• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian, didapati mayoritas mahasiswa yaitu sebanyak 80 orang (96,4%) pernah mendengar informasi yang mengatakan bahwa penggunaan telepon seluler bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan selebihnya, yaitu sebanyak 2 orang (3,6%) tidak pernah mendengar informasi tentang penggunaan telepon seluler bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Ini jelas sekali menunjukkan bahwa informasi tentang penggunaan telepon seluler bisa menimbulkan gangguan terhadap tubuh badan manusia sudah banyak disebarkan di kalangan masyarakat melalui internet dan media massa lain. Tetapi mereka kurang mengambil tahu dengan lebih mendalam tentang bagaimana telepon seluler ini bisa menimbulkan gangguan terhadap kesehatan kita dan ini akhirnya berkomplikasi terhadap bagaimana sikap mereka dalam manangani informasi tersebut. Mengingat manfaatnya yang demikian besar, banyak orang lupa pada bahayanya. Khawatir atas ketidakpedulian masyarakat dan industri ponsel, pada tahun 1998 sebanyak 17 ilmuwan independen terkemuka menandatangani resolusi yang dikenal dengan 1998 Vienna Resolution yang menyepakati tentang dampak-dampak negatif radiasi dari telepon seluler dan stasiun pemancarnya terhadap kesehatan (Hidayat, 2009).

Selain itu, didapati mahasiswa-mahasiswa berpengetahuan paling baik mengenai efek signifikan yang akan dialami pengguna telepon seluler setelah menggunakannya dalam durasi yang panjang yaitu nyeri kepala, walaupun mereka

sebenarnya kurang mengetahui bagaimana suatu telepon seluler itu bekerja ataupun gelombang dan radiasi apakah yang dipancarkan oleh telepon seluler untuk membolehkannya bekerja. Hal ini mungkin dikarenakan pengalaman mereka sendiri setelah menggunakan telepon seluler, karena zaman sekarang telepon seluler menjadi hal yang penting dalam komunikasi, sehingga penggunaannya setiap hari dapat berulang-ulang dan dalam jangka masa yang panjang sehingga dari pengguna dapat merasakan efek nyeri kepala bila digunakan dalam waktu yang panjang. Hal ini juga bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Chia et al., 2000, yang dilakukan di Singapura, menyatakan bahwa, menurut kriteria dari International Headache Society's, nyeri kepala merupakan gejala yang paling prevalen di kalangan pengguna telepon seluler berbanding dengan mereka yang tidak menggunakan telepon seluler, dengan prevalensi rate ratio 1,31.

Sebagian besar mahasiswa juga yaitu sebanyak 55 orang (67,1%) mengetahui bahawa untuk mengurangkan efek signifikan yang dialami setelah mnggunakan telepon seluler dalam durasi yang panjang adalah dengan menggunakan hands-free. Ini juga mungkin dikeranakan dari pengalaman mereka sendiri ataupun secara logisnya mereka mengetahui bahwa paparan terhadap radiasi telepon seluler dapat dikurangkan jika kontak terhadap telepon seluler itu juga dikurangkan yaitu dengan menggunakan hands-free. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Chia et al., 2000, yang dilakukan di Singapura, menyatakan bahwa, prevalensi nyeri kepala berkurang di kalangan mereka yang menggunakan peralatan hands-free berbanding dengan mereka yang tidak menggunakan peralatan tersebut (42% vs 65%).

Dari Tabel 5.4. dapat diamati bahwa pengetahuan mahasiswa tentang sistem tubuh yang terganggu akibat dari penggunaan telepon seluler adalah paling banyak pada sistem saraf pusat yaitu sebanyak 70 orang (85,4%). Ini mungkin disebabkan media massa atau media elektronik pada masa kini paling banyak menceritakan perihal efek radiasi dari telepon seluler terhadap otak kita yang juga termasuk dalam sistem saraf pusat. Selain itu, secara logisnya mahasiswa juga mungkin memikirkan

bahwa kedudukan telepon seluler ketika digunakan yaitu diletakkan di telinga sangat dekat jaraknya dengan otak maka secara tidak langsung efek radiasi tersebut adalah ke otak. Efek radiasi dari telepon seluler kepada otak kita tergantung kepada posisi antenna dari telepon seluler tersebut ketika digunakan. Terdapat 3 posisi, yaitu:

Radiasi antenna mengarah ke otak. Pada telepon seluler jenis ini posisi antenna persis disamping otak, sehingga resiko kanker otak paling besar. Radiasi antenna mengarah ke rahang. Karena bentuknya lipatan, maka pada telepon seluler jenis ini posisi antenna berada disamping rahang. Dengan posisi antenna jauh dari otak, maka resiko kanker otak pada telepon seluler seperti ini paling kecil.

Radiasi antenna mengarah ke telinga. Pada telepon seluler tersebut posisi antenna disamping telinga, sehingga resiko kanker otak tidak terlalu besar. Namun efek sampingnya yaitu menyebabkan telinga cepat panas (Kurnianastiti, 2009).

Dari Tabel 5.6. dapat diketahui tentang tingkat pengetahuan mahasiswa berdasarkan jenis kelamin. Didapati mahasiswa yang berpengetahuan baik lebih kepada laki-laki yaitu seorang (3,6%) manakala mahasiswa yang berpengetahuan kurang tergolong dari golongan perempuan yaitu sebanyak 27 orang (50%). Ini mungkin karena laki-laki lebih cenderung tertarik kepada isu-isu yang berkaitan dengan peralatan-peralatan yang berteknologi canggih dan secara tidak langsung, dari situ mereka mendapatkan maklumat tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler. Laki-laki lebih tertarik dengan teknologi berbanding dengan wanita dan mereka juga lebih mengetahui dan memahami tentang teknologi berbanding wanita. Selain itu, laki-laki lebih berminat untuk mencari informasi secara online berbanding wanita. Mereka mencari maklumat tentang pelbagai topik dan isu berbanding wanita (Fallows, 2005).

Secara keseluruhan, diperoleh sebanyak seorang responden (1,2%) berpengetahuan baik, sebagian besar berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 47

orang (57,3%) dan sebanyak 34 orang (41,5%) berpengetahuan kurang. Dari hasil tersebut, terlihat bahwa mayoritas mahasiswa stambuk 2007 berpengetahuan sedang tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler.

Hal ini menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik berarti telah mengetahui dan memperoleh informasi tentang gangguan- gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler dari berbagai sumber seperti media elektronik, media massa, media cetak maupun tenaga kesehatan itu sendiri. Sedangkan bagi mahasiswa-mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan kurang, mungkin ini disebabkan mereka kurang mendapat informasi tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler yang diperoleh dari media elektronik, media massa, media cetak maupun dari tenaga kesehatan.

Pengetahuan baik, sedang dan kurang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari lingkungan rakan-rakan, tenaga kesehatan maupun dari media cetak, massa dan elektronik. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Dokumen terkait