• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan Telepon Seluler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan Telepon Seluler"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2007 TENTANG GANGGUAN KESEHATAN YANG DAPAT DITIMBULKAN

DARI PENGGUNAAN TELEPON SELULER TAHUN 2010

Oleh :

NUR AZIEMAH BT HJ ABDULLAH 070100457

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2007 TENTANG GANGGUAN KESEHATAN YANG DAPAT DITIMBULKAN

DARI PENGGUNAAN TELEPON SELULER TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

NUR AZIEMAH BT HJ ABDULLAH 070100457

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Angkatan 2007 Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan Telepon Seluler

Nama : Nur Aziemah bt Hj Abdullah

NIM : 070100457

Pembimbing, Penguji I,

(dr. Rina Amelia, MARS) (dr. Tetty Aman Nasution, M.Med Sc) NIP : 197604202003122002 NIP : 197001091997022001

Penguji II

dr. Hemma Yulfi, MSc NIP : 197410192001122001 Kepala Batas, 24 November 2010

Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Telepon seluler bekerja dengan memancarkan sejenis radiasi elektromagnetik yaitu radiasi radiofrekuensi yang juga berbahaya kepada manusia jika dipaparkan dalam jumlah tertentu dalam jangka masa yang panjang. Terdapat beberapa gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler ini. Antaranya adalah ia dapat menurunkan motilitas dan vitalitas spermatozoa, memfragmentasi DNA pada sperma, mencegah produksi melatonin, meningkatkan perpecahan untai tunggal dan ganda dari DNA di dalam otak, kerusakan otak, menurunkan proliferasi sel, perubahan tekanan darah dan yang paling signifikan adalah nyeri kepala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random sampling.

Dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler mayoritas berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 57,3%, kategori baik diperoleh sebesar 1,2% dan kategori kurang diperoleh sebesar 41,5%.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 berada dalam kategori sedang. Mahasiswa seharusnya lebih banyak mengambil tahu tentang perkembangan semasa tentang dunia kesehatan khususnya yang berkaitan dengan telepon seluler. Pencegahan daripada terjadinya gangguan kesehatan yang diakibatkan dari kesan penggunaan telepon seluler dalam jangka masa panjang dapat dilakukan dengan menggunakan hands-free ketika menggunakan telepon seluler dalam durasi yang lama.

(5)

ABSTRACT

Cell phones work by transmitting an electromagnetic radiation which is radiofrequency radiation. This radiation is also dangerous if exposed to human in a certain amount and in a long term. There are a few health problems that can be caused by the usage of cell phones. They are: the radiation can reduce the motility and vitality of the spermatozoa, fragmentation of sperm’s DNA, preventing the production of melatonin, increase splitting of single and double-stranded DNA in the brain, brain damage, reduce cell proliferation, changes in blood pressure, and headache – most significant. The aim of this research is to determine the level of students’ knowledge of batch 2007 in Medical Faculty of University of North Sumatera about health problems that could occur by the usage of cell phones.

This is a descriptive research method with a Cross Sectional approach and the sample withdrawal is done by using a stratified random sampling technique.

With the total sample of 82 students, the result shows that the majority of the students’ knowledge about health problems that could occur by the usage of cell phones is average which is 57,3%, good category is 1,2% and less category is 41,5%.

From the results mentioned above, we can conclude that the level of students’ knowledge of batch 2007 in Medical Faculty of University of North Sumatera about health problems that could occur by usage of cell phones are within the average limit. They should be aware of the current issues about health especially those regarding on cell phones. Avoiding health problems that could occur by the long-term usage of cell phones can be accomplished by using a hands-free.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadrat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai

sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan Telepon Seluler. Dalam

penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Rina Amelia, MARS, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini

dapat terselesaikan dengan baik.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

4. Terima kasih yang tiada tara penulis persembahkan kepada kedua orangtua

penulis, yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada

bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis

(7)

5. Terima kasih ditujukan kepada saudara-saudara penulis, abang dan kakak

yang selalu member dukungan, doa, kasih sayang dan keceriaan dalam

hidupku.

6. Terima kasih kepada seluruh teman-teman Angkatan 2007, terima kasih atas

dukungan, bantuan dan partisipasinya.

7. Terima kasih kepada junior-junior yang tercinta yang telah banyak membantu

dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis

selama ini, penulis ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan membalas dengan

pahala yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi kita

semua.

Kepala Batas, November 2010

Penulis,

Nur Aziemah bt Hj Abdullah

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN...i

ABSTRAK………...ii

ABSTRACT………...iii

KATA PENGANTAR………...iv

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR TABEL………viii

DAFTAR SINGKATAN………...ix

DAFTAR LAMPIRAN………..xi

BAB 1 PENDAHULUAN………...1

1.1 Latar Belakang………..1

1.2 Rumusan Masalah……….4

1.3 Tujuan Penelitian………..5

1.4 Manfaat Penelitian………5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………..6

2.1. Telepon Seluler……….6

2.1.1. Sejarah………..6

2.1.2. Gelombang Elektromagnetik………7

2.1.3. Gangguan-gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan…...8

2.2. Pengetahuan………17

2.2.1. Definisi………...17

2.2.2. Tingkat Pengetahuan………..17

(9)

3.1. Kerangka Konsep………20

3.2. Definisi Operasional………...20

BAB 4 METODE PENELITIAN……….22

4.1. Rancangan Penelitian………..22

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian………..22

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………..22

4.4. Metode Pengumpulan Data……….24

4.5. Metode Analisis Data……….24

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...25

5.1. Hasil Penelitian………...25

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………25

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………26

5.1.3. Hasil Analisa Data………..26

5.2. Pembahasan………30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….34

6.1. Kesimpulan……….34

6.2. Saran………...34

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...26

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi

Telepon Seluler Dapat Menimbulkan Gangguan Kesehatan………..27

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tentang Gangguan-gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan

dari Penggunaan Telepon Seluler………...27 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang

Sistem Tubuh yang Bisa Terganggu Akibat Penggunaan Telepon

Seluler………...28 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang

Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan

Telepon Seluler………...29 Tabel 5.6. Hasil Uji Silang Antara Jenis Kelamin dan Tingkat Pengetahuan

Responden Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan

(11)

DAFTAR SINGKATAN

5-HT 5-hidroksitriptamin

BBB Blood-Brain Barrier

BCSFB Blood-Cerebrospinal Fluid Barrier

CP Choroid Plexus

CSF Cerebrospinal Fluid

CW Continuous Wave

DNA Deoxyribonucleic Acid

EMF Electromagnetic Field

FK USU Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

GSM Global System (or Standard) for Mobile

HF High Frequency

HRV Heart Rate Variability

ICNIRP International Commission for Non-Ionising Radiation Protection

LF Low Frequency

NIM Nomor Induk Mahasiswa

PEMA Pemerintahan Mahasiswa

PMP Panduan Minat dan Prestasi

POM Persatuan Orang tua Mahasiswa

RF-EMF Radiofrequency-Electromagnetic Field

(12)

RF/MW Radiofrequency/Microwave

RFR Radiofrequency Radiation

ROA Research On Asia

SAR Specific Absorption Rates

SNMPTN Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri

SPSS Statistical Products and Service Solution

SSA Sistem Saraf Autonom

SSP Sistem Saraf Pusat

TTR Transthyretin

UMB Ujian Masuk Bersama

UV Ultraviolet

W-CDMA Wideband Code Division Multiple Access

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Pengesahan Validitas Isi

Lampiran 3 Lembar Kuesioner

Lampiran 4 Lembar Penjelasan dan Persetujuan Pengisian Kuesioner

(14)

ABSTRAK

Telepon seluler bekerja dengan memancarkan sejenis radiasi elektromagnetik yaitu radiasi radiofrekuensi yang juga berbahaya kepada manusia jika dipaparkan dalam jumlah tertentu dalam jangka masa yang panjang. Terdapat beberapa gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler ini. Antaranya adalah ia dapat menurunkan motilitas dan vitalitas spermatozoa, memfragmentasi DNA pada sperma, mencegah produksi melatonin, meningkatkan perpecahan untai tunggal dan ganda dari DNA di dalam otak, kerusakan otak, menurunkan proliferasi sel, perubahan tekanan darah dan yang paling signifikan adalah nyeri kepala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random sampling.

Dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler mayoritas berada dalam kategori sedang yaitu sebesar 57,3%, kategori baik diperoleh sebesar 1,2% dan kategori kurang diperoleh sebesar 41,5%.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 berada dalam kategori sedang. Mahasiswa seharusnya lebih banyak mengambil tahu tentang perkembangan semasa tentang dunia kesehatan khususnya yang berkaitan dengan telepon seluler. Pencegahan daripada terjadinya gangguan kesehatan yang diakibatkan dari kesan penggunaan telepon seluler dalam jangka masa panjang dapat dilakukan dengan menggunakan hands-free ketika menggunakan telepon seluler dalam durasi yang lama.

(15)

ABSTRACT

Cell phones work by transmitting an electromagnetic radiation which is radiofrequency radiation. This radiation is also dangerous if exposed to human in a certain amount and in a long term. There are a few health problems that can be caused by the usage of cell phones. They are: the radiation can reduce the motility and vitality of the spermatozoa, fragmentation of sperm’s DNA, preventing the production of melatonin, increase splitting of single and double-stranded DNA in the brain, brain damage, reduce cell proliferation, changes in blood pressure, and headache – most significant. The aim of this research is to determine the level of students’ knowledge of batch 2007 in Medical Faculty of University of North Sumatera about health problems that could occur by the usage of cell phones.

This is a descriptive research method with a Cross Sectional approach and the sample withdrawal is done by using a stratified random sampling technique.

With the total sample of 82 students, the result shows that the majority of the students’ knowledge about health problems that could occur by the usage of cell phones is average which is 57,3%, good category is 1,2% and less category is 41,5%.

From the results mentioned above, we can conclude that the level of students’ knowledge of batch 2007 in Medical Faculty of University of North Sumatera about health problems that could occur by usage of cell phones are within the average limit. They should be aware of the current issues about health especially those regarding on cell phones. Avoiding health problems that could occur by the long-term usage of cell phones can be accomplished by using a hands-free.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Telepon seluler merupakan salah satu alat komunikasi yang sudah tidak asing

lagi di kalangan masyarakat kita. Hampir semua orang memiliki sekurang-kurangnya

satu telepon seluler, tanpa mengira status ekonomi seseorang itu. Dengan

bertambahnya populasi dunia yang mengunakan telepon seluler, jumlah operator

seluler juga semakin bertambah. Berdasarkan dari survei yang dilakukan oleh United

Nation, 60% dari populasi dunia kini menggunakan telepon seluler dengan kadar subskripsi 4,1 bilyar per tahun. Data menunjukkan peningkatan pengguna telepon

seluler kira-kira 1 milyar semenjak tahun 2002.

Suatu studi yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian Research On Asia Group (ROA) mengungkapkan perkembangan pasar telepon seluler Indonesia yang terus tumbuh pesat. Diprediksikan juga angka pertumbuhan tahun 2007 sampai 2010.

Disebutkan juga pengguna telepon seluler di Indonesia tercatat sebanyak 68 juta

pada akhir tahun 2006 dan akan tumbuh menjadi 94,7 juta pada tahun 2007. Pada

tahun 2010, angka pengguna telepon seluler di Indonesia pun diprediksikan

mencapai angka 133 juta. Dengan kata lain, sekitar separuh dari seluruh populasi

negeri ini yang diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, merupakan pengguna telepon

seluler. Dengan demikian, Indonesia pun akan menempati peringkat ketiga pasar

telepon seluler terbesar di Asia setelah Cina dan India (Kristo, 2007).

Terdapat beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat kemungkinan

efek dari penggunaan telepon seluler. Radiasi radiofrekuensi elektromagnetik

(RF-EMR) yang terdapat dalam densitas kuasa dan julat frekuensi dari telepon seluler

meningkatkan generasi dari spesies oksigen reaktif dalam mitokondria yang terdapat

dalam spermatozoa manusia, menyebabkan menurunnya motilitas dan vitalitas dari

(17)

dan akhirnya terjadi fragmentasi dari DNA. Temuan ini telah menunjukkan implikasi

yang jelas untuk keselamatan penggunaan telepon seluler yang ekstensif oleh

laki-laki pada usia reproduktif, di mana ini bisa memberi dampak terhadap kesuburan

mereka dan kesehatan zuriat mereka (De Iuliis et al., 2009).

Kohli, Sachdev dan Vats (2009) mengatakan beberapa teori tentang

mekanisme kerusakan non-termal telah menemukan bahwa kemungkinan pemaparan

kepada bidang magnetik berfrekuensi rendah mungkin bisa menghambat produksi

bahan kimia yang secara normalnya, bekerja untuk menghalang mutasi sel. Sebagai

contoh, beberapa studi telah mencadangkan bidang magnetik begitu bisa

mempengaruhi fungsi dari kelenjar pineal dan seterusnya mencegah produksi

melatonin yang merupakan sejenis antioksidan.

Mereka juga menyatakan bahwa penelitian yang lebih lanjut telah

menyatakan bahwa mencit yang terpapar dengan radiasi radiofrekuensi (RFR) 2,45

GHz (tipe yang sama tetapi dalam kuantiti yang lebih tinggi daripada yang

dikeluarkan oleh telepon seluler) menyebabkan terjadinya perubahan struktur dan

genom di dalam otak dan testis (Sarkar, Ali, dan Behari, 1994) dan terdapat

peningkatan perpecahan dari untai tunggal dan ganda dari DNA di dalam otak (Lai

dan Singh, 1996).

Pemaparan terhadap bidang magnetik yang terlampau rendah dikatakan dapat

meningkatkan apoptosis, di mana ini menunjukkan terdapat kemungkinan

meningkatnya kerusakan pada DNA disebabkan pemaparan kepada bidang magnetik

ini. Satu hipotesa dari Leszczynski (2002) menyatakan bahwa radiofrekuensi dari

telepon seluler dapat mengaktivasi heat shock protein 27 (hsp27), di mana seterusnya ini akan menghambat jalur apoptosis (memfasilitasi perkembangan

kanker otak) dan juga akan meningkatkan permeabilitas dari sawar darah otak. Jika

ini terjadi berulang kali dalam jangka masa yang panjang, bisa menyebabkan

(18)

Terdapat keprihatinan terhadap kemungkinan-kemungkinan efek radiasi

radiofrekuensi terhadap kesehatan. Beberapa penelitian yang telah dipublikasi

menyatakan bahwa radiasi EMF tidak berbahaya. Ada pula yang menyatakan bahwa

telepon seluler dan base station adalah aman karena mereka menepati ciri-ciri keselamatan yang telah ditetapkan oleh International Commission for Non-Ionising

Radiation Protection (ICNIRP). Ada juga yang percaya bahwa efek samping terhadap kesehatan muncul dari efek penghangatan dari radiasi tersebut. Selain itu,

beberapa pendapat mengatakan bahwa EMF tidak mempunyai tenaga yang cukup

untuk memecahkan ikatan kimiawi (maka tidak dapat menghasilkan ion yang

bercaj). Seperti yang kita sedia maklum, penggunaan telepon seluler dilarang di

dalam pesawat dan di rumah sakit. Ini karena pancaran radiasi dari telepon seluler

tersebut dapat mengganggu pemakaian peralatan elektronik yang sensitif (Das,

2003).

Radiasi dari telepon seluler juga mempunyai efek penghapus pada peralatan

personal contohnya pace makers, defibrillator dan pompa insulin. Ini bukan disebabkan efek penghangatan dari radiasi tetapi dari efek non-termalnya. Maka,

efek non-termal dapat memberi impak terhadap sistem biologis. Radiasi

radiofrekuensi elektromagnetik (RF-EMR) juga dikatakan bisa meningkatkan

permeabilitas substansi terhadap sawar darah otak. Ini bisa terjadi pada intensitas

yang rendah. RF-EMR juga telah dilaporkan dapat menyebabkan perubahan

morfologi pada sistem saraf pusat. Perubahan-perubahan lain yang dilaporkan

termasuklah perpecahan dari untaian DNA, aberasi kromosom, perubahan pada

aktivitas otak, perubahan tekanan darah dan penurunan sekresi dari melatonin. Juga

terdapat laporan bahwa ia dapat meningkatkan insidensi beberapa jenis kanker di

kalangan orang yang tinggal di sekitar base station (Das, 2003).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Trošić dan Pavičić (2009), selepas

diradisi dengan RF/MW sebanyak 935MHz selama 72 jam, terdapat penurunan

(19)

menunjukkan terdapatnya gangguan pada struktur mikrotubul segera setelah paparan.

Didapati, proliferasi sel yang signifikan rendah setelah paparan selama 3 jam ditemui

pada hari ke-3 pasca radiasi merupakan impak dari kerusakan struktur mikrotubul

yang diobservasi segera setelah diradiasi dengan RF/MW.

Ada yang berpendapat bahwa penggunaan telepon seluler dapat

meningkatkan resiko untuk mendapat neuroma akustik, glioma, melanoma uveal,

kanker dan perubahan respon auditorik pada batang otak. Maka, beberapa penelitian

telah dijalankan. Hasilnya, tidak terdapat hubungan antara penggunaan telepon

seluler dengan glioma (Hepwerth et al., 2006) dan perubahan respon auditorik pada batang otak (Stefanics et al., 2007). Didapati juga, penggunaan telepon seluler tidak meningkatkan resiko untuk mendapat neuroma akustik (Takebayashi et al., 2006) dan melanoma uveal (Stang et al., 2009). Mereka berpendapat mungkin karena

penelitian mereka tidak dilakukan dalam jangka masa yang panjang (> 10 tahun).

Pada masa sekarang, kejadian kanker otak yang disebabkan oleh penggunaan telepon

seluler masih tergantung kepada epidemiologi, tetapi masih tidak terdapat

argumentasi yang valid dan tidak terdapat bukti yang kukuh untuk menyokong

pendapat tersebut (Kundi, 2008).

Terdapat banyak spekulasi tentang efek negatif penggunaan telepon seluler

terhadap kesehatan. Ada yang berpendapat penggunaan jangka masa panjang dari

telepon seluler bisa menyebabkan kanker otak, nyeri kepala, gangguan pada ritma

jantung dan lain-lain. Karena itulah para saintis dan ilmuwan terus-menerus meneliti

tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon

seluler. Masyarakat pula nampaknya semakin prihatin terhadap masalah ini. Jadi,

karena itulah penelitian ini dilakukan – untuk mengetahui tingkat pengetahuan

mahasiswa FK USU tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan

dari penggunaan telepon seluler. Penelitian ini mengkhususkan pada mahasiswa FK

angkatan 2007 di USU karena peneliti berpendapat bahwa calon-calon dokter ini

(20)

ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler agar dapat mengupayakan usaha untuk

meminimalisasi efek-efek tersebut terhadap kesehatan.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, didapati masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2007 tentang gangguan

kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Yang menjadi tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2007 tentang gangguan kesehatan

yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2007 tentang

lama pemakaian telepon seluler yang dapat mengakibatkan timbulnya

gangguan kesehatan.

Apa saja dari telepon seluler yang dapat menyebabkan terjadinya

gangguan kesehatan?

Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon

seluler.

1.4. Manfaat Penelitian

(21)

a. Meningkatkan pengetahuan baik mahasiswa kedokteran ataupun masyarakat

mengenai gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler.

b. Membuat masyarakat lebih peduli tentang efek-efek terhadap kesehatan yang

dapat ditimbulkan dari pemakaian telepon seluler jangka masa panjang.

c. Menyadarkan masyarakat khususnya mahasiswa FK USU untuk mengubah

cara pemakaian telepon seluler supaya dapat meminimalisasi efek-efek dari

penggunaan telepon seluler terhadap kesehatan.

d. Memberi peluang kepada mahasiswa kedokteran lainnya untuk

memanfaatkan penelitian ini sebagai dasar pertimbangan atau stimulus untuk

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telepon Seluler

2.1.1. Gelombang Elektromagnetik

Telepon seluler bekerja dengan cara memancarkan sejenis radiasi

elektromagnetik yaitu radiasi radiofrekuensi. Bidang elektromagnetik merupakan

gabungan antara bidang listrik dan bidang magnetik. Bidang listrik terhasil dari

perbedaan pada voltase: semakin tinggi voltase, semakin kuat bidang yang terhasil.

Bidang magnetik pula terhasil apabila arus listrik mengalir: semakin besar arus,

semakin kuat bidang magnetik tersebut. Bidang listrik bisa wujud walaupun tidak

terdapat arus yang mengalir. Jika terdapat arus yang mengalir, kekuatan bidang

magnetik akan berbeda dengan tenaga yang digunakan tetapi kekuatan bidang listrik

akan konstan (WHO, 2010).

Frekuensi dan panjang gelombang merupakan karakteristik utama dari bidang

elektromagnetik ini. Pada gelombang elektromagnetik, kedua-dua karakteristik ini

saling berhubungan antara satu dengan lain : semakin tinggi frekuensi, semakin

pendek panjang gelombangnya. Pada frekuensi radio dan gelombang mikro, bidang

listrik dan magnetik merupakan dua komponen dari gelombang elektromagnetik.

Densitas tenaga yang diukur dalam Watts per meter kuadrat (W/m2), menerangkan

intensitas dari bidang ini (Serway dan Vuille, 2007).

Gelombang elektromagnetik diprediksikan oleh James Clerk Maxweel dan

dikonfirmasi secara eksperimental oleh Heinrich Hertz. Gelombang ini dihasilkan

dari percepatan muatan listrik dan mempunyai ciri-ciri berikut. Gelombang

elektromagnetik merupakan gelombang melintang, karena bidang listrik dan

magnetik bersilang secara tegak lurus dengan arah propagasi gelombang tersebut.

Gelombang elektromagnetik bergerak dengan kelajuan cahaya. Terdapat 7 jenis

gelombang elektromagnetik. Gelombang radio merupakan hasil dari percepatan

(23)

komunikasi televisi. Gelombang mikro mempunyai panjang gelombang yang berjulat

di antara 1 mm dan 30 cm dan dihasilkan oleh alat elektronik. Gelombang infrared

diproduksi oleh objek dan molekul yang panas, mempunyai panjang gelombang

kira-kira 1 mm – 7 x 10-7 m. Cahaya tampak yang merupakan bentuk gelombang

elektromagnetik yang paling umum merupakan sebagian dari spectrum yang dapat

dideteksi oleh mata manusia. Yang tergolong sebagai sinar ultraviolet (UV) adalah

gelombang yang mempunyai panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m – 6 x 10-10 m.

Sumber utama dari sinar UV ini adalah matahari. Sinar X merupakan gelombang

elektromagnetik dengan panjang gelombang 10-8 m – 10-13 m. Sinar gamma

merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh nuklei radioaktif dan

mempunyai panjang gelombang kira-kira 10-10 m – 10-14 m (Serway dan Vuille,

2007).

Radiasi merupakan tenaga yang dipancarkan sebagai gelombang

elektromagnetik atau partikel subatomik. Radiasi elektromagnetik pula merupakan

sejenis radiasi yang termasuk cahaya tampak, gelombang radio, sinar gamma dan

sinar X. Gelombang radio adalah sejenis gelombang elektromagnetik dari

radiofrekuensi. Radiofrekuensi pula merupakan frekuensi yang berjulat dari 104 –

1011 atau 1012 Hertz dan digunakan pada alat telekomunikasi.

2.1.2. Gangguan-gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan A. Gangguan Proliferasi Sel

Menurut penelitian saintifik yang dijalankan oleh Trošić dan Pavičić, 2009,

didapati selepas diradisi dengan RF/MW sebanyak 935MHz selama 72 jam, terdapat

penurunan dalam proliferasi sel pada sel yang telah diradiasi selama 3 jam (p<0.05).

Sel-sel ini juga menunjukkan terdapatnya gangguan pada stuktur mikrotubul segera

setelah paparan. Didapati, proliferasi sel yang signifikan rendah setelah paparan

selama 3 jam ditemui pada hari ke-3 pasca radiasi merupakan impak dari kerusakan

(24)

Mereka juga mendapati terdapat perubahan pada serat mikrotubul setelah terpapar

kepada radiasi RF/MW selama 1, 2 dan 3 jam berbanding dengan kontrol negatif dan

positif dari sampel sel. Irregularitas juga didapati pada morfologi sel dan struktur

protein mikrotubul.

Salah satu struktur yang paling penting yang melibatkan mikrotubul adalah

spindel mitosis pada sel yang membagi. Mikrotubul merupakan suatu struktur yang

dinamik di mana fungsinya tergantung dengan ketidakstabilan dinamik yang

diinduksi oleh kekuatan elektromagnetik interna. Tetapi dalam penelitian ini tidak

didapati bahwa radiasi bisa mempengaruhi indeks mitosis. Hasil dari penelitian ini

juga menunjukkan bahwa kinetik dari proliferasi sel mungkin tergantung dengan

kerusakan mikrotubul yang diobservasi segera setelah pemaparan terhadap radiasi

pada frekuensi telepon seluler.

Terdapat satu lagi penelitian yang dilakukan oleh Sekijima et al., 2010, di mana mereka mengkaji bagaimana aktivitas dari bidang radiofrekuensi terhadap

perubahan pada proliferasi sel dan profil ekspresi gen pada sel manusia, yaitu A172

(glioblastoma), H4 (neuroglioma), and IMR-90 (fibroblas dari paru fetal normal)

selepas dipaparkan kepada continuous wave (CW) 2.1425 GHz dan bidang RF

Wideband Code Division Multiple Access (W-CDMA) pada 3 tahapan. Pada fase inkubasi, sel dipaparkan pada specific absorption rates (SARs) 80, 250, atau 800 mW/kg dengan kedua-dua CW dan bidang RF W-CDMA selama 96 jam. Hasilnya,

didapati paparan terhadap RF pada batas SAR yang telah ditetapkan oleh ICNIRP

tidak mungkin menimbulkan respon stres secara umum pada sel yang dikaji.

Selain itu, Kim TH et al., 2008, telah melakukan penelitian di mana mereka memaparkan kepala mencit C57BL yang diletakkan di dalam ruang paparan seperti

korsel dengan radiasi RF telepon seluler sebanyak 849 MHz atau 1763. Di dalam

ruang ini, hewan dipaparkan dengan radiasi sebanyak 7,8 W/kg secara intermiten

(25)

MHz dan 1763 MHz pada jumlah 7.8 W/kg SAR tidak dapat menginduksi perubahan

sel seperti proliferasi, kamtian dan gliosis reaktif.

B. Infertilitas yang Disebabkan oleh Penginduksian Spesies Oksigen Reaktif dan Kerusakan pada DNA di dalam Nukleus Sperma

Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mendapat anak

setelah setahun melakukan hubungan seks tanpa proteksi. Infertilitas kebanyakannya

dialami oleh kira-kira 15% pasangan. Secara kasar, 40% kasus penyebabnya adalah

dari laki-laki, 40% perempuan dan selebihnya adalah dari kedua-dua jenis kelamin.

Dalam kebanyakan kasus, laki-laki tidak mampu untuk memproduksi spermatozoa

dalam jumlah yang adekuat untuk mencapai fertilisasi teteapi juga terdapat

kerusakan fungsional pada sel ini yang sekaligus menghalang terjadinya pembuahan

(De Iuliis et al., 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh De Iuliis et al., 2009, didapati bahwa

RF-EMR yang terdapat dalam densitas kuasa dan julat frekuensi dari telepon seluler

meningkatkan generasi dari spesies oksigen reaktif dalam mitokondria yang terdapat

dalam spermatozoa manusia, menyebabkan menurunnya motilitas dan vitalitas dari

spermatozoa. Di samping itu, ia juga menstimulasi formasi adduksi dari basis DNA

dan akhirnya terjadi fragmentasi dari DNA. Temuan ini telah menunjukkan implikasi

yang jelas untuk keselamatan penggunaan telepon seluler yang ekstensif oleh

laki-laki pada usia reproduktif, di mana ini bisa memberi dampak terhadap kesuburan

mereka dan kesehatan zuriat mereka.

Studi ini secara jelasnya menunjukkan bahwa RF-EMR bisa merusakkan

fungsi sperma melalui mekanisme yang melibatkan kebocoran dari elektron dari

mitokondria dan pembentukan dari stress oksidatif. Selain itu, fakta tentang

kerusakan DNA pada sperma oleh radiasi jenis ini mempunyai implikasi tambahan

(26)

paparan kepada RF-EMR yang tinggi di tempat kerja atau lingkungan sekitar masa

pembuahan.

C. Nyeri Kepala dan Pusing

Nyeri kepala dan pusing merupakan gejala yang sering dilaporkan yang

berkaitan dengan penggunaan telepon seluler dan bukti tentang gejala ini disebabkan

oleh paparan terhadap RF-EMF adalah lemah (Schüz et al., 2009).

Kebanyakan pasien yang mengalami nyeri kepala yang tergolong dalam tipe

tensi atau migrain. Walaubagaimanapun, nyeri kepala juga bisa sekunder dari

kelainan-kelainan lain pada kepala dan leher, dan kadang-kadang ia merupakan

gejala predominan dari penyakit intrakranial yang serius, contohnya tumor, infeksi

SSP atau pendarahan subaraknoid (Turner, 2009).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Chia et al., 2000, yang dilakukan di Singapura, menyatakan bahwa, menurut kriteria dari International Headache Society's, nyeri kepala merupakan gejala yang paling prevalen di kalangan pengguna telepon seluler berbanding dengan mereka yang tidak menggunakan telepon seluler,

dengan prevalensi rate ratio 1,31. Terdapat peningkatan yang signifikan pada prevalensi dari nyeri kepala dengan peningkatan durasi penggunaan (menit/hari) (P =

0,038). Prevalensi nyeri kepala berkurang di kalangan mereka yang menggunakan

peralatan hands-free berbanding dengan mereka yang tidak menggunakan peralatan tersebut (42% vs 65%).

D. Perubahan Konsentrasi Serum Transthyretin pada Sawar Darah-Cairan Serebrospinal

Ada pendapat mengatakan bahwa penggunaan telepon seluler bisa

menyebabkan disfungsi dari sawar darah-otak (BBB). Sawar darah-cairan

serebrospinal (BCSFB) kurang mendapat perhatian, walaupun ia berperan untuk

(27)

Seharusnya, kedua-dua sawar otak ini harus dititikberatkan secara sama rata karena

kedua-duanya bisa terlibat dalam penyakit otak neurodegeneratif yang kronik. BBB

memisahkan molekul dari darah dari masuk ke cairan serebrospinal (CSF), manakala

BCSFB memisahkan darah didalam otak dari cairan serebrospinal. BBB terdiri dari

sel endotel manakala BCSFB terdiri dari sel epitel (Söderqvist, Carlberg, dan

Hardell, 2009).

Transthyretin (TTR), juga dikenali sebagai prealbumin, merupakan transport

bagi tiroksin dan retinol dalam plasma dan CSF. Tempat utama sintesanya adalah di

hati, pleksus koroid (CP) dan epitel pigmen retinal. TTR digunakan dalam praktis

klinis sebagai marker bagi beberapa kondisi, contohnya pada penyakit Alzheimer,

amiloidosis, inflamasi dan malnutrisi. TTR majoritinya diproduksi oleh sel epitel

pada CP yang terletak di dalam keempat-empat ventrikel, mewakili kira-kira 25%

dari protein dalam CSF. CP akan meluas untuk mengisi hampir kesemua ventrikel

dan mempunyai brush-type borders, mikrovili, pada bagian apikal. Apabila difiltrasi oleh berus mikrovili ini, CSF akan mengalir dari ventrikel lateral, melalui ventrikel

ketiga dan keempat ke ruang subaraknoid. Dari situ, cairan tersebut akan menyebar

ke seluruh bagian otak dan saraf spinal (Söderqvist, Carlberg, dan Hardell, 2009).

Di dalam studi ini didapati terdapatnya kaitan yang signifikan antara

penggunaan telepon seluler dengan peningkatan kadar TTR tanpa mengira berapa

banyak penggunaannya. Berdasarkan penggunaan jangka masa pendek, konsentrasi

TTR yang signifikan tinggi didapati pada wanita di mana jarak masa antara

pengambilan darah dengan panggilan telepon yang paling akhir lebih singkat

(Söderqvist, Carlberg, dan Hardell, 2009).

E. Perubahan Variabilitas Denyut Jantung (HRV)

Analisa frekuensi dari HRV atau nama lainnya variabilitas panjang siklus,

variabilitas R-R dan variabilitas periode jantung merupakan representasi dari tonus

(28)

dari aktivitas simpatetik dan parasimpatetik bisa bermanifestasi dalam komponen

frekuensi variabilitas R-R yang tinggi (0,15-0,40 Hz) dan rendah (0,04-0,15 Hz).

Tonus parasimpatetik bermanifestasi pada frekuensi analisa spektral yang tinggi

(HF) manakala frekuensi rendah (LF) bisa mencerminkan tonus simpatetik dan

parasimpatetik. Rasio LF:HF dianggap sebagai suatu cara untuk mengukur

keseimbangan simpatovagal dan mencerminkan modulasi simpatetik (Salukhe dan

Francis, 2005).

HRV merupakan indikator yang penting untuk resiliency fisiologis dan fleksibiliti kelakuan, yang mana akan mencerminkan kapasitas individu itu untuk

beradaptasi dengan efektif terhadap stress kebutuhan lingkungan. Variabilitas denyut

jantung yang normal disebabkan oleh aksi sinergis dari dua cabang dari Sistem Saraf

Autonom (SSA), di mana mereka bertindak dalam keseimbangan melalui neural,

mekanikal, humoral dan mekanisme fisiologis yang lain untuk mempertahankan

parameter kardiovaskular dan untuk melakukan reaksi yang betul akibat dari

perubahan kondisi eksterna atau interna. Pada individu yang sehat, estimasi dari

denyut jantung pada suatu masa menunjukkan efek bersih dari saraf parasimpatetik

(vagus), yang berfungsi untuk menurunkan denyut jantung, dan saraf simpatetik,

berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi

oleh emosi, pikiran dan olahraga. Perubahan ritma jantung tidak hanya

mempengaruhi jantung tetapi juga kemampuan otak untuk memproses informasi,

termasuk pengambilan keputusan, penyelasaian masalah dan kreativiti. Ia juga secara

langsung bisa mempengaruhi perasaan kita (Institute of HeartMath, 2010).

Ada yang telah menunjukkan bahwa eksposisi EMF di tempat kerja bisa

menyebabkan fluktuasi pada denyut jantung dan HRV. Bidang elektromagnetik yang

dipancarkan dari telepon seluler juga bisa mempengaruhi tonus autonomik, sekaligus

memodifikasi fungsi dari sistem sirkulatorik. Dari penelitian ini, didapati

penggunaan telepon seluler bisa mempengaruhi HRV dan mengubah keseimbangan

(29)

simpatetik telah diobservasi dari analisa HRV ketika sedang menggunakan telepon

seluler. Dikatakan juga, perubahan HRV ketika penggunaan bisa dipengaruhi oleh

bidang elektromagnetik tetapi pengaruh dari percakapan juga tidak bisa diabaikan.

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep mengenai tingkat pengetahuan terhadap

gangguan-gangguan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler

diuraikan seperti berikut:

3.2. Definisi Operasional

a. Tingkat Pengetahuan

Definisi: Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tentang telepon

seluler dan gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkannya.

Antaranya mencakupi lama pemakaian telepon seluler yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan, apa saja dari telepon seluler yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan dan gangguan-gangguan kesehatan yang

dapat ditimbulkan dari pemakaian telepon seluler.

Alat Ukur: Kuesioner. Di dalam kuesioner diajukan sebanyak 17 soal. Soal

no.1-no.6 dan no.8-no.17 merupakan soal yang memerlukan responden untuk

menjawab cuma 1 jawaban yang paling benar. Soal no.7 pula merupakan

checklist. Pertanyaan yang ditanyakan pada soal no.8-no.17 merupakan lanjutan dari soal no.7.

Tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU

angkatan 2007

Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon

(31)

Cara Ukur: Skor total tertinggi adalah 20. Soal no.1 tidak diberi markah

karena dianggap sebagai screening. Pada soal no.7, responden bisa memilih lebih dari 1 jawaban.

o Jawaban yang benar diberi skor 1 o Jawaban yang salah diberi skor 0

Hasil Ukur: Dikategorikan dengan baik, sedang dan kurang dengan definisi

sebagai berikut (Pratomo, 1986) :

o Pengetahuan yang baik apabila responden mengetahui sebagian besar

atau seluruhnya tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan

dari penggunaan telepon seluler (skor jawaban >75% dari nilai

tertinggi yaitu >15)

o Pengetahuan yang sedang apabila responden mengetahui sebagian

tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler (skor jawaban 40% - 75% dari nilai tertinggi yaitu 8 –

15)

o Pengetahuan yang kurang apabila responden mengetahui sebagian

kecil tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari

penggunaan telepon seluler (skor jawaban <40% dari nilai tertinggi

yaitu <8)

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan cross-sectional. Dengan satu kali pengamatan pada rentang waktu tertentu, peneliti mendeskripsikan bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa FK

USU angkatan 2007 tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari

penggunaan telepon seluler.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(FK USU). Penelitian dilakukan pada orang-orang yang memenuhi kriteria peneliti

yang datang ke lokasi penelitian untuk sesi perkuliahan. Sebab kenapa FK USU

dipilih sebagai lokasi penelitian karena peneliti berpendapat bahwa mahasiswanya

merupakan calon-calon dokter dan ditanggapi bahwa tingkat pengetahuan mereka

tentang gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler

lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pengetahuan orang awam. Di dalam

penelitian ini peneliti berharap agar dapat mengetahui tingkat pengetahuan para

calon dokter ini supaya mereka dapat mengedukasi pasien mereka nanti dalam upaya

untuk meminimalisasikan efek jangka panjang dari penggunaan telepon seluler.

Penelitian ini dilakukan dari Mei 2010 hingga Oktober 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005). Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FK USU

(33)

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewaliki keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel

pada penelitian ini adalah sebagaian mahasiswa FK USU angkatan 2007, dengan

menggunakan teknik Systematic Random Sampling (pengambilan sampel secara sistematis) yaitu dengan memilih mahasiswa yang akan menjadi sampel dari Nomor

Induk Mahasiswa (NIM). Jumlah sampel ditentukan berdasarkan rumus:

(Notoatmodjo, 2005)

) N(d 1

N

n 2

Di mana besar populasi 456 orang (N)

) 456(0,1 1

456

n 2

456(0,01) 1

456 n

5,56 456 n

n = 82,014 ≈ 82 orang

Keterangan:

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

(34)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui teknik angket yaitu

dengan memberikan kuesioner yang terdiri dari 17 soal kepada sampel.

4.4.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur. Kuesioner yang telah selesai disusun diuji validitasnya

dengan menggunakan teknik korelasi “product moment”.

4.4.2. Uji Reabilitas

Reabilitas merupakan indeks yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Kuesioner yang telah selesai

disusun diuji reabilitasnya dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha).

Pada penelitian ini, disebabkan kebanyakan pertanyaaan tidak valid, maka

diputuskan untuk dilakukan uji validitas secara validitas isi di mana semua

pertanyaan telah valid dan telah disahkan oleh dosen pembimbing, Dr. Rina Amelia.

4.5. Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif. Data-data yang didapati

dari kuesioner yang dijawab responden dianalisa dengan menggunakan program

(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan

menggunakan instrumen kuesioner yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa

dibawa pulang ke rumah. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian

dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

yang berlokasi di Jalan dr. Mansyur, No. 5, Medan, Indonesia di mana fakultas ini

merupakan salah satu fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara. Fakultas

Kedokteran USU didirikan pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas

Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru

dengan batas wilayah:

a. Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan

b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

c. Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan

d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Kampus USU Padang Bulan sebagai kampus utama berlokasi di Kelurahan

Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Kampus ini mulai digunakan sejak tahun

1957. Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas

sekitar 100 Ha yang berada ditengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas,

ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar,

perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi san

mushola. Fakultas ini menerima mahasiswa baru sebanyak 400 lebih orang setiap

(36)

Mandiri dan Internasional dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak

Universitas.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 yang terpilih, yaitu sebanyak 82 orang.

Karakteristik mahasiswa dapat dibagi menurut jenis kelamin. Tetapi pada penelitian

ini, jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak dibatasi. Karena dalam

penelitian ini peneliti hanya ingin melihat tingkat pengetahuan responden tentang

gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler,

peneliti tidak membandingkan pengetahuan tentang gangguan-gangguan kesehatan

[image:36.612.112.533.391.481.2]

yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 5.1.

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen (%)

Laki-laki 28 34.1

Perempuan 54 65.9

Total 82 100.0

Berdasarkan Tabel 5.1. diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak

yaitu sebanyak 54 orang (65,9%) berbanding responden laki-laki yaitu sebanyak 28

orang (34,1%).

5.1.3. Hasil Analisa Data

Pengetahuan mahasiswa dinilai berdasarkan 17 pertanyaan yang mencakup

pengetahuan tentang telepon seluler dan gangguan-gangguan kesehatan yang bisa

ditimbulkannya. Berikut akan ditampilkan jawaban seluruh responden untuk 17

(37)
[image:37.612.110.517.410.694.2]

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi Telepon Seluler Dapat Menimbulkan Gangguan Kesehatan

Pengetahuan

Ya Tidak

No Item (n) (%) (n) (%)

1 Mendengar informasi tentang penggunaan telepon seluler bisa menimbulkan gangguan kesehatan

80 96,4 2 3,6

Berdasarkan Tabel 5.2. didapati bahwa sebanyak 80 orang responden

(96,4%) yang mengetahui bahwa penggunaan telepon seluler bisa menimbulkan

gangguan kesehatan manakala yang selebihnya yaitu 2 orang responden (3,6%) tidak

mengetahui tentang itu.

Tabel 5.3.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan Telepon Seluler

Pengetahuan Betul Salah

No Item (n) (%) (n) (%)

1 Jangka masa penggunaan telepon seluler yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

36 43,9 46 56,1

2 Gelombang yang dipancarkan telepon seluler untuk bekerja

58 70,7 24 29,3

3 Jenis radiasi yang dipancarkan telepon seluler 45 54,9 37 45,1 4 Julat frekuensi pada alat telekomunikasi 19 23,2 63 76,8 5 Frekuensi telepon seluler yang menggunakan

GSM

42 51,2 40 48,8

6 Proliferasi sel

- Efek radiasi telepon seluler terhadap proliferasi sel

24 29,3 58 70,7

7 Reproduksi pria

- Efek radiasi telepon seluler terhadap kesehatan reproduksi pria

- Bisakah radiasi telepon seluler merubahkan DNA sperma - Perubahan pada DNA sperma

[image:37.612.115.515.412.697.2]
(38)

8 Sistem saraf pusat

- Efek singnifikan setelah menggunakan telepon seluler dalam durasi yang panjang

- Perkara yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala dari soal 12

59 55 72,0 67,1 23 27 28 32,9

9 Jantung

- Efek penggunaan telepon seluler terhadap jantung

- Aktivitas jantung yang bisa berubah akibat pemakaian telepon seluler

15 43 18,3 52,4 67 39 81,7 47,6

10 Produksi Hormon

- Produksi hormon yang bisa terganggu dari penggunaan telepon seluler - Efek radiasi telepon seluler terhadap

hormon tersebut 22 1 26,8 1,2 60 81 73,2 98,8

Berdasarkan Tabel 5.3. didapati bahwa pengetahuan mahasiswa yang paling

baik adalah mengenai efek signifikan yang akan dialami pengguna telepon seluler

setelah menggunakannya dalam durasi yang panjang yaitu sebanyak 59 orang (72%)

yang menjawab dengan betul, sedangkan pengetahuan mahasiswa yang paling

kurang adalah mengenai efek radiasi telepon seluler terhadap produksi hormon

tertentu pada tubuh manusia yaitu sebanyak 1 orang (1,2%) yang menjawab dengan

[image:38.612.109.520.113.341.2]

betul.

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Sistem Tubuh yang Bisa Terganggu Akibat Penggunaan Telepon Seluler

Pengetahuan

A B C D E

No Item n % n % n % n % n %

1 Sistem yang terganggu akibat pemakaian telepon seluler

62 75 ,6

45 54 ,9

70 85 ,4

49 59 ,8

41 50

A = proliferasi sel; B = reproduksi pria; C = sistem saraf pusat; D = jantung;

(39)

Berdasarkan Tabel 5.4. didapati bahwa kebanyakan responden yaitu

sebanyak 70 orang (85,4%) mengatakan bahwa penggunaan telepon seluler bisa

mengganggu sistem saraf pusat (SSP) manakala minoritas responden yaitu sebanyak

41 orang (50%) berpendapat bahwa penggunaan telepon seluler bisa mengganggu

produksi hormon tubuh tertentu.

Secara keseluruhan dari 17 pertanyaan, dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2007 adalah sedang, untuk lebih jelasnya

[image:39.612.109.531.369.450.2]

dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan Telepon Seluler

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persen (%)

Baik 1 1,2

Sedang 47 57,3

Kurang 34 41,5

Total 82 100,0

Berdasarkan Tabel 5.5. dapat diketahui bahwa pengetahuan responden

tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler sebagian besar berpengetahuan sedang dengan jumlah responden 47

orang (57,3%) dan bagian terkecil adalah responden yang berpengetahuan baik

dengan jumlah responden seorang (1,2%).

Tabel 5.6.

Hasil Uji Silang Antara Jenis Kelamin dan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Gangguan Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan dari Penggunaan

Telepon Seluler

Tingkat Pengetahuan Total Baik Sedang Kurang

(40)

Jenis Kelamin Laki-laki 1 3,6 20 71,4 7 25 28

Perempuan 0 0 27 50 27 50 54

Berdasarkan Tabel 5.6. dapat diketahui bahwa laki-laki mempunyai tingkat

pengetahuan baik sebanyak seorang yaitu 3,6% manakala perempuan tiada. Laki-laki

dengan pengetahuan sedang adalah sebanyak 20 orang (71,4%) manakala perempuan

sebanyak 27 orang (50%). Bagi pengetahuan kurang pula, laki-laki sejumlah 7 orang

(25%) manakala perempuan sebanyak 27 orang (50%).

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian, didapati mayoritas mahasiswa yaitu sebanyak 80 orang

(96,4%) pernah mendengar informasi yang mengatakan bahwa penggunaan telepon

seluler bisa menimbulkan gangguan kesehatan dan selebihnya, yaitu sebanyak 2

orang (3,6%) tidak pernah mendengar informasi tentang penggunaan telepon seluler

bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Ini jelas sekali menunjukkan bahwa

informasi tentang penggunaan telepon seluler bisa menimbulkan gangguan terhadap

tubuh badan manusia sudah banyak disebarkan di kalangan masyarakat melalui

internet dan media massa lain. Tetapi mereka kurang mengambil tahu dengan lebih

mendalam tentang bagaimana telepon seluler ini bisa menimbulkan gangguan

terhadap kesehatan kita dan ini akhirnya berkomplikasi terhadap bagaimana sikap

mereka dalam manangani informasi tersebut. Mengingat manfaatnya yang demikian

besar, banyak orang lupa pada bahayanya. Khawatir atas ketidakpedulian masyarakat

dan industri ponsel, pada tahun 1998 sebanyak 17 ilmuwan independen terkemuka

menandatangani resolusi yang dikenal dengan 1998 Vienna Resolution yang

menyepakati tentang dampak-dampak negatif radiasi dari telepon seluler dan stasiun

pemancarnya terhadap kesehatan (Hidayat, 2009).

Selain itu, didapati mahasiswa-mahasiswa berpengetahuan paling baik

mengenai efek signifikan yang akan dialami pengguna telepon seluler setelah

(41)

sebenarnya kurang mengetahui bagaimana suatu telepon seluler itu bekerja ataupun

gelombang dan radiasi apakah yang dipancarkan oleh telepon seluler untuk

membolehkannya bekerja. Hal ini mungkin dikarenakan pengalaman mereka sendiri

setelah menggunakan telepon seluler, karena zaman sekarang telepon seluler menjadi

hal yang penting dalam komunikasi, sehingga penggunaannya setiap hari dapat

berulang-ulang dan dalam jangka masa yang panjang sehingga dari pengguna dapat

merasakan efek nyeri kepala bila digunakan dalam waktu yang panjang. Hal ini juga

bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Chia et al., 2000, yang dilakukan di Singapura, menyatakan bahwa, menurut kriteria dari International Headache

Society's, nyeri kepala merupakan gejala yang paling prevalen di kalangan pengguna telepon seluler berbanding dengan mereka yang tidak menggunakan telepon seluler,

dengan prevalensi rate ratio 1,31.

Sebagian besar mahasiswa juga yaitu sebanyak 55 orang (67,1%) mengetahui

bahawa untuk mengurangkan efek signifikan yang dialami setelah mnggunakan

telepon seluler dalam durasi yang panjang adalah dengan menggunakan hands-free. Ini juga mungkin dikeranakan dari pengalaman mereka sendiri ataupun secara

logisnya mereka mengetahui bahwa paparan terhadap radiasi telepon seluler dapat

dikurangkan jika kontak terhadap telepon seluler itu juga dikurangkan yaitu dengan

menggunakan hands-free. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Chia et al., 2000, yang dilakukan di Singapura, menyatakan bahwa, prevalensi nyeri kepala berkurang

di kalangan mereka yang menggunakan peralatan hands-free berbanding dengan mereka yang tidak menggunakan peralatan tersebut (42% vs 65%).

Dari Tabel 5.4. dapat diamati bahwa pengetahuan mahasiswa tentang sistem

tubuh yang terganggu akibat dari penggunaan telepon seluler adalah paling banyak

pada sistem saraf pusat yaitu sebanyak 70 orang (85,4%). Ini mungkin disebabkan

media massa atau media elektronik pada masa kini paling banyak menceritakan

perihal efek radiasi dari telepon seluler terhadap otak kita yang juga termasuk dalam

(42)

bahwa kedudukan telepon seluler ketika digunakan yaitu diletakkan di telinga sangat

dekat jaraknya dengan otak maka secara tidak langsung efek radiasi tersebut adalah

ke otak. Efek radiasi dari telepon seluler kepada otak kita tergantung kepada posisi

antenna dari telepon seluler tersebut ketika digunakan. Terdapat 3 posisi, yaitu:

Radiasi antenna mengarah ke otak. Pada telepon seluler jenis ini posisi

antenna persis disamping otak, sehingga resiko kanker otak paling besar.

Radiasi antenna mengarah ke rahang. Karena bentuknya lipatan, maka pada

telepon seluler jenis ini posisi antenna berada disamping rahang. Dengan

posisi antenna jauh dari otak, maka resiko kanker otak pada telepon seluler

seperti ini paling kecil.

Radiasi antenna mengarah ke telinga. Pada telepon seluler tersebut posisi

antenna disamping telinga, sehingga resiko kanker otak tidak terlalu besar.

Namun efek sampingnya yaitu menyebabkan telinga cepat panas

(Kurnianastiti, 2009).

Dari Tabel 5.6. dapat diketahui tentang tingkat pengetahuan mahasiswa

berdasarkan jenis kelamin. Didapati mahasiswa yang berpengetahuan baik lebih

kepada laki-laki yaitu seorang (3,6%) manakala mahasiswa yang berpengetahuan

kurang tergolong dari golongan perempuan yaitu sebanyak 27 orang (50%). Ini

mungkin karena laki-laki lebih cenderung tertarik kepada isu-isu yang berkaitan

dengan peralatan-peralatan yang berteknologi canggih dan secara tidak langsung,

dari situ mereka mendapatkan maklumat tentang gangguan-gangguan kesehatan

yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler. Laki-laki lebih tertarik

dengan teknologi berbanding dengan wanita dan mereka juga lebih mengetahui dan

memahami tentang teknologi berbanding wanita. Selain itu, laki-laki lebih berminat

untuk mencari informasi secara online berbanding wanita. Mereka mencari maklumat tentang pelbagai topik dan isu berbanding wanita (Fallows, 2005).

Secara keseluruhan, diperoleh sebanyak seorang responden (1,2%)

(43)

orang (57,3%) dan sebanyak 34 orang (41,5%) berpengetahuan kurang. Dari hasil

tersebut, terlihat bahwa mayoritas mahasiswa stambuk 2007 berpengetahuan sedang

tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler.

Hal ini menyatakan bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan

yang baik berarti telah mengetahui dan memperoleh informasi tentang

gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan telepon seluler dari

berbagai sumber seperti media elektronik, media massa, media cetak maupun tenaga

kesehatan itu sendiri. Sedangkan bagi mahasiswa-mahasiswa yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang, mungkin ini disebabkan mereka kurang mendapat informasi

tentang gangguan-gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan

telepon seluler yang diperoleh dari media elektronik, media massa, media cetak

maupun dari tenaga kesehatan.

Pengetahuan baik, sedang dan kurang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin

banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari lingkungan rakan-rakan, tenaga

kesehatan maupun dari media cetak, massa dan elektronik. Hal ini akan

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Seorang (1,2%) berpengetahuan baik

47 orang (57,3%) berpengetahuan sedang

34 orang (41,5%) berpengetahuan kurang

6.2. Saran

Mahasiswa dan masyarakat

o Banyakkan mengambil tahu tentang info-info semasa tentang dunia

kesehatan khususnya yang berkaitan dengan telepon seluler

o Menggunakan hands-free ketika menggunakan telepon seluler dalam

durasi yang panjang

o Tidak meletakkan telepon seluler berdekatan ketika tidur

o Menggunakan speaker ketika bertelepon untuk mengurangkan kontak

langsung radiasi ke otak

Peneliti

o Menambahkan jumlah sampel penelitian supaya mendapat hasil yang

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Andrzejak, R. et al., 2008. The Influence of The Call with a Mobile Phone on Heart Rate Variability Parameters in Healthy Volunteers. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18716391?itool=EntrezSystem2.PEntr

ez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_RVDocSum&ordinalpos=17

[Accessed 18 February 2010]

Chia, S., Chia, H., Tan, J., and Vlassov, V., 2000. Health Hazards of Mobile

Phones. British Medical Journal. Available from:

http://findarticles.com/p/articles/mi_m0999/is_7269_321/ai_67581560/

[Accessed 19 February 2010]

Das, P., 2003. Health Effects of Radiofrequency Radiaton. Available from:

http://www.uniten.edu.my/newhome/uploaded/coe/icnir%202003/UNITEN%

20ICNIR%202003%20Heath%20Effects%20of%20Radiofrequency%20Radi

ation.pdf [Accessed 19 March 2010]

De Iuliis, G., Newey, R., King, B., and Aitken R., 2009. Mobile Phone Radiation Induces Reactive Oxygen Species Production and DNA Damage in Human Spermatozoa In Vitro. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2714176/?tool=pubmed

[Accessed 18 February 2010]

Fallows, D., 2005. How Women and Men Use the Internet. Available from:

http://www.pewinternet.org/Reports/2005/How-Women-and-Men-Use-the-Internet.aspx [Accessed on 11 November 2010]

Hepworth, S., Schoemaker, M., Muir, K., Swerdlow, A., Van Tongeren, M.,

and McKinney, P., 2006. Mobile Phone Use and Risk of Glioma in Adults:

Case-Control Study. British Medical Journal Group. Available from:

http://www.nature.com/bjc/journal/v94/n9/abs/6603068a.html [Accessed 3

(46)

Hidayat, N., 2009. Bahaya-bahaya Penggunaan Ponsel. Available from:

http://www.antibanbocor.com/page.php?hp [Accessed on 20 November

2010]

Institute of HeartMath, 2010. Heart Rate Variability: An Indicator of

Autonomic Function and Physiological Coherence. Available from: http://www.heartmath.org/research/science-of-the-heart-variability.html

[Accessed 6 May 2010]

Kim, T.H. et al., 2008. Local Exposure of 849 MHz and 1763 MHz

Radiofrequency Radiation to Mouse Heads Does Not Induce Cell Death or Cell Proliferation in Brain. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2679292/?tool=pubmed

[Accessed 4 December 2010]

Kohli, D.R., Sachdev, A., and Vats, H.S., 2009. Cell Phones and Tumor: Still in no Man’s Land. Available from:

http://www.indianjcancer.com/article.asp?issn=0019-509X;year=2009;volume=46;issue=1;spage=5;epage=12;aulast=Kohli

[Accessed 18 February 2010]

Kristo, F., 2007. 2010, Pengguna Ponsel Indonesia Capai Separuh Populasi. Available from:

http://www.detikinet.com/read/2007/09/07/131313/826987/328/2010-pengguna-ponsel-indonesia-capai-separuh-populasi [Accessed 23 February

2010]

Kundi, M., 2008. The Controversy About a Possible Relationship Between

Mobile Phone Use and Cancer. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2661897/?tool=pmcentrez

[Accessed 17 March 2010]

(47)

from:

http://kurnianastiti.blog.uns.ac.id/2009/09/29/bahaya-radiasi-handphone-bagi-kesehatan-kita/ [Accessed 14 November 2010]

Lai, H. and Singh, N.P., 1996. Single- and Double-Strand DNA Breaks in Rat

Brain Cells After Acute Exposure to Radiofrequency Electromagnetic

Radiation. In: Kohli, D.R., Sachdev, A., and Vats, H.S., 2009. Cell Phones and Tumor: Still in no Man’s Land. Available from:

http://www.indianjcancer.com/article.asp?issn=0019-509X;year=2009;volume=46;issue=1;spage=5;epage=12;aulast=Kohli

[Accessed 18 February 2010]

Leszczynski, D., Joenvaara, S., Reivinen, J., and Kuokka, R., 2002. Non-Thermal

Activation of hsp27/p38MAPK Stress Pathway by Mobile Phone Radiation I

Human Endothelial Cells: Molecular Mechanism for Cancer- and

Blood-Brain Barrier-Related Effects. In: Kohli, D.R., Sachdev, A., and Vats, H.S., 2009. Cell Phones and Tumor: Still in no Man’s Land. Available from:

http://www.indianjcancer.com/article.asp?issn=0019-509X;year=2009;volume=46;issue=1;spage=5;epage=12;aulast=Kohli

[Accessed 18 February 2010]

Notoadmodjo, S., 2005. Konsep Penilaian Kesehatan. Dalam: Notoadmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 50-52 _____________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Pratomo, H. dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang

Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Jakarta: Depdikbud. 23-26 Salukhe, T. and Francis, D., 2005. Specialized Cardiac Investigations. In: Purcell,

H. and Kalra, P., 2005. Specialist Training in Cardiology. USA: Elsevier. 40

Sarkar, S., Ali, S., and Behari, J., 1994. Effect of Low Power Microwave on the

(48)

from:

http://www.indianjcancer.com/article.asp?issn=0019-509X;year=2009;volume=46;issue=1;spage=5;epage=12;aulast=Kohli

[Accessed 18 February 2010]

Schüz, J., Waldemar, G., Olsen, J., and Johansen, C., 2009. Risks for Central

Nervous System Diseases among Mobile Phone Subscribers: A Danish Retrospective Cohort Study. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2632742/?tool=pmcentrez

[Accessed 17 March 2010]

Sekijima, M. et al., 2010. 2-GHz Band CW and W-CDMA Modulated

Radiofrequency Fields Have No Significant Effect on Cell Proliferation and Gene Expression Profile in Human Cells. Available from:

http://www.jstage.jst.go.jp/article/jrr/51/3/51_277/_article [Accessed 4

December 2010]

Serway, R. and Vuille, C., 2007. Alternating Current Circuits and

Electromagnetic Waves. In: Serway, R. and Vuille, C., 2007. Serway’s

Essentials of College Physics. USA: Thomson. 563-572

Söderqvist, F., Carlberg, M., and Hardell, L., 2009. Mobile and Cordless Telephones, Serum Transthyretin and the Blood-Cerebrospinal Fluid Barrier: A Cross-Sectional Study. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2679014/?tool=pubmed

[Accessed 18 February 2010]

Stang, A. et al., 2009. Mobile Phone Use and Risk of Uveal Melanoma:

Results of the Risk Factors for Uveal Mel

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Informasi Telepon Seluler Dapat
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Sistem
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Gangguan Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang didapatkan, jumlah sampel responden yang memiliki kualitas tidur dan konsentrasi yang baik adalah 18 orang (39,13%), responden dengan kualitas tidur baik

Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa dari 100 orang, sebanyak 30 orang (30%) mahasiswa yang merokok, sebanyak 95% mahasiswa mempunyai pengetahuan baik tentang bahaya merokok,

Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian cross-sectional untuk mendapatkan gambaran umum pengaruh lama penggunaan komputer terhadap gangguan kesehatan mata pada

Dari hasil penelitian tersebut juga didapati bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa akan bahaya efek rokok terhadap kesehatan cukup tinggi sedangkan sebanyak 88,5% sikap

Hasil : Dari penelitian ini diperoleh hasil seperti berikut yaitu secara keseluruhan tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan

Tingkat pengetahuan responden pada saat pre-test dan post-test dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin; berdasarkan

Fenomena ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masih ada 10% responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang penyebab gangguan jiwa di

Dari hasil penelitian tersebut juga didapati bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa akan bahaya efek rokok terhadap kesehatan cukup tinggi sedangkan sebanyak 88,5% sikap