BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, buku suplemen ini layak untuk digunakan. Hal ini nampak pada validasi yang telah dilakukan pada pakar sebesar 3,85. Validasi guru SD kelas II sebesar 4,6. Validasi subjek uji coba sebesar 4,07. Hasil rata-rata seluruh validasi yaitu 4,17 dengan kategori “Baik”.
Proses pembuatan produk ini diawali dengan analisis kebutuhan. Proses ini sesuai dengan langkah pertama pengembangan dari Dick and Carey (Setyosari, 2013: 230). Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru kelas II SD di SD N Nglahar dan SD Puluhan. Hasil wawancara menyebutkan bahwa masih ada siswa di kedua sekolah yang kurang mampu menguasai keterampilan membaca dan menulis. Hasil wawancara juga
menyebutkan bahwa guru membutuhkan buku bahan ajar untuk mengembangkan keterampilan membaca dan menulis pada siswa.
Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan terbatas pada wawancara kepada guru saja. Peneliti menyarankan bila ada penelitian selanjutnya tentang pengembangan buku suplemen, sebaiknya analisis kebutuhan dengan wawancara juga dilakukan kepada siswa. Hal tersebut agar peneliti selanjutnya dapat mengetahui kebutuhan siswa secara langsung. Sehingga dapat mengembangkan produk yang lebih tepat sesuai dengan analisis kebutuhan.
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan modifikasi dari langkah pengembangan bahan ajar Dick & Carey dan penelitian pengembangan Borg & Gall. Modifikasi yang telah dibuat tersebut menghasilkan tujuh langkah penelitian. Ketujuh langkah penelitian merupakan langkah penelitian dari Borg & Gall yang disesuaikan dengan langkah Dick & Carey sehingga dapat digunakan secara bersama-sama untuk mengembangkan produk.
Penggunaan kedua langkah pengembangan tersebut membantu peneliti dalam mengembangkan produk. Langkah-langkah yang sudah dibuat memudahkan peneliti dalam melakukan tahap pengembangan yang harus dilakukan. Dengan demikian, tahap pengembangan yang dilalui menjadi lebih terstruktur dan jelas.
Penyusunan buku suplemen diawali dengan komparasi SK-KD kurikulum 2004 dan kurikulum 2006. Penggunaan kurikulum tersebut karena keduanya sama-sama menekankan keterampilan membaca dan menulis pada siswa kelas I dan kelas II. Hal tersebut seperti yang dijelaskan Widyastono (2014) bahwa
penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan (Widyastono, 2014: 74).
Buku suplemen sebagai produk penelitian dikembangkan dengan spesifikasi yang disesuaikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Buku suplemen dikembangkan dengan metode yang beragam (Karli, 2010: 62-84). Metode yang dilakukan ini perlu memperhatikan beberapa karakteristik agar dapat dikatakan baik. Beberapa karakteristik itu adalah sesuai dengan perkembangan bahasa anak. Artinya sesuai dengan usia dan perkembangannya yaitu usia 7-11 tahun yang menurut Piaget masuk pada tahap operasional konkret (Salkind, 2009: 336). Kontesktual dengan anak artinya sesuai dengan lingkungan anak. Buku suplemen menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Desain produk awal yang sudah selesai kemudian divalidasi kepada dua pakar Bahasa Indonesia dan dua guru kelas II SD. Hasil validasi pakar adalah 3,85
dengan kategori “baik”, sedangkan hasil validasi dari guru adalah 4,6 dengan kategori “sangat baik”. Melalui validasi, peneliti memperoleh masukan untuk tujuan penyusunan buku suplemen yang menjadi lebih baik dan menarik bagi siswa kelas II SD. Secara umum keempat validator tersebut berkomentar mengenai alokasi waktu dan penambahan kegiatan yang lebih variatif. Validator mengatakan produk tersebut sudah dapat diuji dan layak digunakan tetapi perlu dilakukan revisi terlebih dahulu.
Setelah produk berupa buku suplemen ini selesai divalidasi dan direvisi maka dilakukan uji coba lapangan. Pada tahap uji coba lapangan ini siswa diminta mengerjakan buku suplemen tersebut. setelah mengerjakan buku suplemen
tersebut, siswa diminta mengisi kuesioner untuk menilai produk tersebut. Pada tahap ini peneliti tidak melakukan observasi pada siswa yang sedang mengerjakan. Bila ada penelitian lanjutan, sebaiknya pada tahap uji coba lapangan ini peneliti selanjutnya melakukan obsevasi. Hal tersebut perlu dilakukan agar peneliti mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan buku suplemen yang telah dikembangkan. Dengan mengetahui kesulitan yang dialami siswa, peneliti dapat menambahkan perbaikan buku suplemen yang dapat mengatasi kesulitan tersebut.
Hasil penelitian pengembangan menunjukkan bahwa buku suplemen yang dikembangkan mendapat respon positif dari guru dan siswa. Hal ini terlihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh pakar, guru kelas II SD, dan siswa sebagai subjek uji coba. Validasi ini dapat dilihat dari indikator (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) language content/isi kebahasaan, (4) language skill/keterampilan, dan (5) metodologi (Cunningsworth, 1995: 2-6).
BAB V PENUTUP
Bab ini memaparkan (1) kesimpulan, (2) keterbatasan penelitian dan (3) saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
5.1.1 Buku suplemen dikembangkan dengan hasil modifikasi model pengembangan Dick& Carey dan prosedur penelitian R&D Borg & Gall. Pengembangan tersebut meliputi tujuh langkah pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk.
5.1.2 Kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1 menurut pakar sebesar 3,85 dengan kategori “Baik”, guru kelas II SD
sebesar 4,6 dengan kategori “Sangat Baik” dan menurut subjek uji coba sebesar 4,07 dengan kategori “Baik”. Kualitas buku setelah dilakukan rata- rata dari validasi pakar, guru kelas II SD dan uji coba lapangan didapatkan
hasil 4,17 dengan predikat “Baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) language content/isi kebahasaan, (4) language skill/keterampilan, dan (5) metodologi.
5.2 Keterbatasan Pengembangan
Produk yang dikembangkan ini mempunyai beberapa keterbatasan di antaranya dipaparkan sebagai berikut.
5.2.1 Langkah-langkah penelitian pengembangan Borg and Gall hanya berhenti pada langkah ketujuh. Hal ini dikarenakan kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian sampai langkah kesepuluh. 5.2.2 Analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan wawancara pada guru kelas II
sehingga data yang didapat terbatas.
5.2.3 Pelaksanaan uji coba lapangan dipadatkan karena pihak sekolah membatasi waktu untuk penelitian.
5.3 Saran
Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan produk buku suplemen keterampilan membaca dan menulis muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
5.3.1 Langkah-langkah penelitian pengembangan Borg and Gall sebaiknya dilakukan sampai pada langkah kesepuluh. Hal ini agar produk yang dikembangkan mendapatkan hasil yang lebih baik.
5.3.2 Analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan juga kepada siswa untuk memperoleh data yang lebih lengkap.
5.3.3 Pelaksanaan uji coba lapangan dilakukan sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan agar produk yang dikembangkan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2009. Evaluasi pembelajaran prinsip, teknik, prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Collins. (2003). Concise dictionary & thesaurus. Glasglow: HarperCollins. Crain, W. (2007). Teori perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cunningsworth, A. (1995). Choosing your coursebook. Cambridge: Cambridge University Press.
Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. (2001). Membaca dan menulis permulaan SD. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2009). Membaca dan menulis permulaan. Jakarta: Depdiknas.
Haryanto. (2009). Upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis
permulaan dengan media gambar.Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta:
UNS. Diunduh dari https://eprints.uns.ac.id
Jihad, A., Haris, A. (2012). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Karli, H. (2010). Membaca dan menulis untuk anak usia dini melalui kreativitas
dan permainan yang menyenangkan. Jurnal Pendidikan Penabur no.
15(62-84. Diunduh dari
https://forumpendidikankristen.files.wordpress.com.
KBBI.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Surabaya: Reality Publisher. Kompasiana. (2013). Indonesia peringkat 64 dari 65 negara tapi paling bahagia
di dunia. Diunduh dari
http://www.kompasiana.com/www.febrialdiali.blogspot.com/ siswa-indo nesia-peringkat-64-dari-65-negara-tapi-paling-bahagia-di-dunia
Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai
pengembangan profesi guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Kuntarto, N.M. (2007). Cermat dalam berbahasa teliti dalam berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kurniasari. (2015). Pengembangan buku suplemen IPA terpadu dengan tema pendengaran kelas VIII . Unnes Science Education Journal. Diunduh dari: http://journal.unnes.ac.id/sju/ index.php/usej.
Misdar. (2013). Meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui media
Muslich, M. (2009). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ngalimun & Alfulaila, N. (2014). Pembelajaran keterampilan berbahasa
indonesia. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Nuryanti. (2014). Pengembangan suplemen buku siswa menggunakan mind mapping berbasis scientific approach. Jurnal Ilmu Pendidikan.Diunduh dari: jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPF/article/view/8133
Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik tinjauan teoritis dan
praktik. Jakarta: Kencana.
Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa Media. Selfiardy, S. (2013). Pengembangan buku suplemen bahan ajar mata pelajaran
geografi topik bahasan hidrosfer untuk kelas X SMA.Jurnal Ilmu
Pendidikan. Diunduh dari: karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/34955
Setyosari, P. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana.
Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana.
Siregar, S. (2010). Statistika deskriptif untuk penelitian dilengkapi perhitungan
manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumardi. (2011). Pemanfaatan “SMS” sebagai media pengajaran membaca dan menulis permulaan di kelas rendah.Jurnal Penelitian Pendidikan. Diunduh dari: http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/edition/25/vol.-12-no.-1-- april-2011
Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (1987). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (1988). Pengajaran pemerolehan bahasa. Bandung: Angkasa. Widoyoko, E.P. (2009). Evaluasi program pembelajaran panduan praktis bagi
pendidik dan calon pendidik. Yogykarta: Pustaka Pelajar.
Widyastono, H. (2013). Pengembangan kurikulum di era otonomi daerah dari
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN
No DaftarPertanyaanWawancara Rangkuman Hasil Wawancara 1 Berapa jumlah siswa kelas II saat ini?
Siswa SD N Nglahar berjumlah 11 siswa sedangkan siswa SD Puluhan berjumlah 18 siswa.
2
Apakah ada siswa kelas II yang kesulitan dalam membaca dan menulis permulaan?
Ada siswa kelas II yang kesulitan dalam membaca dan menulis permulaan.
3
Berapakah siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis permulaan?
Siswa yang kesulitan membaca di SD N Nglahar ada 2 sedangkan siswa di SD Puluhan ada 3 siswa.
4 Apakah kesulitan yang dialami siswa
tersebut?
Satu siswa di SD N Nglahar merasa malas jika bacaannya terlalu panjang. Satu siswa sudah tahu huruf tetapi belum bias menggabungkan atau mengeja huruf. Satu siswa di SD Puluhan sulit membedakan huruf b dan d. Satu siswa lagi mengalami kesulitan memahami cerita sedangkan yang lainnya masih harus mengeja dalam membaca.
Selain itu kesulitan siswa saat menulis yaitu masih sering kurang huruf dalam setiap kata tersebut.
5 Apakah siswa sudah bias menulis
huruf tegak bersambung?
Pada SD N Nglahar guru tersebut mengatakan sudah bias menulis tegak bersambung. Pada SD Puluhan setiap hari siswa ada latihan menulis tegak bersambung.
6 Berapakah KKM Bahasa Indonesia
di SD ini?
KKM SD N Nglahar yaitu 70. KKM SD Puluhan yaitu 75.
7
Apakah anak-anak mendapat pendampingan belajar membaca dan menulis di rumah?
Tidak ada pendampingan.
8
Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan sebuah buku untuk membantu siswa dalam melatih keterampilan membaca dan menulis permulaan?
Ya.
9 Buku seperti apa yang dibutuhkan?
Buku yang banyak latihan mengejanya.Buku yang banyak menyalinnya.