaran atribut-atribut mutu pelayanan keperawatan dalam empat

kuadran ini dapat membantu rumah sakit merencanakan ulang biaya dan investasi

guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Adenin Adenan

(Rahmatika, 2004). Diagram kartesius tingkat kinerja dan tingkat harapan Rumah

Sakit Adenin Adenan Medan dapat dilihat pada gambar 5.1.

Berdasakan gambar 5.1, mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat

jalan Rumah Sakit adenin Adenan Medan dapat dikategorikan menjadi empat

kuadran yaitu:

1. Kuadran A (Prioritas Utama)

Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang

memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, tetapi dilihat dari tingkat

kinerjanya dinilai rendah. Atribut-atribut kualitas pelayanan yang termasuk

ke dalam kuadran ini kinerjanya harus ditingkatkan oleh perusahaan/rumah

sakit dengan cara senantiasa melakukan perbaikan (Umar, 2000). Adapun

yang terdapat di kuadran ini yaitu:

a. Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan pasien dengan cepat

Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, hal ini dapat

disebabkan karena kurang tersedianya papan petunjuk untuk

memudahkan pasien yang baru pertama kali berkunjung. Rumah sakit

Adenin Adenan tidak memberikan perhatian untuk mengupdate jadwal

praktek dokter yang terpampang di papan petunjuk. Sehingga pasien

merasa penting untuk mengetahui informasi mengenai pelayanan petugas

kesehatan. Atribut ini tingkat kinerjanya juga dinilai rendah, hal ini

mungkin disebabkan susahnya dokter-dokter Rumah Sakit Adenin

Adenan untuk dihubungi mengenai jadwal prakteknya, sehingga perawat

tidak praktek. Untuk itu pihak manajemen rumah sakit perlu melakukan

perbaikan jadwal praktek dokter yang terpampang di papan petunjuk

serta memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai jadwal

praktek dokter. Selain itu pihak pemberi pelayanan kesehatan perlu

adanya kesadaran untuk memberikan pelayanan tepat waktu.

b. Perawat memberikan penyuluhan dengan jelas dan mudah dimengerti

Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, hal ini

disebabkan keingintahuan pasien mengenai penyakitnya dan terkadang

dokter memberikan penjelasan mengenai penyakitnya menggunakan

bahasa ilmiah/kedokteran. Sehingga pasien kadang sulit mengerti

penjelasan dokter dan memerlukan informasi tambahan dari perawat.

Atribut ini tingkat kinerjanya dinilai rendah, hal ini disebabkan perawat

kurang dapat memberikan penyuluhan karena jumlah pasien yang relatif

banyak mengakibatkan perawat selalu bertindak dengan cepat

(terburu-buru) sehingga tidak bisa memberikan penyuluhan. Menanggapi hal

tersebut perlu adanya pengadaan poster dan brosur di Rumah Sakit

Adenin Adenan sebagai tambahan informasi kepada pasien.

c. Perawat cepat memberikan penyuluhan yang dibutuhkan pasien

Jumlah pasien akan mempengaruhi perawat dalam memberikan

penyuluhan. Semakin banyak pasien yang berobat untuk berkonsultasi,

maka perawat akan semakin sulit memberikan penyuluhan. Atribut ini

memiliki tingkat kepentingan yang tinggi sedangkan tingkat kinerjanya

d. Perawat memberikan penyuluhan sesuai keluhan yang dirasakan pasien

Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi, hal ini

disebabkan keingintahuan pasien mengenai penyakitnya, sedangkan jam

konsultasi pasien dengan dokter sangat singkat waktunya. Sehingga

pasien memerlukan informasi tambahan dari perawat yang sudah lama

menjadi pendamping dokter.

e. Perawat bersikap sabar dalam memberikan penyuluhan

Jumlah pasien mempengaruhi perawat memberikan penyuluhan

dengan keadaan tergesa-gesa (memberikan penjelasan yang cepat),

sehingga tidak semua pasien paham maksud dan tujuan yang ingin

disampaikan perawat. Atribut ini tingkat kepentingannya dinilai tinggi

oleh pengguna jasa dan tingkat kinerjanya dinilai rendah.

f. Informasi yang diberikan perawat mudah dimengerti

Atribut ini tingkat kepentingannya dinilai tinggi, hal ini disebabkan

susahnya pasien mencari informasi mengenai jadwal praktek dokter dan

perawat maupun petugas pendaftaran kurang bisa memberikan informasi

mengenai kepastian jadwal praktek dokter. Sehingga pasien bingung

kapan seharusnya berkonsultasi sementara jadwal konsultasinya dengan

dokter sudah lewat hari janjinya yang membuat pasien membutuhkan

2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)

Wilayah yang menunjukkan atribut-atribut kualitas pelayanan yang

memperlihatkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi. Hal ini

menuntut perusahaan/rumah sakit untuk dapat mempertahankan posisinya,

karena atribut-atribut inilah yang telah menarik konsumen/pasien untuk

memanfaatkan produk/jasa tersebut (Umar, 2000). Adapun yang terdapat di

kuadran ini yaitu:

a. Perawat memberikan pelayanan tepat waktu

Kecepatan perawat memberikan pelayanan berdasarkan urutan

pendaftaran pasien dan tanpa memilah-milah pasien menyebabkan

pelayanan yang diberikan oleh perawat tepat waktu sehingga atribut ini

tingkat kepentingan dan tingkat harapannya dinilai tinggi oleh pasien.

b. Perawat memberikan pelayanan yang dibutuhkan pasien dengan cepat

Perawat yang bekerja di ruang rawat Rumah Sakit Adenin Adenan

rata-rata sudah cukup lama mendampingi dokter. Sehingga sudah

mengenal, memahami dan terampil dalam memberikan pelayanan

keperawatan yang membuat perawat dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan cepat.

c. Perawat cepat dan tanggap dalam menanggapi keluhan pasien

Perawat bila menemukan pasien yang urgent akan cepat dan

tanggap dalam menanggapi keluhan pasien. Hal ini disebabkan perawat

sudah cukup lama mendampingi dokter sehingga sudah tahu tindakan apa

d. Perawat meminta izin kepada pasien sebelum melakukan tindakan

Perawat sebelum melakukan suatu tindakan keperawatan selalu

meminta izin kepada pasien sehingga atribut ini tingkat kinerjanya dinilai

tinggi oleh pasien. Banyaknya tindakan keperawatan di ruang rawat jalan

ini terkadang melanggar nilai dan norma masyarakat sehingga atribut ini

tingkat kepentingannya dinilai tinggi.

e. Perawat menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan

Perawat dalam memberikan tindakan keperawatan selalu

menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan bahkan memberikan

instruksi persiapan apa yang harus dilakukan sebelum melakukan

tindakan keperawatan.

f. Perawat memberikan penjelasan dengan sopan dan ramah

Atribut ini tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya dinilai tinggi

oleh pasien. Perawat harus mempertahankan sikap sopan dan ramah

dalam memberikan penjelasan kepada pasien.

g. Perawat mendengarkan keluhan pasien

Perawat selalu mendengarkan keluhan pasien. Walaupun terkadang

perawat diburu waktu untuk menyelesaikan tindakan keperawatan,

perawat tetap berusaha mendengar keluhan pasien dan memberikan

intruksi kepada pasien apa yang harus dilakukan. Atribut ini tingkat

h. Perawat menjalin komunikasi yang baik

Perawat selalu mendengarkan keluhan pasien, berusaha

memberikan penyuluhan, memberikan informasi, memberikan instruksi

kepada pasien apa yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan

keperawatan dan meminta izin kepada pasien sebelum melakukan

tindakan membutuhkan komunikasi yang baik antara perawat dan pasien.

Atribut ini tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya dinilai tinggi oleh

pasien.

i. Perawat bersikap ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan

Perawat selalu bersikap ramah dan sopan dalam memberikan

pelayanan, atribut ini tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya dinilai

tinggi oleh pasien

j. Perawat terampil dalam memberikan pelayanan

Perawat yang bekerja di ruang rawat jalan ini sudah cukup lama

mendampingi dokter. Sehingga perawat memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan,

atribut ini tingkat kinerjanya dinilai tinggi oleh pasien.

3. Kuadran C (Prioritas Rendah)

Wilayah ini memuat atribut-atribut kualitas pelayanan yang memiliki

tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dibawah rata-rata (dianggap kurang

penting) bagi pasien/pelanggan (Supranto, 2011). Adapun yang terdapat di

kuadran ini yaitu: Perawat menyiapkan alat medis yang dibutuhkan dengan

medis yang terdapat di ruang rawat jalan kurang lengkap, sehingga pasien

terkadang dialihkan ke laboratorium terdekat untuk dilakukannya

pemeriksaan penunjang medik. Tetapi, karena keterampilan perawat dalam

memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, hal ini menutupi kelemahan

alat medis yang kurang lengkap. Sehingga bukan alat medisnya yang penting

menurut pasien tetapi keterampilan perawatnya dalam memberikan tindakan

keperawatanlah yang penting. Sehingga atribut ini tingkat kepentingannya

dinilai rendah oleh pasien. Namun, penyiapan alat medis yang dibutuhkan

pasien dengan rapi dan baik lebih baik ditingkatkan walaupun atrribut ini

diskor rendah tingkat kepentingannya agar pasien semakin berminat untuk

berobat di Rumah Sakit Adenin Adenan.

4. Kuadran D (Berlebihan)

Wilayah ini memuat atribut-atribut kualitas pelayanan memiliki tingkat

kepentingan yang rendah sedangkan tingkat kinerjanya tinggi.

Pelanggan/pasien menganggap tidak terlalu penting atribut-atribut kualitas

pelayanan tersebut, akan tetapi pelaksanaannya dilakukan dengan baik sekali

oleh perusahaan/rumah sakit sehingga sangat memuaskan, akan tetapi

menjadi lebih mahal (Supranto, 2011). Kuadran ini dirasakan oleh

pelanggan/pasien terlalu berlebihan dalam kinerjanya. Adapun yang terdapat

a. Perawat memberikan pelayanan secara aman dan nyaman

Perawat memberikan pelayanan secara aman dan nyaman dirasakan

oleh pasien sudah memuaskan. Karena pasien merasa Pengetahuan,

pemahaman dan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan,

kemampuan komunikasi perawat yang baik, memberikan penyuluhan,

pelayanan tepat waktu, sopan dan ramah, cepat dan tanggap dalam

menanggapi keluhan pasien sudah memenuhi harapan pasien.

b. Perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan

Perawat bersikap sabar dalam memberikan pelayanan dirasakan

oleh pasien sudah memuaskan. Adanya kecepatan dan ketanggapan

perawat dalam memberikan pelayanan, permintaan izin sebelum

melakukan tindakan dan penjelesan mengenai tindakan sudah memenuhi

kebutuhan dan harapan pasien.

c. Perawat berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan penyuluhan

Atribut berpenampilan rapi dan menarik dalam memberikan

penyuluhan dinilai memiliki tingkat kepentingan yang rendah namun

pelaksanaannya dilakukan tinggi oleh pihak Rumah Sakit Adenin

Adenan Medan. Hal ini dapat dibuktikan dengan penampilan perawat

yang menggunakan baju dinas warna oranye untuk hari senin sampai

rabu dan warna hijau atau putih untuk hari kamis dan jum’at sehingga

enak dipandang mata dan dapat memberikan kesejukan bagi pasien.

perawat dan petugas lainnya yang rapi dan bersih, dianggap telah

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait