• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2011/2012 terhadap Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2011/2012 terhadap Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

RIWAYAT HIDUP

Nama: Archana D/O Asokan

Tempat/ Tanggal Lahir: Kuala Lumpur/ 05 November 1992 Pekerjaan: Mahasiswa Kedokteran

Agama: Hindu

Alamat: Jalan Mongonsidi 1 No 16, Medan No.Telefon: +6285833946948

Orang Tua: Asokan A/L Sinnakannu (Bapa) Puspavalli A/P Krishnan (Ibu)

Riwayat Pendidikan: Sekolah Rendah Kebangsaan Simpang Lima (UPSR) Sekolah Menengah Kebangsaan Sri Andalas (PMR, SPM) Management and Science University (Foundation In Medical Science)

Kegiatan: -Mahasiswa Kedokteran

-Ahli Kelab Kebudayaan India Malaysia (KKIM)

(2)

LEMBAR KUESIONER

PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012 TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN PENYAKIT KANKER PARU

Karakteristik responden: Umur:

Jenis Kelamin: Ras/Agama/Etnik:

Pilih salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat.

1. Setiap batang rokok yang dinyalakan dapat menghasilkan: a. Sedikit bahan kimia yang berbahaya

b. Lebih daripada 4000 bahan kimia beracun yang membahayakan c. Bahan kimia yang tidak bahaya

2. Rokok berisi

a. berisi daun tembakau b. berisi obat penenang c. berisi daun mint

3. Zat apakah yang terkandung dalam rokok menyebabkan ketagihan? a. Tar

b. Nikotin c. Timah Hitam

4. Dibawah ini merupakan faktor resiko utama terjadi kanker paru? a. Konsumsi makanan khasiat

b. Merokok

c. Tidur yang tidak cukup

5. Merokok merupakan penyebab utama dari penyakit a. Kanker payudara

b. Kanker Otak c. Kanker paru

6. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan kanker paru? a. Penyakit infeksi yang menyerang paru

(3)

c. Penyakit kutukan

7. Apakah gejala klinis atau tanda- tanda sering ditemukan pada kanker paru stadium awal?

a. Sesap napas, Batuk hebat, Sakit otot

b. Batuk hebat, Dahak berdarah, Sesak napas dan Nyeri dada c. Tidak ada gejala sama sekali

8. Menurut anda apakah merokok dapat menyebabkan kanker paru? a. Ya

b. Tidak

9. Siapa yang dapat menderita penyakit kanker paru? a. laki-laki

b. Laki-laki dan perempuan c. perempuan

10. Antara berikut yang manakah stadium klinis yang benar? a. Stadium 0, stadium IA, stadium IIA

b. Stadium IA, stadium IB, stadium IC c. Stadium IIB, stadium IIC, stadium IV

11. Pengobatan yang diberikan untuk kanker paru stadium IIIA: a. Kemoterapi

b. Radioterapi

c. Kemoterapi dan Radioterapi

12. Pada usia berapakah sering terjadi kanker paru a. < 30 tahun

b. > 40 tahun

c. Diantara umur 18-25

13. Kanker paru dapat diklasifikasikan seperti berikut: a. Kanker paru jenis bahaya dan tidak bahaya

b. Kanker paru sel kecil dan sel tidak kecil c. Tidak ada klasifikasi sama sekali

14. Pengobatan kanker paru lebih baik jika a. Kanker paru diketahui pada tahap lanjut b. Kanker paru diketahui pada tahap awal c. Kanker paru tidak diketahui sama sekali

15.Pencegahan kanker paru bisa dilakukan dengan: a. Tidak melakukan apa – apa

b.Mengurangi merokok dan mengurangi minum alkohol

(4)

16. Menurut saudara/saudari untuk pertanyaan no 1-15 saudara/saudari dapat menjawab dari sumber

a. Kuliah, Bahan tutorial dan Buku Teks b. Jurnal dan makalah

(5)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya Archana d/o Asokan / NIM 110100451 adalah mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul ‘Pengetahuan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2011/2012 terhadap Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru’.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru. Untuk keperluan tersebut , saya memohon kesediaan Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Partisipasi Saudara/Saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Jika Saudara/Saudari bersedia, silalah menandatangani lembar persetujuan yang telah saya siapkan.

Identitas peribadi Saudara/Saudari sebagai partipasi akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti,

Saudara/Saudari dapat bertanya langsung kepada peneliti.

Terima Kasih saya ucapkan kepada Saudara/Saudari yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Hormat saya. Peneliti

(6)

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama :

Umur :

Kelamin :

Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,

Judul Penelitian: Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2011/2012 terhadap Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru.

Nama Peneliti: Archana d/o Asokan

Jenis Penelitian: Deskriptif dengan pendekatan cross-sectional

Institusi yang melakukan penelitian: Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian ini.

Medan,……….

Mengetahui Menyatakan,

Peneliti, Responden,

(7)

OUTPUT SPSS

DATA HASIL PENELITIAN DESKRIPTIF

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Statistics Jenis Kelamin Mahasiswa

N Valid

Missing

84

0

Jenis Kelamin Mahasiswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan Lelaki Total

50 59.5 59.5

40.5

100.0

59.5

34 40.5 100.0

84 100.0

Statistics

Suku kaum/etnis Mahasiswa

N Valid

Missing

84

(8)

2. Suku Kaum/ Etnis Mahasiswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Melayu 35 41.7\ 41.7 41.7

Cina 17 20.2 20.2 79.8

India 15 17.9 17.9 100.0

Kristen Total

17 84

20.2 100.0

20.2

100.0

DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN

Statistics pertanyaan 1

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 0 0 0 0

Betul 84 100.0 100.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

(9)

Statistics pertanyaan 2

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 28 33.3 33.3 33.3

Betul 56 66.7 66.7 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 3

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 40 47.6 47.6 47.6

Betul 44 52.4 52.4 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 4

N Valid

Missing

84

(10)

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 6 7.1 7.1 7.1

Betul 78 92.9 92.9 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 5

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 15 17.9 17.9 17.9

Betul 69 82.1 82.1 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 6

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 73 86.9 86.9 86.9

Betul 11 13.1 13.1 100.0

(11)

Statistics pertanyaan 7

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 27 32.1 32.1 32.1

Betul 57 67.9 67.9 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 8

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 0 0 0 0

Betul 84 100.0 100.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 9

N Valid

Missing

84

(12)

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 10 11.9 11.9 11.9

Betul 74 88.1 88.1 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 10

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 69 82.1 82.1 82.1

Betul 15 17.9 17.9 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 11

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 37 44.0 44.0 44.0

Betul 47 56.0 56.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

(13)

Statistics pertanyaan 12

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 19 22.6 22.6 22.6

Betul 65 77.4 77.4 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 13

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 25 29.8 29.8 29.8

Betul 59 70.2 70.2 100.0

(14)

Statistics pertanyaan 14

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 0 0 0 0

Betul 84 84.0 84.0 100.0

Total 84 100.0 100.0

Statistics pertanyaan 15

N Valid

Missing

84

0

Pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Salah 21 25.0 25.0 25.0

Betul 63 75.0 75.0 100.0

(15)

Uji Reliabilitas Kuesioner

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. F., 2011. Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Swasta Kristen Immanuel Medan Kelas VIII terhadap HIV/AIDS tahun 2011, Universitas Sumatera Utara. Available from:

Amin Z, 2009. Kanker Paru. Dalam Sudoyo A. W, Setryohadi B, Alwi I, Samadribata M. K, Setiti S, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 5. Jakarta Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

American Lung Association, Reports on Lung Health Issues. Available on:

Anggota Koalisi untuk Indonesia Sehat. 2010. Kebenaran Tentang Nikotin, Indonesia Sehat (Yayasan Jantung Indonesia, Lembaga Menanggulangi Masalah Rokok, Yayasan Kanker Indonesia).

Aula, Lisa Ellizabet, 2010. Stop Merokok! (Sekarang atau Tidak Sama Sekali!). Jogjakarta: Garailmu.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009.

Djojodibroto, Dr. R. Darmanto, Sp. P, FCCP, 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.

Hecht, S.S.,1999.Tobacco Smoke Carcinogens and Lung Cancer,Journal of the National Cancer Institute, Vol.91, No.14, pp.1194-1204.Available from:

(18)

Jaya, M., 2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. 1st ed. Yogyakarta: Riz’ma.

Jett JR, Schild SE, Keith RL, Kesler KA. Treatment of non-small cell lung cancer, stage IIIB: ACCP evidence-based clinical practice guidelines (2nd edition).

Chest. 2007;132:266S-276S.

Kumar & Clark, Definition of lung cancer. In Kumar & Clark Clinical Medicine, Parveen Kumar, Michael Clark, 6th Edition, Elsevier Saunders,Page 951-

957.

Melindawati Br.G.,2009.Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU.

National Cancer Institute. Non-small cell lung cancer treatment: Cellular Classification of non-small cell lung cancer. [online] 2011, Available from:

National Cancer Institute. Global Statistics of Lung Cancer,2014. Available from:

Notoatmodjo, 2010. Pendidikan Prilaku Kesehatan. Indonesia: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Indonesia: Rineka Cipta

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia.Jakarta: PDPI.

(19)

Depdikbud, Jakarta.

Rusch VW. Clinical Symptoms and Prevention of Lung Cancer. In: Abeloff MD, Armitage JO, Niederhuber JE, Kastan MB, McKenna WG. Abeloff's Clinical Oncology. 4th ed. Philadelphia, Pa: Churchill Livingstone Elsevier;

2008: Chapter 5.

Sejarah rokok available from:

Stoppler, M.C, 2010, Available from:

World Health Organization (WHO) Tobacco Control Economics. Available from:

Available from

WHO Indonesia.2003.Konsumsi Tembakau & Prevalensi Merokok di Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

World Health Organization.,2008.The Global Burden Of Disease 2004 Update.

WHO, 2008. WHO Report on Global Tobacco Epidemic. WHO. Available from:

(20)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian “Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2011/2012 terhadap Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru” dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Mahasiswa FK USU Tahun ajaran 2011/2012

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian.

-Bahaya Merokok

(21)

3.2. Definisi Operasional

Varibel Definisi Alat Cara Hasil Skala Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur Pengetahuan Merupakan Kuesioner wawancara Baik Ordinal

hasil tahu dari Sedang

proses penginderaan Kurang

terhadap suatu objek tertentu.

Mahasiswa mahasiswa lelaki Kuesioner wawancara Baik Ordinal

dan perempuan yang Sedang

belajar di FK USU Kurang

tahun ajaran 2011/2012

Merokok Merokok adalah Kuesioner wawancara Baik Ordinal

kebiasaan menghisap Sedang

tembakau. Kurang

Kanker Paru Kanker paru adalah Kuesioner wawancara Baik Ordinal

sel kanker yang tidak Sedang

terkendali dalam Kurang

(22)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menilai pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2011/2012 terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional ( potong lintang) dimana data diambil hanya sekali bagi tiap subjek pada saat wawancara.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Jalan dr. Mansur, No 5 Medan 20155, Indonesia.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan September – November 2014.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Tahun ajaran 2011.

4.3.2. Sampel

Perhitungan sampel bagi penelitian ini diambil dari rumus penentuan besarnya sampel untuk populasi yang kecil yaitu kurang dari 10,000

(23)

n = N / [1 + N (d )2 ]

dimana,

N = Besar Populasi n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan. Bila kita memerlukan derajat ketepatan yang tinggi maka diambil angka 0,1, maka jumlah sampel akan lebih besar daripada kita memilih derajat ketepatan 0,5.

Maka,

n = 525 / [1 + 525 (0,1 )2] n = 525 / 6.25

n = 84

Jadi besar sampel penelitian ini adalah 84 orang. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling).

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah responden yang masih berstatus mahasiswa FK USU Medan yang belajar di tahun ajaran 2011/2012 serta bersedia menjadi responden.

B. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden dan tidak mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer ialah data yang didapat secara langsung dari

(24)

buku-buku, majalah, artikel, internet dan penelitian yang telah ada sebelumnya yang berhubungan dengan topik penelitian.

4.4.2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner (pertanyaan) sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri pertanyaan- pertanyaan semi terbuka dan tertutup untuk mengumpulkan data pengetahuan responden terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan

uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan pada 20 orang mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera utara tahun

2012/2013.

Uji validitas dinilai dengan menggunakan metode korelasi Pearson. Skor yang didapat dari setiap petanyaan dikorelasikan dengan skor total variable yang diukur. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. Dalam aplikasi pelaksanaan, peneliti menggunakan program SPSS untuk mendapatkan data korelasi tersebut. Pertanyaan yang valid adalah pertanyaan yang memiliki nilai koefisien korelasi Pearson lebih besar dari r tabel.

Uji reliabilitas untuk seluruh pertanyaan dilakukan menggunakan metode

Alpha Cronbach. Pertanyaan reliable merupakan pertanyaan yang memiliki nilai

alpha lebih besar dari r tabel.

4.5. Metode Analisis Data

(25)

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas bagi kuesioner

Variabel Nomor Total Cronbach’s Pertanyaan Pearson Status Alpha Status

Correlation

Pengetahuan 1 0,522 Valid 0,854 Reliabel

2 0,520 Valid Reliabel

3 0,499 Valid Reliabel

4 0,499 Valid Reliabel

5 0,468 Valid Reliabel

6 0,520 Valid Reliabel

7 0,635 Valid Reliabel

8 0,540 Valid Reliabel

9 0,574 Valid Reliabel

10 0,594 Valid Reliabel

11 0,594 Valid Reliabel

12 0,655 Valid Reliabel

13 0,624 Valid Reliabel

14 0,540 Valid Reliabel

(26)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian telah dilakukan dengan menggunkan instrument kuesioner (instrument angket) dan menggunakan metode wawancara yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan dr. Mansyur No.5, Medan 20155, Indonesia. Fakultas Kedokeran USU dibuka pada tanggal 20 Augustus 1952 oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara, berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, dengan batas wilayah :

a. Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU c. Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

(27)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa tahun ajaran 2011 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia. Total responden yang telah diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 84 orang.

Dari keseluruhan responden, didapatkan gambaran mengenai karakteristik yang meliputi jenis kelamin dan etnis. Data lengkap mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n (orang) %

Laki-Laki 34 40.5

Perempuan 50 59.5

Jumlah 84 100.0

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden terbanyak yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 50 orang (59,5%), dan responden laki-laki adalah sebanyak 34 orang (40,5%).

Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Etnis

Jenis suku/etnis n (orang) %

Melayu 35 41.7

Cina 17 20.2

India 15 17.9

Batak 17 20.2

(28)

Data Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden paling sedikit adalah dari jenis suku kaum India sebanyak 15 responden ( 17,9), diikuti dengan suku kaum Cina dan Batak sebanyak 17 orang ( 20,2) dan yang tertinggi adalah kaum Melayu dengan jumlah sebanyak 35 orang ( 41,7).

5.1.3. Hasil Analisa Data

Pada penelitian ini, terdapat 15 pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah diuji validitas dan reliabilitas sehingga ia dapat mewakili pengetahuan responden terhadap bahaya merokok dan kanker paru. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban

dan tingkat pengetahuan responden tentang bahaya merokok dan penyakit kanker paru dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Jawaban dan Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap

Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru

No. Pertanyaan Jawaban Responden Tingkat

Benar Salah pengetahuan n % n %

1. Setiap batang rokok 84 100,0 0 0 Baik yang dinyalakan

dapat menghasilkan

2. Rokok Berisi 56 66,7 28 33,3 Sedang

3. Zat apakah yang 44 52,4 40 47,6 Sedang terkandung dalam

rokok menyebabkan

(29)

4. Dibawah ini 78 92,9 6 7,10 Baik merupakan faktor

resiko utama terjadi kanker paru

5. Merokok merupakan 69 82,1 15 17,9 Baik penyebab utama dari

penyakit apa?

6. Menurut anda apakah 73 86,9 11 13,9 Baik yang dimaksud dengan

kanker paru?

7. Apakah gejala klinis 57 67,9 27 32,1 Sedang atau tanda-tanda sering

ditemukan pada kanker paru stadium awal?

8. Menurut anda apakah 84 100,0 0 0 Baik merokok dapat

menyebabkan kanker paru?

9. Siapa yang dapat 74 88,1 10 11,9 Baik menderita penyakit

kanker paru?

10. Antara berikut 15 17,9 69 82,1 Kurang

(30)

stadium klinis kanker yg benar?

11. Pengobatan yang 47 56,0 37 44,0 Sedang diberikan untuk

kanker paru stadium IIIA

12. Pada usia berapa 65 77,4 19 22,6 Sedang sering terjadi kanker

paru?

13. Kanker paru dapat 59 70,2 25 29,8 Sedang diklasifikasikan

seperti berikut

14. Pengobatan kanker 84 100,0 0 0 Baik paru lebih baik jika

15. Pencegahan kanker 63 75,0 21 25,0 Sedang paru bisa dilakukan

dengan

Menurut tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden menjawab kebanyakan pertanyaan dengan betul daripada salah. Pertanyaan nomor 1, 8 dan 14 mempunyai nilai tertinggi bagi jawaban betul yaitu 84 jawaban betul (100,0) dan mencatat nilai terendah bagi jawaban salah yaitu 0 bagi masing-masing soalan.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3, yaitu baik,sedang dan kurang. Seseorang dikatakan mempunyai tingkat pengetahuan

(31)
[image:31.595.102.552.302.468.2]

mempunyai tingkat pengetahuan sedang apabila menjawab 6-11 pertanyaan dan tingkat pengetahuan kurang bila menjawab soalan lebih kurang atau sama dengan 5 pertanyaan dengan benar. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka tingkat pengetahuan mahasiswa Fk Usu terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru dapat dikategorikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Responden berdasarkan Suku Kaum terhadap Tingkat Pengetahuan.

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Suku Kaum n % n % n % Melayu 32 38,1 3 3,57 0 0 Cina 15 17,9 2 2,38 0 0 India 10 11,9 5 5,95 0 0 Batak 13 15,5 4 4,76 0 0 Total 70 83,3 14 16,7 0 0

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kategori tingkat pengetahuan baik adalah pada kelompok Melayu yaitu 38,1%, diikuti oleh Cina 17.9% , Kristen 15,5% dan persentase terendah adalah pada kelompok India yaitu 11,9%. Bagi tingkat pengetahuan kategori sedang pula, persentase tertinggi adalah India 5,95%, diikuti dengan Batak 4,76%, Melayu 3,57% dan yang terendah adalah Cina yaitu 2,38%. Tidak didapatkan tingkat pengetahuan kurang pada penelitian ini.

5.2. Pembahasan

Dari tabel 5,3 dapat dilihat bahwa 84 responden, 100% memiliki pengetahuan yang baik tentang racun dalam setiap batang rokok yang dinyala dapat menghasilkan lebih daripada 4000 bahan kimia beracun yang

(32)

Fakultas Kedokteran Usu Medan yang menyatakan 86,6% dari 82 responden mengetahui tentang bahan yang terdapat dalam sebatang rokok. Menurut Anggota Koalisi untuk Indonesia Sehat Tahun 2010 juga menyatakan bahwa sebatang rokok terkandung bahan kimia seperti nikotin, tar, karbon monoksida, methanol dan banyak lagi.

Hasil penelitian juga menunjukkan 56 responden, 66,7% mempunyai pengetahuan sedang tentan rokok berisi daun tembakau. Menurut jenis-jenis rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dari segi bahan pembungkus rokok, isi rokok dan proses pembuatan rokok. Kebanyakan ternyata isi rokok adalah dari bahan baku dan daun tembakaunya.

Selain itu, 44 responden, 52,4% memiliki pengetahuan yang tergolong dalam kategori sedang mengenai zat yang terkandung dalam rokok yang menyebabkan ketagihan. Menurut sumber Ezzati, Henly, Lopez dan Thun (2005) ternyata bahwa nikotin yang menyebabkan ketagihan. Tambahan lagi, nikotin juga merupakan salah satu bahan kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.

Pengetahuan responden juga baik untuk pertanyaan faktor risiko utama yang terjadi kanker paru. Sebanyak 78 orang, 92,9% telah menjawab benar. Menurut Wilson 2005, ternyata merokok merupakan faktor yang paling utama yang menyebabkan kanker paru dan sebanyak 69 responden, 82,1% memiliki pengetahuan sedang bahwa merokok merupakan penyebab utama terjadinya penyakit paru.

Mengenai definisi kanker paru sebanyak 73 responden, 86,9% memiliki pengetahuan yang baik dimana kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. (WHO). Dari aspek gejala klinis atau tanda- tanda yang sering ditemukan pada kanker paru stadium awal, penelitian ini menunjukkan responden sebanyak 57, 67,9% memiliki pengetahuan sedang. Menurut Amin 2006 ternyata pada stadium awal biasanya pasien tidak akan menunjukkan segala tanda atau gejala sehingga mencapai tahap yang lebih lanjut.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 84 responden, 100,0% memiliki

(33)

Menurut penelitian Prisha Udani 2010, ternyata 55 responden (67,1%) mengetahui tentang rokok menyebabkan kanker paru dan antara asap rokok yang menyebabkan penyakit kanker paru adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.Penelitian Christine (2009) di RS. Adam Malik menunjukkan sebanyak 23 orang (76,6%) penderita kanker paru adalah pasien yang sering merokok dan hasil uji statistic juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara merokok dengan penyakit kanker paru.

Selain itu, responden sebanyak 74 orang, 88,1% mempunyai pengetahuan baik yaitu laki-laki dan perempuan bisa dapat menderita penyakit kanker paru. hal ini turut sesuai dengan penelitian Christine (2009) di RS. Adam Malik dengan

persentase laki-laki sebanyak 73,3% dan perempuan 26,7% kasus kanker paru dicatatkan. Kondisi yang sama juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Melindawati (2009) dengan perbandingan 78,5% laki-laki dan 21,5% perempuan menderita kanker paru dan Cancer Research UK (2007) dengan perbandingan 56,6% laki-laki berbanding 43,4% perempuan adalah penderita kanker paru.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 15 (17,9%) responden memiliki pengetahuan kurang mengenai stadium klinis kanker paru. Stadium kanker paru yang benar terdiri daripada stadium0, stadium IA, IB, stadium IIA, IIB, stadium IIIA, IIIB dan stadium IV. (Amin, 2009)

Pada soal pengobatan kanker paru stadium IIIA, responden memiliki pengetahuan sedang 56,0% yaitu stadium kanker paru IIIA bisa diberi pengobatan kemoterapi dan radioterapi. Hasil penelitian juga menunjukkan 65 responden 77,4% memiliki pengetahuan sedang bahwa kanker paru sering terjadi pada usuai lebih dari 40 tahun, Hal ini sesuai dengan penelitian Christine 2009 di RS. Adam Malik bahwa umur rata-rata yang menderita kanker paru sebanyak 51,7% ± 6,87 tahun dengan rentang usia 40-50 tahun (56,0%). Penelitian Melindawati 2009 dengan kelompok usia 40-60 tahun sebesar 38% dan Widyastuti 2004 dengan kelompok usia ≥ 40 tahun sebesar 92,1%.

Pada hasil penelitian ini, 59 responden 70,2% memiliki pengetahuan

(34)

kecil dan sel tidak kecil.Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa 84 responden 100,0% memiliki pengetahuan baik bahwa pengobatan kanker paru lebih baik jika diketahui pada tahap awal dan sebanyak 63 responden (75,0%) mempunyai pengetahuan sedang bahwa pencegahan kanker paru bisa dilakukan dengan tidak meorkok, berolah raga dan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.Pada soal terakhir peneliti mengamati dari sumber manakah mahasiswa dapat menjawab pertanyaan no 1 hingga 15 dengan benar dan sejumlah 48 responden (57,1%) menyatakan bahwa dari sumber tutorial,kuliah dan buku teksnya membuatkan seseorang individu dapat menjawabkan pertanyaan dengan baik dan benar dan sebanyak 22 (26,2%) orang menyatakan bahawa mereka

[image:34.595.98.548.394.505.2]

mendapatkan infonya dengan terbaca dari jurnal dan makalah dan 14 responden (16,7%) dari media elektronik.

Tabel 5.5. Distribusi Sumber Info Responden

Sumber info n (orang) %

Tutorial/buku teks 48 57.1

Jurnal/makalah 22 26.2

Media elektronik 14 16.7

Jumlah 84 100.0

Secara keseluruhan terlihat bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara satu individu ke individu yang lain. Perbedaan tingkat pengetahuan ini bisa saja terjadi karena cara penyampaian ataupun Bahasa yang digunakan dalam penyampaian informasi tersbut tidak dapar dimengerti oleh responden. Sehingga proses ‘Tahu’ tidak dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) dalam Alilia Amirah binti MD Kamaru Al-Amin (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat dikembangkan oleh manusia karena manusia memiliki Bahasa yang dapat mengerti untuk mengkomunikasikan informasi yang telah didapat. Sehingga jika informasi itu salah diterima, maka pengetahuan tidak akan

(35)
(36)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Responden mempunyai pengetahuan cukup baik sebanyak (100 % ) mengenai

bahaya merokok. Selain itu pengetahuan responden baik sebanyak (86,9%) dan sedang (13,9%) mengenai definisi kanker paru. Responden memiliki pengetahuan baik sebanyak (92,9%) dan sedang (7,10%) tentang faktor risiko kanker paru. Responden memiliki pengetahuan baik sebanyak (56,0%) dan sedang (44,0%) untuk diagnosis kanker paru. Turut ditemukan pengetahuan responden cukup baik sebanyak (100%) mengenai pengobatan kanker paru.

2. Menurut etnis, (38,1%) responden melayu memiliki tingkat pengetahuan baik dan pengetahuan sedang sebanyak (3,57%). Sementara responden Cina sebanyak (17,9%) memiliki pengetahuan baik mankala yang sedang sebanyak (2,38%). Untuk responden India sebanyak (11,9%) mempunyai pengetahuan baik dan sedang sebanyak (5,95%). Turut ditemukan pengetahuan baik sebanyak (15,5%) dan sedang sebnayak (4,76%) pada responden Batak. Dari penelitian ini tidak ditemukan pengetahuan kategori kurang.

3. Menurut dari sumber info responden sebanyak 48 orang (57,1%) memberitahu bahwa tutorial dan buku teks menyebabkan mereka untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan dengan benar dan baik. Selain itu 22 responden (26,2%) memilih jurnal dan makalah membantu mereka untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dari penelitian ini. Turut didapati sumber media elektronik juga membantu sebanyak 14 responden (16,7%) untuk menjawabkan pertanyaan penelitian yang

mengenai bahaya merokok dan penyakit kanker paru.

(37)

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti memiliki beberapa saran, yaitu:

1. Saran kepada instansi berkaitan

 Diharapkan pemerintah daerah seperti Dinas Kesehatan, Departemen

Agama dan instansi terkait lainya dapat merancang program yang dapat memberi pengetahuan dengan lebih mendalam kepada mahasiwa tentang bahaya merokok dan penyakit kanker paru.

 Diharapkan Dinas Pendidikan dapat memasukkan materi tentang merokok

dan penyakit kanker paru ke dalam kurikulum sekolah, supaya masyarakat dapat diberikan pendedahan mengenai bahaya merokok dan penyakit

kanker paru

 Diharapkan instansi yang berkait mengambil langkah untuk menghentikan

iklan-iklan merokok, dan meningkatkan iklan-iklan tentang bahaya merokok kepada kesehatan, dan mewujudkan iklan-iklan tentang penyakit kanker paru.

2. Saran kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

 Mengeluarkan peraturan bebas asap rokok sehingga di lingkungan FK

USU tidak ada yang boleh merokok lagi.

 Mengesa organisasi kemahasiswaan di FK USU supaya lebih sering dan

aktif merangkal mahasiswa untuk turut berperan serta dalam program hari tanpa tembakau, sehingga mahasiswa FK USU dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.

 Merancang suatu program setiap tahun dimana penyuluhan tentang bahaya

merokok dan kanker paru dapat diberikan kepada seluruh mahasiswa.

3. Saran kepada mahasiswa

 Diharapkan mahasiswa dapat mengikuti kampen-kampen tentang bahaya

(38)

 Mengesa mahasiswa untuk mengambil inisiatif bagi mendapat

pengetahuan dengan lebih mendalam tentang bahaya merokok dan penyakit kanker paru.

 Kepada mahasiswa yang merokok, supaya menghentikan kebiasaan yang

(39)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker Paru

2.1.1. Definisi Kanker Paru

Menurut WHO, kanker adalah istilah umum suatu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Menurut National Cancer Institute, kanker adalah istilah penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa control dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker paru ialah konsekuensi fenotip dari akumulasi perubahan genetik pada sel epitel

saluran nafas yang berakibat terjadinya proliferasi seluler yang tidak terkontrol.

2.1.2. Epidemiologi

Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering dikalangan laki-laki maupun perempuan. National cancer Institute melaporkan bahwa sekitar 61.4 % dari 100,000 kasus baru kanker paru terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan rata-rata 49.5% dari 100,000 meninggal akibat kanker paru.Kasus baru yang diestimasi pada tahun 2013 adalah sekitar 228,190 ( 13,7%) dengan kematian sebanyak 159,480 (27,5).

National Cancer Institute mengestimasikan kanker paru di Amerika Syarikat pada tahun 2014 seperti berikut:

1. Sekitar 224,210 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116,000 orang laki-laki dan 108,210 orang perempuan).

2. Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 159,260 kasus (86,930 pada laki-laki dan 72,330 pada perempuan), berkisar 27% dari kasus kematian karena kanker.

Variasi insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini terutama behubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di

(40)

ditemukan pasien kanker rawat inap 378 orang dengan perincian pada tahun 2004 terdapat 63 orang , pada tahun 2005 sekitar 80 orang, pada tahun 2006 sebanyak 68 orang dan pada tahun 2007 sebanyak 70 orang dan pada tahun 2008 sebanyak 89 orang.

2.1.3. Etiologi dan Faktor Resiko

Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan kanker paru. Antaranya ialah:

a. Merokok

Insidensi kanker paru-paru sangat berkorelasi dengan faktor merokok. Sekitar 90% kanker paru terjadi akibat daripada penggunaan tembakau.Risiko kanker

paru pada perokok dipengaruhi oleh usia seseorang individu mulai merokok, jumlah batang rokok dihisap dalam setiap hari, lamanya kebiasaan rokok dan lamanya berhenti merokok. (Melissa Stoppler, 2013).

b. Perokok Pasif

Perokok pasif, atau menghirup asap tembakau yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup merupakan faktor risiko terjadinya pengembangan kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahawa pada orang- orang yang tidak merokok yang tinggal dengan perokok atau berdekatan dengan perokok memiliki risiko terjadi kanker paru sekitar 24% (Melissa Stoppler 2013). c. Jenis Kelamin

Sebagian besar kanker paru mengenai laki-laki (65%) dengan risiko 1:13 dan pada perempuan 1:20. Perbandingan laki-laki terhadap perempuan adalah 4:1. Pada suatu penelitian yang dilakukan di RSUPH. Adam Malik Medan diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, pada kasus kanker paru ditemukan lebih banyak jenis kelamin laki-laki sebanyak 73.3% daripada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 26,7%.

d. Paparan Zat Karsinogen pada Pekerja

(41)

• Pekerja yang terpajan dengan debu yang mengandung radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, vinil klorida dan gas mustard. (Amin, 2009)

e. Diet

Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru.

The International Agency for Research on Cancer (IARC) menentukan bahwa cat juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker terutama kanker paru di samping kanker esophagus, abdomen dan kandung kencing. Cat jenis tertentu diduga mengandung beberapa zat yang bersifat karsinogenik. Beberapa bahan dalam cat yang dapat menyebabkan kanker paru antara lain timah, kromium, molybdenum, asbestos, arsenik, titanium, dan mineral oil (polycylic aromatic hydrocarbon).

2.1.4. Klasifikasi Kanker Paru

Diantara beberapa klasifikasi karsinoma paru, yang paling banyak diterima adalah klasifikasi WHO tahun 1999 (table 2). Berdasarkan klasifikasi ini, terdapat empat jenis histologi karsinoma paru yaitu adenokarsinoma, karsinoma epidermoid (karsinoma sel skuamosa), karsinoma sel besar dan karsinoma sel kecil. Keempat tipe ini merupakan 95% dari keseluruhan kanker paru. Di luar keempat tipe tersebut, ditemukan beberapa sub tipe yang lain, tetapi sebagian

besar diantaranya tidak bernilai klinis maupun radiologis yang siknifikan. Karsinoma paru yang terdiri lebih dari 1 tipe histopatologis diklasifikasikan sebagai tumor campuran.

Tabel 2.1: Klasifikasi histologi kanker paru menurut WHO tahun 1999

1. Squamous Carcinoma (epidermoid carcinoma)

2. Small Cell Carcinoma

3. Adenocarcinoma

4. Large Cell Carcinoma

(42)

6. Carcinoma with pleomorphic sarcomatoid atau sarcomatous elements

7. Carcinoid Tumor

8. Salivary Gland type Carcinoma

9. Unclassified Carcinoma

(World Health Organization, 1999 • Karsinoma Epidermoid

Angka kejadian karsinoma epidermoid sekitar 30% dari kasus kanker paru. Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia atau dysplasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Gambaran mikroskopisnya ditandai adanya keratinisasi disertai pembentukan ‘bridge’ intraselular yang prominent.

• Adenokarsinoma

Menempati sekitar 35-40% kanker paru.Khas dengan bentuk formasi glandular dan kecenderungan kearah pembentukan konfigurasi papilari. Biasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan paru (scar). Dengan penanda tumor CEA (Carcinoma Embrionic Antigen) karsinoma ini bias

dibedakan dari mesothelioma. • Karsinoma Sel Besar

Ini suatu subtype yang gambaran histologisnya dibuat secara ekslusi.Dia termasuk NSCLC tapi tak ada gambaran diferensiasi skuamosa atau glandular, sel bersifat anaplastic, tak berdiferensiasi, biasamya disertai oleh infiltrasi sel netrofil.

• Karsinoma Sel Kecil (SCLC)

Karsinoma sel kecil terjadi 15% dari semua jenis kanker paru, kanker ini cukup agresif, frekuensinya berhubungan dengan jarak metastasis dan mempunyai

prognosis yang buruk pada semua kanker paru primer. Gambaran histologinya yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin yang sedikit sekali tanpa nukleoli. Sel-sel yang

(43)

2.1.5. Stadium Kanker Paru

Pembagian stadium kanker dibuat menggunakan system TNM oleh The International System for Staging Luncg Cancer, serta diterima oleh The American Joint Committee on Cancer (AJCC) dan The Union International Contrele Cancer

[image:43.595.113.542.276.541.2]

(UICC), membuat klasifikasi kanker paru pda tahun 1973 dan kemudian direvisi 1986 dan terakhir pada tahun 1997.

Tabel 2.2 pembagian Stadium Kanker

STADIUM TNM

Karsinoma in situ Tx, N0, M0

Stadium 0 Tis, N0, M0

Stadium IA T1, N0, M0

Stadium IB T2, N0, M0

Stadium IIA T1, N1, M0

Stadium IIB T2, N1, M0

Stadium IIIA T3, N1, M0

T1-3, N2, M0

Stadium IIIB T berapa pun, N3, M0

T4, N berapa pun, M0

Stadium IV T berapa pun, N berapa pun,

Keterangan:

Tx : tumor terbukti ganas didapat dari secret bronkopulmoner, tapi tidak terlihat secara bronkoskopis dan radiologis

Tis : karsinoma in situ

T0 : tidak terbukti adanya tumor primer T1 : tumor, diameter ≤ 3 cm

T2 : tumor, diameter > 3 cm

(44)

T4 : tumor ukuran apapun invasi ke mediastinum atau terdapat efusi pleura malignan.

N0 : tidak ada kelenjar getah bening (KGB) terlibat

N1 : metastasis KGB bronkopulmoner atau ipsilateral hilus N2 : metastasis KGB mediastinal atas sub karina

N3 : metastasis KGB mediastinal kontra lateral atau hilus atau KGB skalenues atau supraklavikula

M0 : tidak ada metastasis jinak M1 : metastasis jinak pada organ (Amin, 2009)

2.1.6. Diagnosis Kanker Paru a. Deteksi Dini Kanker paru

Diagnosis klinis karsinoma paru harus berdasarkan analisa gabungan dari manifestasi klinis dan hasil berbagai teknik pencitraan, tapi diagnosis pasti terakhir harus diambil dari bukti sitologi atau histopatologi. Anamnesis dan pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan lengkap, pada pasien kanker paru terdapat gejala- gejala klinis, beberapa faktor yang perlu diperhatikan.

b. Prosedur Diagnostik

1) Foto Rontgen Dada secara Posterior-Anterior dan Lateral pemeriksaan sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Studi dari Mayo Clinic USA, menemukan 61% tumor paru terdeteksi dalam pemeriksaan rutin dengan foto rontgen dada biasa.

2) Pemeriksaan Computed Tomography dan Magnetic Resonance Imaging

(45)

Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) tidak rutin dikerjakan, karena ia hanya terbatas untuk menilai kelainan tumor yang menginvasi ke dalam vertebra, medulla spinal, dan mediastinum.Keunggulan MRI dibandingkan CT Scan adalah lebih mudah membedakan antara tumor padat dan pembuluh darah, dan dapat menampilkan trakeobronkus serta pembuluh darah yang tertekan, bergeser, dan terobstruksi, namun dalam memeriksa nodul kecil dalam paru tidak sebaik CT Scan.

c. Pemeriksaan Sitologi

Pemeriksaan sitologi sputum dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan seperti batuk.Pemeriksaan ini merupakan salah satu metode terpenting dalam

diagnosis kanker paru, suatu metode diagnosis sederhana non invasif.Pada kanker paru yang letaknya sentral, pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil positif sampai 67-85% pada karsinoma sel skuamosa. Untuk mendapatkan sel tumor in situ juga hanya bisa dengan pemeriksaan sitologi sputum dengan bantuan bronkoskopi. Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostik kanker paru dapat dilakukan pada cairan pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal, supraklavikula, bilasan dan sikatan bronkus pada bronkoskopis.

d. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi adalah standar emas diagnosis kanker paru, untuk mendapatkan spesimennya dengan cara biopsi melalui:

1) Bronkoskopi. Modifikasi dari bronkoskopi serat optik dapat langsung melihat lesi di saluran trakeobronkial, juga dapat menjepit dan menyikat yang bertujuan mendapatkan jaringan untuk diagnosis histopatologi dengan langsung, berupa: trans bronchial lung biopsy (TBLB), fluorescence ronchoscopy, ultrasound bronchoscopy, trans-bronchial needle-aspiration (TBNA). Hasil positif dengan bronkoskopi ini dapat mencapai 95% untuk tumor yang letaknya sentral dan 70-80% untuk tumor letaknya perifer.

2) Trans Torakal Biopsi (TTB)

(46)

3) Torakoskopi

Indikasi utama melakukan torakoskopi adalah: kelainan pleura, efusi pleura malignan, lesi difus pleura, dll. Biopsi tumor di daerah pleura dengan cara Video Assisted Thorachoscopy memiliki sensitivitas dan spesifisitas hingga 100%. 4) Mediastinoskopi

Mediastinoskopi adalah suatu cara diagnosis melalui suatu lubang artifisial di celah depan trakea dimasukkan medistinoskop untuk melihat kelainan sekitar trakea, sekaligus melakukan biopsi. Pemeriksaan ini sangat berguna dalam memastikan ada tidaknya metastasis kelenjar limfe mediastinum pada kanker

paru. Lebih dari 20% kanker paru bermetastasis ke mediastinum, terutama Small Cell Ca dan Large Cell Ca. Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat dapat melakukan pemeriksaan mediastinoskopi dengan hasil nilai positif 40%.

5) Torakotomi

Torakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan jika berbagai prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor. (Amin, 2009)

2.1.7. Tatalaksana

Pengobatan kanker paru adalah multi-modaliti terapi. Pemilihan terapi bukan hanya diharapkan pada jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga pada kondisi medis seperti fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit dan ekonomi penderita juga.

• Pembedahan

Terapi bedah dilakukan untuk membuang lobus paru tempat yang ditemukan tumor, dan juga membuang semua kelenjar getah bening mediastinal supaya tidak terjadinya penyebaran kanker yang lanjut.

(47)

Terapi ini menggunakan tenaga X-ray yang tinggi atau tenaga radiasi yang lain untuk membunuh sel kanker. Radioterapi dapat diberikan secara tunggal atau gabungan den kemoterapi. Fungsi radioterapi ialah untuk mengecilkan tumor jika diberikan secara sebagai terapi tunggal.

• Kemoterapi

Kemoterapi merupakan salah satu cara memberi obat anti kanker pada pasien melalui infus. Biasanya pada kemoterapi diberikan lebih dari satu jenis obat anti kanker, tujuanya agar lebih banyak sel kanker dapat dibunuh dengan jalur yang berbeda. Terdapat beberapa syarat untuk pemberian kemoterapi antara lain ialah kondisi umum harus dalam keadaan baik, pasien masih dapat melakukan aktivitas sendiri, fungsi hati, fungsi ginjal dan fungsi hemostatik juga harus baik. (Jett, Schild, Keith, Kesler, 2007)

[image:47.595.113.520.427.515.2]

2.1.8. Bagaimana Rokok Menyebabkan Kanker Paru

Gambar 2.1. Skema Bahan Kimia Rokok Menyebabkan Terjadinya Kanker Paru. Menurut Hecht (2003) dalam Ibrahim (2007), skema ini menggambarkan peran utama perubahan DNA dalam proses karsinogenesis. Dalam skema ini, nikotin

(48)

yang cenderung menjadi mutasi permanen dalam urutan DNA. Sel-sel dengan DNA rusak atau bermutasi dapat dilisiskan dengan proses apoptosis. Jika mutasi terjadi pada bagian utama dalam gen-gen yang krusial, seperti RAS atau MYC

onkogen atau TP53 atau CDKN2A tumor supresor gen, hanya dapat terjadi kehilangan kontrol regulasi pertumbuhan sel-sel normal dan terjadi pertumbuhan tumor. Nikotin dan karsinogen dapat juga berikatan secara langsung dengan reseptor beberapa sel, selanjutnya mengaktivasi protein kinase B (AKT), protein kinase A (PKA) dan faktor-faktor lain. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan proses apoptosis, peningkatan angiogenesis, dan peningkatan transformasi sel. Bahan isi tembakau juga berisi promotor tumor dan

kokarsinogen, yang dapat mengaktifkan proses karsinogenesis. 2.2. Rokok

2.2.1. Sejarah Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 100mm dengan diameter sekitar 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Tembakau (Tobacco) adalah sejenis tanaman herbal yang berasal dari Amerika Utara dan Amerika Selatan. Ajaran- ajaran kepercayaan mereka ada kaitanya dengan tumbuhan tembakau , dimana pada waktu itu asap tembakau dipercaya dapat memberi perlindungan dari makhluk halus yang sangat jahat. Christopher Columbus pada waktu itu melintasi laut Atlantik untuk pertama kalinya pada tahun 1942. Orang-orang asli Amerika bermukim di New World telah memberi hadiah daun Tembakau dan seabad setelah itu, merokok telah menjadi trend social.

(49)

2.2.2 Jenis-Jenis Rokok

Rokok dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.

Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

• Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung. • Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. • Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

• Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan isi.

• Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau

yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

• Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

• Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya.

• Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

• Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya

(50)

Rokok berdasarkan penggunaan filter.

• Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. • Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak

terdapat gabus.

2.2.3. Kandungan Rokok

• Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.

• Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan

kimia di antaranya bersifat karsinogenik.

• Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.

• Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.

• Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.

• Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal

sebagai metil alkohol.

• Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan

Hidro karbon alkuna yang paling sederhana.

• Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam

kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

• Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk

mengawetkan mayat.

• Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk

membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.

• Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.

(51)

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010).

2.3.2. Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatus (Notoatmodjo. 2010.halaman. 27). Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya (Notoatmodjo. 2007.halaman 140-141).

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mnginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut (Notoatmodjo. 2010.halaman 27-28).

c. Aplikasi (aplication)

(52)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut (Notoatmodjo.2010.halaman. 28).

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada (Notoatmodjo. 2010 .halaman. 28).

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri. (Notoatmodjo. 2010halaman 29).

2.3.3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan teknik wawancara ataupun dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian ataupun responden (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Pratamo (1990) dan Akhbar (2011), pengetahuan responden dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu: Baik, Sedang, dan Kurang dengan perincian nilai sebagai berikut :

(53)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman yang moden ini rokok bukanlah lagi suatu benda asing. Bagi yang hidup dikota atau desa, umumnya sudah mengenal rokok.Bahkan bagi sebagian orang, rokok menjadi salah satu kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan seharian. Angka masyarakat terutama di kalangan mahasiswa, sikap merokok semakin hari semakin meningkat.

Menurut sejarah, masyarakat yang pertama kali merokok adalah suku Indian di Amerikan, dimana merokok itu adalah salah satu kepercayaan ritual

yaitu memuja dewa atau roh. Pada abad ke-16, apabila bangsa Eropa menemukan benua Amerika, maka sebagian dari penjelajah tersebut mencoba untuk menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Negara Eropa,tetapi orang Eropah mula menghisap semata-mata untuk kesenangan diri malah orang Amerika menghisap rokok untuk keperluan ritual.Pada abad ke-17,pedagang Spanyol masuk ke Turki.Saat itu mulailah kebiasaan merokok ke negera Negara Islam. (Jaya, 2009)

Menurut kajian global,didapati lebih kurang 1.1 billion individu yang merokok di seluruh dunia dengan presentase paling tinggi di negara yang berkembang,yaitu sebanyak 80%. Di negera maju didapati presentase pria yang merokok hampir sama dengan wanita yang merokok yaitu sebanyak 37% pria dan 21% wanita.Di negera yang berkembang pula presentase pria yang merokok dengan wanita merokok jauh beda dengan presentase pria menunjukan yang tertinggi yaitu 49% dan wanita pula hanya 8%.

(54)

akhir abad ke-21, rokok mampu membunuh satu miliar orang. (Journal of The National Cancer Institute)

Merokok merupakan salah satu faktor resiko yang berbahaya untuk mengalami pelbagai jenis penyakit seperti kanker penyakit paru,penyakit kardiovaskuler dan lain-lain. Penyakit yang paling sering terjadi akibat merokok ialah kanker paru. Penyakit ini lebih menyerang pada individu umur lebih daripada 30 tahun. Menurut kajian global ternyata sekitar 71% individu mati akibat kanker paru yang disebabkan oleh merokok.

Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan,

terutamanya asap rokok (Kumar & Clark, 2008). Menurut World Health Origanization kanker paru merupakan salah kanker paling utama dan mencatat kematian sebanyak 1,59 juta pada tahun 2012.(WHO,2014)

Terdapat dua jenis kanker paru yang dapat diklasifikasikan yaitu karsinoma bronkogenik dan karsinoma alveolar. Karsinoma bronkogenik merupakan jenis keganasan paru yang sering dijumpai.Ia merupakan kanker paru yang berasal dari bronki, yaitu saluran udara besar yang memasuki paru. Kanker bronkogenik mempunyai tipe tipe yang terbahagi kepada karsinoma paru sel skuamosa, adenokarsinoma paru, karsinoma paru anaplastik sel besar, karsinoma paru anaplastic sel kecil.Karsinoma alveolar merupakan karsinoma paru primer tipe yang lain. Berbeda dengan neoplasma bronkogenik,tumor ini lebih banyak terdapat di alveolus dibandingkan dengan di bronkus.(Djojodibroto 2009)

Antara gejala yang biasa terjadi pada pesakit kanker paru ialah batuk dengan atau tanpa dahak yang berterus-terusan, batuk dahak berdarah atau dahak yang berubah warna, sesak napas, sakit dada, sakit kepala, nafsu makan hilang, berat badan menurun tanpa sebab, suara serak dan benjolan di pangkal muka atau leher.(Rusch, 2008).

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur, fungsi saluran napas dan serta jaringan paru-paru dan ini karena rokok mengandungi zat-zat karsinogen atau dikenali sebagai zat pemicu kanker, seperti vinyl chloride benzo (a) pyrenes,

(55)

paparan terhadap zat karsinogen, oleh itu resiko mengalami kanker paru akan meningkat.Jadi penyebab utama berlakunya kanker paru adalah disebabkan oleh kebiasaan merokok. (Aula, 2010).

Karena masih tingginya angka perokok dan kejadian penyakit kanker paru di negara Indonesia,maka peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan tahun ajaran 2011/2012 tentang bahaya merokok dan kanker paru.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas

Sumatera Utara tahun ajaran 2011/2012 terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2011/2012 terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2011/2012 tentang bahaya merokok.

2. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2011/2012 tentang definisi penyakit kanker paru

(56)

4. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2011/2012 tentang diagnosis penyakit kanker paru.

5. Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun ajaran 2011/2012 tentang pengobatan penyakit kanker paru.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Mahasiswa-Mahasiswi

Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa-mahasiswi

Untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok dan penyakit kanker paru.

1.4.2. Bagi Tempat Penelitian

Pihak universitas dapat mengetahui seberapa jauh kemajuan pengetahuan Mahasiswa tentang bahaya merokok dan penyakit kanker paru.

1.4.3. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama ini, serta menambah Pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian selanjutnya.

1.4.4. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan referensi bagi yang memerlukan dan sebagai sumber data untuk penelitian selanjutnya.

(57)

ABSTRAK

Angka masyarakat umum dan mahasiswa yang merokok semakin meningkat setiap hari. Indonesia merupakan antara negara yang mempunyai jumlah perokok yang tertinggi, dan mencatat tempat ketiga tertinggi selepas negara Cina dan India. Merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya, bukan sahaja pada perokok itu sendiri, tetapi juga pada orang disekitarnya (perokok pasif). Kebiasaan merokok merupakan faktor resiko mengalami pelbagai jenis penyakit, terutamanya kanker paru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera uatara tahun ajaran 2011/2012 terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang mengandungi 15 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan terhadap bahaya merokok dan kanker paru. Dengan jumlah sampel sebanyak 84 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 70 responden (83,3%) mempunyai tingkat pengetahuan baik, 14 responden (14,7%) mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan tidak ditemukan tingkat penegetahuan kurang.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera utara tahun ajaran 2011/2012 terhadap bahaya merokok dan kanker paru mayoritas berada pada kategori baik.

Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Bahaya Merokok, Kanker paru

(58)

ABSTRACT

The number of students and people in the community who smokes are increasing. Indonesia is one of the countries with the highest number of smokers, recording the third highest place after China and India. Smoking is a dangerous habit, not only to the smoker but also to the people around them (passive smoker). Smoking is a risk factor of developing many diseases, mainly lung cancer.

The aim of this study is to measure the level of knowledge of the students at university of north sumatera badge 2011/2012 regarding the danger of smoking and lung cancer. This study is a descriptive study, which used a cross sectional study design. Sample collection was done with the help of questionnaires that contained 15 questions regarding the knowledge of lung cancer and the dangers of smoking. With 84 samples, the result of this study showed that as many as 70 respondents (83,3%) has good level of knowledge, 14 respondents (14,7%) has medium level of knowledge, and there is no respondent found with low level of knowledge. The conclusion of this study is that the level of knowledge of the students at university of north sumatera badge 2011/2012 regarding the danger of smoking and lung cancer majority is at a good category.

(59)

PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012 TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN PENYAKIT KANKER PARU

Oleh:

ARCHANA D/O ASOKAN

110100451

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(60)

PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012 TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN PENYAKIT KANKER PARU

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

Sarjana Kedokteran

Oleh:

ARCHANA D/O ASOKAN

110100451

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(61)
(62)
(63)

ABSTRAK

Angka masyarakat umum dan mahasiswa yang merokok semakin meningkat setiap hari. Indonesia merupakan antara negara yang mempunyai jumlah perokok yang tertinggi, dan mencatat tempat ketiga tertinggi selepas negara Cina dan India. Merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya, bukan sahaja pada perokok itu sendiri, tetapi juga pada orang disekitarnya (perokok pasif). Kebiasaan merokok merupakan faktor resiko mengalami pelbagai jenis penyakit, terutamanya kanker paru.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera uatara tahun ajaran 2011/2012 terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang mengandungi 15 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan terhadap bahaya merokok dan kanker paru. Dengan jumlah sampel sebanyak 84 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 70 responden (83,3%) mempunyai tingkat pengetahuan baik, 14 responden (14,7%) mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan tidak ditemukan tingkat penegetahuan kurang.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran universitas sumatera utara tahun ajaran 2011/2012 terhadap bahaya merokok dan kanker paru mayoritas berada pada kategori baik.

Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Bahaya Merokok, Kanker paru

(64)

ABSTRACT

The number of students and people in the community who smokes are increasing. Indonesia is one of the countries with the highest number of smokers, recording the third highest place after China and India. Smoking is a dangerous habit, not only to the smoker but also to the people around them (passive smoker). Smoking is a risk factor of developing many diseases, mainly lung cancer.

The aim of this study is to measure the level of knowledge of the students at university of north sumatera badge 2011/2012 regarding the danger of smoking and lung cancer. This study is a descriptive study, which used a cross sectional study design. Sample collection was done with the help of questionnaires that contained 15 questions regarding the knowledge of lung cancer and the dangers of smoking. With 84 samples, the result of this study showed that as many as 70 respondents (83,3%) has good level of knowledge, 14 respondents (14,7%) has medium level of knowledge, and there is no respondent found with low level of knowledge. The conclusion of this study is that the level of knowledge of the students at university of north sumatera badge 2011/2012 regarding the danger of smoking and lung cancer majority is at a good category.

(65)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan karena telah memberikan kekuatan untuk menyelesaikan penelitian ini yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan dokter dan memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian ini adalah ‘Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Tahun Ajaran 2011/2012 terhadap Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru’. Dalam

Gambar

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas bagi kuesioner
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.3. Distribusi Jawaban dan Tingkat Pengetahuan Responden
Tabel 5.4. Distribusi Responden berdasarkan Suku Kaum terhadap Tingkat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Pekerjaan Gali Waled Dan Pembersihan Saluran DI Asinan Ds Kadibolo Cs..

Peserta Pengadaan yang berbadan usaha harus memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang diterbitkan oleh Pemerintah Kab / Kota tempat domisili peserta

[r]

Kegiatan Pendampingan Wismp Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi Partisipatif Di Kaligawe.

No JENIS KEGIATAN BESARNYA SUMBER DANA PAKET PEKERJAAN/PENGADAAN LOKASI ANGGARAN1. Soekano Hatta Desa Purwokerto Kec, Brangsong

Kegiatan Pendampingan Wismp Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi Partisipatif Di Talang.

Peserta Pengadaan yang berbadan usaha harus memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang diterbitkan oleh Pemerintah Kab / Kota tempat domisili peserta

Beliau mengurutkan ciri-ciri pengalaman tersebut sebagai suatu pandangan yang tidak terlukiskan, yaitu pengalaman yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata;